Awan menangkap ada sesuatu yang serius yang ingin disampaikan oleh keduanya. Karena itu, ia sengaja membawa mereka untuk bertemu teman-temannya terlebih dahulu. Hanna sendiri tidak canggung dengan teman-teman kampus Awan, karena bagaimanapun, mereka juga satu kelas. Dengan sahabat-sahabat Awan lainnya, Hanna dan Rachel, dengan cepat membaur dengan mereka.Lalu, secara khusus Awan meminta ijin pada yang lainnya dan Mivi dan juga Rini untuk bicara di sisi lain taman yang lebih privat."Awan, apa kamu tahu di mana keberadaan Karin?" Tanya Reni begitu hanya ada mereka bertiga."Karin? Bukankah ia di rumah orangtuanya?" Tanya Awan balik, dengan kening berkerut heran. Terakhir kali, Awan meninggalkan Lana untuk menjaga Karin yang terlihat terpuruk setelah Awan menolak cintanya. Hanya saja, saat Lana melaporkan jika Karin sudah berhasil move on, Awan tidak menyelidiki lebih jauh tentang kondisi Karin dan menyuruh Lana untuk kembali.Saat itu, Awan mempertimbangkan privasi Karin. Siapapun, p
"Paman Tobias, ini informasi tentang mereka." Awan mengulurkan sebuah dokumen pada Tobias. Adanya dokumen itu sendiri ditangan Awan menunjukkan jika kesepakatannya dengan Klan Rosemary berhasil tercapai. Meski sebagai gantinya, Awan harus menangkap seorang pengkhianat dari klan Rosemary dan itu bukan sembarang orang, melainkan salah satu dari dua belas saint penjaga ketua klan Rosemary. Awan secara pribadi telah menyetujui kesepakatan ini dengan Lilith. Entah karena sudah ditakdirkan, secara kebetulan posisi Karra yang sedang diburu oleh klan Rosemary juga berada di Hongkong. Saat itu, Awan hanya bisa tertawa melihat betapa takdir telah mengatur semuanya untuknya. Karena itu, Awan tanpa berpikir dua kali langsung menyetujui permintaan Lilith. Dengan begitu, Awan bisa menyelesaikan semua urusannya sekaligus. Karena selain menangkap Karra, Awan juga bisa mencari keberadaan Karin. Tobias sendiri, ketika menerima berkas dari Awan dan melihat isi di dalamnya, cukup terkejut. Dokumen y
Keesokan paginya, Awan berangkat dengan menggunakan pesawat jet pribadinya. Ini merupakan kali pertama Awan datang ke kediaman utama keluarga ayahnya. Jika biasanya, penerbangan biasa ke Hongkong itu akan menempuh waktu empat hingga lima jam. Dengan pesawat jet pribadinya, Awan bisa menyingkat waktu hingga separuhnya. Selain itu, mereka tidak perlu mendarat di Bandara Hong Kong terlebih dahulu, melainkan memutar dengan mengambil arah tiga puluh derjat ke selatannya. Karena ini adalah pesawat pribadi, di dalam kabin penumpang hanya terdapat Awan sendiri dan sesekali beberapa pramugari datang untuk menanyakan kebutuhannya. Dari penjelasan pramugari itu pula, Awan mengetahui kalau tujuan penerbangan mereka langsung ke pulau Northbay. Pulau ini sendiri, berada diperbatasan terluar Hong Kong dan tidak masuk ke batas wilayah negara manapun. Awan sempat berpikir, 'Apa segini berpengaruhnya, keluarga ayahnya? Sampai-sampai bisa membeli sebuah pulau dan mengklaim kepemilikannya sendiri?'
Keesokan paginya, Charlote dengan ditemani oleh seorang wanita berpenampilan begitu anggun dan lembut, berdiri di sebelah bibinya. Di belakang mereka, ada empat orang pasukan bintang ikut datang untuk menjemput Awan."Bagaimana tidurmu semalam?" Tanya Charlote begitu melihat Awan pagi ini. Penampilan Awan terlihat begitu segar dengan setelan ala bangsawan, membuat aura pemimpinnya terasa lebih kuat. Bahkan Charlote melihat Awan, seperti melihat napak tilas dari saudara lelakinya di masa mudanya. Tidak salah lagi, Awan memang terlihat begitu berkharisma. Tidak hanya dari apa yang ia kenakan, namun perawakan dan pembawaannya sudah menunjukkan kualitas seorang raja. Selain itu, adanya iris berwarna kuning keemasan dimatanya, membuat tatapannya menjadi lebih tajam dan auranya semakin kuat."Hari ini aku akan disidang. Bagaimana menurut bibi?" Tanya Awan balik sambil bercanda."Jangan bilang kamu tidak tidur dari semalam?" Tanya Charlote tercengang! Ia khawatir kalau sidang pagi ini akan
"Rhaysa, kamu bisa mendampingi Awan ke aula suci." Ujar Charlote seakan sengaja untuk membuat keduanya menjadi lebih dekat. "Baik, bibi Charlote!" Awan belum sempat berkomentar, karena Rhaysa dengan sopannya melingkarkan lengannya ke tangan Awan dan menariknya pergi. "Maaf baru bisa menemui mas sekarang. Kemarin, aku mempersiapkan kamar kita dan juga pakaian untuk mas kenakan hari ini." Jelas Rhaysa saat melihat kebingungan di wajah Awan. Awan mengangguk canggung. Saat itu, Awan teringat sesuatu dan segera menanyakan hal itu pada Rhaysa, "Kamar kita? Tapi, aku tidak melihatmu semalam?" "Iya, kamar kita. Aku selama ini tidur di kamar yang mas tempati saat ini. Hanya saja, karena kita belum sempat berkenalan sebelumnya, aku tidur di kamar lainnya, di sebelah kamar yang mas tempati sekarang." Deg! Astaga! Ujian apalagi ini? Apa itu artinya, ia akan sekamar dengan Rhaysa? Belum apa-apa, Awan merasa jantungnya seakan berdetak dua kali lebih cepat dari harusnya. Apa gak serangan jan
Suara bisik seperti lebah mulai tercengar saat itu."Iya, ketua macam apa yang menyerang anggota klannya sendiri? Orang seperti dia, tidak layak menjadi untuk ketua. Dia hanyalah anak haram yang tidak diinginkan. Aku bahkan ragu, apa Kelvin menikahi ibunya atau tidak?" Ujar seorang wanita berbadan gemuk di belakang Rocky.Penampilannya yang seperti sosialita itu, menunjukkan karakternya secara jelas bahwa ia tidak akan sungkan untuk menghina siapapun yang diinginkannya. Wanita seperti ini, selalu berpikir bahwa dunia berada di bawah kendalinya. Sepertinya mereka sudah saling sepakat untuk mempermalukan Awan hari ini, bahkan sebelum acara sidang dimulai.Sebenarnya, Awan tidak berniat mengurusi Rocky saat itu. Baginya, sosok Rocky merupakan karakter tidak penting yang layak untuk mendapat perhatiannya.Namun, ketika mendengar cercaan Rocky dan pendukungnya, sudut bibir Awan melengkung. Ia tersenyum licik dan tiba-tiba mendapatkan ide untuk membuat pertunjukan hari itu menjadi lebih me
Jerry Sanjaya membuat sidang suci hari sebagai senjatanya untuk menjatuhkan Awan dan sekaligus untuk merebut tahta ketua klan. Sesuatu yang sudah sedari lama diinginkannya.Ia telah menunggu cukup lama untuk menantikan kesempatan langka seperti ini. Setelah beberapa mata-mata yang ditempatkannya dalam keluarga Sanjaya, melaporkan tentang ketua saat ini yang kehilangan ingatan dan juga Zhansen dalam dirinya. Jerry langsung bergerak untuk mewujudkan impiannya yang lama tertunda.Liciknya Jerry Sanjaya, ia tidak hanya sekedar menempatkan mata-mata ke dalam keluarga utama Sanjaya. Tapi juga mendekati para tetua, jauh-jauh hari sebelum sidang hari ini. Sehingga tidak heran, sidang yang harusnya diagendakan untuk meminta pertanggungjawaban Awan atas tindakannya terhadap Rocky Sanjaya sebelum ini. Justru terlihat sebagai sidang akhir pembacaan putusan dengan langsung menjatuhkan vonis terhadap Awan."Dengan ini, memutuskan bahwa ketua klan telah terbukti nyata melakukan tindak penganiayaan t
Sebaliknya, Awan bukannya menghentikannya tawanya, justru tawanya malah semakin pecah."Hahaha, aduh-duh, perutku sampai sakit melihat drama hari ini!"Ekspresi Jerry dan yang lainnya semakin gelap ketika Awan secara jelas menyebut mereka sebagai pertunjukkan drama. Betapa lancangnya?"Ketua, tolong jaga sikapmu!" Jafar yang masih sadar akan betapa gentingnya kondisi saat itu, coba mengingatkan Awan, agar posisi Awan tidak semakin terpojok karena sikapnya yang terkesan tidak menghargai para tetua.Awan tahu, jika tetua Jafar adalah satu di antara tiga tetua lainnya yang menjadi pendukungnya. Karena itu, Awan bicara santun padanya, "Maaf, tetua Jafar. Bukannya aku tidak bermaksud menghargai para tetua dan sidang ini.""Hanya saja, aku merasa lucu melihat pertunjukan lawak di sidang hari ini.""Lihatlah, bahkan para pelawak bisa membuat sidang yang lebih lucu daripada pertunjukan bodoh hari ini.""Saya heran, apa mereka yang mengatur acara sidang seperti ini, pernah belajar hukum sebel