Share

Rindu Sang Bunda

Penulis: Allyaalmahira
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-12 13:00:39

Hari semakin hari, kondisi Ginda masih tetap sama masih tak ada perubahan atau tanda tanda akan tersadar.

Wanita ayu itu masih terbaring lemah dibed rumah sakit, dengan rona wajah pucat pasi dan mata yang terus terpejam. Banyaknya alat medis yang menempel ditubuhnya membuat Marvin memandangnya dengan iba.

Tak hanya Marvin, Sukma pun serupa, yang juga memandang Ginda dengan pilu. Apalagi dengan Rumi, seorang Ibu kandung yang saat ini juga sedang sakit sakitan, tak kuasa menahan rasa sedih melihat sang anak dalam keadaan seperti ini.

Hanya sebuah doa dan harapan, yang saat ini Marvin, Sukma dan Rumi dapat lakukan, tak ada tindakan apapun selain hanya berpasrah dan berharap yang terbaik.

Sementara Inggit yang juga tak kunjung sembuh dari sakitnya, setiap hari selalu nama Ginda yang ia sebut sebut, bukannya hendak mempertemukan namun Sinta justru terdiam dan tetap tak menginginkan sang anak bertemu dengan Ginda.

Setelah hari ini kembali Inggi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rf««
nah loh baru tau kan kallau Ginda ngga bohong
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Wanita Berwajah Ginda

    Setelah kini semua terbukti Ginda tak bersalah, bahwa tak pernah ada pernikahan antaranya dan Teddy, kali ini Marvin memandangnya dengan penuh rasa iba, merasa bersalah karena telah membuat Ginda seperti ini."Jadi kalian tidak pernah mengkhianati aku? aku benar benar bodoh, terpengaruh oleh egoku dan tak percaya ucapanmu, Ginda. Aku minta maaf, benar benar minta maaf," ucap Marvin dihadapan tubuh Ginda yang masih tak berdaya.Pandangannya menatap pilu, penuh penyesalan yang tak dapat ditutupi. Baginya melihat Ginda terbaring tak sadarkan diri seperti ini adalah hal menyakitkan untuknya, perkara tindakan bodohnya hingga membuat sang istri harus berjuang untuk hidupnya.Hari demi hari berlalu, cukup lama sudah Ginda terbaring koma, satu tahun berlalu Ginda lalui hidupnya dengan alat bantuan medis, masih berjuang untuk hidup karena sepertinya Ginda belum iklas meninggalkan kehidupan dunianya.Begitupun Marvin yang jua melalui hari harinya seorang di

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-12
  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Dinda Almarena?

    Kini Marvin melangkahkan kakinya memasuki ruangan dimana Ginda berada, dengan cepat Marvin membuka pintu ruangan itu untuk memastikan bahwa Ginda masih berada disana, dan ternyata benar, Ginda yang masih terbaring dan terpejam."Berarti benar, wanita tadi bukan Ginda. Tapi kenapa wajahnya mirip sekali?" gumam Marvin kala memperhatikan wajah sang istri."Apa Ginda punya kembaran? tapi kenapa aku tidak pernah tau?" tambahnya lagi, masih dengan pandangan terdiam, memperhatikan wanita berhijab yang tak sadarkan diri itu.Setelah cukup lama berada bersama Ginda, kini Marvin pun kembali kerumah. Saat perjalanannya menuju pulang, kembali ia melihat sosok Ginda bernyanyi nyanyi dipinggir jalan.Sepertinya ia pengamen jalanan, penampilannya pun sederhana sekali, hanya celana panjang jins dengan kaos berwarna putih dan kemeja yang tak terkancing, sejenak terhenti untuk memperhatikan aktifitas wanita yang wajahnya benar benar sama dengan istrinya itu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-12
  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Saudara Kembar

    Hari ini seperti apa yang diucapkan Marvin sebelumnya, bahwa ia akan menemukan saudara kembar Ginda dan membawanya Bertemu dengan wanita yang sedang terbaring koma tersebut.Di tempat di mana awal Marvin bertemu Dinda kini ia berada, pandangannya terus mencari ke sana kemari dan memperhatikan setiap pengamen wanita yang melintasinya, namun entah mengapa Dinda tak jua ia temukan?Dimana sebenarnya Dinda kini berada? Mengapa di saat Marvin membutuhkannya, ingin meminta pertolongan padanya justru ia menghilang?Cukup lama terdiam di tempat sebelum akhirnya Marvin pun melangkah pergi, langkahnya begitu perlahan, masih dengan harapan dapat menemukan Dinda di tempat ini.Dan ternyata benar kala kini Marvin memutar tubuhnya, seorang wanita dengan rambut terikat satu itu berdiri di hadapannya, hingga membuat Marvin memperhatikan yang tak berkedip, begitupun dengan Dinda yang juga memperhatikannya dengan pandangan tajam."Akhirnya ya saya menemuka

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14
  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Keadaan Membingungkan

    "Pak, bilang sama saya. Wanita itu siapa? kenapa dia mirip banget sama saya?" tanya Dinda memperhatikan wajah Marvin dari samping.Pandangan laki laki itu menatap iba pada sang istri yang sampai saat ini masih belum jua tersadar dari komanya.Perlahan Marvin pun mendekat, meraih tangan Ginda dan menggenggamnya dengan erat, matanya tampak memerah, rasa tangis yang tak tertahankan akhirnya terjatuh juga.Buliran air mata itu membasahi genggaman tangannya, jiwa Marvin saat ini bukan lagi jiwa laki laki yang kuat, hatinya melemah karena harapannya selalu terpatahkan."Dia istri saya, wanita cantik ini adalah istri saya. Dia sudah tertidur selama satu tahun," jawab Marvin setelah berusaha melupakan air matanya.Mendengar pengakuan Marvin Dinda pun terbelalak, tak menyangka jika selama itu ia tertidur."Tujuan saya mengajak kamu kesini adalah siapa tau istri saya akan terbangun kala ia merasakan kehadiran kamu disini," tambah Marvin ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14
  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Rumi Pergi

    Sementara Dinda yang kini sedang mengobrak abrik seisi lemarinya, entahlah ia mencari apa? mungkin ia mencari sesuatu yang dapat membuatnya percaya akan ucapan Rumi.Setelah cukup lama mencari, kini akhirnya Dinda berhasil menemukan sebuah salinan akta kelahiran yang sudah tampak kusut dan lusuh, dalam kertas itu menyatakan bahwa benar jika wanita itu bermana Dinda Almarena, yang menyatakan bahwa anak kandung dari Rumi dan Almarhum Danang.Dinda pun terbelalak setelah membaca surat lusuh tersebut, tak menyangka jika apa yang dikatakan wanita tua tadi semuanya benar."Jadi semua cerita itu benar? aku adalah anak kandung Ibu Rumi? dan namaku Dinda, bukan Dila? terus kenapa Papa dan Mama ngga pernah bicara soal ini ke aku?" gumam Dinda bingung.Seketika ia merasa tak tega karena telah meninggalkan Rumi begitu saja, dan tak memperdulikan ucapannya. Dengan cepat kini Dinda meletakan kertas tersebut dan melangkah hendak menemui Rumi dirumah sakit kembal

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14
  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Apakah Dinda Iri Dengan Ginda?

    Setelah kepergian Rumi Dinda yang tak ingin kembali kehilangan Ginda, kini langkahnya perlahan memasuki ruangan dimana Ginda berada.Masih dengan peralatan medis yang membantu Ginda bertahan hidup, entahlah harus sampai kapan Ginda terbaring seperti ini? bagai hidup segan mati tak mau.Dinda memperhatikan wajah saudara kembarnya itu dengan pilu, perasaannya tak karuan sedih dan kecewa bercampur menjadi satu."Kenapa nasibmu sebaik ini? kamu disayang oleh Ibu dan Ayah, dan sekarang kamu juga memiliki seorang suami dan Ibu mertua yang sempurna, kenapa cuma kamu yang bernasib baik sementara aku tidak?" gumam Dinda tak berkedip memperhatikan wajah wanita berhijab yang sedang terpejam itu.Dinda merasa dunia tak adil untuknya, selama ini ia yang harus hidup terlantar dan menjadi pengamen jalanan, sementara Ginda yang dapat hidup enak bersama Marvin.Entahlah apa yang dipikirkan Dinda saat ini, mengapa ia iri dengan takdir hidup saudara kembarn

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Dinda Or Ginda?

    Sore harinya.Marvin yang kini menjemput Dinda dirumahnya, meski Dinda sudah berkata tidak mau namun Marvin tak menghiraukannya, Ia yang masih saja datang dan meminta Dinda untuk ikut dengannya hari ini."Udah berapa kali saya bilang, Pak? saya tidak mau, kenapa maksa banget sih?""Dinda, bantu saya nasib saya hari ini ada di tangan kamu, kalau kamu tidak mau membantu saya, partner saya kali ini bisa lolos.""Bukan urusan saya ya, Pak. Saya nggak ngerti yang begituan, udah deh lebih baik sekarang Bapak pergi sendiri, karena saya nggak mau ikut Bapak."Ucapan itu membuat Marvin memandangnya dengan tajam, sedikit membuatnya marah hingga kini ia meraih tangan Dinda dan membawanya begitu saja."Lepasin saya, dasar tukang maksa, lepas!"Pekikan itu tak di hiraukan oleh Marvin, ia yang terus membawa Dinda memasuki mobilnya dan melaju ke suatu tempat, Marvin lebih dulu pergi ke salon sebelum pergi menemui partnernya.M

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Masih Belum Ada Perubahan Pada Ginda

    Setelah pertemuan berakhir, Dinda yang kemudian menghela nafas lega."huuff, akhirnya selesai juga. Udah kayak orang bego aja, yang cuma bisa diem," gerutu Dinda yang terdengar ditelinga Marvin.Mendengar ucapan itu Marvin pun tersenyum smirk, dan menggelengkan kepala."Meski sama, nyatanya tetap berbeda," ucap Marvin yang kemudian melangkah meninggalkan tempat.Membuat Dinda terbelalak atas ucapan yang didengarnya."Maksud, Bapak? Bapak bilang saya bego?" ucap Dinda dengan langkah yang terus mengejar Marvin, hingga kini memasuki mobilnya."Saya tidak bicara seperti itu, bukankah kamu sendiri yang bilang kamu bego?" jawab Marvin seraya melajukan mobilnya."Ya tapi kan ngga harus diperjelas, Pak."Tak ingin lagi berdebat Marvin yang kini terdiam kala Dinda terus menggerutu. Kini Marvin semakin mempercepat laju mobilnya hingga melewati jalan yang seharusnya ia lintasi."Loh, Pak. Harusnya kan belok, kenap

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-16

Bab terbaru

  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Happy Ending

    Hari demi hari berlalu, membawa perubahan yang luar biasa dalam kehidupan Ginda. Kini, dengan bantuan setia Marvin, Ginda mampu berjalan kembali meskipun masih perlu bantuan. Suasana bahagia pun terasa di antara keduanya. "Alhamdulillah, Mas, akhirnya aku bisa jalan lagi," ucap Ginda penuh kebahagiaan, senyumnya merekah di wajahnya yang berseri.Marvin tersenyum lembut, "Kamu hebat, kamu bisa melalui cobaan ini."Ginda menatap Marvin dengan penuh rasa syukur, "Ini semua 'kan juga berkat Mas, kalau ngga ada Mas Marvin mungkin aku ngga menjadi Ginda yang setegar ini. Terimakasih, ya, Mas, untuk semua kebaikan kamu, kamu yang udah menerima aku apa adanya, sampai aku bisa jalan lagi seperti sekarang."Marvin tersenyum hangat, "Ini tugasku, Nda. Sebagai suami, sudah seharusnya aku mendampingi kamu, dalam suka maupun duka."Ucapan Marvin membuat Ginda tersenyum bahagia, merasa bersyukur memiliki seorang suami yang selalu ada untuknya, dalam se

  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Kedatangan Ginda

    Marvin memasuki hutan dengan hati penuh kekhawatiran, mencari jejak yang bisa mengantarkannya pada keberadaan istrinya, Ginda. Namun, semakin lama ia berada di dalam hutan yang lebat, semakin redup harapan yang ia sandarkan. Setiap langkah yang diambilnya terasa begitu berat, dipenuhi kegelapan dan ketakutan. "Ginda!" teriak Marvin dengan suara gemetar. Namun, tak ada jawaban yang terdengar kecuali desiran angin dan hiruk pikuk hutan yang sunyi. Ia meraba setiap sudut hutan, memanggil nama istrinya tanpa henti. Namun, waktu terus berlalu tanpa kehadiran Ginda yang dicarinya. Kesedihan merayapi hati Marvin, merangkulnya dalam kehampaan yang tak terperi. Pikirannya melayang jauh, membayangkan hal-hal mengerikan yang mungkin terjadi pada Ginda. Dan pada suatu titik, rasa putus asa itu mengubah energinya, membuatnya merasa tak berdaya, hampir tak sanggup melangkahkan kakinya lagi. Dengan langkah tertatih, Marvin berbalik ara

  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Terbongkarnya Kejahatan Dinda

    Hari semakin hari Berlalu, Marvin yang semakin curiga pada Dinda karena terdapat keanehan dan kejanggalan pada wanita yang ia anggap istrinya itu. Hari ini Dinda yang duduk menyilangkan kaki di tepi kolam renang tangannya terus menggenggam ponsel sambil tertawa-tertiwi, melihat itu Marvin pun heran rasanya Ini bukan sikap Ginda, pasalnya sejak menjadi istri Ginda tak pernah berperilaku demikian. "Ginda, aku mau bicara sebentar," ucap Marvin yang membuat wanita itu dengan cepat menurunkan kakinya. "Kenapa sih, Mas? mau bicara apa? kalau ngga penting lebih baik ngga udah deh, aku lagi sibuk," jawab Dinda yang membuat Marvin melebarkan mata. Kini rasa curiga semakin memenuhi hatinya, Marvin mengira jika Ginda yang ada dihadapannya saat ini bukanlah Ginda istrinya. Tak menunggu lama, kini Marvin pun mendekat meraih tangan Dinda hingga membuatnya terkejut. "Apa-apaan sih kamu, Mas? kenapa kamu kasar sama aku?"

  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Rencana Jahat Dinda Berhasil

    Niat Dinda untuk menggantikan posisi Honda telah berhasil, hatinya bahagia serta puas melihat keberhasilannya saat ini. Karena wajah dan penampilan yang sama persis, hingga Sukma yang tak sadar jika wanita yang ada dihadapannya saat ini bukanlah menantunya. Dinda merasa jantungnya berdegup kencang ketika Marvin tiba-tiba muncul di tengah-tengah kebersamaannya dengan Sukma. Dengan wajah serius, Marvin menyapa mereka, "Assalamu'alaikum.""Walaikumsalam," jawab Dinda dengan cemas, berusaha menjaga ketenangan meskipun hatinya berdebar-debar.Marvin, tanpa menyadari keberadaan sebenarnya, bertanya dengan heran, "Lagi pada bahas apa sih? Serius banget kayanya."Sukma, tanpa sadar memperburuk situasi, menjawab dengan semangat, "Ini loh, Vin, kita lagi bahas Dinda, masa tadi Dinda ninggalin istrimu sendirian, untung dia bisa pulang sendiri kalau ngga gimana coba?"Mendengar ucapan itu, Marvin pun terbelalak. Matanya terbuka lebar, mencari kebena

  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Sandiwara Dinda

    Didalam ruang kamar Dinda. Ia yang kini terduduk dengan raut wajah serius. Setelah memasuki kamar dan mengunci pintunya kini Dinda terduduk memperhatikan pemandangan luar. "Aku harus mulai rencanaku secepatnya, sebelum Ginda bisa jalan lagi dan buat aku susah melakukan rencanaku," gumam Dinda lirih. "Maafkan aku, Ginda. Bukan maksud ingin menjadi saudara yang kejam, tapi takdir yang membuatku tega melakukan ini padamu," batin Dinda dengan pandangan tajam. Setelah memikirkan apa yang hendak ia rencanakan kini Dinda pun beranjak, keluar kamar dan menemui Ginda yang sedang berada di halaman belakang rumahnya. "Ginda," panggil Dinda yang membuat Ginda seketika menoleh. "Dinda, ada apa?""Bisa antar aku ke suatu tempat? aku mau ketemu temenku, tapi aku ngga tau tempat itu dimana alamatnya.""Temen?"Sejenak Ginda terdiam, hatinya sedikit merasa tak tenang ada sesuatu yang mengganjal dibalik ajakan saud

  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Kehadiran Sri

    "Sesuai rencana," batin Dinda setelah memasuki rumah. Apa maksud ucapannya barusan? rencana apa yang bersarang diotaknya? bahkan ekspresi wajahnya pun menunjukan arti kepuasan. "Akhirnya aku bisa masuk rumah ini dengan begitu mudah," tambah batin Dinda tertawa. Ya, ternyata amnesia yang Dinda alami hanya sebagai sandiwara belaka, demi mewujudkan keinginan dan ambisinya untuk dapat masuk ditengah tengah rumah tangga Marvin Marcello. Benar benar jahat, wanita tak punya hati sudah ditolong malah ingin menikam. Saudara kandung macam apa Dinda ini? mengapa ia begitu tega? "Setelah ini aku akan merebut semuanya dari kamu, Ginda. Aku yang akan menjadi ratu dirumah ini," tambah Dinda tertawa dalam hati. Melihat ekspresi Dinda rasanya Sukma mulai curiga, lantaran ia yang tak menyukai Dinda sejak dulu, ditambah lagi Sukma mengetahui bagaimana perlakuan Dinda pada Ginda menantunya. "Apa yang sedang direncanakan wanita itu? a

  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Dinda Hilang Ingatan

    Tak lama kemudian. Seorang dokter keluar dari ruangan, dengan cepat Ginda dan Marvin mendekatinya untuk menanyakan keadaan Dinda saat ini. "Bagaimana, Dok, keadaan Dinda?"Tak langsung menjawa dokter yang sejenak terdiam memperhatikan wajah Marvin dan Ginda. Pandangannya membuat semakin penasaran. "Pasien sudah sadarkan diri," jawab dokter yang membuat Ginda dan Marvin seketika menghela nafas lega. "Pasien bisa dijenguk setelah nanti dipindahkan ke ruang rawat yah, kalau begitu saya permisi," tambah dokter yang lalu melangkah meninggalkan tempat.Tak lama kemudian, Dinda yang kini dipindahkan ke ruang rawat oleh beberapa suster yang mendorongnya. Marvin dan Ginda pun mengikutinya. Melihat adanya Marvin dan Ginda pandangan Dinda tampak aneh, ia yang tak berkedip dan seakan sedang memikirkan sesuatu. Setelah kini beberapa suster meninggalkan tempat, Ginda pun mendekat, ia pandangi waja wanita yang mirip deng

  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Dinda Korban Tabrak Lari

    Sesampainya di rumah, Sukma yang menyambut kedatangan Ginda dan Marvin pun dengan cepat menghampiri, ia menyambut dengan wajah penuh penasaran. "Ginda, Marvin. Bagaimana hasilnya?" tanya Sukma yang memperhatikan dengan seksama. Tak langsung menjawab Marvin dan Dinda yang lebih dulu terdiam, hingga membuat Sukma semakin penasaran. Cukup lama terdiam, sebelum akhirnya Marvin membantu Ginda untuk terduduk di sofa, menghela nafas berat dan mengeluarkan sebuah surat dari dalam tasnya. Lalu perlahan memberikannya pada Sukma dengan berkata, "Ini, Bu. Hasilnya."Sukma meraih kertas itu perlahan, dengan rasa takut dan ragu untuk membaca, berharap tak terjadi apa-apa pada menantunya tersebut. Kini Sukma pun membaca tulisan dalam surat itu, setelah beberapa detik kemudian akhirnya Sukma pun menghela nafas lega, setelah tahun jika hasilnya adalah baik-baik saja, tidak ada masalah dalam kandungan Ginda sang menantu. "Aku baik-b

  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Tak Bersalah

    Keesokan harinya, Ginda yang terduduk di kursi roda, dengan gerak tangan yang terus menyiram bunga, ia menyiram bunga dengan wajah ceria. Namun wajah cerianya seketika menghilang kala sebuah suara datang menyapanya. "Ekhemm."Deheman itu membuat Ginda seketika memutar wajahnya, ia dapati Dinda disana, yang berdiri memperhatikannya dengan pandangan megintimidasi. "Dinda.""Kasihan ya kamu, hanya untuk emnyiram bunga saja kamu harus terduduk seperti ini," ucap Dinda yang mengarah pada penghinaan."Apa maksudmu?"Tak langsung menjawab, Dinda yang kini terkekeh dan memutar tubuhnya, membelakangi Ginda hingga membuat pandangan Ginda menatap tubuh bagian belakang Dinda. "Ginda, Ginda. Apa kamu ngga sadar apa yang terjadi sama kamu saat ini adalah balasan buat kamu. Selama ini kamu bahagia, sedangkan aku menderita. Selama ini kamu hidup enak dan aku hidup susah. Dan sekarang kamu dapat balasannya, kamu lumpuh dan kamu... Man

DMCA.com Protection Status