Share

4. Trouble

Author: Aeris Park
last update Last Updated: 2023-01-10 23:14:22

"APA?" Diana sontak menjauhkan ponselnya dari telinga karena Devan berteriak keras. Dia sudah menduga jika Devan pasti akan terkejut setelah mendengar ucapannya.

"Mama sudah mencari Cherry ke mana-mana, tapi dia belum ketemu, Devan. Lebih baik kamu ke sini sekarang!" Diana menutup sambungan teleponnya dengan paksa sebelum Devan semakin marah pada dirinya.

Devan langsung meninggalkan ruangan rapat begitu saja. Dia tidak peduli akan kehilangan proyek besar karena yang ada pikirannya hanya Cherry sekarang. Lagi pula uang masih bisa dia cari.

Devan pun menyuruh Pramudya agar mengerahkan seluruh anak buahnya untuk mencari Cherry.

"Baik, Tuan." Pramudya mengangguk patuh lantas melaksanakan perintah Devan.

Devan mengemudikan Mercedes Benz G65 miliknya dengan kencang membelah jalanan ibu kota karena dia ingin cepat-cepat menemukan Cherry. Tiga puluh menit dia tiba di taman. Tanpa menunggu waktu lama dia segera menghampiri Diana.

"Mama!" Devan menatap Diana dengan tajam. Amarah tergambar jelas di wajah tampannya karena sang ibu sudah lalai menjaga putrinya hingga hilang.

Diana hanya bisa menunduk sambil meremas kesepuluh jemari tangannya. Dia bahkan tidak berani menatap Devan karena takut.

"Mama minta maaf, Van. Mama mengaku lalai menjaga Cherry ...."

Devan hanya bisa menghela napas panjang lantas mengedarkan pandang ke sekitar. Devan tidak bisa membayangkan betapa ketakutannya Cherry karena berada di luar sendirian. Lebih baik dia segera mencari anak itu.

"Cepat cari, Cherry!" perintah Devan pada semua anak buahnya.

***

Seika berulang kali menarik napas panjang, setitik keringat pun kembali menetes dari keningnya. Seika merasa sangat lelah karena dia sudah menggendong Cherry lumayan lama. Namun, dia sampai sekarang belum melihat papa dan nenek Cherry.

"Mama, capek?" tanya Cherry polos.

Rasanya Seika ingin sekali mengatakan 'iya'. Namun, dia tidak ingin menyinggung perasaan Cherry.

"Tidak. Kakak akan bantu mencari papa sama nenek kamu sampai ketemu."

"Terima kasih, Mama."

Seika mengangguk. Tubuh gadis itu tiba-tiba menegang, jantungnya seolah-olah berhenti berdetak karena lima orang berpakaian serba hitam tiba-tiba berdiri mengelilinginya.

"Ada apa ini? Siapa kalian?" Seika tanpa sadar mendekap Cherry semakin erat karena takut kelima orang tersebut memiliki niat yang jahat pada dirinya.

Tiba-tiba saja salah satu dari kelima orang tersebut menarik Cherry dengan paksa dari gendongannya. Gadis kecil itu sontak menangis keras karena ketakutan.

"Hei, lepaskan aku!" teriak Seika karena dua orang lelaki berpakaian serba hitam tersebut memegangi kedua tangannya dengan erat.

"Nona Cherry sudah ketemu Tuan," ucap lelaki yang memakai kaca mata hitam.

"Apa yang kalian lakukan, hah? Aku pasti akan memberi kalian pelajaran karena sudah membuat Cherry menangis!" Seika berusaha melepaskan diri karena ingin menyelamatkan Cherry. Namun, kedua lelaki itu malah memegang tangannya semakin erat.

"Papa!" Cherry berteriak keras saat melihat Devan datang. Dia langsung meminta turun dan digendong oleh papanya itu.

"Syukurlah Cherry sudah ketemu." Diana sontak mengembuskan napas lega. Wanita paruh baya itu tidak bisa membayangkan apa yang akan Devan lakukan pada dirinya jika Cherry tidak pernah ditemukan. Bisa-bisa Devan akan mengirimnya ke panti jompo.

"Sepertinya wanita ini ingin menculik Nona Cherry, Tuan," ucap lelaki berbaju hitam yang memiliki tubuh paling kekar.

"Aku bukan penculik, Bodoh!" Seika menginjak kaki lelaki tersebut lumayan keras hingga meringis kesakitan karena sudah menuduhnya sembarangan.

"Mama bukan penculik, Pa. Tolong lepasin, Mama!" rengek Cherry agar anak buah Devan melepaskan Seika.

"Mama?" Kening Devan berkerut dalam mendengar ucapan Cherry barusan. Siapa orang yang dipanggil mama oleh Cherry?

Apa mungkin ....

Devan sontak menatap seorang gadis bermata hezel yang berdiri tidak jauh darinya. Tidak mungkin gadis yang penampilannya mirip preman pasar ini dipanggil mama oleh Cherry.

"Papa lepasin, Mama!"

Devan tergagap karena Cherry berteriak lumayan keras. Dia pun segera menyuruh anak buahnya untuk melepaskan Seika.

"Lepaskan dia!"

Seika menatap kelima anak buah Devan dengan kesal. Padahal dia bukan orang jahat, tapi mereka memperlakukannya seperti penjahat.

Menyebalkan!

Cherry tiba-tiba minta turun dari gendongan Devan lalu menghampiri Seika dan mengulurkan kedua tangannya.

"Mama, gendong ...."

Seika sebenarnya merasa sangat lelah, tapi dia tidak tega jika menolak keinginan Cherry. Akhirnya dia terpaksa menggendong anak itu lagi.

"Pantas saja kamu tidak mau mama jodohin sama Siska. Ternyata kamu sudah punya calon mama untuk Cherry," ucap Diana sambil menghampiri Seika dengan wajah berbinar. Wanita itu merasa sangat senang karena sebentar lagi akan mempunyai seorang menantu yang cantik seperti Seika.

Devan terlihat bingung karena dia tidak mengerti dengan apa yang baru saja Diana katakan. Pergi ke mana otak cerdasnya?

"Nenek, kenalin. Ini mamanya Cherry." Cherry dengan polos memperkenalkan Seika sebagai mamanya pada Diana. Anak itu terlihat sangat senang karena menemukan sosok ibu yang selama ini dia idam-idamkan.

Seika hanya bisa tersenyum canggung. "Maaf, Tante. Nama saya Seika. Saya tadi tidak sengaja melihat Cherry tersesat sendirian."

"Saya, Diana. Nenek, Cherry. Kamu ternyata masih muda, ya. Saya nggak menyangka kalau Devan memilih kamu menjadi mama tiri Cherry."

Kening Seika berkerut dalam mendengar ucapan Diana barusan. Sepertinya wanita itu salah paham karena dia tidak mempunyai hubungan apa pun dengan papanya Cherry. Dia bahkan baru bertemu dengan lelaki itu hari ini.

"Mama jangan asal bicara. Dia bukan calon istri Devan, Ma!" ucap Devan kesal.

Seika sontak menatap Devan yang berdiri di sebelahnya dengan lekat. Lelaki itu memiliki alis tebal, rahang kokoh, dan hidung mancung. Satu kata untuk menggambarkan wajah Devan. Tampan.

"Tapi Cherry memanggil Seika mama," bantah Diana. Dia tetap yakin jika Seika adalah calon mama tiri Cherry.

"Mama jangan tertipu wajah polosnya! Sekarang banyak kan, orang jahat yang berpura-pura baik?" Devan malah menyeringai. Dia tidak akan tertipu dengan gadis licik seperti Seika yang sudah meracuni pikiran Cherry agar mau memanggilnya mama.

Seika menatap Devan dengan kesal. Rasanya dia ingin sekali menampar wajah Devan yang kelewat tampan karena sudah menuduhnya sembarangan. Padahal dia tidak mempunyai niat sedikit pun untuk menipu mereka.

"Maaf, saya sudah tidak kuat lagi menggendong Cherry." Seika ingin memberikan Cherry ke Devan, tapi anak itu malah memeluk lehernya semakin erat. Padahal dia ingin pulang lalu menghibur diri setelah putus dari Arka.

"Cherry kita pulang, ya?" Devan mengulurkan kedua tangannya, tapi Cherry malah menggelengkan kepala.

"Cherry mau pulang sama Mama."

"APA?!" teriak Seika dan Devan kompak.

"Kalian berdua ternyata kompak sekali! Mari kita pulang," pekik Diana dengan wajah berbinar setelah melihat interaksi di antara Seika dan Devan. Dia pun mengajak gadis itu pulang ke rumahnya.

Comments (5)
goodnovel comment avatar
Sartini Cilacap
Mama devan salah paham
goodnovel comment avatar
Eliday Yanti
uhuii jadiin aja
goodnovel comment avatar
Efilianti Lukmansyah
bgs ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   5. Orang Kaya Menyebalkan!

    Seika menatap bangunan megah yang berdiri di hadapannya dengan mulut menganga lebar. Rumah keluarga Marcellio ternyata sangat besar dan memiliki halaman yang sangat luas. Beberapa mobil mewah berjejer rapi di samping rumah tersebut, Seika tidak tahu berapa jumlahnya karena sangat banyak. Dia yakin sekali harga mobil tersebut pasti mahal.Seika kembali tercengang melihat sebuah tempat lapang yang memiliki simbol huruf H di tengah-tengah lingkaran. Tanpa perlu bertanya Seika yakin sekali tempat tersebut adalah sebuah landasan helikopter. Sepertinya Devan memang sangat kaya dan dia yakin sekali jika harta lelaki itu tidak akan habis selama tujuh turunan."Ayo masuk, Sayang." Diana mengajak Seika masuk ke dalam rumahnya.Mulut Seika sontak menganga lebar karena interior rumah Devan ternyata sangat mewah. Lantai rumah berlantai tiga itu terbuat dari marmer yang berkilau jika terkena cahaya lampu. Lukisan-lukisan kuno koleksi Diana yang terpajang di dinding membuat rumah bergaya klasik ters

    Last Updated : 2023-01-11
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   6. Bad Day Ever

    Seika berjalan seorang diri di sepanjang trotoar. Di samping kanan dan kirinya hanya ada rumah mewah yang berjejer rapi. Sampai sekarang Seika belum melihat halte bus sama sekali padahal dia sudah berjalan lumayan jauh. Andai saja dia percaya dengan apa yang Diana katakan jika halte bus letaknya jauh, dia pasti akan menerima tawaran wanita paruh baya itu untuk pulang diantar supir.Namun, semua sudah terlambat. Dia harus berjalan lumayan jauh untuk menemukan halte bus terdekat. Seika terus memaksa kedua kakinya untuk berjalan sambil sesekali menoleh ke belakang. Entah kenapa dia tiba-tiba berharap Devan akan menyusulnya lalu mengantarnya pulang seperti yang dilakukan Kim Tan pada Cha Eun Sang.Namun, Devan tidak mungkin melakukannya karena lelaki itu raja tega. Seika nekat ingin mencari tumpangan karena dia sudah merasa sangat lelah, perutnya juga lapar. Namun, tidak ada satu pun mobil yang mau berhenti untuk memberinya tumpangan ke halte bus terdekat.Rasanya Seika ingin sekali mena

    Last Updated : 2023-01-11
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   7. We Meet Again

    Seika langsung menghampiri Satria yang sedang asyik menonton televisi setelah selesai mandi lalu memakan semangkuk mie instan yang sudah kakak kandungnya itu siapkan. Seika makan dengan lahap karena dia memang benar-benar lapar.Satria memperhatikan Seika dengan lekat. Seika sebenarnya memiliki wajah yang lumayan cantik. Namun, gadis itu tidak terlalu memedulikan penampilannya. Seika lebih suka memakai celana dan kaos yang kebesaran dari tubuhnya. Penampilannya pun terlihat lebih mirip laki-laki dari pada perempuan."Dasar cewek separuh!" Satria geleng-geleng kepala melihat Seika yang makan begitu lahap seolah-olah tidak pernah makan berhari-hari."Kamu lapar banget, Dek?" Seika hanya mengangguk karena mulutnya sibuk mengunyah makanan. Lagi pula dia sangat menyukai mie instan. Dia bahkan bisa menghabiskan dua bungkus mie instan sekaligus sekali makan."Argh, kenyang ...." Seika bersendawa lumayan keras setelah selesai makan.Satria tanpa sadar bergidik mendengarnya. Sampai sekarang d

    Last Updated : 2023-01-11
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   8. Mimpi Buruk

    "Kenapa kamu masih tidur, Seika? Lihat sekarang jam berapa? Apa kamu ingin terlambat bekerja?"Seika meringis kesakitan sambil mengusap kepalanya yang baru saja dipukul oleh Satria lalu mengedarkan pandang ke sekitar seolah-olah mencari sesuatu.Seika masih ingat dengan jelas kalau dia tadi bertemu dengan Devan ketika menunggu bus di halte lalu mereka mengantar Cherry pergi ke sekolah bersama. Namun, Devan tiba-tiba saja mendekat dan ingin mencium bibirnya.Di mana lelaki itu sekarang?"Kamu nyari apa, Seika?""Devan, mana?" tanya Seika polos. Sepertinya nyawa gadis itu belum terkumpul sepenuhnya.Kening Satria berkerut dalam mendengar pertanyaan Seika barusan karena nama lelaki itu terdengar asing di telinganya."Siapa, Devan?"Mulut Seika sontak menganga lebar. Sepertinya gadis itu baru menyadari kalau kejadian yang dialaminya bersama Devan barusan ternyata hanya mimpi.'Kenapa di dalam mimpi Devan juga menyebalkan, sih?' rutuk Seika dalam hati."Siapa Devan, Seika? Apa dia kekasih

    Last Updated : 2023-01-12
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   9. Bikin Pusing

    Suasana di dalam kantor masih terlihat sepi karena sekarang memang belum jam masuk kerja. Namun, Seika dan Bara selalu berangkat lebih awal dari karyawan yang lain."Selamat pagi, Pak Bara," sapa seorang petugas keamanan yang berpapasan dengan mereka.Bara hanya mengangguk singkat untuk membalas sapaan petugas keamanan tersebut.Seika diam-diam memperhatikan Bara yang berjalan tepat di sampingnya. Lelaki berusia dua puluh empat tahun itu terlihat sangat tampan dalam balutan kemeja berwarna biru navy dan celana bahan berwarna senada. Kaca mata minus yang bertengger di hidung mancungnya membuat kadar ketampanan Bara semakin meningkat."Kamu terlihat tampan sekali hari ini. Kenapa kamu tidak mau menjadi pacarku?"Bara menghela napas panjang karena dia tahu kalau Seika hanya menggodanya. "Kamu tahu sendiri kan, kalau aku—" Bara menatap Seika dengan lekat dan gadis itu mengangguk paham.Sepertinya Seika harus mengubur dalam-dalam keinginannya untuk menjadikan Bara sebagai kekasihnya karena

    Last Updated : 2023-01-18
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   10. Permainan Takdir

    Devan beranjak dari tempat duduknya lalu menghampiri Cherry di kamar. Helaan napas panjang seketika lolos dari bibirnya melihat Cherry yang tengkurap di atas tempat tidur sambil membenamkan wajahnya di bantal. Isakan kecil sesekali lolos dari bibir anak perempuannya itu."Cherry marah sama papa?" Devan membangunkan Cherry agar menghadapnya. Mata dan hidung anak itu terlihat sembab karena menangis.Cherry menggeleng pelan. Dia hanya merasa kecewa karena Devan melarangnya bertemu dengan Seika.Rasanya seperti ada sesuatu yang menghantam dada Devan dengan cukup keras ketika melihat kesedihan di wajah cantik Cherry. Sebagai seorang ayah Devan tahu kalau Cherry kecewa pada dirinya meskipun anak itu tidak mengatakannya."Maafin papa, ya?" Devan menghapus air mata yang membasahi pipi Cherry dengan lembut. Dia merasa sangat bersalah sudah membuat Cherry menangis."Cherry mau ketemu mama ...."Devan mengatupkan rahangnya rapat-rapat untuk meredam emosinya agar tidak meledak karena Cherry ingin

    Last Updated : 2023-01-19
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   11. Gara-Gara Cherry

    Seika mendorong pintu yang berada di hadapannya dengan pelan setelah mendengar seruan masuk dari dalam. Mulut Seika sontak menganga lebar ketika memasuki ruangan sang pemilik perusahaan yang didominasi cat berwarna lime tersebut. Ada sebuah sofa berwarna cokelat tua di pojok ruangan. Sepertinya pemilik perusahaan sengaja menyediakan sofa tersebut untuk menerima klien atau tamu penting.Seika sontak menunduk ketika menangkap siluet seorang laki-laki yang duduk di balik meja direktur. Entah kenapa dia mendadak gugup saat ingin memberikan kopi yang dibawanya pada lelaki itu."Silahkan diminum, Pak ...." Seika menggantungkan kalimatnya karena dia tidak tahu siapa nama pemilik perusahaan tempatnya bekerja. Devan pun mengalihkan perhatian dari berkas yang ada di tangannya lalu menatap gadis berambut cokelat yang berdiri tepat di hadapannya. Kedua mata Devan sontak membulat karena Seika ada di ruangannya."Kamu?!"Seika pun tidak kalah terkejut hingga tanpa sengaja menaruh secangkir kopi ya

    Last Updated : 2023-01-20
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   12. Pria Aneh

    "Maaf, Tuan. Anda harus menghadiri meeting dengan pemimpin Kingdom Group sekarang," sela Pramudya ketika masuk ke ruangan Devan sambil melirik Seika sekilas. Seika pun balas tersenyum ramah pada lelaki paruh baya itu. "Baiklah, tolong siapkan mobil satu lagi untuk mengantar Cherry ke sekolah." Pramudya mengangguk lalu segera melaksanakan perintah Devan. Devan berjongkok tepat di depan putrinya selepas kepergian Pramudya. "Papa kerja dulu, ya? Cherry belajar yang baik di sekolah," ucapnya sambil mengusap puncak kepala Cherry dengan penuh sayang. Seika diam-diam memperhatikan apa yang sedang Devan lakukan. Dia bisa melihat dengan jelas jika Devan sangat menyayangi Cherry. Tapi kenapa lelaki itu bersikap kasar pada dirinya? Apa Devan memiliki kepribadian ganda? "Ini." Kening Seika berkerut dalam melihat secarik kertas yang Devan ulurkan pada dirinya. "Ini apa?" "Kartu nama, Bodoh. Apa kamu tidak bisa melihatnya?" Seika menghela napas panjang, rasanya dia ingin sekali menampar waj

    Last Updated : 2023-01-21

Latest chapter

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   Ekstra Part 2

    Devan mengerjapkan kedua matanya perlahan ketika cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah tirai di dalam kamar jatuh mengenai wajah tampannya. Senyum tipis menghiasi bibirnya ketika melihat Seika yang masih tertidur lelap di dalam dekapannya.Waktu ternyata berjalan dengan begitu cepat. Tidak terasa sudah dua tahun lebih dia menjalani hidup rumah tangga bersama Seika. Devan pikir dia akan merasa jenuh, tapi perasaannya pada Seika ternyata tidak berubah, malah tumbuh semakin besar.Devan mendekap Seika semakin erat lalu mendaratkan sebuah kecupan manis di bibir gadis itu. Sebuah rutinitas yang selalu dia lakukan setiap pagi."Kamu udah bangun, Mas?" "Iya."Tumben banget Mas udah bangun. Memangnya sekarang jam berapa, sih?"Devan melirik jam yang menempel di dinding kamar sebelum menjawab pertanyaan Seika."Hampir jam tujuh."Kedua mata Seika sontak terbuka, dia ingin bangun karena harus menyiapkan sarapan untuk Devan dan Cherry, tapi kepalanya mendadak terasa pusing."Kamu baik-

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   Ekstra Part 1

    Devan terpaksa menunda bulan madunya yang kedua bersama Seika karena Bara tidak memberinya waktu untuk beristirahat sedikit pun semenjak menggantikan Pramudya menjadi sekretaris sekaligus orang kepercayaannya. Sejak pagi dia harus memeriksa laporan, lalu meninjau proyek pembangunan hotel baru miliknya setelah itu bertemu dengan beberapa investor dari luar negri sampai sore. Rasanya benar-benar melelahkan.Devan melonggarkan dasi yang terasa seperti mencekik lehernya setelah itu menggulung lengan kemejanya sampai sebatas siku. Helaan napas panjang lolos dari bibirnya setelah melihat tumpukan berkas yang ada di atas meja. Entah kenapa berkas tersebut masih banyak padahal dia sudah memeriksanya sejak tadi."Aku sudah selesai merevisi perjanjian kerja sama dengan CT Corp. Jangan lupa baca berkas perjanjian itu dengan teliti sebelum tanda tangan." Bara meletakkan berkas yang dibawanya tepat di depan Devan."Apa kamu tidak lihat sekarang jam berapa?"Bara melihat benda mungil bertali yang m

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   100. Perfect Happines

    "Jadi gimana? Mas udah dapat izin dari Bara buat ajak aku tinggal di rumah lagi?" Seika meletakkan sendoknya karena es krim-nya sudah habis.Mereka mampir ke sebuah toko es krim setelah menjemput Cherry di sekolah. Devan seperti seorang pengasuh yang sedang menjaga dua bayi sekarang, sejak tadi yang dia lakukan hanya diam memandangi Seika dan Cherry yang begitu lahap menyantap es krim mereka."Mau tambah lagi?"Seika refleks mengangguk mendengar pertanyaan Devan barusan karena satu gelas es krim tidak akan bisa membuatnya kenyang. Namun, sedetik kemudian dia menggelengkan kepala. "Ish ... jawab dulu pertanyaanku. Bara ngasih Mas izin nggak buat bawa aku?"Devan mengangguk lalu mencomot satu buah cookies milik Cherry yang ada di atas meja. Rasanya ternyata terlalu manis dan Devan kurang menyukainya, kecuali bibir Seika. Entah kenapa bibir gadis itu seperti candu yang membuatnya selalu ketagihan."Sungguh?" Seika menatap Devan dengan pandangan tidak percaya."Iya ...," jawab Devan sambi

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   99. Syarat

    Sinar matahari yang masuk melalui celah-celah tirai di dalam ruangan serba putih itu tidak berhasil mengusik sepasang sejoli yang sedang tidur di atas ranjang. Seika tidur begitu nyenyak dalam dekapan Devan. Dia bahkan menenggelamkan wajahnya di dada bidang Devan seolah-olah dada lelaki itu adalah tempat paling nyaman baginya.Devan semakin mempererat dekapannya ketika merasakan pergerakan kecil dari Seika. Senyum tipis menghiasi bibirnya ketika teringat dengan kejadian yang dialaminya semalam. Devan tidak pernah menyangka kalau Seika akhirnya mau memaafkan semua kesalahannya dan memberi kesempatan. Padahal kesalahan yang dia lakukan sangat fatal. Dia benar-benar beruntung.Devan bersumpah, dia akan berusaha untuk membahagiakan Seika dan tidak akan pernah menyakiti hati gadis itu. Itu janjinya."Terima kasih sudah memberi saya kesempatan, Seika. I love you ...." Devan mengecup puncak kepala Seika dengan begitu dalam seolah-olah mencurahkan seluruh perasaannya pada gadis itu.Apa yang

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   98. Love Began

    "Seika."Seika tergagap ketika Bara menyentuh lengannya pelan."Kita sudah sampai."Seika mengedarkan pandang ke sekitar. Dia tidak menyadari jika mobil yang membawanya berhenti di depan rumahnya karena terlalu memikirkan Devan.Bara melepas sabuk pengamannya, setelah itu turun dan membukakan pintu mobil untuk Seika. "Hati-hati," ucapnya sambil menaruh telapak tangannya di atas puncak kepala Seika untuk melindungi gadis itu.Seika mengangguk, dia turun dengan hati-hati dari mobil Bara. Namun, dia nyaris terjatuh karena kedua lututnya terasa gemetar, untung saja Bara dengan cepat menahan tubuhnya."Kamu baik-baik saja?" Raut cemas tergambar jelas di wajah tampan Bara. Kedua tangannya melingkar di pinggang Seika dengan erat."Kepalaku pusing."Tanpa banyak kata Bara menggendong Seika ala brydal style masuk ke dalam rumahnya. Seika menyandarkan kepalanya di dada bidang Bara, tubuhnya terasa sangat lemas karena kebanyakan menangis. Apa lagi tidak ada makanan apa pun yang masuk ke dalam pe

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   97. Apa Ini Akhir?

    Bara menghela napas panjang, padahal tadi siang langit terlihat begitu cerah. Namun, sekarang malah turun hujan, bahkan sangat deras. Cuaca akhir-akhir ini memang sulit diprediksi, apa lagi di pergantian musim seperti sekarang. Saat siang cuaca terasa sangat panas, tapi bisa sangat dingin ketika malam.Bara melihat benda mungil bertali yang melingkari pergelangan tangan kirinya. Ternyata sekarang sudah jam delapan malam. Entah kenapa perasaan Bara sejak tadi tidak tenang. Dia terus kepikiran dengan Seika padahal gadis itu pasti sedang bersenang-senang bersama Cherry dan Devan.Jujur saja Bara sampai sekarang masih memiliki perasaan pada Seika. Namun, dia akan berusaha keras melupakan perasaannya karena bagaimana pun juga Seika sudah menjadi milik Devan."Anak ibu kenapa? Ibu perhatikan kamu melamun terus dari tadi."Bara sontak menoleh, menatap sang ibu yang sedang menyentuh lengannya dengan lembut. "Bara baik-baik saja, Bu," jawabnya sambil mengulas senyum pada wanita yang sudah melah

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   96. Pupus

    Suasana Univers Cafe pagi ini tidak begitu ramai, mungkin karena tempat makan itu baru saja dibuka. Biasanya Devan selalu datang tepat pukul sembilan. Namun, lelaki itu belum kelihatan batang hidungnya sampai sekarang.Apa mungkin Devan tidak datang?"Ini pesanan Anda, Nona. Selamat menikmati." Seika menaruh sepiring nasi goreng sea food di atas meja sambil melirik ke arah pintu. Raut kecewa tergambar jelas di wajah cantiknya karena lelaki yang dia tunggu sejak tadi tidak kunjung datang.Kenapa Devan tidak datang? Apa lelaki itu sudah lelah memperjuangkannya?"Maaf, saya tidak pesan nasi goreng sea food, Mbak."Seika tergagap, dia pun buru-buru mengambil nasi goreng tersebut dan meminta maaf. "Maaf, saya salah meja.""Tidak apa-apa, Mbak."Seika tersenyum sungkan pada pelanggan tersebut lalu mengantar nasi goreng sea food yang dibawanya ke meja nomor empat."Salah nganter pesanan lagi?" tanya salah satu temannya ketika dia kembali ke belakang."Enggak.""Bohong. Aku tadi lihat sendiri

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   95. Kode

    Seika mengusap rambutnya yang sedikit basah dengan handuk kecil sambil melirik ponselnya yang tergeletak di atas meja. Tanpa sadar dia mendengkus kesal karena tidak ada notifikasi masuk di ponselnya padahal Devan biasanya selalu memberi kabar jika sudah tiba di rumah.Kenapa Devan tidak memberi kabar sampai sekarang? Apa lelaki itu belum tiba di rumah?"Ish! Aku kenapa, sih?" Seika refleks memukul kepalanya sendiri setelah menyadari apa yang baru saja dia pikirkan. Seharusnya dia tidak perlu merasa cemas karena dia masih marah dengan Devan. Namun, Seika tidak bisa membohongi perasaannya sendiri kalau dia khawatir dengan lelaki itu.Haruskah dia menghubungi Devan lebih dulu?Seika pun mengambil ponselnya yang berada di atas meja. Selama tiga puluh detik yang dia lakukan hanya diam sambil memandangi layar ponselnya. Rasanya Seika ingin sekali mengirim pesan pada Devan. Namun, dia terlalu gengsi untuk melakukannya. Lagi pula dia seharusnya tidak perlu mengkhawatirkan lelaki itu.Seika me

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   94. One Step Closer

    "Seika, aku pulang dulu, ya?""Iya," sahut Seika sambil menyeret satu kantong plastik sampah berukuran besar ke belakang untuk dibuang. Gadis itu menjadi orang terakhir yang berada di Univers Cafe karena mendapat tugas untuk menutup kafe hari ini."Butuh bantuan?"Seika mendongak agar bisa menatap wajah temannya yang berdiri tepat di hadapan sebelum membuang kantong sampah terakhir yang dia bawa ke tempat pembuangan sampah."Tidak perlu, aku bisa melakukannya sendiri," tolaknya halus."Jangan lupa periksa kembali bahan makanan yang ada di kulkas dan oven sebelum pulang.""Iya."Selesai membuang sampah, Seika bergegas memeriksa bahan makanan di kulkas untuk besok. Tidak lupa dia memeriksa oven apakah sudah dimatikan dengan benar agar tidak terjadi kebakaran. Setelah selesai dia segera bersiap untuk pulang dan mengunci pintu kafe.Seika duduk sendirian di depan kafe menunggu ojek online yang dia pesan datang karena Bara tidak bisa menjemputnya. Lelaki itu sedang menunggu sang ibu yang m

DMCA.com Protection Status