Sehari setelah insiden pelecehan yang dialami oleh Maria. Mark mendatangi tempat usaha Richard, yakni hotel the king.Di tempat itu Mark mencerca Richard yang memohon ampun padanya, karena telah berani melecehkan kekasih penguasa di negeri tersebut."Tolong ampuni aku, Mark. Aku terbawa suasana. Aku tidak sungguh-sungguh ingin melecehkan Maria." Richard bersimpuh memohon kepada Mark.Merengek ampunan pria tersebut agar ia segera dibebaskan dari belenggu kebangkrutan yang sebentar lagi akan menghantui dirinya."Bukankah aku telah memperingatimu sebelumnya?" sarkas Mark masih berusaha tampak tenang.Satu jam lalu pria itu datang ke tempat Richard, lalu mengacak-acaknya bersama Leo dan beberapa anak buahnya.Mark menarik seluruh saham yang ditanam dalam usaha Richard. Serta mengambil alih usaha tersebut sesuai prosedur."Mark, tolong jangan seperti ini. Aku mengaku salah. Tolong ampuni aku. Bukankah kita berteman sejak dulu? Setidaknya pikirkan itu. Apa kau tega merampas seluruh harta te
Di sudut ruangan yang nyaris tak terlihat. Casandra berdiri menguping perdebatan antara Mark dan Richard.Wanita itu berdiam diri di sana sejak awal sampai Mark meninggalkan tempat tersebut. Jadi, ia telah menyaksikan segala yang menimpa pria empat puluh tahun tersebut.Semula Casandra hanya berencana menghabiskan waktu di tempat itu bersama Antonio. Namun, ia harus dikejutkan dengan peristiwa tak terduga. Dimana Mark telah merampas seluruh harta benda Richard demi Maria.Bagai mendapat angin segar, Casandra pun tak mau melewatkan kesempatan. Alhasil ia pun menghampiri Richard setelah memastikan Mark pergi untuk mengajaknya berkongsi.Casandra adalah wanita licik. Ia akan melakukan apa saja. Menghalalkan segala cara demi memenuhi hasrat ambisi.Wanita itu memang tidak tahu diri. Lima tahun lalu ia tega meninggalkan Mark ketika lagi sayang-sayangnya.Ironisnya, peristiwa menyakitkan itu terjadi tepat saat Mark hendak melamarnya.Tentu sakit hati, bukan? Siapapun manusia di dunia ini pa
Hari yang dinantikan Mark akhirnya tiba. Pria itu telah membuktikan ucapannya di depan pendeta.Kepada pria tua yang telah lama menekuni profesi itu, Mark pun berjanji tak akan menyakiti serta mengkhianati Maria.Lelaki tiga puluh tujuh tahun tersebut bersumpah hanya akan menjadikan Maria sebagai satu-satunya istri yang dicinta hingga maut memisahkan mereka.Pun sebaliknya, Maria bersumpah akan menjadikan Mark sebagai satu-satunya suami yang dicintai sepenuh hati.Terakhir, mereka pun berciuman sebagai tanda sahnya pernikahan sederhana itu.Betapa bahagianya Maria dan Mark saat mengikrarkan janji suci sehidup semati. Walau dibaluti keresahan, karena harus memulai kehidupan baru, tetapi keduanya berhasil melakukannya hanya dengan satu kali tarikan napas.Tak banyak yang hadir di acara pernikahan itu. Hanya Leo, Rebeca dan beberapa pelayan lainnya. Serta pendeta yang menikahkan mereka.Sementara Mely tidak hadir ke acara pemberkatan putranya itu. Alasannya cukup klasik, yakni tidak mere
"Aku yang memberinya izin masuk." Mely datang secara tiba-tiba. Sementara satu hari sebelum pemberkatan itu, dia berikrar tak akan menghadiri pernikahan sang putra.Kini ia muncul tanpa memberi aba-aba. Seolah hendak mencoba menghancurkan hari bahagia darah daginya sendiri.Yang tak kalah menarik adalah saat Mely tak datang seorang diri. Melainkan bersama Casandra, mantan kekasih Mark.Bukankah sangat tidak etis bila orang tua mengenyampingkan perasaan putranya demi orang luar?Di sisi lain, agois serta kesombongan telah memenuhi hawa nafsu perempuan berusia hampir setengah abad tersebut."Mama." Mark terkesiap saat melihat Ibunya datang tanpa memberi kabar terlebih dahulu."Nyonya." Pun Maria yang tak kalah terkejutnya. Wanita berparas cantik itu tidak menduga bila wanita yang kini telah menjadi Ibu mertuanya itu justru menghadiri acara pernikahan yang mereka gelar secara tertutup itu.Mely seakan hendak menunjukkan kepada Maria tentang siapa dirinya dan juga Casandra. Itulah sebabny
Kamar itu menjadi saksi bisu antara Maria dan Mark. Keduanya benar-benar menikmati syahdunya bercinta setelah beberapa saat mengalami ketegangan akibat dari drama Mely dan Casandra.Maria menghela napas panjang. Lalu kembali mencumbu Sang suami. Sementara Mark menikmati sentuhan istri kecilnya itu.Mark tak lagi menuntun Maria. Wanita yang kini genap berusia dua puluh tahun tersebut seolah menjalankan misinya sendiri tanpa memerlukan bantuan.Meski demikian, Mark tetap memberi arahan kepadanya agar sama-sama mencapai kenikmatan. Bukan hanya dari salah satu pihak saja.Ibarat ombak membela pesisir pantai. Menghantam batu karang hingga menjadi lebih kokoh. Sementara siulan gesekan air laut terdengar riak.Betapa nikmatnya bila menjadi pengantin baru. Segalanya terasa indah bila dirasa."Mark, aku sudah tak kuat lagi." Setelah dua jam bercinta, akhirnya Maria tak kuasa melayani Mark yang ternyata staminanya diluar dugaan.Pria itu benar-benar sangat bugar dan kuat. "Tenang, Sayang. Aku a
Satu minggu pasca pernikahan, akhirnya Mark mendeklarasikan hubungannya bersama Maria.Tak sedikit yang menghujat, tetapi masih banyak pula yang mendukung hubungan mereka.Namun, yang tak kalah menarik adalah ketika Mark memberitahu James soal pernikahannya bersama Sang istri.Tentu saja baik James maupun Willy merasa terkejut dengan kabar berita itu. Sebab, seluruh penjuru negeri praha tahu kriteria lelaki yang diberi gelar tangan besi tersebut.Terutama kaum Hawa yang marasa dengki terhadap Maria. Sebab, ia sangat beruntung memiliki Mark. Padahal latar belakangnya sangat jauh dari kata kaya raya. Sehingga banyak yang mencap wanita itu sebagai gadis pengguna ilmu hitam.Betapa tidak, Maria yang tidak jelas asal-usulnya, justru berhasil menggaet pria nomor satu di negeri tersebut.Sementara Casandra dan putri para petinggi lainnya ditolak mentah-mentah oleh Mark. Sungguh ajaib bukan?Wanita yang semula hanya sebagai gadis pengantar tidur, kini berstatuskan istri."Maria, apa kau yakin
Pagi itu langit hitam kelabu. Awan pun tertutup kabut hitam. Sehingga menyebabkan sinar mentari tak dapat menunjukkan wujudnya.Telah terjadi sebuah tragedi. Dimana ada pemberitaan dari beberapa media terkait Mark dan Maria.Media itu mengatakan, bahwa Mark dan Maria telah melakukan pembohongan publik. Dimana pernikahan mereka hanyalah sebuah kepura-puraan dan bisnis semata.Namun, yang tak kalah mengejutkan adalah media itu menyatakan, bahwa Maria merupakan wanita penghibur yang dibayar untuk menyembuhkan penyakit insomnia yang diderita Mark selama Casandra tiada.Tak tanggung-tanggung, media itu pula membeberkan bukti transaksi antara Mark dan Richard saat hendak menebus Maria.Dan untuk memperkuat berita tersebut, media pun menunjukkan bukti lain berupa potret Mark saat menyambangi hotel king, lengkap dengan videonya.Di dalam berita itu menayangkan seseorang yang wajahnya sengaja di blur untuk menguatkan berita tersebut.Brak!"Kurang ajar!"Tentu saja berita itu tak luput dari ja
Tidak ada suami di dunia ini yang menginginkan istrinya menderita. Tentu saja mereka mengedepankan kesejahteraan serta ketentraman mereka.Suami mendambakan yang terbaik bagi istrinya. Kecuali suami yang luput dari tanggung jawab serta tak tahu diri.Pun Mark, dia juga mengharapkan istrinya bahagia. Tak ada masalah serta orang ketiga yang mengusik hidupnya."Cukup!"Dan kali ini Mark pun merasa terusik, karena Ibunya telah lancang turut serta dalam rumah tangga yang masih seumur jagung itu.Dengan teganya Mely menampar keras Maria, gadis pilihan putranya yang beberapa waktu lalu resmi menjadi istrinya. Hati Mark terluka sakaligus sakit."Mark, kau membela wanita tidak tahu diri ini? Gara-gara dia, nama baikmu tercemar!" seru Mely, meninggikan suara.Sementara Maria masih belum tahu apa yang sebenarnya terjadi pada suaminya.Susah payah Mark menutupi masalah yang mencuat, Mely justru merusak segalanya. Membongkar berita dari sosial media di depan Maria."Mom!" balas Mark tak kalah emos
Hari yang ku nantikan akhirnya datang juga. "Selamat siang, Tuan Mark. Apa benar kau yang memanggilku?" Akhirnya wanita licik itu masuk dalam perangkapku. Dia datang seorang diri. "Silahkan duduk, Nona Monika. Aku memang ingin bertemu denganmu." Ya, wanita itu adalah Monika. Wanita yang selama tiga bulan terakhir ku curigai kehadirannya. Setiap kali melangkah, wanita itu pasti ada dimana-mana. Bukankah ini sesuatu yang mencurigakan? Bahkan pertemuan kami pun seolah direncanakan dengan matang. "Ada apa, Tuan Mark? Apa kau merindukanku?" Kali ini Monika tak segan menunjukkan jati dirinya. Dia membelai pundak serta dahiku. Seakan hendak menggoda. Faktanya adalah aku tidak tertarik sama sekali. "Tentu saja aku merindukanmu. Kalau tidak, untuk apa aku capek-capek memintamu datang?" Aku sungguh muak terhadap diriku sendiri. Menyentuh paha wanita selain Maria, membuatku jijik dan ingin muntah. "Benarkah? Kalau begitu tunggu apa lagi? Silahkan jamah aku." Aku sudah duga, Monika past
Tiga bulan sudah istriku menjalani tahap pemulihan. Dan hari ini akhirnya kami diizinkan kembali ke rumah.Senang rasanya bisa melangkah bersama seperti ini. Menghirup udara serta aroma khas rumah yang telah lama dirindukan.Sewaktu berada di rumah sakit, Maria kerap menanyakan rumah ini. Maklum saja, dua tahun koma tentu membuatnya melupakan banyak hal. Selalu yang diingat hanyalah peristiwa enam tahun silam.Tapi tidak masalah, yang terpenting adalah dia telah kembali padaku. Sisanya biar takdir yang urus.Aku tidak ingin hal lain mengusik ketenangan kami. Sudah cukup aku melihat air mata di pipi Maria. Sekarang waktunya dia bahagia."Sayang, berapa lama aku koma? Mengapa semuanya tampak sama? Bukankah kau bilang, bahwa aku koma selama dua tahun? Tapi kau dan aku masih terlihat sama."Entah apa maksud dari pertanyaan ini. Maria duduk di depan cermin rias miliknya. Sedangkan aku meletakkan tas milik istriku itu."Apa menurutmu ada yang berbeda dari rumah ini? Atau cermin itu yang ber
Aku masih menunggu hasil pemeriksaan Maria. Tiba-tiba sosok wanita asing datang menghampiriku."Tuan Mark? Ah, benar itu Anda. Tadinya aku ragu untuk menyapa, takut salah orang. Tapi rupanya benar-benar Anda," ucap wanita yang nyaris membuatku lupa siapa dia."Ah ya, Nona...""Monika."Bahkan aku melupakan namanya saking tidak pentingnya dia. Entah wanita ini datang dari sudut mana, tiba-tiba berdiri di depanku dengan senyuman yang menurutku mencari perhatian."Ah, benar. Monika," gumamku acuh.Tuhan, Kau bisa tahu betapa aku tidak menyukai interaksi ini. Aku sungguh canggung dan merasa aneh."Mark, dia..."Leo menghampiri kami dengan tatapan penuh tanyanya."Bukan siapa-siapa. Hanya seseorang yang tak sengaja bertemu. Aku nyaris menabraknya sewaktu menjemput Leo tadi siang. Entah mengapa kami selalu bertemu dimana-mana," jelasku bernada sedikit kesal.Entah mengapa, semenjak Maria siuman. Aku lebih sensitif terhadap wanita lain... Maksduku adalah aku tidak suka ada perempuan lain di
Mark Pov.Setelah sekian lama menyaksikan istriku terbaring koma tak berdaya di rumah sakit yang ku bangun sendiri, kini akhirnya ia kembali pulih.Mungkin Tuhan telah bosan mendengar doa serta keluhanku. Atau mungkin Maria sakit hati setelah aku mengancamnya menikah lagi.Sungguh, aku tersenyum gemas ketika mengingat hari itu. Andai bukan di rumah sakit. Andai kondisinya telah membaik seperti dulu. Maka aku akan menciumnya secara bertubi-tubi. Lalu mengajaknya bercinta sepanjang hari.Maria, istriku itu sangat suka menggoda ketika usianya beranjak lebih dewasa. Bukan tanpa usaha, dia semakin bijaksana dan berwibawa.Sampai detik ini, aku masih belum percaya, bahwa Tuhan akhirnya mengabulkan segala hajat yang ku panjatkan.Pun Joe, Putra kami satu-satunya. Anak itu tak pernah berhenti mendoakan Ibunya yang sekarat. Walau sempat kecewa serta nyaris putus asa karena Maria tak kunjung sadar juga. Akan tetapi, Joe berhasil melalui itu semua.Harus aku akui, Anak itu sungguh luar biasa ber
Hari itu Mark dan Joe tengah merayakan ulang tahun Maria yang ketiga puluh satu. Walau wanita itu masih setia dengan tidur panjangnya.Selang infus dan oksigen menjadi saksi bisu mereka merayakan hari kelahiran Ibu satu Anak tersebut. Seolah hendak mengatakan kepada dunia, bahwa meski dalam situasi dan kondisi apapun, mereka tetap setia menanti kehadiran Maria di tengah-tengahnya.Walau entah kapan waktu itu akan segera datang. Yang pasti baik Mark maupun Joe, keduanya kompak tidak ingin putus asa."Happy birthday to you... Happy birthday too you... Happy birthday to you... Happy birthday... Happy birthday to you..."Mark dan Joe menyanyikan lagu selamat ulang tahun kepada Maria."Maaf, aku terlambat... Belum dimulaikan acara tiup lilinnya? Maaf, tadi aku mampir di butik teman untuk membeli gaun ini sebagai hadiah. Nanti kalau Mommy dari cucuku yang tampan ini sembuh, bisa langsung dikenakan."Sementara Mely datang terlambat, karena masih harus mencari hadiah ulang tahun untuk menantu
Entah dengan jurus doa apa lagi harus Mark dan Joe panjatkan kepada Tuhan agar Maria segera sadar dari komanya.Telah berbagai macam cara dilakukan. Akan tetapi, hasilnya masih tetap sama. Sampai akhirnya memasuki tahun kedua."Mark, apa kau tidak berencana untuk menikah lagi? Maaf sebelumnya, bukan aku tidak menghormati istrimu. Akan tetapi, bila melihat situasi dan kondisinya saat ini. Sangat sulit untuk selamat. Sebaiknya kau mengambil keputusan cepat. Apa kau tidak memikirkan Putramu? Dia juga menginginkan sosok Ibu," ucap Wilyam."Terimakasih atas nasehatmu, Bro. Aku tahu kau peduli padaku, tapi maaf. Aku tidak bisa. Berbicara mengenai Putraku, tentu saja aku memikirkan masa depannya. Namun, bukankah sangat egois bila aku meminta restunya untuk menikah lagi demi memberi Ibu baru? Sementara Ibu kandungnya masih terbaring tak berdaya di rumah sakit... Maaf, aku tidak bisa," jawab Mark, menolak tegas usulan Wilyam."Baiklah, aku tidak keberatan. Aku hanya ingin menyampaikan gagasank
Waktu terus berputar. Akhirnya hubungan antara Mark dan Ibunya kembali membaik. Keduanya telah berdamai dengan keadaan yang selama bertahun-tahun mencekik mereka.Pun Joe, Bocah itu sangat bahagia sekaligus antusias menyambut hubungan barunya bersama Sang Nenek.Namun sayangnya, kebahagiaan itu tak dapat disaksikan oleh Maria yang belum juga sadar dari komanya.Sudah berbagai macam cara telah Mark lakukan demi kesembuhan wanita itu. Bahkan Mark rela membawa Dokter terkenal asal Amerika, Singapoor, Jerman, Turkey, dan Rusia. Akan tetapi, hasilnya masih tetap sama. Maria seolah enggan untuk bangkit kembali.Tampaknya luka yang disebabkan oleh Casandra sangat parah sehingga menyebabkan Maria mengalami koma berkepanjangan.Luka benturan pada bagian kepawa wanita itu menjadi penyebab utama ia masih belum sadarkan diri hingga satu tahun terakhir.Berbagai macam cara dan doa dipanjatkan oleh Mark demi kesembuhan Sang istri tercinta. Namun, lagi-lagi tak ada perubahan sama sekali. Bahkan jema
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, hingga bulan berganti bulan. Akhirnya Mely memberanikan diri untuk menemui Maria di rumah sakit. Walau wanita itu masih setia dengan koma panjangnya.Selama ini Mely hanya bisa menatap dari kejauhan tiga orang kesayangannya itu sembari mengenakan kacamata hitam agar tidak dikenali orang-orang.Melalui tembok kokoh, Mely berdiri rapuh menatap jauh cucu tercinta sembari merasa iba. Tak ada yang bisa dilakukan oleh wanita tua itu. Sebab, Mark tidak mengizinkan dirinya untuk mendekati Joe, pun Maria.Mely yang sangat hafal betul karakter Putranya itu, hanya bisa pasrah menerima kenyataan, bahwa ia telah terbuang dari anggota keluarga Mark.Sejujurnya Mark tidak sepenuhnya membenci Maly. Hanya saja Mark ingin melihat ketulusan yang luas dari hati wanita yang telah melahirkannya itu."Maria, hari ini dengan segenap rasa hormat dan penyesalan yang mendalam. Saya meminta maaf padamu, Nak. Karena aku lah kau berakhir seperti ini. Aku terlalu mencinta
Hidup itu tidak seindah berada dalam negeri dongeng, yang ketika sedang mendambakan sesuatu. Maka tinggal minta kepada Ibu peri.Hidup itu tidak sesimple pemikiran membalikkan telapak tangan. Hidup itu tidak semudah memetik bunga di taman.Melainkan hidup itu butuh perjuangan yang besar. Jika ingin hasil maksimal, maka lakukan yang terbaik dalam hidup ini.Tuhan telah memberi berkah-Nya kepada setiap manusia. Akan tetapi, bila seluruh pintu syukur ditutup, maka dunia dan seisinya tak akan membuat kita kenyang.Jangan pernah memandang kenikmatan orang lain hanya untuk membandingkan dengan diri sendiri, agar hati tetap damai dan tak ada kesukaran.Rejeki tidak selalu tentang materi. Melainkan persahabatan, keluarga, serta pendidikan adalah nikmat tiada tara.Akan tetapi, tidak segelintir orang yang berpikir sebaliknya. Masih banyak penghuni bumi ini yang tak pandai bersukur dan lebih memilih mengejar ambisi. Padahal yang diberi sudah lebih dari cukup.Seperti yang telah dialami oleh Cas