82. Kinan bertemu Olivia di MallArsen dan Andre menuju ke kantor. Mereka membicarakan kerjasama dan proyek yang akan mereka tangani tersebut. Saat ini Kinan mengajak baby twins bersama dengan suster Ira pergi ke mall. Mereka menghabiskan waktu bermain di dalam mall. Kinan terkejut saat bertatapan dengan Olivia sedang jalan dengan seorang laki-laki yang sudah berumur.“Wah aku nggak nyangka ya bisa ketemu sama kamu disini,” ucapnya pada Kinan.“Oh kamu Olivia aku kirain siapa. Ganti baru lagi!” ucap Kinan yang melihat Olivia bersama dengan laki-laki lain.“Maksud kamu apa! Nggak usah kepo sama urusan orang,” ujarnya pada Kinan.“Siapa yang kepo? Aku cuma nanya aja kok,” ucapnya pada Olivia.“Udah yuk Sus, kita belanja lagi,” ucap Kinan yang mengajak Suster Ira belanja.Mereka pergi meninggalkan Olivia bersama dengan sugar daddy nya. Olivia yang melihat Kinan merasa kesal dan dia mengepalkan tangan. Dia kesal pada Kinan yang menganggap remeh dirinya.“Awas saja kamu Kinan! Akan ku bala
Kehidupan Arsen dan Kinan saat ini sangatlah harmonis. Mereka saling percaya satu dan lainnya. Anak-anak mereka tumbuh dengan aktifnya. Tak terasa baby twins sudah masuk pada tahun pertamanya. Baby twins sudah genap berusia 1 tahun. “Wah nggak terasa ya bang baby twins sudah berumur 1 tahun,” ucap Kinan pada Suaminya.“Iya dek, nggak terasa mereka berdua sudah besar,” ucap Arsen yang membenarkan ucapan Kinan.“Dek,gimana kalau minggu depan kita liburan? Apa kamu mau kalau kita ajak baby twins liburan,” tanya Arsen pada sang istri.“Liburan? Memangnya abang mau ajak liburan kemana?” Tanya Kinan.“Terserah kamu maunya liburan kemana,” ucapnya pada Kinan.“Liburan kemana ya? Kalau ke Singapore gimana bang? Mau nggak kalau kita liburan ke Singapore?” Tanya Kinan.“Boleh sayang, ya udah nanti aku suruh Roy untuk urus semua yang diperlukan,” ujarnya pada sang istri.Kinan menganggukkan kepala, dia ikut apa yang diucapkan sang suami. Arsen pamit pada Kinan dia akan pergi ke kantor. Karena,
Satu minggu kemudian, Arsen dan keluarganya sudah siap akan berlibur ke Singapore. Suster Ira pun sudah pulang kampung sebelum Kinan pergi berlibur. Pagi ini Andre datang ke rumah Kinan.“Dek, kapan kamu mau liburan?” Tanya Andre pada Kinan.“Besok bang,” jawab Kinan.“Suster Ira udah pulang kampung ya dek?” Tanya Andre yang menanyakan Suster Ira.“Iya Suster Ira sudah pulang kampung, tumben abang tanya Suster Ira? Ada apa nih?” Tanya Kinan pada Andre.“Nggak ada apa-apa dek. Aku cuma tanya aja,” ucapnya pada Kinan.“Oh cuma nanya aja apa mau tau banget nih,” ledek Kinan pada Andre.“Udah ah aku mau pulang! Oh iya ini ada bingkisan dari mama,” ucapnya pada Kinan yang memberikan bingkisan pada Kinan.“Oke bilang Mama terima kasih ya,” Kinan mengucapkan terima kasih pada Andre.“Iya.”Andre langsung pergi meninggalkan rumah Kinan. Dia langsung menghidupkan mesin mobilnya. Sepanjang perjalanan dia masih memikirkan Ira. Dia merasa kehilangan sosok Ira.“Ah kenapa aku mikirin si Ira sih!
"Kenapa aku jadi kepo ya sama sosmednya bang Andre? Ah udahlah bang Andre nggak suka sama aku. Dia kan bilang mana mungkin dia suka sama baby sitter kayak aku gini,” ucapnya yang berbicara sendiri.“Ah sepertinya aku sudah gila ini. Masa aku suka sama orang kaya? Jangan mimpi Ira kamu itu hanya seorang pengasuh!” Ucap Ira yang berbicara sendiri.Ira pun melamun kembali. Tidak lama ibu Sri datang memanggil anaknya. Dia melihat anaknya masih melamun di teras rumah.“Ya Allah Gusti! Kamu dari pagi melamun terus. Dipanggil diam saja! Ayo makan dulu ibu sudah siapkan makan di atas meja,” ucapnya yang meminta anaknya untuk makan.“Iya bu sebentar lagi aku makan,” jawab Ira.“Ira dengerin ibu ya, anak gadis itu nggak boleh melamun. Pamali sayang,” ucap Bu Sri yang menasehati anaknya.“Iya bu.”Bu Sri kembali menuju ke dalam rumah. Tidak lama Ira berdiri dan masuk ke dalam rumah. Dia langsung menuju ke ruang makan. Disana sudah tersaji nasi dan lauk pauknya.“Duduk sini,” ujar Bu Sri.“Duduk
Setelah memikirkan perasaannya. Andre saat ini sedang mengendarai mobilnya menuju kampung halaman Ira. Dia sudah yakin dengan perasaannya pada Ira. Dia ingin mengatakan perasaannya pada sang gadis yang selama ini sudah membuatnya jatuh hati.“Semoga saja Ira mau menerima cintaku,” ucapnya yang saat ini sedang memegang sebuah kotak cincin untuk dia berikan pada Ira.“Ira semoga kamu juga cinta sama aku ya,” ucapnya lagi.Setelah bergumam sendiri, Andre melanjutkan kembali perjalanannya. Sepanjang perjalanan dia bersenandung gembira. Menuju kampung halaman Ira sendirian. Andre menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam lamanya barulah dia tiba di kampung halaman Ira. Karena, merasa bingung dia langsung bertanya pada orang yang lewat.“Permisi Pak, maaf saya mau bertanya apakah Bapak tau dimana rumahnya Ira anaknya Bu Sri?” Tanya Andre pada salah satu warga.“Oh anak mau ke rumah bu Sri ya? Kalau mau ke rumah bu Sri nanti kamu terus aja nanti kan ada gang nah kamu belok kanan nggak jauh dari
Saat ini Andre sedang duduk berhadapan dengan Ira. Dia grogi melihat Ira yang tampak kelihatan cantik secara natural. Tidak lama Pak Joko datang menghampiri mereka berdua.“Nama kamu siapa nak? Apa benar kamu Bos anak saya Ira?” Tanya Pak Joko pada Andre.“Nama saya Andre, Pak. Saya temannya Ira bukan Bosnya Pak,” jawab Andre pada Pak Joko.“Lantas kamu kesini ada keperluan apa?” Tanya Pak Joko.“Em saya kesini mau melamar Ira untuk menjadi istri saya,” ucapnya pada Pak Joko.Ira yang mendengar ucapan Andre merasa kaget. Dia tidak menyangka jika Andre datang kesini mau melamar dirinya. Pak Joko tersenyum menatap Andre, dan dia berkata pada Andre” Apakah kamu juga suka sama nak Andre?” Tanya Pak Joko pada Ira.Ira terdiam mendengar ucapan Bapaknya. Pak Joko heran melihat Ira yang kaget dan kebingungan. “Loh di tanya kok diam aja? Kamu kenapa kok Bapak tanya nggak jawab.”“I-itu Pak, aku bingung mau jawab apa,” ucap Ira.“Kenapa harus bingung? Kamu suka nggak sama nak Andre?” Tanya Bap
Andre saat ini masih berada di kampung halaman Ira. Dia masih ingin bersama dengan Ira di kampung, dan menikmati keindahan alam. Saat ini mereka sedang jalan-jalan mengelilingi pedesaan.“Pemandangannya masih sangat Asri ya dek,” ucapnya yang memanggil Ira.“Dek?” Ira kebingungan Andre menyebut nama dirinya dengan sebutan Dek.“Iya dek. Kamu kan sekarang calon istriku jadi aku harus biasakan diri memanggil nama dek,” ucap Andre yang menjelaskan pada Ira.“Baiklah kalau begitu nggak apa-apa bang,” ucapanya pada Andre.“Terima kasih sayang,” jawab Andre.Ira tersenyum mendengar Andre yang memanggil dirinya dengan sebutan sayang. Dia bahagia akhirnya, cintanya pada Andre terbalaskan. Dia nggak menyangka ternyata Andre mencintai dan menyayanginya.“Bang Bu Kinan dan keluarga kapan pulang dari Singapore?” Tanya Ira pada Andre.“Mungkin minggu depan mereka sudah tiba di rumah,” jawab Andre.“Memangnya kenapa kamu tanya Kinan dan keluarganya? Jangan bilang kamu mau rawat baby twins lagi? Aku
Andre saat ini akan pulang kembali ke Jakarta. Dia sudah menyiapkan semua yang akan dia bawa. Termasuk makanan keripik yang Ibu buat untuk oleh-oleh.“Terima kasih Pak, bu sudah baik padaku selama aku tinggal disini Bapak dan Ibu sudah menganggapku seperti anak ibu dan bapak,” ucap Andre yang berterima kasih pada Pak Joko dan Bu Sri.“Iya nak. Lain kali kalau ada waktu main kesini lagi ya,” ujar Ibu yang meminta Andre main kembali ke kampung halamannya.“Pasti aku akan datang kesini terus. Apalagi Bapak dan Ibu orang tua dari wanita yang aku cintai dan aku sayangi,” ucapnya pada kedua orang tua Ira.“Dengan senang hati kami akan menerima kamu nak,” ucap Ibu.Andre berpamitan pada kedua orang tuanya. Tidak lupa juga Andre memberikan ATM pada Ira. Namun, Ira menolaknya.“Ini kamu pegang ya dek,” ucap Andre yang memberikan ATM pada Ira.“Nggak usah bang. Lebih baik abang simpan saja ATM nya. Karena, abang lebih banyak membutuhkan uang,” ujarnya yang mengembalikan ATM pada Andre.“Dek, in