Di sebuah ruangan karaoke, tampak beberapa orang tengah bernyanyi, menari, dan juga menikmati wine yang sudah mereka pesan.
"Bersulang untuk keberhasilan kita malam ini!" seru seorang gadis cantik, yang tampaknya sudah terlalu banyak minum.Mereka semua pun bersulang, dan kembali menari juga menyanyi.Gadis yang masih saja terus menenggak, satu demi satu gelas sloki wine itu bernama Belle. Dia adalah ketua atau pimpinan dari kelompok mereka.Kelompok belajar? Tentu saja bukan. Mereka adalah salah satu kelompok pencuri kelas kakap, yang sudah sangat terkenal dikalangan kepolisian.Itu karena kelompok mereka sangat sulit untuk diselidiki, apalagi ditangkap. Bahkan identitas asli mereka semua, belum mampu untuk diselidiki oleh pihak kepolisian sampai saat ini.Benda-benda yang mereka curi bukanlah benda sederhana. Melainkan benda-benda antik yang dihargai ratusan hingga milyaran, di pasar dunia bawah.Dan hari ini, mereka baru saja berhasil mencuri Sebuah kalung bernama "Blue sea diamond" yang dipakai oleh seorang konglomerat wanita, di sebuah pesta besar.Kelompok mereka berisi enam orang, dengan Belle sebagai ketua dan lima lainnya sebagai anggota. Belle adalah seorang gadis cantik berusia 25 tahun.Belle hendak meminum satu sloki lagi wine pesanan mereka, tapi dia mengumpat kesal karena ternyata semua wine itu sudah habis.Dia berdiri dan berkata, "Aku akan pesan minuman lagi."Tanpa menunggu jawaban dari teman-temannya, Belle pun berjalan sempoyongan keluar dari ruangan itu dan melewati lorong panjang.Hingga tanpa sengaja, dia menabrak seorang pria. Namun bukannya meminta maaf, Belle justri terpesona oleh paras pria itu."Hei tampan ...." Panggil Belle dengan nada menggoda, pada pria di depannya itu, bahkan dengan berani Belle mengalungkan tangannya di leher si pria."Pergilah!!" Pria tampan berusia kisaran 35 tahun itu mengusir Belle dengan ketus."Ayolah tampan, temani aku." Belle terus merayu dan meraba dada pria itu dengan jemari lentiknya.Pria yang juga dalam keadaan setengah mabuk itu, merasakan darahnya berdesir saat Belle menyentuh tubuhnya."Ada apa dengan tubuhku?" Pria itu merasa bingung, pasalnya dia tak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Padahal ada banyak wanita yang mencoba mendekati dan menggoda dirinya secara terang-terangan..Bahkan kalaupun wanita-wanita itu memperlihatkan tubuh mereka yang polos tanpa sehelai benang pun melekat di tubuh, dia tak pernah terpengaruh sama sekali.Namun kali ini terasa begitu berbeda. Entah kenapa, Belle mampu membangkitkan hasrat terpendam, yang selama ini selalu dia tahan dan simpan dengan baik.Pria itu tersenyum miring pada Belle dan berbisik di telinganya, "Kau yang memintanya, jadi jangan salahkan aku." Pria itu menggendong Belle ala bridal, dan membawanya menuju mobil miliknya yang terparkir di basement.Namun Belle sama sekali tak menghiraukan perkataan pria itu dan justru menjadi semakin liar. Dia terus menyentuh dan meraba di sana-sini, yang tentu saja membuat Pria itu semakin pusing atas bawah dengan kelakuan Belle itu.Sesampainya di dalam mobil, pria itu mendudukkan Belle di kursi penumpang di sebelahnya. Namun Belle enggan melepaskan dirinya dari si Pria.Bahkan Belle duduk di pangkuan pria yang sudah memegang setir kemudi itu. Dan jadilah pria itu menyetir, dengan Belle yang duduk di pangkuannya."Shitt!" umpatnya, saat dia merasakan jika adik kecilnya sudah menggeliat di bawah sana dan meronta untuk segera di keluarkan dari sarangnya.Tak ingin lebih lama lagi tersiksa akibat ulah brutal dari Belle, pria itu pun segera mempercepat laju kendaraannya menujunke sebuah hotel yang jaraknya tak jauh dari tempat karaoke itu."Hey tampan, kenapa kau hanya diam saja. Apa milikmu ini tidak berfungsi?" Belle dengan gilanya menyentuh bagian bawah pria itu yang membuat si pria semakin menggila dan mempercepat laju kendaraannyaSesampainya di hotel, dia berjalan menuju ke meja resepsionis dengan Belle yang berada dalam gendongannya, sambil terus meraba ke segala tempat yang dapat ia gapai.Resepsionis yang seolah mengerti apa yang kedua tamunya itu inginkan pun, segera memberikan kunci kamar.Dengan langkah cepat, dia membawa Belle menuju kamar yang sudah di pesannya. Karena saat ini, Belle sudah semakin menggila.Mungkin saja itu efek dari Belle yang terlalu sering membaca novel CEO mendominasi, maka dari itu dia selalu membayangkan jika dirinya adalah seorang CEO wanita.Pria itu menghempaskan tubuh Belle ke atas ranjang dan bertanya sambil melepas kemeja yang di pakainya, "Siapa namamu? Setidaknya aku harus tau nama wanita pertamaku, bukan?""Belle, namaku Belle." Jawab Belle dengan suara yang terdengar parau, karena efek alkohol yang diminumnya.Pria itu naik ke atas ranjang dan membisikkan sebuah nama ke telinga Belle, "Namaku Bryan, ingat itu. Dan jangan menyalahkanku, karena kau yang meminta ini."Tanpa menunggu lama, pria yang mengaku bernama Bryan itu pun mengukung tubuh Belle. Dan Belle juga tak kalah liarnya, dia terus menyentuh dan meraba setiap inci tubuh Bryan.Suara khas percintaan pun, mulai menggema memenuhi setiap sudut kamar hotel itu. Bahkan terpaan angin dingin dari AC kamar hotel pun, tak mampu mendinginkan suasana panas di kamar itu.Belle terus meracau dan sesekali menyebut nama Bryan, membuat Bryan semakin bersemangat untuk segera mencapai puncak permainan, yaitu penyatuan.Dia yang mengira Belle sudah tidak lagi virgin, karena melihat bagaimana liarnya Belle pun, melakukan penyatuan dengan sedikit terburu-buru."Aw!" Belle menjerit saat dia merasakan adanya benda besar yang mencoba mengoyak tubuhnya secara paksa, dari bawah sana.Bryan yang terkejut dengan jeritan kesakitan dari Belle pun menghentikan kegiatannya, dan mencabut adik kecilnya yang bahkan belum sempat mencapai bagian dalam sarangnya itu.Dia menatap lekat ke arah Belle yang tengah meringis kesakitan, "Kau? Apa kau masih—"Belle tak menjawab, namun darah yang terlihat mengalir dari sela kaki Belle sudah menjawab semua pertanyaan Bryan. Bryan menepuk keras jidatnya, dia tak menyangka jika Belle yang tampak seperti seorang player ternyata masih virgin.Di satu sisi dia menyesal karena sudah menuruti nafsunya. Tapi di sisi lain, dia bersyukur karena orang yang menjadi wanita pertama baginya ternyata masih orisinil.Karena Bryan sudah melihat darah virgin Belle, yang artinya dia sudah merenggut kesucian gadis itu, Bryan berpikir jika dia tak bisa berhenti di tengah jalan.Dia pun kembali melanjutkan kegiatannya, namun kali ini dia melakukannya dengan sangat lembut. Dia memperlakukan Belle seperti benda antik yang mudah rusak.Hingga akhirnya dia pun berhasil menembus pertahanan Belle, dan perlahan tapi pasti rasa sakit yang Belle rasakan kini berganti dengan rasa nikmat yang tak tertahankan."Aku berjanji, aku akan bertanggung jawab atas semua ini. Namamu Belle kan? Mulai detik ini kau adalah milikku, dan hanya akan menjadi milikku.""Uhmm..."Belle tampak meregangkan tubuhnya yang terasa kaku dan remuk redam. Terlebih dia juga merasakan perih di bagian bawahnya.Saat dia membuka matanya, pandangan mata Belle langsung tertuju kearah langit-langit kamar hotel."Bagaimana aku bisa sampai disini?" Belle tampak masih bingung dengan keadaan. Dia belum bisa mengingat apa yang terjadi padanya tadi malam. "Astaga!" Belle membungkam mulutnya yang hampir saja berteriak karena kaget.Bagaimana bisa dia tak terkejut, saat dia melihat seorang laki-laki tampan tengah terbaring dengan mata tertutup, tepat di sebelahnya saat dia baru saja menolehkan kepalanya.Refleks, Belle langsung meraba tubugnya sendiri dan buru-buru menarik selimut sambil berdiri, saat dia menyadari jika tak ada sehelai kainpun di tubuhnya. Belle memakai selimut itu untuk menutupi tubuhnya, tanpa dia sadari jika Bryan ternyata juga sama seperti dirinya yang polos bagai bayi baru lahir. Tentu saja Belle terkejut melihatnya, namun bukannya segera menutupi tu
Keenam orang itu, kini sudah berkumpul di ruangan Belle, untuk membahas rencana untuk misi mereka selanjutnya.Dan misi yang akan segera mereka jalankan kali ini, akan lebih sulit dan pastinya lebih beresiko daripada misi mereka sebelumnya."Baiklah, misi kita kali ini mungkin sedikit lebih sulit dari misi kita yang biasanya." Belle memulai pembicaraan, "Aku mendapat pesanan dari pasar gelap, yaitu sebuah guci kuno dari Dinasti Tang yang baru di temukan. Dan besok, guci itu akan dikirim ke museum nasional. Dan pengawalan pengiriman itu pasti akan sangat ketat, jadi kita harus lebih berhati-hati."Mereka mendengarkan penjelasan Belle dengan serius. Karena itu menyangkut kesuksesan misi dan tentunya keselamatan mereka semua."Pasar gelap akan memberi harga yang sangat tinggi untuk guci itu. Dan mereka bersedia memfasilitasi kita dengan mobil sport yang sudah di modifikasi, karena kita akan mencegatnya saat pengiriman." Belle membuka sebuah kertas, berisi gambaran strategi yang sudah dir
Saat matahari mulai naik ke puncak takhta tertingginya, Belle pun terbangun karena silau matahari yang menembus jendela kamarnya."hoaaam..."Belle menguap sambil meregangkan tubuh dan menutupi matanya yang terkena silau matahari. Dia melirik jam yang tergantung di dinding kamarnya.Tubuhnya terasa sangat lelah, tapi dia tetap beranjak dari ranjang nyaman itu dan meraih handuk sebelum akhirnya masuk ke kamar mandi.Belle menanggalkan satu persatu pakaian yang menutupi tubuh indahnya. Dia memandangi tubuhnya di pantulan cermin, dan stempel yang Bryan berikan ternyata masih belum juga hilang.Dia menghela napas panjang, "Kapan bekas-bekas ini akan hilang? Aku selalu teringat dengannya saat melihat stempel ini," keluh Belle yang kembali mengingat adegan ranjang panasnya.Bagaimapun itu adalah pengalaman pertama bagi Belle. Namun karena tak ingin terlarut dalam khayalan, dia pun segera melanjutkan mandinya. Karena dia harus bergegas ke markas, untuk persiapan misinya hari ini.Setelah sel
Sedangkan Belle dan Leo yang berhasil kabur, kini tengah bergegas kembali ke markas mereka untuk berkumpul dengan rekan lainnya."Shitt! Bagaimana bisa orang yang bersamaku malam itu adalah seorang agen khusus?" batin Belle yang ingat saat dia berkelahi dengan Bryan dan tanpa sengaja melihat lencana agen khusus milik Bryan. "Dan tadi dia melihat wajahku. Itu artinya identitasku akan segera terbongkar."Belle yang mulai panik pun, meminta Leo untuk mengurus dan memindahkan perawatan kakaknya ke luar negeri secepatnya. Dan tentu saja Leo juga menyanggupi permintaan Belle itu.Dan karena masalah ini, untuk sementara Belle harus menetap di markas. Jadi dia meminta Leo mengantarkannya ke rumah, untuk mengambil beberapa barang penting. Juga baju ganti untuk persiapan di markas.*Sesampainya di rumah, Belle buru-buru mengambil semua yang dia butuhkan dan segera kembali ke markas mereka. Sekembalinya Belle dan Leo ke markas, rekan lain tampak sudah menunggu kedatangan Belle dan Leo dengan se
Singkat cerira, hari keberangkatan mereka pun tiba.Mereka yang sudah menyiapkan segala kebutuhan pun, berangkat dengan menaiki mobil sport yang saat ini sudah resmi menjadi milik mereka.Yang tentunya sudah tak lagi, memiliki lambang pasar gelap yang bisa saja membuat identitas mereka terbongkar."Lets go!" seru Sky sembari melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, karena dia ingin menikmati perjalanan itu.Hingga akhirnya, setelah berjam jam perjalanan, mereka pun sampai di hotel yang sudah di pesan oleh Belle sebelumnya.Karena rasa lelah, mereka memilih untuk masuk ke kamar masing masing dan mengistirahatkan tubuh mereka sejenak, untuk mengusir penat.*Disisi lain, saat ini Bryan sedang dalam perjalanan untuk bertemu dengan teman temannya, yang mengajak untuk berkumpul bersama di bar.Dan sesampainya disana, Bryan berjalan menuju sebuah ruangan VVIP. Namun saat dia baru saja melangkah masuk, tiba tiba ada orang yang membiusnya dari belakang.*"Belle, ayo kita ke pantai," ajak
Belle menganggukkan kepalanya, "Bisa kau jelaskan padaku?""Alasannya sangat sederhana. Kurasa aku menyukaimu," jawab Bryan dengan entengnya.Sontak saja, ucapan Bryan itu membuat Belle terkekeh dan tersenyum miring pada Bryan, "Kurasa tidur anda terlalu miring, tuan Bryan.""Kurasa tidak. Aku baik-baik saja, bahkan sangat baik. Ada pasar gelap di belakangmu yang pasti akan melindungimu, jadi percuma saja aku berusaha menangkapmu. Bukankah lebih baik aku menangkap hatimu?" terang Bryan sambil tersenyum manis pada Belle..Belle hanya bisa memutar jengah bola matanya saat menghadapi pria di hadapannya itu, "Jadi anggap saja itu semua benar. Tapi kenapa tadi kau malah menghampiriku?""Sudah ku bilang aku menyukaimu. Jadi aku ingin lebih mengenalmu. Dengan kata lain, aku sedang mengejarmu," bisik Bryan tepat di samping telinga Belle.Bulu roma Belle pun berdiri seketika, tubuhnya meremang saat merasakan seperti ada sengatan listrik yang menjalar di tubuhnya, akibat hembusan napas Bryan ya
"Jadi benar, kau sudah menyilidiki semua hal tentangku?" Bukannya menjawab pertanyaan Bryan, Belle justru balik melontarkan pertanyaan pada Bryan.Bryan menganggukkan kepalanya, "iya. Setelah aku tau itu kau, aku mencari semua informasi tentangmu."Belle mengangkat sebelah alisnya, "Untuk apa? Kau tak berniat menangkapku, tapi kau mengumpulkan informasi tentangku. Apa ini siasat licikmu untuk menjebakku?" tanya Belle dengan nada dingin sembari melirik ke sekililingnya.Jujur saja, Belle mulai panik. Dia mengira Bryan sengaja mengundang dia ke sana dan menjebaknya, untuk menjebloskannya ke penjara. Bisa saja kan, Bryan sudah menaruh anak buahnya untuk mengepung tempat itu dan menangkapnya? Itulah yang Belle pikirkan."Menjebakmu?" beo Bryan yang tidak habis pikir dengan betapa jauhnya pikiran negatif Belle padanya.Belle memutar jengah bola matanya, "Tidak usah berkelit lagi, tuan Bryan. Cinta yang kau katakan itu, hanya omong kosong bukan?"Bryan menghela napas panjang, "Aku benar-be
Bryan Berpura-pura tak memperhatikan Belle, yang tengah menatapnya dengan tajam.Dia berpura-pura fokus menonton film yang tengah mereka putar. Hingga membuat Belle pun pada akhirnya mengalah, dan membiarkan saja apa yang di lakukan oleh Bryan.Toh hanya memeluk bahunya. Yang lebih dari itupun mereka sudah pernah lakukan bukan?Lalu Belle pun melanjutkan fokus menonton film. Meskipun dia takut hantu, tapi dia tetap penasaran dengan film yang tengah di putar itu, sehingga dia tetap terus menontonya.Terkadang, Belle mencekram tangan Bryan saking takutnya, dan terkadang dia memeluk Bryan, bahkan membenamkan wajahnya di dada Bryan.Meskipun dia melakukan itu karena efek takut, sehingga dia tak benar-benar menyadari bahwa sedari tadi, justru dia yang memeluk laki-laki super tampan di sampingnya itu.Bryan, tentu saja merasa senang. Dia tersenyum bahagia melihat Belle yang memeluknya seperti itu.Hingga film itu selesai, Belle bahkan masih memeluk Bryan. Hingga dia sadar, dan ingin segera