Home / Romansa / Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket / Bab 47 : Pemberian Jonathan

Share

Bab 47 : Pemberian Jonathan

Author: Linda Malik
last update Last Updated: 2024-11-27 20:45:42

“Sesuai dugaan gue,” ujar Jonathan setelah berhasil melepas kacamata dari wajah Rachel.

Rachel terperanjat, seketika membuka matanya lebar-lebar. Penglihatannya terlihat buram, ketika dia menyadari Jo telah merampas kacamatanya.

“Jo, mana kacamata gue? Hah! Sini balikin!” perintah Rachel sembari melangkah mendekati Jonathan.

Namun Jo tak menggubris permintaan Rachel, justru menyimpan kacamata itu dalam tas ranselnya. Lalu melangkah mendahului Rachel.

“Jo, tunggu!” Rachel segera meraih tas dan baju seragamnya yang tergantung di belakang pintu, lalu melangkah terburu-buru, sebelum pemuda itu semakin menjauh.

“Tuan muda tunggu, kami memerlukan tanda tangan anda,” panggil seorang pegawai toko.

Mendadak Jonathan menghentikan langkah, hingga membuat Rachel menabrak punggungnya.

“Auwhhhh..” desis Rachel sembari mengusap dahinya. Entah apa isi tas ransel Jonathan, hingga dahi Rachel membentur bagian yang keras.

Jo hanya sekilas menoleh ke belakang, lalu kembali memutar kepalanya ke depan.

“Si
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 48 : Barata Onadio

    “Gue Bara, kakak kelas lu dulu,” ucap pemuda itu mengingatkan, dengan mengulurkan tangannya ke arah Rachel.Namun Jonathan mendahului untuk meraih tangan pemuda yang seumuran dengannya.“Hay Bara, tumben kelihatan. Bukannya lu ngelanjutin kuliah di Luar Negeri?” tanya Jonathan basa-basi.Barata Onadio adalah teman sekelasnya dulu, juga musuh bebuyutan nya. Namun karena Jonathan tidak naik kelas, maka Bara menjadi kakak kelasnya.Dulunya Bara merupakan atlet basket, serta unggul dalam bidang akademik. Sosok sempurna sang Ketua Osis yang membuatnya menjadi idola para siswi, dan menjadi kebanggaan para guru.Beda halnya dengan Jonathan, sering membuat onar di sekolah. Tidak pintar di semua mata pelajaran, kecuali olahraga. Sehingga dia sempat tidak naik kelas karena nilai raportnya di bawah rata-rata.“Gue liburan musim panas. Bulan depan juga gue balik lagi,” jawab Bara. “Kalian sendiri ngapain ke sini? Bukankah ini belum jam pulang sekolah?” imbuhnya seraya memandang kedua orang bergan

    Last Updated : 2024-11-28
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 49 : Ancaman Bara

    Bola mata Rachel melebar, dia segera menggeleng kepala untuk menjawab pertanyaan Bara.“Lalu? Kenapa kalian bisa berdua disini? Bukankah harusnya elu sekolah hari ini?” tanya Bara dengan raut penasaran.Rachel meneguk ludah, kedua tangannya saling meremas di atas paha.“Tadi aku naik ojek ke sekolah, tapi di tengah jalan motor ojeknya mati. Lalu tak sengaja bertemu dengan Jonathan. Jadinya kita telat datang ke sekolah kak,” jelas Rachel tanpa berani menatap ke arah Bara."Dan akhirnya bolos?" lanjut Bara. Kini Rachel menegakkan pandangan, menatap pada pemuda di hadapannya.“Kak, aku minta tolong sama kak Bara, jangan aduin kita ke kepala sekolah,” lanjut Rachel dengan tatapan memohon.Bara mendengar permintaan Rachel, tampak berpikir sejenak sebelum menjawab.“Gue tadi cuma asal ngomong aja. Lagian mana gue tega ngelihat cewek cantik kayak elu dipanggil guru BK. Asal lu mau nemenin gue jalan hari ini,” ucap Bara melakukan penawaran.“Maksud kak Bara?”“Seperti yang gue bilang tadi, ha

    Last Updated : 2024-11-29
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 50 : Menjemput Rachel

    Hingga mobil Bara bergerak menjauh, Jonathan masih berdiri mematung. Haruskah dia mengikuti Rachel atau justru membiarkannya.Saat tengah berkutat dengan pikirannya sendiri, bunyi dering ponsel menyentak kesadaran Jonathan.Diraihnya ponsel dari dalam tasnya, melihat pada layar dimana nama Jacob tertera di sana.Jo segera menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan.“Ya, halo om?”“Jo, apa kamu sedang bersama Rachel? Maaf om mengganggumu, ponsel Rachel om hubungi tidak aktif. Bolehkah om bicara padanya?”Jonathan melirik pada jam yang bertengger di tangan, tentu Jacob menghubunginya karena tepat waktu istirahat pertama.“Maaf om, Jo lagi gak sama Rachel. Jo lagi di kantin, mungkin Rachel masih di kelas atau di perpustakaan. Tapi nanti Jo akan bilang ke Rachel,” jawab Jonathan terpaksa berbohong.“Baiklah tolong kasih tahu Rachel, nanti om hubungi kalian lagi saat jam istirahat kedua.”Panggilan pun berakhir, Jo menyimpan kembali ponselnya. Lalu melangkah memasuki mobil. Menyalakan

    Last Updated : 2024-11-30
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 51 : Makan Berdua

    "Rachel!!"Mata Rachel melebar kala melihat keberadaan Jonathan di sana.Jonathan masih berdiri di ambang pintu. Menatap tajam ke arah pemuda yang menjadi musuh bebuyutannya.Rachel segera meraih tasnya dan beranjak dari tempat duduk. Melangkah terburu-buru menghampiri Jonathan.“Sejak kapan lu jadi cewek gak bener? Hah!” sentak Jonathan ketika Rachel sudah berdiri di hadapannya.Rachel terdiam dengan kepala menunduk. Jujur kehadiran Jonathan membuatnya senang. Berada di antara pemuda yang tak dia kenal, membuat Rachel merasa tidak nyaman dan bosan. Apalagi mulut-mulut dua pemuda yang bersama Bara, selalu menggoda dan berucap kata-kata kasar.“Ayo pulang! Papa lu udah nelfon gue!” Jonathan meraih tangan Rachel dan menariknya keluar dari ruangan.Rachel pun hanya bisa pasrah mengikuti langkah Jonathan yang tampak terburu-buru. Meskipun sedikit kerepotan mengimbangi langkah panjang Jonathan, hingga Rachel setengah berlari karena tangan Jonathan menggenggamnya erat.“Mau nambah pesanan k

    Last Updated : 2024-12-01
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 52 : Merajuk Tanpa Sebab

    “Kalau lu mau nunggu, kalau gak mau nunggu ya sudah pulang sendiri. Atau suruh kakak lu jemput,” jawab Jonathan kala Jessi memintanya untuk menjemput.“Gue tunggu lu aja, Jo. Gue tunggu di depan sekolah sampe lu datang. Gue gak mau tahu, pokoknya anter gue pulang sekarang,” perintah Jessi tak ingin dibantah. Panggilan pun diputus secara sepihak. Jonathan menghembuskan nafas kasar. Awalnya dia memang dekat dengan Jessi. Apapun permintaan gadis itu, Jo mencoba menurutinya. Namun semakin kesini, sikap Jessi yang memaksakan kehendak semakin membuatnya tak nyaman.Niatnya sekarang adalah mengantar Rachel pulang terlebih dulu, setelahnya baru menjemput Jessi.Jo mematikan layar ponselnya dan memutar tubuh. Namun dia terkejut ketika melihat bangku dalam keadaan kosong. Kemana perginya gadis Cupu itu? Mungkinkah dia kebelet pipis lalu mencari toilet? Tapi mengapa dia tak melihat tas Rachel di sana?Akhirnya Jo memutuskan untuk memutari taman, mencari keberadaan toilet umum. Kembali dia dibua

    Last Updated : 2024-12-01
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 53 : Dipanggil Kepsek

    Jam pertama adalah mata pelajaran bahasa Indonesia, namun Bu Lastri ijin tidak mengajar karena anaknya tengah sakit.Guru pengganti menyuruh para murid untuk mengerjakan tugas di buku LKS. Seperti biasa jika jam kosong, maka para siswa di bangku belakang tampak ribut. Sementara Rachel berusaha untuk berkonsentrasi mengerjakan soal-soal di LKS. Untungnya dia duduk bersama Mila.Saat tengah sibuk menulis jawaban, tiba-tiba Jonathan datang menghampirinya.“Cupu, lu udah selesai kerjain soalnya?”Rachel hanya melirik sekilas, lalu menjawab, “memang kenapa? Lu mau nyontek jawaban gue? Jangan harap gue kasih. Huh!” jawabnya ketus.“Pelit banget sih, lagian gue kan udah berjasa nganter jemput lu. Masak lu gak mau balas budi?” tanya Jonathan penuh harap.“Gue juga gak minta diantar jemput,” jawab Rachel dengan raut sinis. Lalu segera mengabaikan Jonathan dan kembali mengerjakan soal.“Sebenarnya sih gue ogah, tapi nenek sama bokap lu yang maksa,” cetus Jonathan. Mila yang sedari tadi mendeng

    Last Updated : 2024-12-02
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 54 : Cincin Nikah?

    “Masuk!” suara pak Jeremy terdengar dari dalam setelah Jonathan mengetuk pintu. Jonathan pun segera membuka pintu dan masuk ke ruangan pak Jeremy.“Duduk!” perintah Jeremy ketika melihat murid bandel itu datang ke ruangannya.Namun Jo bergeming, hanya berdiri tak mengindahkan perintah sang Kepala Sekolah.“Kenapa anda memanggilku?” tanya Jonathan sembari menatap pak Jeremy dengan wajah datar.“Kemana kau pergi kemarin? Apa benar kau bolos sekolah?” tanya pak Jeremy menatap siswanya di balik kacamata bulatnya yang melorot.“Apa putramu yang mengadu?” Bukannya menjawab, Jonathan justru bertanya. Sudah berkali-kali dia menghadapi situasi ini. Jadi Jonathan sudah terbiasa bahkan tak ada rasa takut sama sekali.Pria berusia lima puluh tahun itu menghela nafas panjang. Tentu menghadapi siswa yang memiliki pengaruh di sekolahan akan terasa sedikit sulit. Nicholas sudah menjadi donatur tetap selama dua tahun lebih, sehingga Jeremy merasa sulit untuk memberi peringatan pada anak bandel itu.“

    Last Updated : 2024-12-02
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 55 : Melawan Jessi

    Jonathan yang baru saja keluar dari ruang guru, hendak melangkah menuju kantin. Namun di tengah perjalanan, Jessi menghadang langkahnya.“Jo, tunggu!” cegah Jessi sembari merentangkan kedua tangannya di depan Jonathan.“Ada apa lagi sih Jes?” tanya Jonathan dengan raut wajah tidak suka.Bukannya menjawab, Jessi justru balik bertanya, “tadi lu kenapa sih? Gak mau buka jendela buat gue, Jo?”“Gue buru-buru,” jawab Jonathan singkat sembari melangkah memutari Jessi.“Tapi kan gue cuma minta bukain jendela aja. Lu gak ada masalah kan sama kak Bara?” tanya Jessi sambil mengikuti langkah Jonathan.“Menurut elu?”“Maafin kakak gue, Jo. Emang kadang kakak gue terlalu posesif.”“Nah itu elu tahu! Kakak lu minta gue buat gak deketin elu, Jes. Jadi lebih baik kita jaga jarak. Lagian, pasti bokap lu juga gak suka sama cowok bandel kayak gue!” Jo memacu langkahnya lebih cepat, berharap Jessi menyerah dan berhenti mengikutinya.“Tapi Jo, itu kan urusan Kak Bara. Gue maunya sama elu,” tegas Jessi den

    Last Updated : 2024-12-03

Latest chapter

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 174 : Garda Terdepan

    “Mas, kami sudah di sini. Lekaslah bangun! Ayo kita pulang!” Nada suara Natasya terdengar pilu bercampur isak tangis, membuat batin Rachel semakin tersayat perih.Harusnya hari ini dia merayakan kebahagiaan atas kelulusannya mendapat nilai tertinggi. Namun justru keadaan berubah. Pria yang begitu disayanginya kini terbaring tak berdaya di ranjang, tengah berjuang antara hidup dan mati.Rachel melangkah mendekat, berdiri di samping mama Natasya. Dari jarak sedekat ini, dia bisa melihat ritme nafas papa Jacob yang tak normal. Dadanya naik turun seirama dengan bunyi monitor yang terdengar cepat.“Kami sudah melakukan CT scan pada kepala pasien. Akibat benturan keras terlebih di bagian kepala, membuat kondisi tulang tengkoraknya mengalami kerusakan,” jelas dokter yang menangani.“Lakukan apapun yang bisa menyelamatkan papa Jacob, dok!” jawab Jonathan penuh harap. Tak ada perbedaan antara Jacob dan Nicholas, baginya Jacob adalah orang penting yang sudah dianggap sebagai ayahnya sendiri.“K

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 173 : Kondisi Jacob

    Bola mata Rachel membola sempurna. Perasaan tak percaya dan terkejut setelah mendengar jawaban dari nenek Maria, bercampur aduk di hatinya. Seperti ada beban berat yang menekan dadanya, membuatnya sulit untuk bernafas. Mata Rachel mulai terlihat memerah dan berair, tanpa terasa bulir bening pun jatuh dari pelupuk mata. Ketiga wanita beda usia itu saling berpelukan, mencurahkan rasa takut dan kekhawatiran yang teramat sangat. Tanpa kata, hanya isak tangis yang terdengar memenuhi seluruh penjuru ruangan. Jonathan yang sedari tadi berdiri di ambang pintu, ikut mendengar berita buruk yang disampaikan nenek Maria. Diapun sama terkejutnya. “Papa dimana? Rachel mau temenin papa,” suara Rachel terdengar lirih dan serak. Namun keinginan untuk bertemu dengan papanya, tak bisa ditunda lagi. “Papamu masih ada di rumah sakit di Bali, Chel. Nenek sudah suruh asisten untuk memesankan tiket pesawat untuk hari ini, tapi sayangnya penerbangan untuk siang ini penuh. Nanti malam..” “Bolehkah Jo memb

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 172 : Kabar Buruk

    Kini Rachel, Mila dan Jonathan berada dalam satu mobil. Mila memutuskan untuk pulang setelah tadi melihat kehadiran Bella. Gadis gila yang tak tahu malu. Mila segera beranjak dan menghampiri Rachel dan Jonathan. Dia sudah tak peduli dengan tanggapan Ray nantinya. Apakah pemuda itu akan menuruti permintaan Bella atau menolak? Toh, itu bukan urusannya lagi karena mereka sudah putus, begitu pikir Mila. Jonathan sudah menghubungi supir sedari tadi, ketika mereka baru saja sampai di pantai. Meminta supir untuk menunggunya di parkiran. Kini dia meminta supirnya untuk membawa motor Mila, sementara sang pemilik motor berada di dalam mobil. Tanpa diminta, Rachel pun berinisiatif untuk mengambil alih kemudi dengan Jonathan yang duduk di sisinya. Sesekali melihat pada spion di atas kepalanya untuk memantau keadaan Mila setelah tadi sempat melihat sahabatnya menangis. “Udah jangan terlalu dipikirin, Mil! Masih banyak cowok baik di luaran sana. Tapi kalau lu nyari yang kayak gue, udah

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 171 : Foto Prewed?

    Rachel yang mendengar pertanyaan Alisha terlihat gugup. Memilih untuk diam, dan menunggu Jonathan yang menjawab pertanyaan Alisha. “Udah lama kali, Lis. Lu aja yang gak sadar,” jawab Jonathan dengan santai. “Eh, apa iya gue yang gak sadar ya. Lagian Rachel juga jarang cerita sih,” balas Alisha seraya melirik ke arah Rachel. “Hum, buruan fotoin gue!” Jonathan pun kembali menyodorkan ponselnya ke Alisha, lalu beralih menghampiri Rachel. “Bae, kita foto ya! Anggap aja salah satu foto prewed.” Astaga, kenapa mulut Jonathan tak bisa dikontrol? Rachel menatap tajam pada pemuda jangkung itu. Namun justru Jonathan mengerlingkan satu mata ke arahnya. Menarik tangan Rachel sebelum gadis itu protes. Berdiri berdampingan dengan latar belakang pemandangan pantai. “Merapat dikit dong!” seru Alisha memberi aba-aba dengan tangan kirinya. Rachel tak berpindah dari posisinya. Berdiri dengan gaya kaku, dengan posisi kedua tangan saling bertaut di depan. Sedangkan Jonathan yang memutuskan untuk

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 170 : Aksi Konvoi

    Jonathan menarik Rachel menjauh dari perkumpulan teman-temannya. Membawa ke tempat yang lebih sepi.“Ada apa, Jo? Ada yang sakit?” tanya Rachel dengan dahi mengerut. Arah pandangnya tertuju pada tangan kanan Jonathan yang tertutup kain penyangga lengan. Kain hitam yang sudah terkena cat semprot warna-warni.Sama halnya dengan keadaan baju seragam Jonathan yang sudah dipenuhi oleh coretan spidol dan cat warna-warni di segala sisi.Jonathan mengulas senyum tipis, tak langsung menjawab pertanyaan Rachel. Pertanyaan singkat dari sang kekasih yang terdengar seperti sebuah perhatian.Tangan Jonathan terulur mengusap pipi Rachel. Tepatnya di bagian yang terkena cat semprot. Membuat gadis itu tertegun dan menegakkan pandangannya ke depan. Membalas tatapan Jonathan yang terlihat begitu lembut.Jonathan menarik tangannya kembali. Berusaha melepaskan tali penyangga lengan yang melekat di pundak kirinya.“Jo, ngapain? Kok dilepas?” tanya Rachel sedikit terkejut. Tangannya menahan tangan kiri Jo,

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 169 : Euforia Kelulusan

    Rachel berjinjit seraya memanjangkan lehernya untuk berusaha melihat ke depan. Bukannya tak mempercayai ucapan Jonathan, namun dia belum lega jika tak melihatnya secara langsung. Saat tengah berusaha, tiba-tiba Jonathan menunduk dan tangan kirinya melingkari kedua paha Rachel dari belakang. Ketika hendak protes, pemuda itu justru mengangkat tubuh Rachel, menggendong dengan satu tangannya. Rachel yang sangat terkejut sontak melingkarkan lengan kanannya di pundak Jonathan. “J-jo turunin..” “Lu mau lihat langsung, kan? Gue cuma bantu lu biar bisa lihat!” “Ta-tapi.. malu kan dilihat yang lain,” ucap Rachel setengah berbisik dengan wajah yang mulai memerah. Melihat pada beberapa teman-teman sekelasnya yang begitu terkejut melihat ke arahnya. Memang di posisinya yang sekarang, Rachel bisa dengan jelas melihat ke arah mading. “Ciye, pasangan baru nih!” Terdengar salah satu suara siswa yang berdiri di samping mereka. “Ah.. sweet benget sih kalian! Bikin gue ngiri,” timpal Mila yang tam

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 168 : Pengumuman Kelulusan

    “Nanti pulang sekolah kita barengan ya. Please, jangan marah lagi!” Ucapan terakhir Jonathan saat di kantin tadi, begitu terngiang di dalam otak Rachel. Rasa kesal yang tersisa pun mulai terkikis. Ketika kembali ke kelas, Rachel tak melihat pemuda itu di bangku belakang. Mungkin saja Jonathan sudah kembali ke kelas 12A. Ada sedikit rasa kehilangan dalam hati Rachel karena tak bisa satu kelas lagi dengan Jonathan. Saat di kelas, acara perencanaan pun dilanjutkan kembali. Rio memilih beberapa temannya untuk menjadi pemeran dalam drama musikal. Rachel pun ikut terlibat. Jika Mila memilih untuk menunjukkan bakatnya menari, beda halnya dengan Rachel yang tak menyukai musik ataupun tarian. “Chel, mending lu aja yang jadi pemeran utamanya!” celetuk Alisha. “Hah? Kok gue? Gue gak bisa..” “Lagian pas kok karakter pemain utamanya sama elu. Ayolah Chel terima aja!” timpal Mila yang ikut mendukung. “Ta-tapi gue kan..” Rachel masih berpikir untuk mencari alasan yang tepat untuk menolak. “Ud

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 167 : Jejak Langkah Masa Depan

    Mila kini berada di antara sepasang kekasih yang tengah bersitegang. Dia pun bingung harus bagaimana. Kembali menatap Jonathan untuk meminta pendapat. “Hum, gak masalah. Gue bisa tunggu sampai nanti pulang sekolah aja,” ucap Jonathan seraya mengulas senyum pada Rachel dan Mila. Lalu segera melangkah menuju bangku belakang. Kini Mila tak tahan lagi untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi antara sahabatnya dan si Kapten Basket itu. “Chel, ada apa sih? Apa yang sebenarnya terjadi? Cerita deh sama gue!” tanya Mila berbisik dengan raut penasaran. Padahal di depan kelas, ketua kelas tengah mengajak teman-temannya untuk berdiskusi tentang pertunjukan pentas seni. Rachel hanya melirik Mila sekilas, lalu kembali fokus ke depan. “Gak ada apa-apa, Mil. Lu yang harusnya cerita ke gue, kok bisa putus sih dari Ray?” Mila menoleh ke bangku belakang untuk mencari sosok Ray. Namun tak melihat keberadaan pemuda itu. Mila pun menghela nafas lega. Kembali menatap ke arah Rachel. “Ray seling

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 166 : Mengacuhkan Jonathan

    “Siang nanti, papa ada perjalanan keluar kota. Mungkin sepulang kamu sekolah nanti, kamu sudah gak lihat papa.” “Sendiri atau sama mama?” “Sendiri, nak. Biarkan mamamu istirahat di rumah. Kamu juga, tolong jaga diri baik-baik di rumah. Papa titip mama sama nenek ya. Kalau ada apa-apa bisa telepon papa. Dan jika papa sedang sibuk gak bisa terima panggilan, kamu bisa minta tolong Jonathan atau papanya.” “Berapa hari, Pa?” tanya Rachel lagi. “Kemungkinan tercepat tiga hari, dan paling lambat lima hari papa sudah kembali,” jelas Jacob sembari mengusap lembut puncak kepala Rachel penuh kasih sayang. Rachel mengangguk dan tersenyum. Perasaannya yang campur aduk dari semalam, kini mulai menghangat setelah mendapatkan perhatian ayahnya. “Bagaimana hubunganmu dan Jonathan, hum? Apa kalian sudah saling mencintai?” tanya Jacob sesekali menoleh ke arah putrinya untuk melihat respon Rachel. Terlihat Rachel menghela nafas panjang sebelum menjawab, “kami sudah lebih dekat dan saling mengenal.”

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status