"Astaga! Apa anak buahku menyambutmu dengan tidak ramah tuan Leon? Kenapa mereka tidak memberimu makanan dan minuman?!" Ejek Gabriel melihat Leon yang sedang dalam keadaan mengenaskan itu."Cih!! Jangan sombong kau bajingan cilik, aku belum kalah. Asal kau tahu, meskipun aku mati, dunia ini juga akan ikut di hancurkan. Ha.. ha.. ha.." Tawa Leon pun menggelegar bak orang gila, padahal nyawanya sudah berada di ujung tanduk saat ini."Apa yang kau maksut itu ini, Tuan Leon?!" Gabriel menunjukkan sebuah video dari layar ponselnya pada Leon, seketika raut wajah Leon pun berubah drastis. Dia yang tadinya masih bisa tertawa seperti orang yang tidak waras, saat ini justru terbengong karena saking syoknya."Kau tidak perlu bingung begitu tuan Leon, aku sudah menyiapkan kejutan besar ini untukmu dan iblis itu cukup lama. Bertahun-tahun aku menyiapkan kado istimewa ini untumu, bukankah seharusnya kau berterimakasih padaku? Aku sibuk beberapa tahun ini hanya untuk memberikanmu kejutan yang tak te
"Park, lihat ini!" seru Rian memanggil Park, temanya yang sedang sibuk dengan pekerjaanya menciptakan robot-robot canggih."Ada apa Rian? Kenapa heboh sekali, kau tidak lihat aku sedang sibuk?" Tanya Park tanpa ada niatan menanggapi panggilan temanya itu dan masih tetap fokus pada pekerjaam di depan matanya."Cih!! Kau ini, makanya kesini dulu lihat ini dan kau akan mengerti." Gerutu Rian dengan kesal menatap Park yang tak juga datang ke tempatnya duduk saat ini."Astaga..." Park pun akhirnya mengalah, dia meninggalkan pekerjaanya dan mendekat pada Rian yang tengah asik mengotak atik tablet pintarnya."Ada apa?" tanyanya saat dia sudah duduk di sebelah Park."Lihat, bukankah ini titik koordinat dimana kita meletakkan Alpa?" Rian pun memperlihatkan apa yang membuatnya memanggil Park mendekat tadi."Kau kan sudah tahu!? Lalu apa yang membuatmu seheboh itu, hah?" tanya Park yang belum memahami maksud dari Rian."Aigoo!! Apa kau tidak ingin dimana titik kita meletakkan Alpa terakhir kali?
"Bisa saja bukan? Mungkin belum saat ini, tapi bisa saja ada calon keponakanmu di dalam perut adik kecilmu itu kan Rian?" Park pun malah semakin memanas-manasi Rian sambil tertawa geli."Tidak.. tidak.. tidak.. kurasa aku belum siap untuk punya keponakan, sedangkan aku saja belum punya istri." Rian tersenyum kecut menatap Park yang megejeknya."Isrti? Bahkan kau saja tak pernah dekat dengan wanita, apa kau berharap memperistriku? Hiii..." gurau Park yang bergidik ngeri menatap Rian, bagaiman tidak... selama ini Rian hanya dekat dengan Park, dan beberapa teman prianya. Tak pernah sekalipun park melihat Rian dekat dengan seorang wanita, meskipun teman-teman wanita Park yang pernah berjumpa dengan Rian banyak sekali yang naksir padanya, tapi Rian seolah mengabaikanya."Dasar sontoloyo! Kau fikir aku ini belok hah? Aku masih suka wanita dan masih butuh lubang, bukan mau main pedang-pedangan bersamamu! Najis mugholadhoh kalo sampai aku suka padamu." jawab Rian sambil menendang kaki Park de
"Jadi begitu? baiklah, aku membantumu agar para penjaga yang Gabriel tempatkan tidak menyadari keberadaan kalian. Tapi kalian harus tetap hati-hati, aku yakin Gabriel sudah mengetahui kedatangan kalian ke pulau ini." Ucap Rian mengingatkan."Ya, kami sudah mempersiapkan semuanya. Jadi setelah semua ini selesai, kita akan kembali dengan kehidupan yang damai layaknya orang lain." balas Belle dengan tersenyum dan mengelus perutnya uang masih rata."Adik? Kenapa kau memegangi perutmu? apa kau sakit perut? kenapa tidak di obati?" tanya Rian yang salah faham."Belle tidak sedsng sakit perut kak, dia sedang menyapa calon anak-anak kami, sekaligus calon keponakanmu." Jawab Bryan sambil tersenyum.Jawaban Bryan pun auto membuat Parak dan Rian kaget setengah mati, mereka saling melempar pandang satu sama lain dengan mukut yang terbuka dan mata yang melotot."Ternyata gurauanmu tadi jad kenyataan Park." ucap Rian dengan wajah insecurenya."Ya, aku juga tidak menyangka apa yang kuucapkan ternyata
"Tidak ada tuan, dia tidak keliar dari tempatnya dan hanya menemani temanya yang bernama Park itu membuat benda-benda aneh. Entah apa itu, tapi sepertinya tidak berbahaya mungkin hanya sebuah penelitian biasa." Jelas Joseph setaunya.Karena memang semua benda buatan Park nampak biasa saja dari luar, kadang malah tampak seperti barang rongsokan.Namun itu memang di sengaja oleh Park, agar apa sebenarnya yang dia buat itu tidak di ketahui oleh orang lain, dan di anggap bukan hal penting."Baiklah, rasanya lega sekali. Baru kali ini aku merasakan dendam yang selama ini membuat dadaki sesak itu menghilamg begitu saja, bahkan aku merasa bahagia saat melihat orang yang paling kubenci itu kini sedang tersiksa di dalam sel tahanan."Aku juga merasakan hal yang sama, bahkan jika aku mati pun aku akan mati tanpa penyesalan dan bertemu lagi dengan ayah dan pengasuhku." balas Joseph dengan senyuman.Di saat yang sama...Leo tengah berkumpul bersama semua anggota timnya, dan mereka sedang membicar
Tanpa berbasa-basi Leo pun memberikan kode pada semua timnya untuk segera mamnjat tembok tersebut, dan akhirnya mereka memanjat tembok itu bak spiderman yang tengah beraksi.Setelah mereka sampai di bagian paling atas tembok itu mereka menggunakan jam tangan canggih itu dan mengeluarkan alat yang mereka gunakan untuk memutus aliran listrik pada kawat berduri itu.Setelah itu mereka menggunakan tombol yang ada pada sabuk mereka, dan talipun terlontar jauh ke tembok bangunan tinggi yang ada di sana dan ujung pengaitnya yang terbuat dari besi dengan mekanisme khusus itu menancap dengan sempurna disana.Setelah memastikan aman, mereka pun memncet tombol itu sekali lagi, dan mlompat ke sana, bergelayutan seperti tarzan di hutan rimba hingha sampai di dinding gedung itu.Tak berhenti disitu, mereka melanjutkan aksi panjat memanjat mereka sampai ke lantai paling atas gedung itu.Butuh waktu yang lumayan bagi mereka untuk memanjat gedung tinggi itu sampai ke puncak, namun pada akhirnya setela
"Shitt!! Kemana semua senajataku?! Kenapa di saat seperti ini tudak ada satupun senjata yang ada disini. Bukankah biasanya selalu ada senajata di ruangan ini, siapa yang berkhianat!!" Seru Shiro dengan marah karena tidak menemukan senjata yang bisa dia pakai, para wanita yang tadi menemani Shiro pun berlari keluar dari sana dan Leo pun membiarkanya karena mereka memang hanya tawanan di pasar gelap, jika mereka bisa lolos bukankah mereka harysnya bahagia dan tidak akan membeberkan apapun."Maafkan aku ayah." gumam Hyuga dalam hatinya sambil berakting bertarung melawan Leo.Setelah Hyuga memberi kode pada Leo, Hyuga pun menjatuhkan dirinya dengan pedang katana Leo menggantung tepat di atas lehernya dan sedikit saja Leo menurunkan pedangnya, maka kepala Hyuga sudah dapat di pastikan akan terpisah dari tubuhnya."Tidak! Jangan sakiti anakku! Aku akan memberikan apapun yang kau mau, tapi jangan sakiti anakku." Seru Shiro saat melihat nyawa anaknya dalam bahaya, meskipun Shiro terlihat jara
Alih-alih menyelidikinya, Rayyan justru senang mendengar kabar itu, karena selama ini pasar gelap.memang sangat meresahkan, namun juga sangat sulit untuk di jatuhkan. Karena ada orang atas yang seolah melindungi pasar gelap, entah karena sudah di bayar atau hal lainya.Dan sekarang tiba-tiba saja ada kabar bahwa pasar gelap benar-benar lenyap, bahkan hanya dalam waktu beberapa jam saja. Bukankah itu layaknya jackpot bagi seorang Rayyan yang sangat menegakkan keadilan? Of course!"Akhirnya pembuat bencana besar itu lenyap juga, aku jadi tidak perlu bersusah payah lagi melakukan gerilya di belakamg para orang atas hanya untuk memusnahkan organisasi parasit itu." Gumam Rayyan setelah mendapat kabar itu."Apa ini ulah Bryan?" Gumamnya lagi, selama ini dia tahu Bryan memiliki kekuatanya sendiri di luar kekuasaan kepolisian, naum karena Bryan tak pernah menyalah gunakan hal itu dia tak mempermasalahkanya."Jika ini memang benar ulahnya, ku rasa aku harus memberinya penghargaan pribadi nanti
"Sudahlah ma, sekarang ayo kita mulai makan malamnya saja. Aku sudah sangat lapar karena terlalu banyak bicara."Bryan pun mengajak semua orang untuk memulai makan malam mereka, BBQ yang di masak oleh koki yang Bryan panggil untuk datang ke rumah mereka pun sudah matang dan siap untuk di santap."Baiklah ma, ayo kita mulai makan saja. Kasihan teman-teman Bryan yang jadi menunda makan malam mereka karena obrolan kita ini." Sahut Adrian.Pria itu sedang dalam mood yang baik, hanya karena satu perkataan yang tadi sempat Bryan ucapkan. Yaitu permintaannya untuk bekerja di kantor milik Adrian, dan meninggalkan pekerjaanya di kepolisian demi keluarganya.Rasa bangga pun menyeruak di dalam hatinya, karena anak laki-lakinya itu lebih memikirkan keluarganya, memikirkan istri dan calon anak-anaknya dari pada memikirkan keinginan pribadinya.Bagiamanapun mengurus bisnis milik ayahnya itu tidak memiliki resiko yang bisa mengancam nyawa, lain halnya dengan tugas-tugas yang dia dapatkan di kepolisi
Setelah beberapa menit perjalanan, mereka pun sampai di mansion milik Bryan, dan benar saja di sana sudah ada beberapa mobil sport yang terparkir.Mereka pun masuk ke dalam mansion taoi tidak dapat menemukan siapapun di sana."Kemana anak nakal itu?" Gumam Riana smabil celingukan ke sana ke mari mancari keberadaan Belle maupun Bryan, namun Riana tidak juga kunjung menemukan mereka."Mungkin ada di halaman belakang mah?" Sahut Angel sembari berjalan lebih dulu mendahului mama, papa da suaminya.Angel berjalan menuju ke halaman belakang, dan benar saja semua orang tengah berkumpul di sana dan sedang membuat BBQ, Riana pun mendekat ke arah mereka dan menghampiri anak serta menantunya itu."Aww!!! Sakit ma!!" Seru Bryan yang tiba-tiba saja merasakan sakit akibat jeweran dari sang mama di telinga sebelah kananya."Kau masih tau sakit, hah? Kemana saja kau beberala hari ini? Seenaknya saja pergi membawa menantu mama tanpa pamit, dasar anak kurang ajar!" Riana kembali menjewer telinga Bryan.
"Tidak benar-benar sesuai dengan rencana, tapi hasil akhirnya benar-benar sama seperti yang kita semua inginkan. Jadi datanglah ke mansionku untuk berpesta malam ini, ok?" Jawab Belle yang langsung mendapatkan sorakan gembira dari teman-temanya."Kau tenang saja Belle, kami pasti akan datang." Sahut Sky yang langsung merebut hp Leo dari tangan si empunya."Astaga kau ini Sky, selalu saja seperti monyet melihat pisang saay mendengar kata party." Gurau Anne yang membuat Sky auto nyengir kuda dan semua orang pun tertawa geli melijay tingkah dua sejoli itu."Kau salah Anne, kasihan si monyetnya, kenapa dia kau samakan dengan Sky? Turun sudah derajat para monyet di dunia ini, ha.. ha.. ha.." Tawa semua orang kembali pecah akibat selorohan yang di lontarkan oleh Max itu."Aku benar-benar jai angat merindukan kalian teman-teman, cepatlah kesini sekarang juga oke? Aku tunggu!" Seru Belle yang sudah sangat rindu dengan kawan seperjuanganya itu.Dan Bryan juga tengah menelfon orang tuanya saat
"Tentu saja, aku akan memenuhi keinginanmu itu. Jadi sekarang pergilah dengan tenang..." Rian baru saja akan menarik pelatuk senjatanya, namun Belle menendang senjata kakaknya hingga terjatuh ke lantai.Prak!!"Hentikan kakak, jangan bunuh mereka. Mereka hanya ingin membalaskan dendam orang tua mereka, dan aku tidak ingin menjadi sama seperti mereka yang di butakan oleh dendam. Aku akan mengampuni kalian, tapi kalian harus berjanji untuk berubah. Aku akan menyuntikkan sebuah virus ke tubuh kalian, dan itu butuh penawar untuk setiap bulanya. Jadi bersikap baiklah, berubahlah menjadi orang yang lebih baik lagi." Ujar Belle."Kau yakin adik?" Tanya Rian memastikan keputusan adiknya itu."Aku yakin kakak." Jawabnya singkat dan terdengar tidak sedang main-main."Baiklah, terserah kau saja." Balas Rian mengalah."Kalau begitu, biar mereka berdua ikut denganku saja kembali ke kepolisian. Aku membawa mereka sebagai penebusan kesalahanku yang mangkir dari tugas, dan untuk membebaskanmu dari ke
"Aku juga tidak tahu apa yang terjadi, tapi apa mungkin jika ini adalah ulah dari nona Belle Gabriel?" Tanya Joseph yang baru saja ingat kalau Belle akan datang ke pulau kembar untuk menjatuhkan Gabriel."Belle? Sepertinya tidak mungkin, meskipun dia jenius dalam bidang penelitian, tapi dia tidak memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu sampai sejauh ini." Jawab Gabriel yang tidak oercaya dalang di balik semua ini adalah orang yang dia sebut sebagai wanita miliknya."Kenapa tidak mungkin? Suami nona Belle adalah seorang anggota keplisiam khusus, bahkan dia lahnyang ada di oeringkat pertama. Apa itu masih belum cukup untuk membuatmu percaya kalau semua ini adalah ulah mona Belle?" Tanyanya lagi."Entahlah, tapi jika memang benar ini ulah dari Belle, ku rasa ini merupakan karma untukku karena telah membunuh kedua orang tuanya." Jawab Belle.Belle dan Rian pun akhirnya sampai di pulau yang satu lagi, dan semua anggota pasukan elite sudah bersiap di eoan gedung lab untuk menyerbu, tapi
"Yup. Aku pernah mengalami mimpi buruk yang amat sangat mengerikan itu, apa lagi saat dia memanggilku atau mendatangiku dengan jarum suntik di tangannya dan senyum manis atau senyum pepsodent yang dia perlihatkan padaku. Di saat itu pula lah mimpi burukku yang baru akan segera di mulai. Jadi sebelum kau mengingatkanku tentang senyum manis terkutuk adik kita itu, aku sudah lebih dulu faham betul apa arti ari senyuman itu."Kevin pun menceritakan bagaimana ekspresi Belle dulu saat akan mulai mencoba virus baru temuanya pada tubuh Kevin.Di saat hal itu terjadi, Belle pasti memanggil Kevin atau dia yang menghampiri Kevin dengan membawa jarum suntik di tangannya dan menebar senyuman manis atau terkadang juga senyum ala iklan pespsodent miliknya.Biasanya sebuah senyuman adalah pertanda untuk sesuatu yang baik. Namun berbeda dengan Belle, senyumannya justru acap kali membawa hal buruk bagi orang di sekitarnya.Namun saat dia benar-benar sedang tersenyum tanpa ada niatan di baliknya, senyum
"Kak Kevin bawa kendaraan pengangkut yang ada di dalam Zeus ke sini, aku akan mengirimkan koordinatku padamu untuk membawa para tahanan ke kapal selam Zeus." Ucap Belle setelah komunikasinya dengan Kevin yang berada di dalam kapal selam Zeus terhubung."Kendaraan pengangkut? Ada di mana benda itu? Ku rasa aku tidak pernah melihat kendaraan semacam itu sejak naik ke kapal selam ini." Tanya Kevin dengan bingung pada Belle, pasalnya dia memang belum pernah melihat sesuatu seperti itu ada di dalam kapal selam Zeus."Buka buku petunjuknya kak itu ada di halaman terakhir." Jawab Belle memberitahu Kevin cara untuk menemukan kendaraan pengangkut itu."Oke sebentar." Kevin pun mulai membuka e-boom yang berisi petunjuk cara kerja kapal selam Zeus itu.Dan benar saja di halaman terakhir ada petunjuk mengenain kendaraan pengangkit amfibi alias kendaraan pengangkut yang bisa bergerak di darat maupun di air."Pertama tekan tombol buka garasi, lalu tekan tombol kendaraan amfibi, lalu tekan mulai." G
"Iya kak sekarang aku sedang dalam perjalanan menuju ke pulau sebelah, ada apa kak? Apa kau juga berencana untuk memulai aksimu dari sana?" Tanya Belle pada kakaknya itu, karena dia tau pasti kakaknya itu tak akan mau tinggal diam saja sedangkan dirinya sedang berjuang di medan perang."Baiklah kalau begitu kita hancurkan tempat itu bersama adikku tersayang, kau bisa memulai dari sisi barat dan aku akan memulai dari sisi timur bersama dengan Park. Kita akan bertemu tepat di tengah pulau itu, di rumah Gabriel." Jelas Rian pada Belle, dia mengaturnya menjadi seperti itu agar menghemat waktu, dan mereka masih bisa membantu anggota tim elite untuk meratakan pulau yang satunya lagi dan menagkap Gabriel."Oh iya kak, aku juga akan meminta kak Kevin untuk menyelamatkan para tahanan yang ada di ruang bawah tanah rumah Gabriel nantinya." Ucap Belle yang berniat membebaskan para tahanan Gabriel, karena sepengetahuanya para tahanan Gabriel adalah ilmuwan atau orang dengan profesi lain yang tidak
"Jadi benar-benar ada piring terbang tadi? Lalu kalian tidak mengejarnya?! Apa kalian semua bodoh!?" Seru Gabriel sambil membanting semua barang yang ada diatas meja di dekatnya dan juga membalikkan meja itu."Bagaimana kami bisa mengejarnya? Jika kecepatanya saja sangat tidak masuk akal sama sekali! Kecepatanya bahkan melampau jet, lalu kita mau mengejarmya dengan apa?" Bela Joseph yang tak mau di salahkan, karena memang mereka tidak akan sanggup jika harus mengejar benda itu."Shitt!! Aku semakin yakin ini adalah ulah dari sisa-sisa pasukan Leon, hanya dia yang mampu membuat kegaduhan semacam ini, dan benda gila seperti itu!" Gumam Gabriel yang akhirnya tak lagi menyalahkan Joseph.Di gua, di saat yang sama..."Itu adalah tanda yang di buat oleh kak Rian bukan?" Tanya Bryan pada Belle, saat mereka juga mendengar suara ledakan yang berasal dari piring terbang itu, yup piring terbang itu adalah mahakarya terbaru milik Park yang baru saja mereka selesaikan dan sempurnakan."Iya itu ala