Share

Kenapa aku tidak membongkar identitasmu?

Singkat cerira, hari keberangkatan mereka pun tiba.

Mereka yang sudah menyiapkan segala kebutuhan pun, berangkat dengan menaiki mobil sport yang saat ini sudah resmi menjadi milik mereka.

Yang tentunya sudah tak lagi, memiliki lambang pasar gelap yang bisa saja membuat identitas mereka terbongkar.

"Lets go!" seru Sky sembari melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, karena dia ingin menikmati perjalanan itu.

Hingga akhirnya, setelah berjam jam perjalanan, mereka pun sampai di hotel yang sudah di pesan oleh Belle sebelumnya.

Karena rasa lelah, mereka memilih untuk masuk ke kamar masing masing dan mengistirahatkan tubuh mereka sejenak, untuk mengusir penat.

*

Disisi lain, saat ini Bryan sedang dalam perjalanan untuk bertemu dengan teman temannya, yang mengajak untuk berkumpul bersama di bar.

Dan sesampainya disana, Bryan berjalan menuju sebuah ruangan VVIP. Namun saat dia baru saja melangkah masuk, tiba tiba ada orang yang membiusnya dari belakang.

*

"Belle, ayo kita ke pantai," ajak Jessy yang tiba tiba saja masuk ke kamar Belle.

Karena mereka datang memang untuk bersenang-senang, Belle tentu saja menyetujui ajakan Jessy. Tapi perut yang kosong, membuat Belle dan Jessy memutuskan untuk makan lebih dulu.

Tak lupa, Belle dan Jessy juga mengajak anggota lain ke restoran untuk makan, dan setelah itu mereka baru akan menuju ke pantai.

*

Perlahan, Bryan mulai membuka matanya. Tapi dia masih merasakan kepalanya terasa sedikit pusing, akibat efek dari obat bius tadi.

"Dimana ini?" Bryan melihat sekeliling, tempat dimana dia berada sekarang dan memasang sikap siaga.

Cklek!

Pintu kamar itu pun terbuka, dan memperlihatkan beberapa pria muda kekar, yang berjalan masuk dan menghampiri Bryan.

"Selamat ulang tahun, Brother!" seru mereka semua dengan kompak.

"Astaga! Jadi ini semua ulah kalian?" Tentu saja Bryan merasa kesal, karena cara yang teman-temannya itu gunakan untuk memberinya kejutan.

Melihat wajah kesal Bryan, Jack pun berkata, "Mau bagaimana lagi? Kau itu penggila kerja. Kau selalu saja menolak, saat kami ajak liburan."

Lucas pun mengangguk setuju dengan ucapan Jack.

"Tapi bukan berarti kalian harus membiusku!" balas Bryan dengan nada tinggi.

Rey sang duda ganteng yang kalem pun segera melerai para rekannya itu, "Sudahlah kita rayakan ulang tahunmu saja dulu. Kita semua sudah disini, jadi nikmatilah liburan kita dan jangan berdebat."

"Baiklah, terimakasih atas usaha kalian untuk memberiku kejutan. Aku akui, beruntung punya teman seperti kalian yang perduli padaku." Bryan memotong kue yang ada dihadapannya dan mengajak semua orang untuk menikmati kue itu bersama.

Setelah selesai makan kue, Lucas pun bertanya, "Setelah ini, kita mau kemana?"

"Aku ingin ke pantai. Disana pasti banyak gadis cantik," jawab Jack sambil membayangkan gadis cantik yang mungkin ia temui nanti.

Semua orang pun mengangguk setuju dengan ide Jack. Kecuali Bryan, yang memang ikut hanya agar dia tak mengecewakan usaha teman-temannya untuk merayakan ulang tahunnya.

Setelah mereka semua selesai berganti kostum, mereka pun turun dan berjalan beriringan menuju parkiran mobil, kemudian mulai memacu mobil mereka menuju pantai.

Sesampainya di pantai, mereka duduk di tepi pantai sambil menikmati kelapa muda siap minum, yang mereka pesan.

Bryan tersenyum sembari menyeruput kelapa muda miliknya lalu berkata, "Sudah lama aku tidak se santai ini."

"Akhirnya kau sadar, kalau itu si Gila Kerja?" sahut Lucas sambil tertawa kecil.

Mendengar celetukan Lucas, Bryan pun membalas, "Mau bagaimana lagi? Aku ini yang terbaik, di agen khusus."

"Baiklah, tuan agen terbaik nomer 1."

Namun, semua orang langsung terdiam dan hanya menatap Bryan dengan muka bingung, saat Bryan berkata, "Tapi sejujurnya, aku ingin berhenti jadi penggila kerja dan mencari wanita untuk hidup nyaman."

Bryan menyadari tatapan bingung teman-temanya itu pada dirinya pun, tentu saja keheranan. Memangnya ada yang salah dari ucapannya?

"Seorang Bryan, si Muka Dingin yang anti cewek, tiba tiba bilang ingin hidup nyaman bersama seorang wanita?" tanya Rey dengan wajah tak percaya.

Jack menatap tajam pada Bryan dan bertanya menyelidik, "Jangan bilang kalau kau sedang jatuh cinta Bryan?"

"Maybe," jawab Bryan singkat.

"Siapa wanita itu?" sahut Rey yang mulai ikut kepo, tentang wanita mana yang bisa menaklukkan manusia dingin bagai kulkas dua pintu itu.

Namun jawaban Bryan membuat mereka semua kecewa, "Tidak akan kuberitahu pada kalian"

"Aku juga tidak akan merebutnya darimu. Memangnya apa yang kau takutkan? Aku hanya ingin tau, se spesial apa gadis yang mampu menaklukkan manusia Es Batu sepertimu," celetukan Lucas yang langsung mendapat hadiah jitakan dari Bryan di kepalanya.

"Bukan begitu, tapi aku sendiri saja tidak tau dimana dia berada sekarang. Aku hanya tau namanya."

Semua orang tampak membulatkan mata mereka dan bertanya dengan kompak, "Kau hanya tau nama gadis itu dan kau sudah menyukainya!?"

"Astaga, seberapa hebat calon kakak ipar kita itu?" candaan Lucas, kembali mendapat jitakan dari Bryan

Tanpa diduga, Bryan menganggukkan kepala dan mengiyakannya. Yang tentu saja, membuat ketiga temannya itu menatapnya dengan tidak percaya.

Bryan memandang jauh ke depan dan berucap dalam hati, "Aku berharap bisa bertemu dengannya lagi."

Baru saja Bryan mengatakan hal itu, matanya langsung tertuju pada sosok gadis yang sangat familiar baginya.

Tanpa menunggu lama, Bryan segera beranjak pergi dan menghampiri gadis itu. Membuat ketiga temannya, hanya bisa terheran melihat sikap Bryan itu.

"Belle!"

Belle yang memang sudah sampai di pantai itu sejak tadi, tepatnya setelah mereka selesai makan di restoran pun, langsung menoleh ke belakang dan mencari sumber suara.

Matanya membulat seketika, saat dia melihat orang yang sedang berjalan kearahnya dan memanggil namanya adalah orang yang beberapa hari ini terus menghantui pikiranya.

"Siapa dia? Kau mengenalnya?" tanya Leo.

Belle pun mengangguk dan langsung berlari kecil menghampiri Bryan, lalu menarik tangan pria itu agar mengikutinya.

"Aku ada urusan sebentar dengannya," kata Belle pada teman-temannya.

Tanpa menunggy jawaban, Belle membawa Bryan pergi dengan mobilnya untuk mencari tempat berbincang bagi mereka.

Sesampainya didepan sebuah cafe, Belle menghentikan mobilnya dan mengajak Bryan untuk turun dab mencari tempat duduk.

Setelah memesan minuman, Belle mulai membuka suara, "Apa yang kau lakukan disini, Bryan?" tanya Belle.

"Aku? Aku sedang liburan."

"Kau yakin kau tidak sedang menguntitku, agen khusus terbaik?" tanya Belle menyelidik dan sengaja menekankankan kata 'agen khusus terbaik'.

Bryan menggelengkan kepalanya dengan tegas, "Tidak. Aku saja dikerjai teman temanku. Mereka membiusku dan membawaku kemari. Kalau tidak, aku tidak akan ada disini."

"Baiklah. Anggap saja begitu. Tapi aku ingin bertanya satu hal padamu," lanjut Belle, "Kenapa kau tidak—" Ucapan Belle tak sempat terselesaikan karena tiba-tiba saja Bryan memotong ucapannya.

"Kenapa aku tidak membongkar identitasmu?"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status