Share

Chapter 43.

Penulis: Sang_Dewi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Teman kuliahku, kenapa?"

"Lalu apa hubungannya dengan Sean?" Natasya memutar bola matanya malas, kenapa pria ini banyak sekali bertanya.

"Tidak ada! Memangnya kenapa kau menanyakan itu?" Lucas terlihat salah tingkah.

"Ya, aku cuma pengin tau aja, kenapa dia terus disebut sedari tadi."

Malas rasanya Natasya meladeni laki-laki seperti Lucas ini. "Hufh, sudahlah! Kau tidak usah banyak tanya. Lagipula ini tidak ada hubungannya denganmu!" Ketus sekali Natasya menjawab sebelum pergi.

Lucas menggeleng, kenapa wanita ini begitu benci kepadanya. Sampai malam hari Natasya terus memikirkan Sean, ada apa dengannya? Ada apa dengan Naura? Lalu apa hubungannya dengan kemarahan itu? Banyak sekali pertanyaan menari-nari di depan matanya.

Sampai pagi menjelma rasanya dia ingin sekali bertemu dengan temannya, untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Nau, kau baru sampai?"

Tapi justru Naura yang bicara dengan wajah bahagia.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gadis Bercadar Tawanan Mafia Tampan   Chapter 44.

    "Aku tidak menyangka kalau Kakak seperti itu!" Natasya keluar meninggalkan Sean.Sampai pagi hari dimana Natasya keluar rumah untuk kuliah, Jhoni sudah berdiri di depan pintu. Anak buah itu menunduk memberi hormat padanya."Selamat pagi, Nona." Saat itu juga dia teringat semalam dia meninggalkan Sean di ruang belakang."Kakak, Kakak masih di dalam?" Jhoni mengikuti di belakang Natasya berjalan. "Kak, astaga. Kau masih di sini?" Sean menenggelamkan kepalanya di atas meja yang terbuat dari keramik. "Mari, Tuan. Biar saya bantu." Jhoni memapahnya masuk ke dalam.Sambil berjalan Sean terus saja bicara ngawur sambil memejamkan matanya. "Untuk apa kau membantuku! Aku sudah bosan hidup, lebih baik kau biarkan saja aku mati."Direbahkan lah tubuh lusuh itu di atas tempat tidur, Natasya menyelimuti Sean dengan selimut tebal.Hari-hari Sean habiskan untuk menyiksa dirinya sendiri, hanya minuman keras yang menjadi temannya saat i

  • Gadis Bercadar Tawanan Mafia Tampan   Chapter 45.

    Lucas membelalakkan matanya kala mendengar suara Jhoni yang terdengar cemas. "Tuan, tolong aku! Aku dan Nona Natasya di kejar oleh komplotan entah siapa ini, aku tidak tau!" Pasalnya Jhoni baru melihat komplotan yang mengejarnya kini. Decitan gas tangan dan rem mobil terdengar seperti sedang manufer di jalan raya, terlebih saat Lucas mendengar teriakan dari Natasya. Dor! Dor! "Argh!" Gadis itu menunduk saat komplotan itu menghujani dengan peluru, satu tangan Jhoni membalas tembakan serangan itu, sementara satu tangannya menyetir zig zag. Tapi banyaknya mereka membuat Jhoni tak bisa menangkis dari segala serangan. "Jhoni, kau katakan dimana sekarang?" Lucas pun ikut cemas. Namun Jhoni yang sedang fokus menembak saat itu tak membalas pertanyaan Lucas. "Ah, Shit!" "Gordon, Dolgo!" teriaknya dari dalam. Kedua anak buah itu berlari mendekat. "Ada apa, Tuan?"

  • Gadis Bercadar Tawanan Mafia Tampan   Chapter 46.

    "Teman anda mengalami koma." Gordon menyeringai menyayangkan itu.Andai saja dia tidak terlambat datang mungkin kondisi Jhoni tidak separah itu."Apa, Dok. Koma?" Natasya menggeleng tak percaya. Padahal dua jam yang lalu dia masih mengobrol dengan Jhoni di dalam mobil. Kala anak buah itu menjemputnya di kampus."Benar, Nona. Jhoni mengalami koma, kita berdoa saja semoga dia cepat sadar dari komanya.""Kalau begitu saya permisi dulu."Lucas datang tergesa-gesa, Dolgo yang memberi kabar saat mereka sampai di rumah sakit. "Bagaimana kondisi Jhoni, hah?" Tapi Gordon hanya diam yang membuat dia kembali bertanya. "Hei, kenapa kalian diam! Apa yang terjadi dengan Jhoni?" Terpaksa Lucas bicara cukup keras agar mereka menjawab."Jhoni ..., Jhoni mengalami koma, Tuan.""Astag!" Lucas mengusap wajahnya kasar. Kenapa semuanya terlihat kacau.Dia lalu masuk ke dalam dan mendapati Jhoni yang terbaring di atas berank

  • Gadis Bercadar Tawanan Mafia Tampan   Chapter 47.

    Naura hanya minta seperangkat alat sholat dan uang senilai tanggal, bulan dan tahun jadian mereka."Aku pergi dulu.""Kau mau kemana?" Tapi Sean tak menjawab pertanyaan Lucas. Pria gagah itu berlalu pergi.Saat dia masih di dalam mobil, dari kejauhan Sean memicingkan matanya melihat seseorang mengenakan jaket hitam dengan penutup kepala mengendap menaiki dinding dan masuk ke dalam halaman rumah.Perlahan Sean turun dari mobil dan berjalan pelan mengikutinya dari belakang. Orang tersebut terlihat memasang kuda-kuda hendak melemparkan sesuatu dan ternyata ...Hap!Guprak!Prang!Sean melihat dengan mata kepala sendiri saat orang tersebut melemparkan batu mengenai jendela kacanya yang kini pecah."Fuck Shit!"Orang tersebut seketika menoleh pada sumber yang bersuara di belakangnya. Tubuhnya gemetar kala melihat sang ketua berdiri dengan tatapan kesal."Brengsek kau!"Tap!

  • Gadis Bercadar Tawanan Mafia Tampan   Chapter 48.

    "Aarrgghh!" Burung-burung ikut berterbangan kala mendengar teriakan dari dalam gudang begitu membahana."Sial! Jadi Nino tertangkap? Dia pasti sudah membuka mulutnya," ujar Misca di dalam kantornya.Sekretaris dia mendapat informasi kalau orang suruhannya tertangkap oleh Sean yang tak lain adalah Nino, orang yang baru saja Gordon dan Dolgo beri pelajaran.Mengetahui orang suruhannya tertangkap membuat nyalinya mendadak ciut, walau dia dapat dukungan dari Daddy-nya."Sekarang cari di mana dia! Bawa dia kembali baik dalam keadaan hidup atau mati.""Baik, Nyonya."Malam hari anak buah The Samurai King mengendap masuk ke markas Alexander dan melihat Nino dalam keadaan babak belur penuh luka terduduk lemah.Dia membuka mata memarnya kala mendengar seseorang bersuara. "Sst, sst." Nino tau kalau yang datang adalah temannya."Jein, tolong aku!"Sekuat mungkin dia menegakkan tubuhnya. Temannya itu mendekat dan m

  • Gadis Bercadar Tawanan Mafia Tampan   Chapter 49.

    Semua bernafas lega saat langkah kaki itu ternyata dokter Santiago yang datang. Dia yang tidak mengetahui kalau Jhoni sudah sadar merasa terkejut saat masuk dan melihat anak buah itu duduk."Jhoni, saudara kau Jhoni sudah sadar? Astaga, ini mukjizat yang luar biasa," ujarnya senang."Betul, Dok. Lihat, temanku sudah sembuh. Dan sebentar lagi kita bakal kumpul bersama." Dolgo tak mau kalah."Baiklah kalau begitu biar aku memeriksanya." Semuanya sontak mundur saat dokter kawakan itu hendak memeriksa.Dokter Santiago menempelkan stetoskop di dada dan menyoroti mata Jhoni dengan senternya. "Bagaimana, Dok. Apa Jhoni baik-baik saja?" Sean yang sedari tadi hanya diam kini mual bersuara."Puji Tuhan, kondisi saudara Jhoni baik-baik saja. Selamat, saya turut senang melihatnya.""Jadi kapan Jhoni bisa pulang?"Dokter Santiago terlihat berfikir sejenak. "Satu atau dua hari lagi Jhoni boleh pulang, tapi sekarang di harus banyak ber

  • Gadis Bercadar Tawanan Mafia Tampan   Chapter 50.

    Dekorasi bernuansa putih dengan bunga warna warni indah menghiasi kediaman pak Danu kala hari pernikahan itu datang. Banyak orang berlalu lalang turut menyaksikan acara tersebut. Canda tawa menggema dari setiap sudut ruangan kecil di rumah yang sederhana itu.Naura terlihat cantik terbalut gaun putih menjuntai lengkap dengan cadar putih berbahan brokat, wanita muslimah itu duduk di depan cermin di dalam kamarnya bersama kedua perias."Cantik sekali pengantin wanitanya," ujar sang perias memuji. "Mbak Naura pasti cemas yah, menunggu mempelai laki-laki datang?""Iya nih, aku deg degan banget." Naura menjawabnya."Wajar, Mbak. Aku juga dulu begitu," sarkas si perias yang sudah lama menikah."Bagaimana kalau kita menunggu di depan?" Naura mengangguk mau. Si perias membawakan buntut dari bajunya yang menjuntai ke belakang.Mereka menunggu kedatangan Adnan di depan rumah."Sudah, kau pasti kuat." Natasya menepuk pund

  • Gadis Bercadar Tawanan Mafia Tampan   Chapter 51.

    Semua orang berteriak kala melihat mobil yang Adnan tumpangi mengalami oleng. Jalannya tak tentu arah bahkan hampir menabrak pengendara lain. Sopir berusaha mancal pedal rem tapi sepertinya rem itu tidak berfungsi."Pak, Pak! Awas mobil di depan." Adnan berteriak. Pak sopir membanting setir dan menabrak sebuah jembatan besar. Guprak!"Astaghfirullah hal adzim." Semuanya sontak berteriak. Jembatan remuk sebagian sementara kap mobil terlihat membuka mengeluarkan kepulangan asap dari dalam mesin.Semua orang berbondong-bondong mendekat untuk menolongnya. Bu Mima kembali histeris kala melihat Adnan memejamkan matanya dengan banyak darah merah kontras dengan bajunya yang putih."Adnan! Adnan bangun, Nak. Tolong!" Beberapa warga mendekat dan membawanya ke rumah sakit.* * *"Begitulah ceritanya, Nak. Ibu tidak tau kalau akhirnya bakal seperti ini." Naura menangis mendengar cerita dari bu Mima.Natasya mendekat dan m

Bab terbaru

  • Gadis Bercadar Tawanan Mafia Tampan   Chapter 110

    "Atau jangan-jangan kau belum bisa move one darinya?" Naura dibuat salah tingkah oleh ucapan Sean. "Apa maksud kamu? Aku bukan berniat untuk mengingat Adnan lagi tapi ..., tapi wanita itu_" ucapannya itu seperti tercekat di tenggorokan. Sean semakin penasaran. "Wanita? Siapa yang kau maksudkan?" Sambil menahan sebak di dada Naura berusaha mengatakan semuanya pada Sean. "Tadi ada seorang wanita datang ke sini dan mengatakan kalau kamu ada hubungannya dengan foto Adnan dan seorang wanita di hotel waktu itu. Tapi aku tidak tau siapa namanya." Sean menyerkitkan bibirnya. Rupanya masih ada yang ingin bermain-main dengannya. Dia berusaha mendekati Naura dengan halus, berharap tidak ada perlawanan lagi darinya. "Baby kau dengar. Banyak sekali orang di luaran sana yang berusaha menjatuhkan kita. Jadi aku harap kau jangan mudah percaya dengannya." Naura sadar kalau masa l

  • Gadis Bercadar Tawanan Mafia Tampan   Chapter 109.

    "Mencari aku? Untuk apa kamu mencari aku?"Kate kembali menyunggingkan senyumnya. "Kau memang bodoh! Bisa-bisanya kau tertipu oleh suamimu sendiri."Degh!"Apa maksud kamu?" Perasaan Naura semakin tidak enak. Wajahnya seketika memucat dengan nafas memburu karena merasa wanita ini tau banyak tentang Sean."Asal kau tau! Demi mendapatkan-mu Sean rela melakukan apa saja, termasuk menuduh kekasihmu itu.""Kekasihku?" Pikiran Naura mengingat kembali kekasih siapa yang Kate maksudkan. Sedang dia hanya punya satu mantan kekasih yaitu Adnan."Iya, kekasihmu yang sudah mati itu!"Tidak salah lagi, yang Kate maksudkan adalah si Adnan. "Adnan, me_memang apa yang sudah Sean lakukan pada Adnan?" Suara Naura bergetar. "Kau ini benar-benar bodoh! Coba kau pikir secara logika apa mungkin kekasihmu itu melakukan itu dengan wanita lain?" Jauh dari lubuk hati Naura memang dia menolak kenyataan itu karena dia tau bagaimana sifat A

  • Gadis Bercadar Tawanan Mafia Tampan   Chapter 108.

    Pagi hari Sean yang masih menutup matanya sambil tengkurap menggerayangi tempat tidur mencari istrinya, tapi Naura tidak ada di sampingnya.Penasaran apa yang sedang dilakukan oleh istrinya Sean pun membuka matanya dan segera beranjak turun.Dia mengendus, menghirup bau masakan yang tidak pernah terhirup di pagi harim"Hem, wangi sekali masakan ini."Dalam hatinya sudah menebak-nebak kalau yang masak di dapur adalah Naura. Walau Sean suka dengan aroma masakan itu tetapi dia mengerutkan keningnya.Dia tidak pernah mengizinkan orang yang disayang terjun langsung ke dapur dan mempercayakan pada kedua asisten rumah tangganya yakni Hilda dan Yusa.Sean turun. "Pagi, Honey," sapa Naura sambil tangannya tak berhenti memegang pekerjaan dapur."Sedang apa kau di sini?""Bikin nasi goreng! Kamu pasti suka nasi goreng buatanku.""Nasi goreng?" Rasanya nama itu tidak asing bagi Sean tapi dia belum pernah memakannya

  • Gadis Bercadar Tawanan Mafia Tampan   Chapter 107.

    "Kalian berdua sudah siap?""Tunggu sebentar, Honey." Naura berdiri sesaat melihat bangunan tua rumahnya. Rumah sederhana itu penuh dengan kenangan bersama sang ayah yang telah lama tiada. Hari ini dia harus ikut Sean ke kota untuk tinggal di istananya.Naura tak mungkin meninggalkan ibunya sendirian oleh karena itu dia mengajak bu Ningrum juga ikut ikut tinggal di sana.Sementara Jhoni sudah menunggu di dalam mobil. Sean mendekatinya dan memeluk Naura dari samping. "Aku tau ini tidak mudah untukmu, tapi aku yakin kalau Ayah pasti setuju dengan keputusanku." Naura menunduk sambil menahan air mata yang akan terjatuh."Kita berangkat sekarang." Karena Sean merasa dia akan lebih mudah untuk mengawasi dan melindungi keluarga barunya ini. Naura dan ibunya akan aman tinggal bersamanya.Mereka lalu berangkat ke istana Alexander dalam satu mobil yang dikendarai oleh Jhoni.Sekitar 15 menit mereka sampai di sana. Bu Ningrum membelalakkan matanya saat melintasi sebuah istana yang begitu besar

  • Gadis Bercadar Tawanan Mafia Tampan   Chapter 106.

    "Kau serius?" Tuan besar George mengangguk. "Iya, aku serius! Maafkan Daddy-mu ini, Nak." Sambil menahan rasa haru mereka mendekat satu sama lain dan berpelukan.Saat itu juga Naura keluar. "Hon, aku ..." Ucapannya terhenti saat melihat dua pria itu berpelukan. Dirinya yang baru saja selesai mandi kehilangan suaminya yang tidak ada di kamar, oleh karena itu Naura keluar untuk memastikan dimana Sean berada.Mendengar suara Naura datang mereka segera melepas pelukannya. Keduanya terlihat malu."Em, Babby. Kau sudah selesai mandi?" Naura menggeleng heran kenapa tuan George ada di sini. Kenapa mereka berpelukan, apakah mereka sudah baikan? Lalu apa tuan George mau menerima dirinya?Banyak sekali pertanyaan yang menaungi pikiran Naura saat ini."Kalian sedang apa di sini?""Kemari." Sean menyuruh Naura mendekat, tapi sepertinya dia masih ragu."Babby kemari." Wanita itu tidak melangkahkan kakinya sama sekali.

  • Gadis Bercadar Tawanan Mafia Tampan   Chapter 105.

    "Uncle, kau di sini?" Lucas terlihat gelagapan memandang wajah tuan besar George yang terlihat tak bersahabat. Sepertinya dia tau kalau hari ini putranya menikah padahal Sean sengaja tidak memberitahukannya."Dimana Sean?" Lucas hanya diam. Dia menoleh sesaat pada Natasya yang juga bingung harus berbuat apa. Terpaksa tuan George mengulang pertanyaannya kembali sambil menunjuk ke wajah Lucas."Aku bilang dimana Sean? Kau jangan coba-coba menyembunyikan dia dariku. Aku tau sekarang dia ada dimana." Pria tua itu bergegas untuk pergi, Lucas dan Natasya berusaha mencegah, berusaha bicara baik-baik dengannya tapi tuan George sama sekali tidak menghiraukan panggilan itu.Mereka hanya takut kalau tuan besar George berbuat semena-mena di sana dan mengganggu kebahagiaan pengantin baru."Eh, Uncle. Tunggu! Kau mau kemana?""Uncle dengarkan aku dulu!""Kalian dan Sean sama saja! Aku benci pada kalian. Aku yakin kalian pasti tau dimana Sean.

  • Gadis Bercadar Tawanan Mafia Tampan   Chapter 104.

    "Sssttt! Hei, kenapa kau berteriak?" Sean menyunggingkan senyumnya. Wajah Naura tampak memucat saat Sean mendekatkan wajahnya untuk mencium. Dia begitu grogi dihadapkan dengan seorang laki-laki dalam satu kamar.Secepat mungkin dia mencari alasan untuk menutupi kegugupannya itu. "Aku tadi ..., aku anu ..., em aku ..., aku mau ke toilet dulu. Iya, ke toilet dulu." Tanpa permisi wanita itu beranjak dari hadapan Sean dan masuk ke dalam kamar mandi. Sean tertawa sambil menggeleng karena tau kalau istrinya itu sedang salah tingkah.Dengan nafas yang memburu Naura berdiri di depan cermin sambil melihat pantulan dirinya sendiri. Menahan senyumnya saat merasakan sentuhan jari kokoh di lengan tangannya."Ya Allah, bagimana ini. Apa aku harus ..." Padahal dia tau kalau itu kewajiban istri terhadap suaminya. Naura merapikan dirinya sebelum keluar menemui suaminya."Hufh! Bismillah, aku pasti bisa!"Dengan malu-malu dia keluar kamar mandi, tapi yang

  • Gadis Bercadar Tawanan Mafia Tampan   Chapter 103.

    "Saya terima nikah dan kawinnya, Naura binti Bapak Danu Atmaja dengan mas kawin tersebut dibayar. Tunai." "Bagaimana saksi. Sah?" Hanya sekali tarikan nafas Sean berhasil mengucapkan ijab qobul dengan suara lantang terdengar sampai ke dalam kamar. Naura menghela nafas lega dengan mata yang berkaca-kaca. "Alhamdulillah ya Allah. Alhamdulillah engkau mudahkan semua urusan kita. Semua yang terjadi atas kehendak mu, ya Allah." Selalu saja wanita itu melibatkan Tuhannya dalam segala urusan dia. Perias masuk dan meminta Naura untuk keluar, dia mengikuti di belakang sambil membawakan buntut gaun yang menjuntai. "Shit!" ucap Sean sambil menyerkitkan bibirnya melihat istrinya datang bak bidadari yang turun dari syurga. Gaun putih dengan cadar transparan berwarna senada membuat dia terlihat begitu cantik sampai membuat Sean mengeluarkan keringat dingin. Wanita itu duduk di samping sang ma

  • Gadis Bercadar Tawanan Mafia Tampan   Chapter 102.

    "Kalau begitu Aunty tentukan saja tanggal pernikahannya, aku pasti setuju.""Izinkan Ibu untuk bicara dengan Pak Kyai Hanif terlebih dahulu untuk menentukan tanggal kalian menikah." Sean mengangguk, tak sabar rasanya menunggu hari itu datang.Pak Kyai Hanif mengatakan, lebih cepat lebih baik, bukankah Sean sudah punya segalanya? Lalu untuk apa mereka mengulur waktu yang hanya akan membuat fitnah untuk Sean dan Naura.Maka pesta pernikahan itu akan di laksanakan dua hari lagi. Sean dan Naura begitu bersemangat mempersiapkan segala sesuatunya."Kau tau Babby? Kalau aku sudah tidak sabar menunggu dua hari lagi," ucap Sean pada sambungan telepon."Serius?""Apa kau masih tak percaya denganku?" Mereka terdengar begitu romantis."Setelah kau resmi menjadi istriku, aku akan membawamu dan mertuaku pulang ke rumahku."Tiba saat itu datang dimana di kediaman pak Danu sudah dihiasi dengan dekorasi pernikahan bernuansa puti

DMCA.com Protection Status