Share

Bab 80 : Bicara

Penulis: Taehyunie05
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-21 20:33:19

Jessy terdiam mendengar pertanyaan yang Terry lontarkan padanya. Memang benar, ia memiliki banyak opsi untuk melarikan diri. Tapi kondisi semalam sangat berbeda. Ia tak memiliki pilihan lain selain ikut dengan Kai.

Gadis dengan wajah boneka itu menghela napas panjang sembari meremat ujung lengan dari kaus panjang yang ia kenakan. Mulutnya terbuka, tapi tak berhasil mengeluarkan suara, seolah ada yang menahannya.

Gemas. Itulah yang Terry rasakan saat ini. Pria itu tak mengerti mengapa Jessy masih menutup rapat mulutnya itu. Apakah niatannya melarikan diri karena ia tertekan bersama dengannya? Ataukah ia dihasut oleh seseorang? Entahlah, tak ada satupun yang benar karena Jessy belum angkat suara untuk mengklarifikasinya.

"Jessy, aku bertanya padamu,"

"Itu..." Jessy kebingungan merangkai kata kata yang akan keluar dari mulutnya.

Lidahnya terasa kelu, dengan raut wajah takut yang tergambar jelas di wajah bonekanya. Berbagai skenario buruk terus menari nari di kepalanya. Jika ia bilang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 81 : Informasi Yang Hilang

    Terry tersentak kaget mendengar perkataan yang keluar dari mulut Jessy. Mata coklat milik pria berambut pirang itu seolah akan keluar dari tempatnya karena Terry melotot terlalu lebar. Mulut pria itu sedikit terbuka dengan alis yang terlihat naik.Sadar akan kekonyolannya, Terry menggeleng kepalanya untuk mengembalikan kembali kesadarannya. Sang ketua Mafia pun menatap lekat ke arah mata hijau milik Jessy yang berbinar, berusaha mencari letak kebohongan yang mungkin saja disembunyikan oleh gadis berwajah boneka itu.Jessy mengerjapkan matanya dengan polos sembari menatap Terry dengan tatapan bingung. Gadis itu memiringkan kepalanya sambil menaruh jari telunjuknya di dagu, memasang ekspresi lucu hingga bisa memecah konsentrasi Terry."Apa perkataanku salah, tuan?" Tanya Jessy dengan nada polosnya. "Perkataanmu tidak salah Jessy," Jake yang sedari tadi menulis di belakang Jessy pun membuka suara, mewakilkan Terry yang tak bisa berkata kata saat ini karena terlampau terkejut dengan apa

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-21
  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 82 : Perubahan kecil

    "Jane, ayo pindah, jangan tidur dilantai," ujar Jessy sembari menepuk pelan punggung sahabatnya. Akan tetapi, Jane tak mendengar ataupun merespon, membuat Jessy mendengus kesal dengan wajah cemberut.Gadis itu melirik ke arah Terry dan Jake yang masih membahas beberapa hal yang tak ia mengerti. Jessy menggelengkan kepala, lalu segera menggendong Jane untuk memindahkan gadis itu ke kasur yang saat ini sedang di tempati oleh Archer. Gadis itu harus bersusah payah mengangkat Jane karena perbedaan tubuh yang sangat mencolok."Woah, kenapa kau memindahkannya kemari?" Tanya Archer kaget saat melihat Jessy yang meletakkan Jane tepat di samping pria berambut cepak itu. Jessy menoleh pada sumber suara sembari tersenyum kecil."Aku hanya tak ingin sahabatku sakit. Boleh kan dia tidur disini selama beberapa jam?"Mendengar suara halus yang mengalun begitu merdu dari mulut Jessy membuat Archer menganggukkan kepalanya tanpa sadar, seolah terhipnotis oleh pesona Jessy keluarkan. Jessy tersenyum kec

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-21
  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 83 : Mengorek Informasi

    "Kai, bahaya apa yang kau maksud?"Daniel bertanya dengan nada penasaran. Mata cokelat miliknya menatap Kai dengan intens, membuat pria bermata amber itu memalingkan wajahnya ke arah lain dengan tangan yang mengepal kuat. Daniel bisa melihat jika darah menetes dari sela sela jari pria itu."Aku hanya salah bicara. Maaf,"Alis Daniel terlihat naik dengan kening yang berkerut dalam. Pria berdarah Korea itu tentu saja tak percaya dengan apa yang Kai katakan padanya. Ia merasa tak puas dengan jawaban dari "mantan" sahabatnya itu.Hei, ia sudah mengenal Kai sejak kecil. Daniel tahu jika pria di depannya ini menyembunyikan sesuatu. Terbukti dari gerak geriknya yang tampak gelisah serta tatapan mata yang tak ingin melihat ke arahnya. Daniel menghela napas panjang sembari menyilangkan tangan di depan dada."Kau sangat payah dalam berbohong, Kai. Kau tahu itu kan?" Tanya Daniel dengan wajah mengejeknya, bermaksud memancing Kai untuk bicara. Biasanya, dengan cara ini Kai akan marah dan langsung

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-22
  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 84 : Terungkap (1)

    Saat Jessy akan membalas pertanyaan Terry, tiba tiba saja ponsel milik pria itu berdering dengan keras hingga menghentikan kegiatan keduanya. Terry menghela napas kasar lalu segera merogoh sakunya untuk melihat siapa orang yang sudah berani mengganggu waktu "istirahatnya" bersama dengan Jessy.Ketika dilihat, layar ponsel miliknya menampilkan nama Daniel. Terry tentu saja merasa aneh karena biaanya Daniel tak akan meneleponnya jika tak ada hal yang penting ataupun mendesak. Dengan malas, Terry segera menggeser layar ponselnya ke atas untuk menjawab panggilan itu."Ya, Daniel. Ada apa meneleponku?" Tanya Terry tak sabaran sembari melirik Jessy yang saat ini menatapnya dengan tatapan penasaran melalui mata hijau bulatnya yang begitu berkilau."Terry, gawat!""Gawat kenapa?" Tanya Terry heran mendengar suara panik dari sahabatnya itu. Apa ada sesuatu yang buruk? Otak Terry kini mulai menciptakan beberapa skenario terburuk. Selain itu, perasaannya mendadak menjadi tak."Gedung biru di man

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-22
  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 85 : Terungkap (2)

    Terry mengernyitkan keningnya saat Jessy berkata jika ada yang janggal dari ucapannya. Pria berambut pirang itu menatap wajah boneka Jessy dengan intens hingga hidung keduanya saling bersentuhan.Jessy lagi lagi menahan napas saat dalam posisi intim seperti sekarang ini. Dirinya tak bisa mendorong ataupun memukul tubuh Terry. Otaknya seolah kosong dengan pikiran yang mendadak terasa seperti orang linglung, membuat Terry menyeringai kecil.Terry merapatkan tubuhnya dengan menarik pinggang ramping milik Jessy dengan posesif sembari menyatukan keningnya pada kening milik Jessy. Dalam jarak sedekat ini, Terry bisa merasakan napas hangat nan manis yang keluar dari tubuh Jessy, begitu lembut namun memabukkan layaknya whisky yang sering ia minum"Apa yang kau katakan? Apa yang janggal dari ucapanku?"Wajah Jessy memerah sempurna mendengar perkataan yang lembut dan seduktif itu. Jessy menutup matanya secara sekilas saat Terry mencium bibirnya tanpa izin, seolah terhipnotis dengan pesona Terr

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-23
  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 86 : Villain (1)

    Alfred melihat layar tablet yang saat ini berada dalam genggamannya. Pria dengan mata sewarna dengan zamrud itu tersenyum kecil sembari melihat apa yang ditampilkan di layarnya, yakni sebuah susunan rencana yang akan ia lakukan untuk mendapatkan bandul kalung harimau berwarna putih yang saat ini berada di kelompok Black Panther.Alfred mengambil sebuah kalung dengan bandul kalung yang sama persis dengan yang berada di kelompok Black panther, yakni bandul kalung berbentuk harimau putih dengan kode 2508. Selain itu saat bandul itu digosok, akan tertulis nama Alfred Kang di belakangnya. Alfred mengelusnya dengan perlahan dan menciumnya sambil memejamkan mata, melakukan perjalanan ingatan dengan orang yang ia kasihi di masa lalu. Pria dengan mata zamrud itu bernostalgia melihat benda yang menjadi satu satunya petunjuk tentang orang yang ia sayangi. Alfred tampak melamun sebentar, menatap kosong ke arah kalung yang sedang ia pegang. Tanpa sadar bibir pria paruh baya itu melengkung ke at

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-23
  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 87 : Villain (2)

    "Tuan, tolong turunkan aku," ujar Jessy memohon karena merasa tak nyaman dengan posisinya saat ini.Karena berada dalam pangkuan Terry, Jessy membuat kakinya terbuka lebar dan sehingga duduk di atas paha Terry. Selain itu, entah sejak kapan pria itu melingkarkan tangan kekarnya di pinggang Jessy, membuat posisi keduanya tampak intim. Jika ada yang melihat, maka mereka akan menyangka Terry dan Jessy tengah berciuman karena posisi ini membuat orang lain salah paham pada mereka berdua."Apa kau punya hipotesa siapa orang yang membakar gedung biru di mansionku itu, sayang?" Tanya Terry dengan suara rendah.Terry mencium leher milik Jessy dengan perlahan dan juga ringan, membuat Jessy mengerang kecil sambil mendongakkan kepala. Mulut gadis itu terus mengeluarkan desahan kecil dengan mata terpejam, seolah tengah menikmati perlakuan tak senonoh yang Terry lakukan padanya.Karena mendapat akses yang lebih banyak, Terry pun makin berani mencium bagian tubuh milik Jessy, bahkan tak segan menggi

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-24
  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 88 : Sisi Lemah

    Kai memutuskan untuk menyalakan laptopnya setelah sekian lama terdiam di kamarnya setelah melakukan panggilan dengan Emily. Pria itu ingin memenangkan diri setelah lelah berdebat dengan Emily soal pelaku yang membakar gedung biru milik Terry. Bukannya apa, tapi di gedung itu, Kai menyembunyikan sebuah map rahasia yang tak diketahui oleh siapapun sebelum akhirnya ia melakukan kejadian itu, kejadian yang membuatnya tertuduh karena bekerja sama dengan Athena alias Emily.Kai menggelengkan kepalanya saat fokusnya terpecah. Ia kembali memusatkan perhatian pada laptop yang sedang berada di hadapannya. Pria itu ingin mengecek apakah hal yang sudah ia rencanakan untuk menangkap Jessy sudah benar atau belum. Setelah laptop miliknya menyala, Kai segera membuka file khusus dengan sandi unik yang ia rancang sendiri. File itu dengan nama "Plan line". Setelah memasukkan kata sandi yang sudah dihapal diluar kepala, file itupun langsung terbuka.Saat file itu terbuka, Kai bisa melihat beberapa pet

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-24

Bab terbaru

  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 107 : Ending

    Jessy menolehkan kepalanya pada sumber suara, yakni Terry yang saat ini menatap tajam ke arahnya. Jessy merasa ciut dan ketakutan melihatnya, hingga ia memeluk Alfred kembali dengan sangat erat sembari menyembunyikan wajahnya. Gadis itu merasa terintimidasi dengan tatapan Terry yang terlihat sangat mematikan."Jessy, aku sedang bicara padamu. Tolong lihat aku,"Terry berkata dengan nada tegas dan juga dominan, membuat jiwa submissive Jessy keluar begitu saja. Jessy membalikkan tubuhnya hingga kini berhadapan dengan pria berambut pirang itu.Gadis itu menundukkan kepalanya hingga poni miliknya yang sudah memanjang menutupi wajahnya. Gadis itu memegang erat ujung baju yang ia kenakan, pertanda jika tengah takut dan juga gugup. Terry menghela napas kasar lalu mengangkat dagu Jessy dengan jari telunjuknya agar gadis itu bisa bertatapan dengannya.Tatapan keduanya bertemu. Mata doe hijau milik Jessy yang saat ini memerah karena sedang menangis kini bertatapan dengan manik coklat milik Terr

  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 106 : Berita Gila

    "Apa ini semacam taruhan?" Terry menggelengkan kepalanya, lalu segera mendekati Jessy yang saat ini tengah memiringkan kepalanya, tak mengerti dengan pembicaraan diantara dua pria berbeda generasi itu.Begitu sampai di hadapan Jessy, Terry meletakkan salah satu tangannya di perut milik gadis itu, lalu mengusapnya dengan cara melingkar. Pria itu memejamkan mata seolah menikmati kegiatan yang ia lakukan.Jessy tentu saja kaget mendapat perlakuan lembut seperti itu. Terry memang baik padanya, tapi dia pasti selalu memiliki niat terselubung. Makanya ia curiga jika Terry tengah merencanakan sesuatu padanya.Akan tetapi, sekalipun Jesy tengah mencurigai Terry, Jessy tak menepis tangan milik Terry dari perutnya dan membiarkan Terry berbuat sesukanya, selama masih berada di batas wajar. Entah kenapa, ada rasa senang yang hinggap di hatinya. Seperti ada kupu kupu yang berterbangan dalam perutnya, menimbulkan sensasi menyenangkan yang tak diketahui sebabnya. Apakah ia senang dengan usapan itu

  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 105 : Penjelasan

    "Apa maksudmu jika Jessy tengah hamil?" Alfred kini menatap Terry dengan tatapan tajam.Pria bermata hijau itu tak terima jika Terry mengatakan hal yang tidak tidak pada Jessy yang baru saja siuman. Terry tersenyum, lalu menolehkan kepalanya pada Jessy yang saat ini menatapnya penuh kebingungan.Mata gadis itu tampak mengerjap lucu dengan bibir mengerucut lucu karena tak mengerti alasan Terry malah membahas "hal itu". Kepalanya terlihat dimiringkan yang membuat Jessy tampak begitu menggemaskan. Terry tertawa kecil melihat tingkah Jessy yang begitu menghibur dirinya. Setelah itu, Terry memusatkan kembali perhatiannya pada Alfred yang menunggu jawabannya. Percakapan diantara keduanya tampak begitu intens seolah ini adalah meja perang (meja debat)."Kurasa anda tak terlalu bodoh untuk mengerti arti ucapan saya, tuan," ujar Terry dengan senyuman tipis yang terpatri di wajah tampannya.Nada suara setenang air itu sedikitnya mengusik hati Alfred. Apa pria di depannya itu tak merasa bersala

  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 104 : Kedatangan Terry

    Terry kini sudah tiba di depan rumah sakit yang kabarnya tempat Jessy dirawat. Pria berambut pirang itu segera turun dari mobil dan melangkah dengan gagah menuju ke depan gerbang rumah sakit, diikuti oleh para anggotanya yang lain yang mengikuti dari belakang.Saat berada di depan gerbang, langkah Terry harus terhenti karena seorang pria berpakaian serba merah dengan aksen lambang harimau putih mencegahnya masuk. Terry menatap tajam orang itu dengan mata cokelatnya, karena perjalanannya harus tertunda. Ini sama artinya dengan membuang waktunya yang berharga untuk mencari Jessy."Mengapa aku dihentikan seperti ini, heh?""Maaf, Tuan. Tapi anda tak diizinkan masuk ke wilayah ini," ujar pria yang tengah mengenakan kacamata itu dengan suara berat.Terry tersenyum miring. Ia yang tak terima dengan perkataan itu langsung merogoh saku celananya dan menodongkan pistol tepat di dahi pria itu. Bisa dilihat jika salah satu anak buah dari kelompok White Tiger yang berhadapan dengannya meneguk lu

  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 103 : Ayah

    Alfred menghela napas melihat reaksi yang Jessy berikan padanya. Gadis itu tak merasa senang ataupun gembira dengan berita ini, tapi malah menunjukkan sikap ketidak percayaan dan juga ragu.Hal ini tentu saja menggores hari Alfred. Wajah pria itu tampak menyendu dengan alis mata yang terlihat turun. Raut wajah Alfred terlihat murung dengan tubuh terkulai lemas seolah tak memiliki tenaga.Jessy menggaruk pipinya yang tak terasa gatal, bingung harus melakukan apa di situasi sekarang ini. Rasa canggung menyergap keduanya, membuat Jessy tampak tak nyaman. Tangan mungilnya dengan ragu menyentuh wajah Alfred yang kini tengah melihat ke tanah. Merasakan sentuhan kecil dan halus itu, Alfred mendongakkan kepala, kembali menatap wajah Jessy dengan tatapan sedih. Bibir pria itu terlihat terkunci dengan mata sayu yang membuat kondisi Alfred terlihat begitu menyedihkan."Apa bisa anda jelaskan lagi padaku apa yang anda katakan sebelumnya?" Tanya Jessy dengan nada sehalus sutera sembari mengusap

  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 102 : Informasi Tak Terduga

    "Ayah yang menculik anak Alfred?" Tanya Terry lagi memastikan, takut jika ia salah mendengar."Benar, tuan. Selain itu, ayah anda hampir melecehkan Rosemary saat wanita itu tengah mengandung. Maka dari itu, tuan Alfred murka besar dan berakibat memusuhi kelompok Black Panther sampai sekarang," jawab Adiaz lagi yang membuat Terry tampak tercengang.Pria itu hampir saja menjatuhkan ponselnya ke bawah andai tak diraih oleh Daniel. Dengan sigap, tangan milik pria berdarah Korea itu menangkap ponsel yang saat ini masih tersambung.Ia ingin tahu mengapa sedari dulu kelompok White Tiger selalu membuat masalah dengan kelompok Black Panther. Tak mungkin jika hanya alasan itu saja yang menjadi pemicunya."Lalu, apa ada hal lain yang ingin kau laporkan pada kami?""Ada. Kelompok Black Panther yang waktu itu dipimpin oleh ayah anda adalah pengacau sekaligus pengkhianat di masa lalu saat kelompok White Tiger masih berjaya. Tuan Barbara membuat fitnah bahwa kelompok White Tiger adalah kelompok yan

  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 101 : Rosemary

    Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih tiga jam untuk pergi ke Las Vegas menggunakan pesawat, Terry segera memerintahkan anak buahnya yang berada disana untuk segera menjemputnya dan beberapa orang yang ia bawa dari Washington, termasuk Daniel.Selama menunggu kira kira setengah jam, mobil yang di pesan oleh Terry pun datang. Ia dan Daniel langsung masuk ke dalam mobil itu, sementara para anak buahnya yang lain menaiki mobil yang berbeda. Mobil pun meninggalkan kawasan bandara menuju rumah sakit tempat Jessy di rawat."Kau yakin jika Jessy ada disana? Bisa saja ini adalah trik murahan yang digunakan oleh kelompok White Tiger untuk mengecoh kita semua," Terry yang sedang memeriksa beberapa file yang masuk di ponselnya pun menolehkan kepala pada sang lawan bicara. Dirinya tertegun dalam sesaat.Benar juga, karena panik dan merasa senang karena Jessy telah ditemukan membuatnya membuat keputusan bodoh dengan langsung datang ke Las Vegas tanpa mencari tahu terlebih dahulu apakah

  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 100 : Kondisi Jessy

    "Hah? Apa maksud anda?" Tanya Jessy yang saat ini tengah membulatkan mata mendengar fakta yang baru saja ia dengar.Janet Fransisca? Rasanya ia pernah mendengar nama itu sebelumnya. Keningnya berkerut dalam mencoba mengingat nama itu. Matanya ya menyipit lucu dengan ekspresi yang begitu menggemaskan.Akan tetapi, seberapa keras usaha Jessy untuk mengingatnya, ingatan itu tak muncul di kepalanya. Jessy mengerang kesal sekaligus frustrasi karena tak bisa mengingat informasi yang terbilang cukup penting untuk keadaan sekarang.Gadis itu menatap Alfred dengan tatapan polos miliknya karena ia tak mengingat nama yang terasa familiar itu, seolah meminta bantuan pada Alfred. Alfred terkekeh pelan, lalu menyendokkan satu sendok bubur pada mulut Jessy yang terbuka agar gadis itu bisa makan.Jessy tentu saja kesal karena Alfred memasukan makanan ke dalam mulutnya tanpa permisi. Dengan terpaksa, gadis itu pun menelan bubur yang disodorkan tanpa mengunyahnya karena bubur yang ia makan sangatlah lem

  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 99 : Sisi Sensitif (Terry)

    "Terry," panggil Daniel yang baru saja masuk ke ruangan milik sang pria berambut pirang yang kini tengah berkutat dengan laptopnya. Terry tampak begitu serius, terlihat dari keningnya yang berkerut dalam dan beberapa kali mengeluarkan umpatan kecil yang tak jelas.Mendengar ada yang memanggil namanya, Terry menolehkan kepala pada sumber suara, mengabaikan sejenak laptop yang ada di depannya dan memusatkan seluruh atensinya pada Daniel yang saat ini tengah memasang wajah lelah.Wajah pria berdarah Korea itu tampak sangat berantakan, dengan kantung mata hitam yang melingkar jelas di wajahnya. Selain itu, wajah Daniel tampak begitu kusam, menandakan jika ia kurang istirahat selama beberapa hari terakhir."Ada apa Daniel?" Tanya Terry singkat, padat dan jelas dengan nada suara dinginnya.Daniel menghela napas panjang, lalu menyodorkan sebuah file yang berisi tentang beberapa kerja sama yang harus Terry periksa. Bagaimanapun, Terry adalah orang yang berkuasa disini. "Ada beberapa kerja sa

DMCA.com Protection Status