Share

BAB 183

Penulis: sutan sati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Jerry Sanjaya membuat sidang suci hari sebagai senjatanya untuk menjatuhkan Awan dan sekaligus untuk merebut tahta ketua klan. Sesuatu yang sudah sedari lama diinginkannya.

Ia telah menunggu cukup lama untuk menantikan kesempatan langka seperti ini. Setelah beberapa mata-mata yang ditempatkannya dalam keluarga Sanjaya, melaporkan tentang ketua saat ini yang kehilangan ingatan dan juga Zhansen dalam dirinya. Jerry langsung bergerak untuk mewujudkan impiannya yang lama tertunda.

Liciknya Jerry Sanjaya, ia tidak hanya sekedar menempatkan mata-mata ke dalam keluarga utama Sanjaya. Tapi juga mendekati para tetua, jauh-jauh hari sebelum sidang hari ini. Sehingga tidak heran, sidang yang harusnya diagendakan untuk meminta pertanggungjawaban Awan atas tindakannya terhadap Rocky Sanjaya sebelum ini. Justru terlihat sebagai sidang akhir pembacaan putusan dengan langsung menjatuhkan vonis terhadap Awan.

"Dengan ini, memutuskan bahwa ketua klan telah terbukti nyata melakukan tindak penganiayaan t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 184

    Sebaliknya, Awan bukannya menghentikannya tawanya, justru tawanya malah semakin pecah."Hahaha, aduh-duh, perutku sampai sakit melihat drama hari ini!"Ekspresi Jerry dan yang lainnya semakin gelap ketika Awan secara jelas menyebut mereka sebagai pertunjukkan drama. Betapa lancangnya?"Ketua, tolong jaga sikapmu!" Jafar yang masih sadar akan betapa gentingnya kondisi saat itu, coba mengingatkan Awan, agar posisi Awan tidak semakin terpojok karena sikapnya yang terkesan tidak menghargai para tetua.Awan tahu, jika tetua Jafar adalah satu di antara tiga tetua lainnya yang menjadi pendukungnya. Karena itu, Awan bicara santun padanya, "Maaf, tetua Jafar. Bukannya aku tidak bermaksud menghargai para tetua dan sidang ini.""Hanya saja, aku merasa lucu melihat pertunjukan lawak di sidang hari ini.""Lihatlah, bahkan para pelawak bisa membuat sidang yang lebih lucu daripada pertunjukan bodoh hari ini.""Saya heran, apa mereka yang mengatur acara sidang seperti ini, pernah belajar hukum sebel

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 185

    Ibu Rocky langsung menyalak keras, "Tidak, ini pasti rekayasa! Video itu bohong. Ini fitnah! Putraku tidak mungkin melakukan tindakan keji seperti itu.""Oh, maksud anda, pria bajingan yang ada di dalam video tersebut adalah orang lain?" Sindir Awan tertawa narsis."Kamu... kamu pasti merekayasa semuanya. Anakku bukan seperti itu. Dia adalah pria baik-baik. Pasti kamu yang melakukannya dan menumpahkan semua kesalahan pada anakku."Awan terkekeh dan menertawakan logika terbalik wanita ini. "Oh kalau begitu, coba jelaskan, siapa ini?"Video berikutnya yang tampil di layar, terlihat sungguh menjijikkan. Di sana terlihat Rocky yang sedang berpesta seks dengan sekelompok pria yang merupakan kaum penyuka lobang bokong. Mereka bahkan menjadikan beberapa wanita penghibur sebagai objek pesakitan, hanya untuk membangkitkan gairah mereka.Pemandangan tersebut, begitu menjijikkan untuk dilihat. Bahkan, ibu Rocky tidak bisa lagi membantahnya. Ia tampak syok dan bahkan langsung pingsan saat itu ju

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 186

    Merasa akan menang dan bisa mendapatkan apa yang diinginkannya dengan mudah, Jerry Sanjaya justru harus mendapat malu akibat aksi tidak senonoh cucunya sendiri.Berharap dapat mempermalukan Awan di depan semua orang, justru ia sendiri harus menanggung malu. Jerry Sanjaya seperti dipaksa mengerti pepatah yang berbunyi, 'menepuk air didulang, terpercik muka sendiri'. Pelajaran itu, harus didapatnya dengan cara yang begitu menyedihkan. Bahkan, semua pendukung Jerry, tidak berani menegakkan wajah mereka.Meski begitu, Jerry Sanjaya yang merasa kepalang basah karena sudah terlanjur menyiapkan rencana untuk hari ini, berpikir untuk menceburkan diri sekalian ke dalam air yang dibuatnya sendiri.Dengan mata menyala marah, ia berkata, "Baik, aku telah melakukan kesalahan dan aku sendiri yang akan memberi pelajaran pada cucuku. Seorang Sanjaya, adalah orang yang selalu memegang ucapannya."Selanjutnya, Jerry menatap Awan dengan tatapan penuh kebencian, "Tapi, kita tidak boleh lupa dengan akar

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 187

    Glegar! Ucapan Awan penuh dengan kepercayaan diri yang kuat. Hal ini, membuat semua orang yang hadir dibuat tercengang! Bagaimana dia masih bisa begitu percaya diri? Padahal kekuatan utamanya sudah tidak ada. Kecuali kepercayaan diri Awan tersebut berasal dari keyakinan tingginya akan kemampuannya, atau ia sedang coba menggertak semua orang untuk menutupi kelemahan yang sebenarnya. Mereka yang memiliki kemampuan sedang-sedang saja, tentu tidak akan berani berpikir untuk menguji kemampuan Awan. Namun, tidak sama halnya dengan keluarga yang memiliki kemampuan kultivasi dan basis beladiri yang mumpuni. Mata mereka terlihat menyala terang dan mulai menghidupkan minat mereka. Tentu saja, semua itu karena didorong ucapan Awan barusan, siapa yang dapat mengalahkannya, maka mereka akan menjadi ketua klan. Bukankah ini adalah jalan tercepat untuk menjadi ketua klan? Kebanyakan orang, mulai menunjukkan ambisi mereka pada saat itu. Siapa yang tidak tertarik menjadi ketua klan? Ketua menge

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 188

    Aula pengorbanan ini berbentuk seperti koloseum, hanya saja dengan dimensi yang lebih kecil. Di masa lalu, aula ini digunakan untuk ritual zhansi atau ritual pembangkitan. Seseorang yang terpilih dan memiliki takdir dengan Zhansen, maka mereka akan melakukan ritual pembangkitan di sini.Di sini pula Kelvin, ayah Awan melakukan ritual zhansi. Karena Awan tidak pernah melakukan ritual seperti itu, maka ia sengaja memilih tempat ini untuk memberi peringatan pada Jerry Sanjaya dan siapapun yang memiliki keinginan untuk merebut posisi ketua. Bahwa untuk menjadi ketua klan, dibutuhkan pengorbanan yang besar.Saat ini, Awan berada di tengah aula dengan semua orang bisa menatapnya dari bangku atas penonton. Dengan suara nyaring, Awan berteriak lantang, "Siapa saja, yang memiliki keinginan untuk menjadi ketua klan, silahkan turun dan hadapi aku!"Semua penonton merasa gelisah. Ini seperti tawaran yang datang hanya sekali dalam seumur hidup mereka. Namun, kebanyakan mereka seakan saling menungg

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 189

    Saat itu, sudut bibir Rocky melengkung."Bagus, kakakku terlihat sangat bersemangat. Aku yakin, dia pasti dapat membunuh bajingan itu. Saudaraku pasti akan membalas, apa yang telah bajingan itu lakukan terhadapku.""Tenang saja, tuan muda! Tuan muda pertama sudah berhasil membangkitkan kekuatan Akuma. Dengan kekuuatan itu, bahkan jika orang itu memiliki Zhansen sekalipun, dia tetap akan menderita melawan tuan muda pertama." Ujar pengawal Rocky meyakinkannya."Hahaha, aku tidak sabar melihat saudaraku bisa menghajar dan mempermalukannya." Ujar Rocky dengan mata berbinar penuh dendam melihat Awan dari kejauhan.Jerry juga sudah memberi instruksi pada cucu tertuanya tersebut, untuk langsung menggunakan kekuatan Akuma dan mempermalukan Awan dalam satu serangan dan Erlan terlihat tidak menahan dirinya sama sekali.Erlan langsung melepaskan kekuatan iblis Akuma untuk meningkatkan kekuatannya dan sekarang ia langsung menembus level grandmaster tahap Awal. Sebuah pencapaian yang sangat sulit

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 190

    "Tidak!" Fredy langsung melompat ke dalam aula pengorbanan untuk memeriksa kondisi putra sulungnya. Wajahnya menegang, ketika mendapati anaknya sudah dalam keadaan tidak bernyawa."Bagaimana ini bisa terjadi?""Bagaimana bisa, tuan muda Erlang dikalahkan?"Banyak orang yang penasaran dan merasa tidak percaya. Karena mereka tidak dapat melihat bagaimana pertarungan ini berlangsung dan tiba-tiba sudah berakhir dengan kematian Erlan yang sangat menggenaskan. Awan bahkan tidak terlihat bergerak sedikitpun dari tempatnya semula. Jangankan berkeringat, bahkan debu pun tidak menyentuh sedikitpun pakaiannya.Mereka yang semula sempat menduga-duga tingkat kekuatan Awan, merasakan debar antung mereka meningkat tajam. Itu artinya, asumsi mereka tidak meleset sama sekali. Ketua mereka memang sangat kuat, bahkan tanpa Zhansen sekalipun.Itulah alasan yang sangat masuk akal dalam benak mereka saat ini. Jika tidak, tidak mungkin Awan bisa selamat dari serangan sekuat itu, tanpa cidera sama sekali.

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 191

    Fredy ingin memompa seluruh energi di dalam tubuhnya keluar untuk memaksa kekuatan apinya keluar dengan cepat. Hanya saja, sebuah keanehan terjadi pada tubuhnya. Kekuatan yang semula terasa melimpah di pusat cakranya, seakan menguap begitu saja."Ti-tidak, apa yang terjadi?" Kepercayaan diri Fredy yang semula tampak begitu tinggi, kini berganti dengan ekspresi panik. Tanpa sebab yang jelas, kekuatannya tiba-tiba menghilang sendiri. Fredy menatap Awan yang kini sedang tertawa melihatnya, 'Tidak mungkin dia yang melakukan ini?'Belum terjawab pertanyaan dalam hati Fredy, tiba-tiba ia merasa pembuluh darahnya membesar dengan kecepatan yang sangat ekstrim."Ti-tidak, apa yang terjadi? Argghh.."Fredy berteriak panik dan berusaha melepaskan telapak tangannya dari tangan Awan. Hanya saja, tangan Awan seperti mengunci eret telapaknya. Fredy bahkan tidak bisa menarik lepas tangannya saat ini.Ekspresi panik Fredy, secara perlahan berubah menjadi raut kesakitan.Beberapa suara letupan terdeng

Bab terbaru

  • GGAP 3 : THE LAST   EPILOG

    Satu setengah tahun kemudian.Tiga istri Awan, Annisa, Amanda dan Calista, tampak sedang cemas menunggu di luar kamar di rumah tuo, kampung halaman Awan. Di tengah mereka, tampak dua orang balita yang sedang digendong oleh Annisa dan Calista, sementara Amanda tampak sedang bermain dengan kedua balita berjenis kelamin perempuan tersebut dengan sesekali mencubit gemas pipi keduanya.Kalian mungkin bertanya-tanya, di mana Rhaysa alias Raine? Awan belum berhasil melamarnya hingga detik ini. Awan pernah mencoba melamar Raine setengah tahun yang lalu. Hanya saja, lamarannya langsung ditolak. Ratu Samudera memberikan syarat yang sangat berat jika Awan ingin melamar putrinya, yaitu Awan harus berada di level Divine atau dewa terlebih dahulu. Hasilnya, Awan telah berjuang keras di selama berada di tanah dewa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Meski begitu, sepertinya ia masih harus bersabar untuk bisa melamar Raine.Kembali ke ruang tamu, rumah tua Awan.Tidak sama seperti Amanda yang terl

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 638 (TAMAT)

    Rombongan Cakar Hitam mencibir ucapan Awan yang dinilai terlalu berani dan tidak bercermin, siapa lawan yang akan ia hadapi. Sementara, Datuk Cakar Putih dan bangsa harimau Bukit Larangan lebih mencemaskan nasib Awan. Mereka masih mengira. jika Awan hanya mengandalkan kekuatan warisan Gumara. Itu semua tidak akan cukup untuk menghadapi Cakar Hitam. "Uda!" Andini menarik ujung baju belakang Awan dan terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya. Namun, Awan hanya tersenyum cuek dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Entah karena kalimat yang diucapkan Awan padanya atau cara penyampaian dan ketenangan yang ditunjukkan oleh Awan, membuat Andini merasa jauh lebih tenang dan merasa bisa mempercayai Awan. Roaaar! Cakar Hitam melompat ke depan dan tibat-tiba saja, ia sudah berubah wujud menjadi harimau besar dengan belang hitam di sekujur tubuhnya. Untuk bisa mengalahkan Awan, Cakar Hitam sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan berubah menjadi wujud terbaiknya. Cakar H

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 637

    Wajah Taring Hitam seketika memerah panas melihat sikap Andini yang dengan terang-terangan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang pria asing seperti Awan. Ia telah mengagumi Andini sejak lama, bagaimana ia bisa menerima, wanita yang disukainya bermesraan dengan pria lain tepat di depan hidungnya? Tidak peduli, apa pria itu dicintai Andini atau tidak. Bagi Taring Hitam, hanya dialah yang pantas menjadi pasangan Andini. Dia tidak habis pikir dengan sikap bodoh Andini, bagaimana ia bisa memilih seorang pria yang bukan apa-apa jika dibanding dirinya? Dia kuat dengan seluruh tubuh dipenuhi oleh otot-otot baja. Selain itu, dia adalah seorang pangeran dengan masa depan cerah. Bersamanya, Andini pasti akan jauh lebih bahagia. Bangsa harimau rata-rata memiliki tubuh yang besar dan berotot. Sehingga melihat tubuh Awan yang biasa, membuat Taring Hitam menilainya sebagai sosok yang sangat lemah. Dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian, Taring Hitam akhirnya tidak bisa lagi menaha

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 636

    Tatapan Cakar Hitam menjadi dingin dan tidak lagi menunjukkan keramahan pura-puranya, "Cakar Putih, apa kamu tahu konsekuensi dari pilihanmu hari ini?" Sambil menekan rasa gugup dalam hatinya, Datuk Cakar Putih berusaha tersenyum tenang dan berkata, "Keputusan kami bersifat final dan anda bisa kembali." "Kamu?" Kilat kemarahan terbesit di mata Cakar Hitam dan tiba-tiba saja ia sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri. Wus! Terlalu cepat! Datuk Cakar Putih terkesiap. Meski ia sudah menduga reaksi akhir dari Cakar Hitam. Namun, gerakannya terlalu cepat untuk bisa ia ikuti dan detik berikutnya, Cakar Hitam sudah muncul tepat di depan Datuk Cakar Putih dan melayangkan sebuah serangan yang tidak bisa ditahannya. Braaak. Datuk Cakar Putih tidak bisa menahan pukulan itu sepenuhnya dan membuatnya terbang membelah barisan pasukan di belakangnya. "Datuk Cakar Putih?" Pekik orang-orang tertahan dan terkejut melihat keberanian Cakar Hitam yang telah menyerang tetua mereka tepan dih

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 635

    Suasana di alam bangsa harimau tampak tegang dan semua penjaga perbatasan memasang wajah serius dan penuh waspada.Awan sengaja menyamarkan penampilannya dan mengeluarkan aura harimau yang ada di dalam tubuhnya dan membuat ia berhasil membaur dengan para penduduk bangsa harimau tanpa ketahuan. Setelah kedatangannya terakhir kali ke tempat itu, Awan memiliki memori yang sangat tajam tentang semua sudut tempat ini, yang memungkinkannya bisa berpindah kemanapun yang ia inginkan.Tidak lama setelah kedatangan Awan, rombongan Taring Hitam juga datang bersama ayah, para tetua dan juga puluhan prajurit terbaik bangsanya.Taring Hitam tampak tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu, membuat gelisah bangsa harimau yang tinggal di Bukit Larangan.Para petinggi yang dipimpin oleh Datuk Cakar Putih tampak serius membahas masalah ini di aula tetua."Datuk, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Bagaimanapun, raja sedang tidak ada di sini dan kita semua berkewajiban me

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 634

    Seminggu yang lalu, ada sekolompok orang asing yang datang ke Kampung Tuo. Anehnya, mereka melewati batas Kampung Tuo begitu saja dan ternyata, tujuan mereka adalah kampung mistis yang ada di Bukit Larangan, tempat di mana bangsa harimau tinggal. Kelompok ini dipimpin oleh seorang pemuda bernama Taring Hitam, putra dari raja harimau Cakar Hitam yang berasal dari gunung Medan. Tujuan mereka datang, karena Taring Hitam yang sudah cukup usia untuk menikah, menginginkan Andini sebagai istrinya. Meski mereka tahu bahwa Andini adalah pasangan yang disiapkan untuk raja. Hanya saja, bangsa harimau dari gunung Medan ini tahunya bahwa raja Gumara telah lama tiada dan tidak memiliki pewaris sama sekali. Hal itu, coba dimanfaatkan oleh Taring Hitam untuk mendapatkan Andini. Taring Hitam yang terpesona dengan kecantikan Andini, ketika berkunjung ke bukit Larangan beberapa tahun lalu, berniat menjadikan Andini sebagai miliknya dan begitu ia mencapai usia layak menikah, Taring Hitam langsung me

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 633

    Fikri dan Purnama yang semula berdebat, bahkan sampai berhenti dan tercengang mendengar wanita pujaan mereka dilamar oleh pria lain, tepat di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka menerimanya?Jika pria lainnya, mungkin akan diam. Namun, mereka tidak mungkin bisa membiarkan ada lelaki lain merebut wanita yang mereka idamkan dari tangan mereka."Hei, bung! Apa maksudmu melamar dokter Nisa siang hari bolong begini?""Apa kamu tahu, siapa dokter Annisa? Sepuluh kamu, tidak bisa dibandingkan dengan seorang dokter Nisa.""Lebih baik kamu pergi dari sini! Atau kami akan memanggil satpam untuk mengusirmu."Ujar Fikri dan Purnama yang kali ini bisa kompak. Melihat reaksi keduanya, Awan cukup terkejut dan selanjutnya justru terkekeh geli. Ia melihat keduanya tidak ubahnya seperti badut yang sedang membuat pertunjukan.Awan melirik Annisa sekilas untuk menanyakan siapa mereka dan tampak balasan wajah jengah Anisa dan ketidakberdayaannya. Annisa membisikan identitas keduanya ke telinga Awan.

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 632

    Rumah sakit umum ASA.Meski terletak di lokasi terpencil karena berada di bawah kampung Tuo dan lokasi yang jauh dari kabupaten, ditambah akses jalan ke sana yang tidak selebar jalan kabupaten. Kenyataannya, rumah sakit ini memiliki fasilitas medis yang sangat lengkap dan tidak kalah dengan rumah sakit yang berstandar internasional sekalipun. Sebuah alasan yang membuat rumah sakit ini banyak dihuni oleh tenaga medis terampil dan membuat reputasinya cepat terkenal hingga ke berbagai daerah di ranah Minang. Ditambah, kepala rumah sakit dan sekaligus menjadi dokter spesialis bedah di sana merupakan seorang wanita berparas cantik dan terkenal dengan keramahannya, Dr. Annisa Azzahra, Sp.B.Meski terkenal dengan keramahannya, sebagai penanggung jawab rumah sakit, Dokter Nisa menerapkan standar tinggi bagi tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya. Semua itu tentu saja sepadan dengan gaji tinggi yang mereka terima selama bekerja di sana. Banyak yang memuji dan banyak juga pihak yang mera

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 631

    Setelah sekian lama, Awan kembali melihat tangis mama angkatnya tersebut. Namun kali ini, bukan tangisan yang membuatnya kehilangan kembali akal sehatnya. Itu adalah tangis kerinduan dan juga kebahagiaan. Tangis kerinduan seorang ibu yang telah lama tidak berjumpa dengan anaknya. Awan membiarkan Lina menumpahkan segala tangisannya dalam pelukan Amanda seraya memberi kode pada Amanda dan syukurnya, Amanda cukup peka dengan keadaan tersebut. Ada sekitar sepuluh menit lamanya, Lina menumpahkan tangis kebahagiaannya dalam pelukan Amanda. Sampai, Lina tersadar kembali dan mengurai pelukan mereka. "Maaf ya, nak. Tante terlalu sentimentil, kamu terlalu mirip dengan..." "Tidak apa-apa, ma." Sebelum Lina menyelesaikan kalimatnya, Amanda sudah lebih dulu menyelanya. Ia sekarang mengerti alasan Awan membawanya kemari dan Amanda sama sekali tidak keberatan untuk menggantikan posisi Renata untuk sesaat dan memberi kebahagiaan untuk ibunya Renata. Selama arwah Renata masih bersamanya dahulu,

DMCA.com Protection Status