Home / Romansa / Gadis Kesayangan Sang Mafia / 81. Menjelajahi Hutan

Share

81. Menjelajahi Hutan

Author: rainaxdays
last update Last Updated: 2024-04-02 13:15:35

"Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu."

Bella menoleh mendengar ucapan Damian. Setelah menata pakaian di kamar baru mereka, Damian mengajaknya ke sebuah restoran untuk makan siang. Mereka menghabiskan waktu cukup lama di sana sembari menikmati pemandangan pantai yang tersaji.

Bella tidak ingat lagi kapan terakhir kali ia melihat pantai. Mungkin sekali saat ia masih kecil. Selanjutnya, ia hanya bisa melihat gambar pantai di rumah mantan majikannya.

Jika Bella larut dalam pikirannya dan memikirkan kembali kehidupan budaknya yang terkungkung, perasaan cemas itu kembali datang menghampiri.

Bisa hidup bebas dan pergi ke mana pun tanpa ada rasa takut... ia tidak pernah membayangkan semua ini akan terjadi.

Bahkan lebih bebas dari apa yang ia perkirakan.

Harapan ibunya telah terkabul.

Bella menghela napas panjang dan menggeleng. Ia tidak bisa terus memikirkan hal itu dan membuat dirinya kembali tenggelam dalam kubangan kesedihan.

"Ingin menunjukkan apa?" tanyanya saat Damian hanya terus menat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   82. Penembakan dan Serangan

    Sudah seminggu berlalu sejak Bella menempati rumah barunya bersama Damian.Ia menghabiskan waktunya dengan belajar berkuda, boxing, dan juga mengasah kemampuan menembaknya. Bella masih sering meleset dari papan target, tetapi Damian mengatakan bahwa ada peningkatan dari teknik yang telah pria itu ajarkan."Apakah Nona Bella suka pakaian dengan kain yang berkilau?" Dhruv menunjuk sebuah butik dengan gaun mewah yang terpajang di etalase depan."Kurasa ini sudah cukup, Dhruv." Bella mengangkat kantong kertas yang memenuhi tangannya. Pagi ini, Dhruv menemaninya berkeliling di pusat kota Alderson. Damian sedang pergi ke kota seberang untuk melakukan transaksi obat-obatan, jadi Dhruv yang menemaninya.Bella sebenarnya bisa bertahan di rumah dengan membaca buku, tetapi Damian ingin ia berjalan-jalan. Sekadar membeli makanan atau mungkin satu-dua pakaian khas kota Alderson."Sebaiknya kita pulang sekarang, Dhruv," ucap Bella. Kakinya sudah pegal berkeliling di beberapa butik yang mereka singg

    Last Updated : 2024-04-14
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   83. Bahaya Organisasi Baru

    "Kami telah menemukan sedikit informasi menarik mengenai apa yang terjadi padamu, Tuan Damian." Sore itu, setelah penyerangan yang terjadi pada Damian, ia mengumpulkan seluruh anggota senior untuk membahas apa yang terjadi.Andrius telah mencari tahu informasi lebih lanjut dan menemukan hal penting yang berkaitan dengan orang-orang yang menyerang Damian."Mereka bukan kelompok liar, tapi organisasi baru yang dibentuk," ucap Andrius dan mata semua orang melebar terkejut.'Sudah aku duga', batin Damian. Cara menembak mereka yang khas adalah salah satu keahlian yang tidak dimiliki oleh kelompok liar."Organisasi yang baru dibentuk?" Bogdan mengernyit tidak suka. "Berani sekali mereka pada Serpenquila.""Bukan organisasi baru biasa," kata Andrius sambil menatap semua orang dengan serius. "Tapi kalian tahu apa yang lebih mengejutkan? Ketuanya adalah Fabrizio Alessio, anak dari Matteo Alessio, tak lain pendiri organisasi Italisa yang telah dibubarkan oleh Tuan Martinez."Semua anggota lagi

    Last Updated : 2024-04-23
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   84. Van Dominguez dan Obsesinya

    "Bagaimana, Van? Kau puas?"Pria dengan setelan tuxedo mahal itu menyeringai tipis. Mata abu-abunya bergerak meneliti senapan laras panjang yang berada dalam genggamannya. Ia menyisir rambut hitamnya, kemudian seringainya melebar."Ini benar-benar sesuai dengan seleraku," ucapnya dengan suara bariton yang dalam. Van Dominguez meletakkan senapan itu kembali ke kotak kayu dan menatap rekannya. "Fabrizio, sekarang kau sudah ahli dalam memilih senapan. Itu peningkatan yang bagus."Fabrizio menyeringai bahagia. Pria berusia 20 tahun itu terlihat bangga dengan dirinya sendiri. Setelah sekian lama, akhirnya ia bisa membuat Van memujinya. "Terima kasih, aku mendapatkannya dengan susah payah di pasar gelap."Sejak kerja sama keduanya, Fabrizio telah belajar banyak hal dari seorang Van Dominguez. Ia mengagumi pria itu dan sekarang mengajaknya untuk meruntuhkan Serpenquila. Suatu kebetulan tak terduga karena Van juga memiliki dendam pada Martinez Linford.Setelah kematian ayahnya, Fabrizio telah

    Last Updated : 2024-04-23
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   85. Kecurigaan Damian

    Damian membolak-balik beberapa berkas di atas meja, memastikan semuanya telah memiliki stempel resmi. Seluruh berkas itu merupakan surat pengurusan pembebasan perbudakan Bella.Damian telah mengumpulkan segala hal yang dibutuhkan, dan jika tidak ada kendala, sidang bisa dilakukan. Paling lambat tiga minggu lagi, atau paling cepat seminggu. Damian telah memberitahu Bella untuk bersiap dan gadis itu hampir tidak bisa tidur nyenyak setiap malam.Bella merasa gelisah dan Damian menyesal telah melakukannya. Ia tidak berpikir lebih jauh, mengira bahwa Bella akan langsung merasa senang.Setelah bertahun-tahun menjadi budak dan hidup dalam siksaan, kebebasan adalah konsep yang asing di mata Bella. Bahkan sekarang, dia masih tidak bisa keluar sendirian dari area rumah tanpa ditemani.Damian membereskan berkas-berkasnya dan melirik jam, sudah lewat tengah malam. Bella mungkin sudah tidur. Dia minum obat sakit kepala setelah makan malam, jadi Damian kira efek obat itu akan membuatnya mengantuk.S

    Last Updated : 2024-05-06
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   86. Sosok Lester

    "Aku yakin itu Van Dominguez, Ayah.""Yah, itu sangat masuk akal." Martinez menatap berkas di tangannya dengan tatapan penuh penilaian. Ia telah berdiskusi dengan Andrius mengenai penyerangan yang terjadi pada Damian. Semua itu adalah ulah dari Fabrizio—anak musuh lamanya yang kini membangun kembali organisasi terkutuk itu."Jika kau sudah yakin dengan hal itu, maka kita perlu menyelidiki lebih jauh. Valeriy bilang dia adalah ketua organisasi baru, dan di sisi lain kita masih mencari siapa rekan Fabrizio," kata Martinez."Apa mungkin rekan Fabrizio adalah Van?" tanya Damian. Ia belum sepenuhnya yakin dengan hal itu, tetapi hanya ada satu organisasi baru yang kini menjadi perbincangan para mafia."Jika itu benar, maka Fabrizio dan Van pasti telah merencanakan sesuatu yang besar. Serpenquila masuk dalam daftar mereka, tetapi ada sesuatu yang lebih besar dari itu.""Aku setuju dengan Ayah," ucap Damian. "Ini memang baru asumsi, tapi aku yakin 80 persen bahwa Van adalah mafia berpengalama

    Last Updated : 2024-05-07
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   87. Pertemuan dengan Van Dominguez

    "Dia... dia orang yang menjualku ke Nyonya Poppy untuk dilelang."Bella meremat tangannya dan menatap Damian, sadar bahwa ia tidak pernah menceritakan kejadian itu. Damian mengira bahwa Nyonya Deborah sendiri yang menjual Bella ke tempat pelelangan, sebab Nyonya Poppy adalah rekannya.Saat itu, Bella masih terguncang dan memilih untuk diam. Kemudian lambat laun saat ia mulai terbiasa dengan mansion, ia tidak pernah lagi memikirkan penculikan itu. Tetapi melihat foto yang terpampang, kejadian saat ia kabur dari rumah Tuan Hugo kembali terngiang."Apa?" Damian hampir tidak bisa mempercayai pendengarannya sendiri. Ia menarik Bella untuk duduk di atas satu pahanya—menatap gadis itu lekat-lekat dengan tatapan khawatir. "Menjualmu ke pelelangan? Kau tidak menceritakan ini, Sayang. Aku pikir Deborah... tolong ceritakan dari awal padaku."Bella menunduk dan ragu-ragu bicara, "Ya... saat itu—ada pesta dan terjadi kebakaran besar di rumah Tuan Hugo. Para budak mengajakku untuk kabur, tapi aku te

    Last Updated : 2024-05-08
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   88. Pertemuan Tak Terduga

    Damian memalingkan wajah secara perlahan, tidak ingin keterkejutannya menarik perhatian Van.Ia tidak menyangka bahwa Van akan datang dengan pakaian kumuh layaknya gelandangan, sehingga Damian tidak langsung mengenalinya. Tetapi melihat wajahnya sekarang, pria itu rupanya tidak banyak berubah. Hanya kerutan halus di sekitar matanya, juga janggut tipis di rahangnya. Damian tidak berniat untuk memata-matainya sepanjang malam. Jika Van memang telah berpengalaman, maka dia akan menyadari gerak-gerik Damian. Ia hanya akan menunggu sampai Fabrizio datang untuk memastikan segalanya.Jika mereka berdua memang bekerja sama, maka Fabrizio akan datang malam ini juga.Andrius telah memberikan informasi baru mengenai sosok Fabrizio. Dia masih muda dan memiliki rambut cokelat yang agak ikal, bentuk wajahnya khas kebangsaan Italisa—garis wajah tajam, mata gelap, dan kulit pucat. Dia juga memiliki luka memanjang di tengkuknya."Dhruv, ayo pindah." Damian meraih minumannya yang baru tiba dan mengisyar

    Last Updated : 2024-05-09
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   89. Rapat Organisasi (1)

    "Sial!" Damian mengumpat keras dan memukul kap mobil. Ia dan Dhruv harus kehilangan jejak Ymar karena sebuah truk sampah besar yang lewat. "Ck, gagal lagi!" Kenapa selalu seperti ini? Setiap kali Damian memiliki kesempatan, ada saja penghalang yang muncul. Padahal jika ia bisa menangkap Ymar, maka ia juga akan dapat informasi mengenai organisasi baru Fabrizio dan Van. Damian menghela napas frustrasi dan memijat sisi kepalanya. Di sampingnya, Dhruv hanya bisa diam—menunggu sampai amarah Damian mereda. Kristal es terus berjatuhan. Kepala dan pundak Damian terasa membeku, tetapi ia masih enggan beranjak dari tempatnya. Ditatapnya ujung jalan tempat menghilangnya Ymar, dan ia kembali membuang napas kasar. Damian baru beranjak dari tempatnya saat Dhruv memanggil, mengingatkan Damian bahwa Bella berada di rumah sendirian. Bella mungkin sudah tidur sesuai dengan permintaan Damian yang akan pulang larut, tetapi tetap saja ia merasa khawatir. "Ayo kembali, Dhruv. Setidaknya kita sudah d

    Last Updated : 2024-05-10

Latest chapter

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   131. ‘Ibumu ada di sini’

    “Hei Putri Tidur, sampai kapan kau akan terus menutup matamu?”Sebuah guncangan terasa di pundak Bella, disusul suara yang tidak asing. Aroma alkohol menerpa penciumannya dan membuat hidung Bella berkerut.“Putri Tidur? Apa aku perlu menciummu agar kau mau bangun? Atau kau ingin berhibernasi seperti seekor beruang bodoh?”Suara kasar itu kembali menyerbu pendengarannya. Bella berusaha membuka kelopak matanya yang terasa berat, rasanya seolah ada lem yang menempel di sana.“Akhirnya Putri Tidur kita bangun juga,” kata Lester dengan seringai tipis. Ia duduk di tepi ranjang dan menatap Bella dengan saksama.Bella terperanjat dari tempatnya dan hendak bangun, tetapi seluruh tubuhnya terasa lemas. Ia membuka mulut untuk bicara, tetapi hanya suara serak yang keluar.Ke mana suaranya pergi?Bella kira kondisinya telah membaik, tetapi mendadak saja ia merasa begitu lemas. Setelah pertemuan mengejutkannya dengan Van, ia sepertinya mengalami serangan panik dan pingsan.Ketika ia bangun, Lester

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   130. Hasil Tes DNA

    “Kau yakin ini hasilnya?”Van menatap hasil tes DNA dengan mata melebar tidak percaya. Ditatapnya Joseph yang mengangguk dengan ekspresi meyakinkan, sama sekali tidak ada keraguan di sana.Van tidak akan pernah meragukan Joseph, tetapi hasil di kertas ini...Bagaimana mungkin ini nyata?Van terduduk lemas di kursi dan menyentuh kepalanya yang terasa sakit. Dari semua hal yang telah ia usahakan setengah mati selama bertahun-tahum, bagaimana mungkin ia bisa melewatkan informasi sepenting ini?Bella adalah anaknya.Arabella Charlotte.Kekasih Damian, musuhnya. Bella yang telah ia siksa. Bella yang ia kira hanyalah bagian dari musuhnya. Bella yang ia jadikan sandera...Bagaimana mungkin dia adalah Bella yang selama ini ia cari? Malaikat kecilnya. Anaknya dengan Helena. Putrinya yang ia tinggalkan bertahun-tahun yang lalu...Bagaimana mungkin mereka adalah satu orang yang sama?Van memijat kepalanya dan terdiam untuk waktu yang lama. Fakta itu hanya membuatnya terguncang dengan perasaan ka

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   129. Pengkhianat Harus Dibungkam

    Damian menegakkan tubuhnya dan menoleh ke luar jendela. Matanya dengan awas meneliti sekitar.Ada sesuatu yang tidak beres.Intuisinya mengatakan bahwa ada seseorang yang tengah mengawasinya. Ia hanya berhenti untuk menerima telepon dari Andrius, tetapi rasanya seolah ada yang sedang mengintainya sekarang.Angin dingin berembus dari arah timur, menerbangkan rambutnya hingga jatuh ke dahi. Damian hanya terus menatap kaca spion mobil selama beberapa detik, kemudian kembali mengawasi sekitar dengan saksama.Pohon dan bangunan tua terbengkalai. Rainelle terlihat sepi tanpa penghuni, tetapi Damian yakin ada sesuatu yang tengah menunggunya jika ia melajukan mobilnya sekarang.Ia baru saja mengambil senjata di markas, dan berniat kembali ke mansion. Ia harus memberitahu ayahnya terlebih dahulu sebelum menyerang ke tempat Van. Waktunya semakin menipis, tetapi pergi tanpa persiapan apa pun sama saja dengan membunuh dirinya sendiri dan Bella.Damian tidak ingin membiarkan semuanya berakhir sia-

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   128. Kesepakatan

    “Anda tahu saya tidak akan memberikan informasi apa pun, bukan?” Valeriy bersandar di mobil rongsokannya dan menatap Damian. “Informasi yang kuberikan waktu itu sudah cukup. Sekalipun Anda memberikan senjata rakitan lagi, saya tetap tidak bisa.”Damian tahu bahwa Valeriy memegang teguh peraturan dalam organisasinya, tetapi ini tentang hidup dan matinya. Damian akan melakukan apa pun, meskipun itu berarti ia harus melanggar kode etik yang sepatutnya ia taati. Ia tidak peduli apa pun lagi selain menyelamatkan gadisnya.“Baiklah, saya harus pergi.” Valeriy sudah hendak berbalik ketika Damian melontarkan seutas kalimat yang membuatnya membeku di tempat.“Adikmu berada di penjara Alcatraz, bukan?”Valeriy berbalik dengan mata menyipit. Mulutnya terbuka, uap berembus keluar, tetapi dia seolah kehilangan kata-kata.“Aku bisa mengeluarkannya dari sana,” lanjut Damian.Valeriy terlihat goyah dan matanya menatap Damian dengan saksama. Ekspresi Damian keras dan tatapannya yang tajam menunjukkan

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   127. Pencarian Damian

    Damian terus mondar-mandir dengan gusar. Ia merasa akan meledak saat ini juga. Khawatir, tegang, takut, cemas, ngeri, marah, kesal, sedih, semuanya bercampur menjadi satu. Ia tidak bisa duduk diam, sementara gadisnya entah berada di mana dan dalam keadaan apa.Damian menggeram. “Apa komputer sialan itu sudah terhubung dengan pelacaknya?!”“Diam brengsek! Aku sedang berusaha!” Bogdan balas berteriak. Wajah memerah murka dan Martinez akhirnya bangkit berdiri.“Duduk, Damian.”Damian berdecak dan melemparkan tubuhnya ke kursi. Ia memijat sisi kepalanya yang berdenyut sakit dan menghela napas keras.Stres berat. Itulah yang ia rasakan. Ia tegang dan cemas sepanjang waktu. Ia tidak bisa berhenti memikirkan hilangnya Bella dan bagaimana ia bisa menemukan gadisnya. Sudah tiga hari berlalu, tetapi mereka belum mendapatkan lokasi pasti tempat di mana Bella berada.Tiap detik yang berlalu terasa membunuhnya. Tiap detik yang terbuang dan Damian merasa akan menggila. Bella masih berada di sana, d

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   126. Tes DNA

    “Ibu, Ayah di mana? Kenapa Ayah tidak pernah pulang lagi? Apakah Ayah mencari uang di tempat yang sangat jauh?”Bella menatap ibunya dengan heran. Sudah hampir sebulan berlalu, tetapi ayahnya tidak kunjung menampakkan diri.Bella sudah bosan makan roti dari tepung biji ek, jamur tumis liar, dan jus apel. Ia ingin makan daging atau setidaknya roti gandum. Tetapi gandum cukup mahal akhir-akhir ini, jadi ibunya tidak bisa membelinya. Apalagi daging yang harganya berkali-kali lipat.Ayam mereka telah habis dimakan oleh musang dan rakun liar yang berkeliaran di sekitar hutan. Mereka tidak memiliki ternak domba atau sapi seperti warga lainnya. Bella pikir mereka juga tidak menyukai ibunya dan tidak pernah berbagi apa pun saat perayaan. Hanya keluarga Damian yang baik padanya, tetapi mereka juga bukan orang kaya.“Ayah akan pulang, Sayang. Tapi kita harus bersabar.” Helena berjongkok dan membelai wajah putrinya dengan sayang. “Kau harus bersabar sedikit lagi, ya? Ibu akan buatkan kue enak da

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   125. Pertemuan Van dan Bella

    “Apa kau sudah menyuntiknya dengan obat itu?”“Ya, Tuan. Dia sudah tidak sadarkan diri di ruangan itu.”“Bagus.” Van mengangguk dan melirik Fabrizio yang sedang sibuk bicara dengan seseorang di telepon. Van lantas mengisyaratkan Lester untuk pergi, sementara ia menghubungi asistennya agar terus mengawasi Helena.Van akan kembali menemuinya malam ini.Helena masih enggan bicara padanya, tetapi ia tidak peduli. Selama wanita itu berada dalam genggamannya, maka ia pasti bisa membalikkan keadaan suatu saat nanti. Jika ia berhasil menemukan putrinya kembali, ia yakin Helena mau berkompromi dan memaafkannya.Ini hanya masalah waktu.Van memasukkan ponselnya ke saku saat Fabrizio mendekat. Dia menyelipkan pistolnya ke saku dan mengangguk pada Van.“Ayo.”Van berjalan lebih dulu, sementaraFabrizio mengikutinya dari belakang. Mereka menyusuri lorong gedung tua terbengkalai itu dengan tenang, sampai akhirnya tiba di ruangan yang dituju.Van mendorong pintu terbuka secara perlahan. Ia melangkah

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   124. Pengakuan Lester

    Ada sesuatu yang terasa berdenyut di bagian belakang kepala Bella. Denyut itu terus membesar setiap detiknya hingga rasanya tengkoraknya akan pecah. Bella berusaha membuka matanya yang berat, tetapi pandangannya sangat buram, lebih buruk dari sekadar melihat dari kaca berembun.Ia berkedip-kedip beberapa kali sampai pandangannya sedikit lebih baik, tetapi rasa sakit lain di tubuhnya mulai muncul. Rasanya seolah ia telah dipukul habis-habisan. Yang paling nyeri adalah kedua pergelangannya. Bella tidak bisa mengangkatnya, sepertinya tangannya benar-benar telah patah.Ia meraba papan kayu di bawahnya—kotor dan berdebu. Sekelilingnya gelap, hanya sedikit cahaya yang berhasil masuk dari celah kecil di atas jendela yang ditutupi gorden. Ia tidak tahu apa sekarang sudah malam atau cuaca sedang mendung di luar. Ia bahkan tidak tahu apa ia masih berada di Norfolk atau kota lain.Damian...Wajah pria itu melintas di benaknya. Suasana pesta yang kacau terbayang-bayang. Hati Bella mencelos mengin

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   123. Pria Familier

    Ibunya selalu bilang bahwa takdir itu sulit ditebak, kau tidak tahu hal mengejutkan apa yang akan terjadi satu jam kedepan, satu menit ke depan, atau bahkan satu detik ke depan.Itu sebabnya Ibunya selalu memiliki harapan untuknya, bahwa Bella bisa terbebas dari perbudakan dan menjalani kehidupan yang lebih baik di masa depan.Setelah bertemu Damian kembali, hidupnya terasa dijungkir-balikkan. Ada lebih banyak kebahagiaan yang datang padanya dibanding kesedihan yang selama ini mengungkungnya. Tetapi, ia tahu bahwa tidak selamanya kehidupan seseorang akan penuh dengan bunga yang mekar. Ada kalanya bahaya dan kesedihan itu datang mengintai, menghempas apa pun layaknya badai.Dan Bella tahu itulah yang terjadi malam ini.Tembakan mendesing ke segala penjuru. Suasana pesta yang tadinya tenang seketika menjadi kacau. Semua orang berlarian dengan panik, jeritan ketakutan mereka memenuhi ruangan.Bella terhuyung di tempat, bahunya sakit setelah ditubruk berulang kali. Ia berusaha untuk berla

DMCA.com Protection Status