Pak Rudi saat ini tinggal bersama dengan Pak Hendra. Teman satu kerjaan dengannya. Hari ini mereka masuk kerja namun, handphone Pak Rudi berdering. Ternyata yang menelpon dirinya adalah Bos sekaligus menantunya.“Siapa yang telpon Pak Rudi?” Pak Hendra bertanya pada Pak Rudi karena, penasaran.“Yang telpon saya CEO,” jawab Pak Rudi.“Pak Arsen yang telpon?” Tanya Pak Hendra.“Iya Pak Arsen yang telpon,” ucap Pak Rudi.“Jangan-jangan dia mau tanya masalah rumah lagi Rud,” ucap Pak Hendra.“Nggak tau juga Hen, aku angkat dulu teleponnya.”[Halo, selamat pagi Pak Arsen][Selamat pagi Pak Rudi. Apakah Bapak hari ini sudah kembali ke rumah?][Em saya sudah kembali ke rumah Pak][Lalu bagaimana keadaan rumah saat ini?]Pak Rudi terdiam, dia bingung apa yang harus dia katakan pada menantunya. Apakah dia harus berterus terang atau dia harus berbohong menutupi keadaan yang sebenarnya.[Loh kok saya tanya Bapak nggak jawab?][Maaf nak Arsen kemarin sore saya tiba di rumah. Tapi-][Tapi kenapa P
“Bu, aku lapar! Apa nggak ada makanan sama sekali bu untuk kita makan hari ini!” teriak Oliv pada bu Susi.“Nak, ibu sudah nggak ada uang lagi. Sebaiknya kita cari pekerjaan saja biar bisa dapat uang,” ucap bu Susi.“Ya udah kalau begitu ibu kerja sana!” Usirnya pada Bu Susi.“Ibu mau kerja apa dengan umur ibu yang sudah nggak muda lagi nak?” Tanya bu Susi.“Ya kerja apa aja kek. Mau mulung juga bisa atau jadi pembantu juga bisa kan?” Ujar Oliv pada ibunya.“Pokoknya aku nggak mau tau. Ibu harus cari uang untuk kita makan setiap hari,” ucapnya pada bu Susi.“Kamu juga harus cari kerja bantu ibu juga dong jangan cuma bisa suruh ibu aja,” ucap Bu Susi pada anaknya.Oliv malah terlihat masa bodo. Malah dia pergi ke kamar dan langsung tidur lagi. Bu Susi hanya bisa mengusap dada melihat kelakuan anaknya.“Punya anak kok malas banget. Dari kecil di sayang eh udah besar melawan banget sama ibunya,” oceh bu Susi pada Oliv.“Aku bisa kerja apa ya? Di rumah aja saya jarang beberes rumah. Apala
Saat ini Kinan akan meresmikan Panti asuhan yang dia beri nama “Kasih Bunda” yayasan dulu sewaktu almarhumah tinggal di panti asuhan. Tidak lupa juga Kinan mengundang kedua mertuanya. Dia juga mengundang Ayahnya Rudi dan Mama kandungnya pun ikut menghadiri acara peresmian panti asuhan milik Kinan.“Ya Allah nak mulia sekali hatimu mau mendirikan panti asuhan. Mama bangga padamu,” ucap Bu Ratih pada anaknya.“Terima kasih Mama dan abang sudah mau datang di acara peresmian panti asuhan,” Kinan berterima kasih pada Mama dan abangnya.“Apa yang nggak buat kamu dek. Oh iya suamimu mana?” Tanya Andre pada Kinan.“Itu bang Arsen lagi ngobrol sama temannya.”“Oke abang kesana dulu ya. Ma, aku kesana dulu ya,” pamit Andre pada Kinan dan Mamanya.“Iya nak.”Andre pergi menuju ke arah Arsen yang sedang mengobrol dengan temannya. Sedangkan Kinan dan Bu Ratih mengobrol dan mereka berdua menuju ke arah Bela yang saat ini sedang berdiri bersama dengan Ryan.“Ma, kita kesana yuk. Kita temui Mama dan
Jadi rumah ini kamu yang tebus dari rentenir dan kamu jadikan panti asuhan!” Teriak seseorang.Tantri dan yang lainnya menoleh ke arah suara tersebut. Ternyata Olivia yang datang ke rumah Kinan. Pak Rudi menatap tajam pada Olivia.“Ya memang aku yang menebus rumah ini! Apakah ada masalah denganmu?” tanya Kinan pada Olivia.“Ya jelas kamu salah! Karena, kamu berbohong padaku dan pada Ibu,” ucap Olivia yang menatap Kinan.“Salahnya dimana? Coba kamu jelaskan padaku!” Ucap Kinan pada Olivia.“Gara-gara kamu aku dan ibu di usir dari rumah ini! Sekarang aku dan ibu tinggal di kontrakan kecil! Kamu tega Kinan sama aku dan Ibu!” Ucapnya dengan suara lantang.“Apa kamu bilang! Gara-gara aku? Kau dan ibumu yang sudah menggadaikan rumah peninggalan almarhum Bunda! Sekarang kau datang seolah-olah aku yang menindasmu? Pikiranmu sungguh picik sekali Oliv,” ujar Kinan yang menatap Olivia.“Kau!” Oliv mengangkat tangan hendak memukul Kinan. Namun,dengan cepat Kinan menangkap tangan Oliv dan menghem
Setelah peresmian panti asuhan, Kinan saat ini sudah mulai aktif mengontrol dan cek keadaan di panti asuhan. Bella dan Ratih ikut membantu Kinan di panti asuhan. Walaupun Bella sudah menolaknya tapi Mama dan Maminya masih bersikeras untuk membantu dirinya. Seperti pagi ini sang Mama dan Mami sudah berada di depan panti asuhan.“Mama! Mami! Tunben pagi-pagi sudah berada di depan panti asuhan?” Tanya Kinan pada mertua dan mamanya.“Iya sayang, Mami dan Mamamu sengaja kesini. Kami mau membantu pekerjaan kamu biar kamu nggak terlalu capek,” ujar Bella pada menantunya.“Mami-mami tenang saja aku nggak akan kecapean kok,” ujar Tantri pada mertuanya.“Tapi tetap aja Mama khawatir sama kamu iya nggak jeng Bella,” ucap Bu Ratih pada anaknya.“Iya benar nak, apa yang di katakan sama Mamamu ada benarnya. Kami khawatir sama kamu,” Bella menimpali ucapan bu Ratih.“Ya sudah kalau begitu nggak apa- apa Mami dan Mama bantu aku di Panti ya. Tapi ingat jangan mengeluh capek ya,” ujar Kinan pada Mertua
"Kinan, ayo bangun ini sudah siang!" teriak bu Susi pada Kinan anak tirinya.Terdengar suara air yang mengguyur badan Kinan yang masih tertidur.Kinan yang masih tertidur pun kaget karena, bu Susi menyiramnya pakai air."Iya bu, ini Saya sudah bangun. Maaf bu tadi malam Saya tidak bisa tidur karena, kemarin pulang antar pesanan Saya kena air hujan." Kinan menjelaskan pada ibu tirinya."Emangnya saya peduli! Bodo amat Kamu mau sakit atau terluka sekali pun, Saya tidak peduli. Sekarang kamu bangun dan cepat masak sarapan pagi,” Bentak Bu Susi.Selesai mengguyur Kinan, Bu Susi pergi keluar menuju ke dalam kamarnya. Ia sibuk menelpon seseorang yang berada di seberang sana.Sedangkan Kinan langsung bangun dan segera Dia mengganti pakaiannya yang basah. Setelah itu Dia segera turun ke bawah dan menuju ke dapur. Sesampainya di dapur ia melihat ada nasi sisa tadi malam dan dia berinisiatif untuk membuat nasi goreng. Ibu dan Saudara tirinya turun dari lantai dua menuju ke ruang makan dan Mereka
“Ma- maafkan saya Tuan,” ucapnya dengan suara yang bergetar.“Maaf! Coba kamu lihat, sepeda bututmu itu sudah menggores samping mobilku!” Ujarnya dengan suara ketus dan Dia menunjuk samping mobil yang lecet akibat terkena stang sepeda Kinan Kinan menoleh ke arah telunjuk laki-laki tersebut. Ternyata mobilnya tergores akibat kena stang sepedanya. Kinan menatap wajah Laki-laki tersebut dengan nanar.“Saya tidak mau tahu Kamu harus ganti rugi! Dan Kamu harus perbaiki mobil Saya yang lecet tersebut,” ucapnya pada Kinan.“Ganti rugi? Berapa yang harus Saya bayar Tuan, untuk mengganti rugi mobil Tuan yang lecet?” Tanya Kinan yang memberanikan diri bertanya pada Laki-laki tersebut.“Kamu harus ganti rugi sebesar 20 juta.” bisik Laki- laki tersebut dengan gaya santainya.“Hah 20 juta!” Kinan yang kaget dengan nominal yang Pria itu sebutkan.“Iya 20 juta. Itu untuk biaya ganti ruginya,” ujarnya dengan santai.“Apa Kamu sanggup bayar ganti rugi! Kalau Kamu sanggup mana uangnya.” Pinta Laki-lak
Ting ... Suara pintu lift terbuka dan Arsen langsung menarik tangan Kinan, dan berjalan menuju ke apartementnya tersebut. Sesampainya di depan pintu tersebut Arsen menekan tombol dan dalam hitungan detik pintu tersebut sudah terbuka.Mereka masuk ke dalam apartement dan Arsen mulai memberikan tugas pada Kinan. Apa saja yang harus dia kerjakan selama Kinan tinggal bersama dengannya. Dia meminta Kinan masak makanan untuk dirinya.“Apa kamu bisa masak?” Tanya Arsen.“Bisa Tuan,” jawab Kinan.“Baiklah untuk saat ini kamu sudah bisa membersihkan ruangan ini dan selesai membersihkan ruangan tolong kamu buatkan makanan untuk Saya. Karena, perut Saya sudah lapar,” ucapnya pada Kinan.“Baik Tuan,” jawab Kinan.Kinan mengambil sapu dan lap untuk di gunakan menyapu dan membersihkan meja dan yang lainnya. Selesai membersihkan rumah ia langsung menuju ke dapur untuk memasak.Selesai memasak, dia langsung menghidangkan makanan tersebut di atas meja makan. Arsen yang tengah sibuk dengan laptopnya ti