Share

BAB 178

Penulis: sutan sati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Paman Tobias, ini informasi tentang mereka." Awan mengulurkan sebuah dokumen pada Tobias.

Adanya dokumen itu sendiri ditangan Awan menunjukkan jika kesepakatannya dengan Klan Rosemary berhasil tercapai. Meski sebagai gantinya, Awan harus menangkap seorang pengkhianat dari klan Rosemary dan itu bukan sembarang orang, melainkan salah satu dari dua belas saint penjaga ketua klan Rosemary.

Awan secara pribadi telah menyetujui kesepakatan ini dengan Lilith. Entah karena sudah ditakdirkan, secara kebetulan posisi Karra yang sedang diburu oleh klan Rosemary juga berada di Hongkong.

Saat itu, Awan hanya bisa tertawa melihat betapa takdir telah mengatur semuanya untuknya. Karena itu, Awan tanpa berpikir dua kali langsung menyetujui permintaan Lilith. Dengan begitu, Awan bisa menyelesaikan semua urusannya sekaligus. Karena selain menangkap Karra, Awan juga bisa mencari keberadaan Karin.

Tobias sendiri, ketika menerima berkas dari Awan dan melihat isi di dalamnya, cukup terkejut. Dokumen y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 179

    Keesokan paginya, Awan berangkat dengan menggunakan pesawat jet pribadinya. Ini merupakan kali pertama Awan datang ke kediaman utama keluarga ayahnya. Jika biasanya, penerbangan biasa ke Hongkong itu akan menempuh waktu empat hingga lima jam. Dengan pesawat jet pribadinya, Awan bisa menyingkat waktu hingga separuhnya. Selain itu, mereka tidak perlu mendarat di Bandara Hong Kong terlebih dahulu, melainkan memutar dengan mengambil arah tiga puluh derjat ke selatannya. Karena ini adalah pesawat pribadi, di dalam kabin penumpang hanya terdapat Awan sendiri dan sesekali beberapa pramugari datang untuk menanyakan kebutuhannya. Dari penjelasan pramugari itu pula, Awan mengetahui kalau tujuan penerbangan mereka langsung ke pulau Northbay. Pulau ini sendiri, berada diperbatasan terluar Hong Kong dan tidak masuk ke batas wilayah negara manapun. Awan sempat berpikir, 'Apa segini berpengaruhnya, keluarga ayahnya? Sampai-sampai bisa membeli sebuah pulau dan mengklaim kepemilikannya sendiri?'

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 180

    Keesokan paginya, Charlote dengan ditemani oleh seorang wanita berpenampilan begitu anggun dan lembut, berdiri di sebelah bibinya. Di belakang mereka, ada empat orang pasukan bintang ikut datang untuk menjemput Awan."Bagaimana tidurmu semalam?" Tanya Charlote begitu melihat Awan pagi ini. Penampilan Awan terlihat begitu segar dengan setelan ala bangsawan, membuat aura pemimpinnya terasa lebih kuat. Bahkan Charlote melihat Awan, seperti melihat napak tilas dari saudara lelakinya di masa mudanya. Tidak salah lagi, Awan memang terlihat begitu berkharisma. Tidak hanya dari apa yang ia kenakan, namun perawakan dan pembawaannya sudah menunjukkan kualitas seorang raja. Selain itu, adanya iris berwarna kuning keemasan dimatanya, membuat tatapannya menjadi lebih tajam dan auranya semakin kuat."Hari ini aku akan disidang. Bagaimana menurut bibi?" Tanya Awan balik sambil bercanda."Jangan bilang kamu tidak tidur dari semalam?" Tanya Charlote tercengang! Ia khawatir kalau sidang pagi ini akan

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 181

    "Rhaysa, kamu bisa mendampingi Awan ke aula suci." Ujar Charlote seakan sengaja untuk membuat keduanya menjadi lebih dekat. "Baik, bibi Charlote!" Awan belum sempat berkomentar, karena Rhaysa dengan sopannya melingkarkan lengannya ke tangan Awan dan menariknya pergi. "Maaf baru bisa menemui mas sekarang. Kemarin, aku mempersiapkan kamar kita dan juga pakaian untuk mas kenakan hari ini." Jelas Rhaysa saat melihat kebingungan di wajah Awan. Awan mengangguk canggung. Saat itu, Awan teringat sesuatu dan segera menanyakan hal itu pada Rhaysa, "Kamar kita? Tapi, aku tidak melihatmu semalam?" "Iya, kamar kita. Aku selama ini tidur di kamar yang mas tempati saat ini. Hanya saja, karena kita belum sempat berkenalan sebelumnya, aku tidur di kamar lainnya, di sebelah kamar yang mas tempati sekarang." Deg! Astaga! Ujian apalagi ini? Apa itu artinya, ia akan sekamar dengan Rhaysa? Belum apa-apa, Awan merasa jantungnya seakan berdetak dua kali lebih cepat dari harusnya. Apa gak serangan jan

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 182

    Suara bisik seperti lebah mulai tercengar saat itu."Iya, ketua macam apa yang menyerang anggota klannya sendiri? Orang seperti dia, tidak layak menjadi untuk ketua. Dia hanyalah anak haram yang tidak diinginkan. Aku bahkan ragu, apa Kelvin menikahi ibunya atau tidak?" Ujar seorang wanita berbadan gemuk di belakang Rocky.Penampilannya yang seperti sosialita itu, menunjukkan karakternya secara jelas bahwa ia tidak akan sungkan untuk menghina siapapun yang diinginkannya. Wanita seperti ini, selalu berpikir bahwa dunia berada di bawah kendalinya. Sepertinya mereka sudah saling sepakat untuk mempermalukan Awan hari ini, bahkan sebelum acara sidang dimulai.Sebenarnya, Awan tidak berniat mengurusi Rocky saat itu. Baginya, sosok Rocky merupakan karakter tidak penting yang layak untuk mendapat perhatiannya.Namun, ketika mendengar cercaan Rocky dan pendukungnya, sudut bibir Awan melengkung. Ia tersenyum licik dan tiba-tiba mendapatkan ide untuk membuat pertunjukan hari itu menjadi lebih me

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 183

    Jerry Sanjaya membuat sidang suci hari sebagai senjatanya untuk menjatuhkan Awan dan sekaligus untuk merebut tahta ketua klan. Sesuatu yang sudah sedari lama diinginkannya.Ia telah menunggu cukup lama untuk menantikan kesempatan langka seperti ini. Setelah beberapa mata-mata yang ditempatkannya dalam keluarga Sanjaya, melaporkan tentang ketua saat ini yang kehilangan ingatan dan juga Zhansen dalam dirinya. Jerry langsung bergerak untuk mewujudkan impiannya yang lama tertunda.Liciknya Jerry Sanjaya, ia tidak hanya sekedar menempatkan mata-mata ke dalam keluarga utama Sanjaya. Tapi juga mendekati para tetua, jauh-jauh hari sebelum sidang hari ini. Sehingga tidak heran, sidang yang harusnya diagendakan untuk meminta pertanggungjawaban Awan atas tindakannya terhadap Rocky Sanjaya sebelum ini. Justru terlihat sebagai sidang akhir pembacaan putusan dengan langsung menjatuhkan vonis terhadap Awan."Dengan ini, memutuskan bahwa ketua klan telah terbukti nyata melakukan tindak penganiayaan t

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 184

    Sebaliknya, Awan bukannya menghentikannya tawanya, justru tawanya malah semakin pecah."Hahaha, aduh-duh, perutku sampai sakit melihat drama hari ini!"Ekspresi Jerry dan yang lainnya semakin gelap ketika Awan secara jelas menyebut mereka sebagai pertunjukkan drama. Betapa lancangnya?"Ketua, tolong jaga sikapmu!" Jafar yang masih sadar akan betapa gentingnya kondisi saat itu, coba mengingatkan Awan, agar posisi Awan tidak semakin terpojok karena sikapnya yang terkesan tidak menghargai para tetua.Awan tahu, jika tetua Jafar adalah satu di antara tiga tetua lainnya yang menjadi pendukungnya. Karena itu, Awan bicara santun padanya, "Maaf, tetua Jafar. Bukannya aku tidak bermaksud menghargai para tetua dan sidang ini.""Hanya saja, aku merasa lucu melihat pertunjukan lawak di sidang hari ini.""Lihatlah, bahkan para pelawak bisa membuat sidang yang lebih lucu daripada pertunjukan bodoh hari ini.""Saya heran, apa mereka yang mengatur acara sidang seperti ini, pernah belajar hukum sebel

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 185

    Ibu Rocky langsung menyalak keras, "Tidak, ini pasti rekayasa! Video itu bohong. Ini fitnah! Putraku tidak mungkin melakukan tindakan keji seperti itu.""Oh, maksud anda, pria bajingan yang ada di dalam video tersebut adalah orang lain?" Sindir Awan tertawa narsis."Kamu... kamu pasti merekayasa semuanya. Anakku bukan seperti itu. Dia adalah pria baik-baik. Pasti kamu yang melakukannya dan menumpahkan semua kesalahan pada anakku."Awan terkekeh dan menertawakan logika terbalik wanita ini. "Oh kalau begitu, coba jelaskan, siapa ini?"Video berikutnya yang tampil di layar, terlihat sungguh menjijikkan. Di sana terlihat Rocky yang sedang berpesta seks dengan sekelompok pria yang merupakan kaum penyuka lobang bokong. Mereka bahkan menjadikan beberapa wanita penghibur sebagai objek pesakitan, hanya untuk membangkitkan gairah mereka.Pemandangan tersebut, begitu menjijikkan untuk dilihat. Bahkan, ibu Rocky tidak bisa lagi membantahnya. Ia tampak syok dan bahkan langsung pingsan saat itu ju

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 186

    Merasa akan menang dan bisa mendapatkan apa yang diinginkannya dengan mudah, Jerry Sanjaya justru harus mendapat malu akibat aksi tidak senonoh cucunya sendiri.Berharap dapat mempermalukan Awan di depan semua orang, justru ia sendiri harus menanggung malu. Jerry Sanjaya seperti dipaksa mengerti pepatah yang berbunyi, 'menepuk air didulang, terpercik muka sendiri'. Pelajaran itu, harus didapatnya dengan cara yang begitu menyedihkan. Bahkan, semua pendukung Jerry, tidak berani menegakkan wajah mereka.Meski begitu, Jerry Sanjaya yang merasa kepalang basah karena sudah terlanjur menyiapkan rencana untuk hari ini, berpikir untuk menceburkan diri sekalian ke dalam air yang dibuatnya sendiri.Dengan mata menyala marah, ia berkata, "Baik, aku telah melakukan kesalahan dan aku sendiri yang akan memberi pelajaran pada cucuku. Seorang Sanjaya, adalah orang yang selalu memegang ucapannya."Selanjutnya, Jerry menatap Awan dengan tatapan penuh kebencian, "Tapi, kita tidak boleh lupa dengan akar

Bab terbaru

  • GGAP 3 : THE LAST   EPILOG

    Satu setengah tahun kemudian.Tiga istri Awan, Annisa, Amanda dan Calista, tampak sedang cemas menunggu di luar kamar di rumah tuo, kampung halaman Awan. Di tengah mereka, tampak dua orang balita yang sedang digendong oleh Annisa dan Calista, sementara Amanda tampak sedang bermain dengan kedua balita berjenis kelamin perempuan tersebut dengan sesekali mencubit gemas pipi keduanya.Kalian mungkin bertanya-tanya, di mana Rhaysa alias Raine? Awan belum berhasil melamarnya hingga detik ini. Awan pernah mencoba melamar Raine setengah tahun yang lalu. Hanya saja, lamarannya langsung ditolak. Ratu Samudera memberikan syarat yang sangat berat jika Awan ingin melamar putrinya, yaitu Awan harus berada di level Divine atau dewa terlebih dahulu. Hasilnya, Awan telah berjuang keras di selama berada di tanah dewa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Meski begitu, sepertinya ia masih harus bersabar untuk bisa melamar Raine.Kembali ke ruang tamu, rumah tua Awan.Tidak sama seperti Amanda yang terl

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 638 (TAMAT)

    Rombongan Cakar Hitam mencibir ucapan Awan yang dinilai terlalu berani dan tidak bercermin, siapa lawan yang akan ia hadapi. Sementara, Datuk Cakar Putih dan bangsa harimau Bukit Larangan lebih mencemaskan nasib Awan. Mereka masih mengira. jika Awan hanya mengandalkan kekuatan warisan Gumara. Itu semua tidak akan cukup untuk menghadapi Cakar Hitam. "Uda!" Andini menarik ujung baju belakang Awan dan terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya. Namun, Awan hanya tersenyum cuek dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Entah karena kalimat yang diucapkan Awan padanya atau cara penyampaian dan ketenangan yang ditunjukkan oleh Awan, membuat Andini merasa jauh lebih tenang dan merasa bisa mempercayai Awan. Roaaar! Cakar Hitam melompat ke depan dan tibat-tiba saja, ia sudah berubah wujud menjadi harimau besar dengan belang hitam di sekujur tubuhnya. Untuk bisa mengalahkan Awan, Cakar Hitam sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan berubah menjadi wujud terbaiknya. Cakar H

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 637

    Wajah Taring Hitam seketika memerah panas melihat sikap Andini yang dengan terang-terangan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang pria asing seperti Awan. Ia telah mengagumi Andini sejak lama, bagaimana ia bisa menerima, wanita yang disukainya bermesraan dengan pria lain tepat di depan hidungnya? Tidak peduli, apa pria itu dicintai Andini atau tidak. Bagi Taring Hitam, hanya dialah yang pantas menjadi pasangan Andini. Dia tidak habis pikir dengan sikap bodoh Andini, bagaimana ia bisa memilih seorang pria yang bukan apa-apa jika dibanding dirinya? Dia kuat dengan seluruh tubuh dipenuhi oleh otot-otot baja. Selain itu, dia adalah seorang pangeran dengan masa depan cerah. Bersamanya, Andini pasti akan jauh lebih bahagia. Bangsa harimau rata-rata memiliki tubuh yang besar dan berotot. Sehingga melihat tubuh Awan yang biasa, membuat Taring Hitam menilainya sebagai sosok yang sangat lemah. Dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian, Taring Hitam akhirnya tidak bisa lagi menaha

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 636

    Tatapan Cakar Hitam menjadi dingin dan tidak lagi menunjukkan keramahan pura-puranya, "Cakar Putih, apa kamu tahu konsekuensi dari pilihanmu hari ini?" Sambil menekan rasa gugup dalam hatinya, Datuk Cakar Putih berusaha tersenyum tenang dan berkata, "Keputusan kami bersifat final dan anda bisa kembali." "Kamu?" Kilat kemarahan terbesit di mata Cakar Hitam dan tiba-tiba saja ia sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri. Wus! Terlalu cepat! Datuk Cakar Putih terkesiap. Meski ia sudah menduga reaksi akhir dari Cakar Hitam. Namun, gerakannya terlalu cepat untuk bisa ia ikuti dan detik berikutnya, Cakar Hitam sudah muncul tepat di depan Datuk Cakar Putih dan melayangkan sebuah serangan yang tidak bisa ditahannya. Braaak. Datuk Cakar Putih tidak bisa menahan pukulan itu sepenuhnya dan membuatnya terbang membelah barisan pasukan di belakangnya. "Datuk Cakar Putih?" Pekik orang-orang tertahan dan terkejut melihat keberanian Cakar Hitam yang telah menyerang tetua mereka tepan dih

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 635

    Suasana di alam bangsa harimau tampak tegang dan semua penjaga perbatasan memasang wajah serius dan penuh waspada.Awan sengaja menyamarkan penampilannya dan mengeluarkan aura harimau yang ada di dalam tubuhnya dan membuat ia berhasil membaur dengan para penduduk bangsa harimau tanpa ketahuan. Setelah kedatangannya terakhir kali ke tempat itu, Awan memiliki memori yang sangat tajam tentang semua sudut tempat ini, yang memungkinkannya bisa berpindah kemanapun yang ia inginkan.Tidak lama setelah kedatangan Awan, rombongan Taring Hitam juga datang bersama ayah, para tetua dan juga puluhan prajurit terbaik bangsanya.Taring Hitam tampak tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu, membuat gelisah bangsa harimau yang tinggal di Bukit Larangan.Para petinggi yang dipimpin oleh Datuk Cakar Putih tampak serius membahas masalah ini di aula tetua."Datuk, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Bagaimanapun, raja sedang tidak ada di sini dan kita semua berkewajiban me

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 634

    Seminggu yang lalu, ada sekolompok orang asing yang datang ke Kampung Tuo. Anehnya, mereka melewati batas Kampung Tuo begitu saja dan ternyata, tujuan mereka adalah kampung mistis yang ada di Bukit Larangan, tempat di mana bangsa harimau tinggal. Kelompok ini dipimpin oleh seorang pemuda bernama Taring Hitam, putra dari raja harimau Cakar Hitam yang berasal dari gunung Medan. Tujuan mereka datang, karena Taring Hitam yang sudah cukup usia untuk menikah, menginginkan Andini sebagai istrinya. Meski mereka tahu bahwa Andini adalah pasangan yang disiapkan untuk raja. Hanya saja, bangsa harimau dari gunung Medan ini tahunya bahwa raja Gumara telah lama tiada dan tidak memiliki pewaris sama sekali. Hal itu, coba dimanfaatkan oleh Taring Hitam untuk mendapatkan Andini. Taring Hitam yang terpesona dengan kecantikan Andini, ketika berkunjung ke bukit Larangan beberapa tahun lalu, berniat menjadikan Andini sebagai miliknya dan begitu ia mencapai usia layak menikah, Taring Hitam langsung me

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 633

    Fikri dan Purnama yang semula berdebat, bahkan sampai berhenti dan tercengang mendengar wanita pujaan mereka dilamar oleh pria lain, tepat di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka menerimanya?Jika pria lainnya, mungkin akan diam. Namun, mereka tidak mungkin bisa membiarkan ada lelaki lain merebut wanita yang mereka idamkan dari tangan mereka."Hei, bung! Apa maksudmu melamar dokter Nisa siang hari bolong begini?""Apa kamu tahu, siapa dokter Annisa? Sepuluh kamu, tidak bisa dibandingkan dengan seorang dokter Nisa.""Lebih baik kamu pergi dari sini! Atau kami akan memanggil satpam untuk mengusirmu."Ujar Fikri dan Purnama yang kali ini bisa kompak. Melihat reaksi keduanya, Awan cukup terkejut dan selanjutnya justru terkekeh geli. Ia melihat keduanya tidak ubahnya seperti badut yang sedang membuat pertunjukan.Awan melirik Annisa sekilas untuk menanyakan siapa mereka dan tampak balasan wajah jengah Anisa dan ketidakberdayaannya. Annisa membisikan identitas keduanya ke telinga Awan.

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 632

    Rumah sakit umum ASA.Meski terletak di lokasi terpencil karena berada di bawah kampung Tuo dan lokasi yang jauh dari kabupaten, ditambah akses jalan ke sana yang tidak selebar jalan kabupaten. Kenyataannya, rumah sakit ini memiliki fasilitas medis yang sangat lengkap dan tidak kalah dengan rumah sakit yang berstandar internasional sekalipun. Sebuah alasan yang membuat rumah sakit ini banyak dihuni oleh tenaga medis terampil dan membuat reputasinya cepat terkenal hingga ke berbagai daerah di ranah Minang. Ditambah, kepala rumah sakit dan sekaligus menjadi dokter spesialis bedah di sana merupakan seorang wanita berparas cantik dan terkenal dengan keramahannya, Dr. Annisa Azzahra, Sp.B.Meski terkenal dengan keramahannya, sebagai penanggung jawab rumah sakit, Dokter Nisa menerapkan standar tinggi bagi tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya. Semua itu tentu saja sepadan dengan gaji tinggi yang mereka terima selama bekerja di sana. Banyak yang memuji dan banyak juga pihak yang mera

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 631

    Setelah sekian lama, Awan kembali melihat tangis mama angkatnya tersebut. Namun kali ini, bukan tangisan yang membuatnya kehilangan kembali akal sehatnya. Itu adalah tangis kerinduan dan juga kebahagiaan. Tangis kerinduan seorang ibu yang telah lama tidak berjumpa dengan anaknya. Awan membiarkan Lina menumpahkan segala tangisannya dalam pelukan Amanda seraya memberi kode pada Amanda dan syukurnya, Amanda cukup peka dengan keadaan tersebut. Ada sekitar sepuluh menit lamanya, Lina menumpahkan tangis kebahagiaannya dalam pelukan Amanda. Sampai, Lina tersadar kembali dan mengurai pelukan mereka. "Maaf ya, nak. Tante terlalu sentimentil, kamu terlalu mirip dengan..." "Tidak apa-apa, ma." Sebelum Lina menyelesaikan kalimatnya, Amanda sudah lebih dulu menyelanya. Ia sekarang mengerti alasan Awan membawanya kemari dan Amanda sama sekali tidak keberatan untuk menggantikan posisi Renata untuk sesaat dan memberi kebahagiaan untuk ibunya Renata. Selama arwah Renata masih bersamanya dahulu,

DMCA.com Protection Status