"Park, lihat ini!" seru Rian memanggil Park, temanya yang sedang sibuk dengan pekerjaanya menciptakan robot-robot canggih."Ada apa Rian? Kenapa heboh sekali, kau tidak lihat aku sedang sibuk?" Tanya Park tanpa ada niatan menanggapi panggilan temanya itu dan masih tetap fokus pada pekerjaam di depan matanya."Cih!! Kau ini, makanya kesini dulu lihat ini dan kau akan mengerti." Gerutu Rian dengan kesal menatap Park yang tak juga datang ke tempatnya duduk saat ini."Astaga..." Park pun akhirnya mengalah, dia meninggalkan pekerjaanya dan mendekat pada Rian yang tengah asik mengotak atik tablet pintarnya."Ada apa?" tanyanya saat dia sudah duduk di sebelah Park."Lihat, bukankah ini titik koordinat dimana kita meletakkan Alpa?" Rian pun memperlihatkan apa yang membuatnya memanggil Park mendekat tadi."Kau kan sudah tahu!? Lalu apa yang membuatmu seheboh itu, hah?" tanya Park yang belum memahami maksud dari Rian."Aigoo!! Apa kau tidak ingin dimana titik kita meletakkan Alpa terakhir kali?
"Bisa saja bukan? Mungkin belum saat ini, tapi bisa saja ada calon keponakanmu di dalam perut adik kecilmu itu kan Rian?" Park pun malah semakin memanas-manasi Rian sambil tertawa geli."Tidak.. tidak.. tidak.. kurasa aku belum siap untuk punya keponakan, sedangkan aku saja belum punya istri." Rian tersenyum kecut menatap Park yang megejeknya."Isrti? Bahkan kau saja tak pernah dekat dengan wanita, apa kau berharap memperistriku? Hiii..." gurau Park yang bergidik ngeri menatap Rian, bagaiman tidak... selama ini Rian hanya dekat dengan Park, dan beberapa teman prianya. Tak pernah sekalipun park melihat Rian dekat dengan seorang wanita, meskipun teman-teman wanita Park yang pernah berjumpa dengan Rian banyak sekali yang naksir padanya, tapi Rian seolah mengabaikanya."Dasar sontoloyo! Kau fikir aku ini belok hah? Aku masih suka wanita dan masih butuh lubang, bukan mau main pedang-pedangan bersamamu! Najis mugholadhoh kalo sampai aku suka padamu." jawab Rian sambil menendang kaki Park de
"Jadi begitu? baiklah, aku membantumu agar para penjaga yang Gabriel tempatkan tidak menyadari keberadaan kalian. Tapi kalian harus tetap hati-hati, aku yakin Gabriel sudah mengetahui kedatangan kalian ke pulau ini." Ucap Rian mengingatkan."Ya, kami sudah mempersiapkan semuanya. Jadi setelah semua ini selesai, kita akan kembali dengan kehidupan yang damai layaknya orang lain." balas Belle dengan tersenyum dan mengelus perutnya uang masih rata."Adik? Kenapa kau memegangi perutmu? apa kau sakit perut? kenapa tidak di obati?" tanya Rian yang salah faham."Belle tidak sedsng sakit perut kak, dia sedang menyapa calon anak-anak kami, sekaligus calon keponakanmu." Jawab Bryan sambil tersenyum.Jawaban Bryan pun auto membuat Parak dan Rian kaget setengah mati, mereka saling melempar pandang satu sama lain dengan mukut yang terbuka dan mata yang melotot."Ternyata gurauanmu tadi jad kenyataan Park." ucap Rian dengan wajah insecurenya."Ya, aku juga tidak menyangka apa yang kuucapkan ternyata
"Tidak ada tuan, dia tidak keliar dari tempatnya dan hanya menemani temanya yang bernama Park itu membuat benda-benda aneh. Entah apa itu, tapi sepertinya tidak berbahaya mungkin hanya sebuah penelitian biasa." Jelas Joseph setaunya.Karena memang semua benda buatan Park nampak biasa saja dari luar, kadang malah tampak seperti barang rongsokan.Namun itu memang di sengaja oleh Park, agar apa sebenarnya yang dia buat itu tidak di ketahui oleh orang lain, dan di anggap bukan hal penting."Baiklah, rasanya lega sekali. Baru kali ini aku merasakan dendam yang selama ini membuat dadaki sesak itu menghilamg begitu saja, bahkan aku merasa bahagia saat melihat orang yang paling kubenci itu kini sedang tersiksa di dalam sel tahanan."Aku juga merasakan hal yang sama, bahkan jika aku mati pun aku akan mati tanpa penyesalan dan bertemu lagi dengan ayah dan pengasuhku." balas Joseph dengan senyuman.Di saat yang sama...Leo tengah berkumpul bersama semua anggota timnya, dan mereka sedang membicar
Tanpa berbasa-basi Leo pun memberikan kode pada semua timnya untuk segera mamnjat tembok tersebut, dan akhirnya mereka memanjat tembok itu bak spiderman yang tengah beraksi.Setelah mereka sampai di bagian paling atas tembok itu mereka menggunakan jam tangan canggih itu dan mengeluarkan alat yang mereka gunakan untuk memutus aliran listrik pada kawat berduri itu.Setelah itu mereka menggunakan tombol yang ada pada sabuk mereka, dan talipun terlontar jauh ke tembok bangunan tinggi yang ada di sana dan ujung pengaitnya yang terbuat dari besi dengan mekanisme khusus itu menancap dengan sempurna disana.Setelah memastikan aman, mereka pun memncet tombol itu sekali lagi, dan mlompat ke sana, bergelayutan seperti tarzan di hutan rimba hingha sampai di dinding gedung itu.Tak berhenti disitu, mereka melanjutkan aksi panjat memanjat mereka sampai ke lantai paling atas gedung itu.Butuh waktu yang lumayan bagi mereka untuk memanjat gedung tinggi itu sampai ke puncak, namun pada akhirnya setela
"Shitt!! Kemana semua senajataku?! Kenapa di saat seperti ini tudak ada satupun senjata yang ada disini. Bukankah biasanya selalu ada senajata di ruangan ini, siapa yang berkhianat!!" Seru Shiro dengan marah karena tidak menemukan senjata yang bisa dia pakai, para wanita yang tadi menemani Shiro pun berlari keluar dari sana dan Leo pun membiarkanya karena mereka memang hanya tawanan di pasar gelap, jika mereka bisa lolos bukankah mereka harysnya bahagia dan tidak akan membeberkan apapun."Maafkan aku ayah." gumam Hyuga dalam hatinya sambil berakting bertarung melawan Leo.Setelah Hyuga memberi kode pada Leo, Hyuga pun menjatuhkan dirinya dengan pedang katana Leo menggantung tepat di atas lehernya dan sedikit saja Leo menurunkan pedangnya, maka kepala Hyuga sudah dapat di pastikan akan terpisah dari tubuhnya."Tidak! Jangan sakiti anakku! Aku akan memberikan apapun yang kau mau, tapi jangan sakiti anakku." Seru Shiro saat melihat nyawa anaknya dalam bahaya, meskipun Shiro terlihat jara
Alih-alih menyelidikinya, Rayyan justru senang mendengar kabar itu, karena selama ini pasar gelap.memang sangat meresahkan, namun juga sangat sulit untuk di jatuhkan. Karena ada orang atas yang seolah melindungi pasar gelap, entah karena sudah di bayar atau hal lainya.Dan sekarang tiba-tiba saja ada kabar bahwa pasar gelap benar-benar lenyap, bahkan hanya dalam waktu beberapa jam saja. Bukankah itu layaknya jackpot bagi seorang Rayyan yang sangat menegakkan keadilan? Of course!"Akhirnya pembuat bencana besar itu lenyap juga, aku jadi tidak perlu bersusah payah lagi melakukan gerilya di belakamg para orang atas hanya untuk memusnahkan organisasi parasit itu." Gumam Rayyan setelah mendapat kabar itu."Apa ini ulah Bryan?" Gumamnya lagi, selama ini dia tahu Bryan memiliki kekuatanya sendiri di luar kekuasaan kepolisian, naum karena Bryan tak pernah menyalah gunakan hal itu dia tak mempermasalahkanya."Jika ini memang benar ulahnya, ku rasa aku harus memberinya penghargaan pribadi nanti
Keadaan di kamar Jessy dan Leo pun tidak berbeda jauh dengan Sky, mereka juga sudah tertidur setelah acara olah raga malam mereka. Suasana markas mereka yang tadinya sangat ramai saat mereka masih minum-minum pun sekarang sudah berubah menjadi amat hening karena semua orang sudah terbang ke dalam alam mimpi mereka masing-masing.Sedangkan di tempat Belle saat ini, tim mereka masih di sibukkan dengan segala persiapan. Belle dan Bryan juga mendiskusikan hal itu bersama Rian dan Park melalui fitur komunikasi yang ada pada Alpa. Mereka merencanakan tahap awal penyerangan, karena esok hari Belle dan seluruh anggota timnya sudah akan memulai perjalanan mereka menuju pulau kembar menggunakan Zeus.Karena itulah segala persiapan harus segera selesai malam ini juga, dan mereka harus mempersiapkan diri untuk keberangkatan besok hari. Bryan dan Kevin pun ikut membantu para elite untuk mengerjakan tugas-tugas yang masih belum selesai, sedangkan Belle berkutat dengan virus-virus miliknya, dia meny