Share

Chapter 44.

"Aku tidak menyangka kalau Kakak seperti itu!" Natasya keluar meninggalkan Sean.

Sampai pagi hari dimana Natasya keluar rumah untuk kuliah, Jhoni sudah berdiri di depan pintu. Anak buah itu menunduk memberi hormat padanya.

"Selamat pagi, Nona." Saat itu juga dia teringat semalam dia meninggalkan Sean di ruang belakang.

"Kakak, Kakak masih di dalam?" Jhoni mengikuti di belakang Natasya berjalan. "Kak, astaga. Kau masih di sini?"

Sean menenggelamkan kepalanya di atas meja yang terbuat dari keramik. "Mari, Tuan. Biar saya bantu." Jhoni memapahnya masuk ke dalam.

Sambil berjalan Sean terus saja bicara ngawur sambil memejamkan matanya. "Untuk apa kau membantuku! Aku sudah bosan hidup, lebih baik kau biarkan saja aku mati."

Direbahkan lah tubuh lusuh itu di atas tempat tidur, Natasya menyelimuti Sean dengan selimut tebal.

Hari-hari Sean habiskan untuk menyiksa dirinya sendiri, hanya minuman keras yang menjadi temannya saat i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status