Saat Jerry Sanjaya membuka penuh segel raja iblis Akuma di dalam dirinya, alam seakan bergejolak dan berteriak panik dengan kemunculannya. Angin gelap dan mengandung panas tinggi mengelilingi seluruh tubuh Jerry Sanjaya, seperti awan panas yang siap melahap apapun yang ada di sekelilingnya. Pemandangan itu, membuat ngeri setiap pasang mata yang melihatnya. Bahkan ketakutan dan kepanikan mulai memperngaruhi setiap orang yang menyaksikannya dari bangku penonton."Ini- ini bukan lagi kekuatan manusia. Tuan tua Jerry seperti iblis!""Kekuatan ini terlalu menakutkan!""Iya, benar! Kita- tidak, tempat ini bahkan tidak akan sanggup menahan kekuatan serangannya.""Lihat ke atas sana!" Saat panik seperti itu, salah seorang penonton menyadari adanya keanehan lain yang ditunjukkan oleh penampilan mengerikan Jerry Sanjaya."Bicaralah yang jelas, apa maksudmu?" Tanya rekan yang duduk di sebelahnya penasaran."Apa kalian tidak melihatnya? Lihat! Ada dua sinar yang menyala merah dari dalam pusaran
Masa seketika menjadi panik, namun untuk sebagian yang lainnya tidak dapat bergerak ke mana-mana, karena langkah mereka dicekal oleh orang-orangnya Jerry Sanjaya."Kalian tidak bisa pergi ke manapun, jika tidak ingin bernasib sama dengan tetua Sabah." Tidak terkecuali Charlote dan juga Rhaysa, mereka berdua di jaga oleh dua orang berjubah menggunakan pedang panjang berbentuk samurai. Saat itu, tidak ada yang menyadari identitas orang-orang ini. Namun, Charlote yang sudah memantau pergerakan Rocky dan orang-orang di sekelilingnya, langsung mengidentifikasi mereka sebagai pelakunya."Ini adalah kejahatan besar. Kalian sedang melakukan kudeta?" Hardik tetua Ariyanto dengan kemunculan para pasukan bertopeng ini."Hahaha, betapa bodohnya kalian semua! Hari ini, tidak ada seorangpun yang akan keluar dari sini!" Felina yang sudah yakin bahwa mereka sudah berhasil mengambil alih kendali, tertawa senang dan tidak lagi perlu menutupi niat mereka yang sebenarnya."Felina, jadi ini adalah ulahm
Jawaban Rhaysa tidak hanya menampar wajah Felina, tapi bahkan Rocky sekaligus.Wajah Felina menjadi gelap. Ini adalah penghinaan besar bagi keluarganya. Meski, Rhaysa memiliki kecantikan bak dewi kahyangan sekalipun, ucapannya itu sama sekali tidak bisa ia maafkan."Bagus. Kalau begitu aku akan mewujudkan keinginanmu. Hari ini juga, aku akan membuatmu merasakan akibatnya, karena telah berani menghina putraku. Aku akan anak buahku untuk menikmati tubuhmu, sebelum memberikannya pada anjing peiharaanku." Teriak Felina murka."Kalian, tangkap dia. Terserah mau kalian apakan. Jalang itu milik kalian!" Perintah Felina pada anak buahnya.Namun, sebelum pasukan Felina bergerak, Charlote dengan tenang mengangkat tangan kanannya ke udara, "Kalian terlalu menganggap remeh klan Sanjaya!" Ujar Charlote dengan tatapan dingin.Segera setelah itu, bunyi gemuruh yang sangat kencang memenuhi seisi aula. Dari semua sisi aula, bayangan ratusan pasukan berjubah emas dan merah masuk dan mengelilingi seluru
Pulau itu dikenal dengan nama pulau mati, dikarenakan sebagian besar pasir di sana berwarna hitam pekat. Selain itu, pulau ini dikenal juga dengan sebutan pulau tak bertuan. Hampir tidak ada kehidupan di sana, mengingat tanahnya yang tandus dan gersang. Sehingga yang terlihat sejauh mata memandang adalah pasir hitam dan tanaman kering.Pulau itu sendiri terletak seratus kilometer dari pulau Northbay, pulau kediaman utama klan Sanjaya. Pulau seluas 100 kilometer persegi tersebut, selama ini hanya dibiarkan kosong dan tak berpenghuni.Saat itu, dua orang pasukan bintang yang ditugaskan oleh Charlote untuk mencari keberadaan Awan baru saja kembali dan berjalan dengan terburu untuk segera menghadap Charlote, yang saat itu sedang berada di aula. Bersama Charlote, Ada Rhaysa, empat tetua serta puluhan kepala keluarga dari keluarga cabang klan Sanjaya. Upaya kudeta Jerry Sanjaya dan keluarganya, hampir saja berakhir dengan perang saudara dalam klan. Namun, apa yang dilakukan oleh Awan terak
Nenek Chiyo menghela napas dalam dan berkata, "Aku masih belum bisa melihatnya. Tapi, kondisi ketua sedang tidak baik. Kekuatannya tertinggal setengah langkah dari musuh dan sekarang ketua dalam keadaan terluka.""Oh, tidak!"Rhaysa tercengang, jantungnya seakan berhenti berdetak saat itu juga. Ia sangat mengkhawatirkan Awan, "Nenek, Bibi, kita harus menyelamatkan mas Awan. Apa- apa yang harus kita lakukan? Kita harus membantu mas Awan." Ujar Rhaysa cemas.Bibirnya terlihat pucat dan pikirannya tidak bisa lepas dari mengkhawatirkan kondisi Awan."Tenanglah! Kalian harus yakin, bahwa ketua tidak terpilih hanya karena ia berjodoh dengan Zhansen.""Maksud nenek?"Nenek Chiyo kembali menarik napas sejenak dan berpikir untuk menceritakan apa yang selama ini menjadi rahasia kecil dari para tetua dan pendiri klan."Satu alasan kenapa ketua klan kita dipilih oleh Zhansen adalah karena darah unik yang mengalir di dalam tubuh mereka."Charlote dan semua orang yang mendengar itu, terkejut! Hampi
Beberapa kepala keluarga terlihat merunduk malu. Mereka sempat berpikir untuk menggunakan sampel darah Awan guna mempelajari keistimewaannya dan lalu coba memanfaatkannya untuk kepentingan keluarga cabang mereka. Hanya saja, sindiran nenek Chiyo seakan telah mendahului pemikiran mereka, hal itu membuat isi dalam kepala mereka seakan ditelanjangi duluan.Nenek Chiyo lalu dengan terus terang mengatakan, "Sebelum kalian sempat berpikir untuk melakukan hal itu, kami telah melakukannya.""Nenek pernah melakukannya?" Seru Charlote hampir tidak percaya.Nenek Chiyo mengangguk dan dengan jujur mengakuinya, "Iya, kami melakukannya atas seizin tuan Harry. Saat itu, beliau menginginkan banyak pasukan kuat yang dapat diandalkan di masa depan. Tentunya, ini untuk membawa klan kita menjadi satu-satunya pemuncak dunia, mengalahkan empat keluarga tersembunyi lainnya.""Seperti yang kalian tahu. Saat ini, meski kita terlihat mendominasi di seluruh dunia. Namun, di antara lima keluarga tersembunyi yang
"Harus ku akui, kamu memiliki fisik yang istimewa. Tapi, kekuatanmu masih lebih lemah dariku. Jadilah budakku dan serahkan ragamu padaku! Aku akan memberikan kekuatan yang jauh lebih kuat daripada kekuatan yang kamu miliki sekarang."Raja iblis Akuma terlihat begitu percaya diri karena merasa kemampuan masih Awan belum cukup untuk bisa melawannya. Meski mereka telah bertarung seharian penuh, raja iblis Akuma selalu selangkah di atas Awan.Satu alasan kenapa Awan masih sanggup melawannya setelah sekian lama adalah ketangguhan fisik dan kemampuan regenerasi selnya yang istimewa.Namun, tetap saja itu tidak bisa mengindahkan kenyataan, kalau kemampuan mereka terpaut cukup jauh. Kekuatan Awan masih satu level berada di bawah Akuma. Dilihat dari sisi manapun, Awan tetaplah berada dipihak yang kalah kali ini."Tuan, kamu bisa menggunakanku kapan saja." Ujar Gundala yang berada di dalam tubuh Awan."Tidak, belum saatnya!" Jawab Awan menolak sarannya.Saat itu, Awan berpikir bahwa belum saatn
Awan terpaksa harus menggunakan jurus perpindahan ruangnya, karena kecepatannya tidak bisa lagi menghindari serangan peluru api raja iblis Akuma. Ia berpindah ruang dengan kecepatan tinggi mengelilingi posisi raja iblis Akuma, sambil mencari celah untuk melancarkan serangan balik.Hanya saja, respons raja iblis Akuma, luar biasa cepat. Bola api iblis miliknya dengan cepat menemukan di manapun Awan muncul. Sehingga tidak memberi Awan ruang untuk berpikir dan mengatur strategi.Dhuar!Braak!Entah keberapa puluh kali Awan berpindah dan itu membuat energinya lebih banyak terkuras, sehingga serangan raja iblis Akuma berhasil mengenainya dan membuat Awan terlempar seratusan meter jauhnya.Beruntung bagi Awan, itu adalah sisa peluru api raja iblis Akuma. Meski begitu, Awan tetap kesulitan untuk bangun saat terhempas ke daratan. Ekspresinya tampak pucat dan luka besar terlihat menganga di bagian dadanya.Napas Awan terlihat berat dan penglihatannya sedikit berkunang."Tuanku, anda tidak apa-
Satu setengah tahun kemudian.Tiga istri Awan, Annisa, Amanda dan Calista, tampak sedang cemas menunggu di luar kamar di rumah tuo, kampung halaman Awan. Di tengah mereka, tampak dua orang balita yang sedang digendong oleh Annisa dan Calista, sementara Amanda tampak sedang bermain dengan kedua balita berjenis kelamin perempuan tersebut dengan sesekali mencubit gemas pipi keduanya.Kalian mungkin bertanya-tanya, di mana Rhaysa alias Raine? Awan belum berhasil melamarnya hingga detik ini. Awan pernah mencoba melamar Raine setengah tahun yang lalu. Hanya saja, lamarannya langsung ditolak. Ratu Samudera memberikan syarat yang sangat berat jika Awan ingin melamar putrinya, yaitu Awan harus berada di level Divine atau dewa terlebih dahulu. Hasilnya, Awan telah berjuang keras di selama berada di tanah dewa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Meski begitu, sepertinya ia masih harus bersabar untuk bisa melamar Raine.Kembali ke ruang tamu, rumah tua Awan.Tidak sama seperti Amanda yang terl
Rombongan Cakar Hitam mencibir ucapan Awan yang dinilai terlalu berani dan tidak bercermin, siapa lawan yang akan ia hadapi. Sementara, Datuk Cakar Putih dan bangsa harimau Bukit Larangan lebih mencemaskan nasib Awan. Mereka masih mengira. jika Awan hanya mengandalkan kekuatan warisan Gumara. Itu semua tidak akan cukup untuk menghadapi Cakar Hitam. "Uda!" Andini menarik ujung baju belakang Awan dan terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya. Namun, Awan hanya tersenyum cuek dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Entah karena kalimat yang diucapkan Awan padanya atau cara penyampaian dan ketenangan yang ditunjukkan oleh Awan, membuat Andini merasa jauh lebih tenang dan merasa bisa mempercayai Awan. Roaaar! Cakar Hitam melompat ke depan dan tibat-tiba saja, ia sudah berubah wujud menjadi harimau besar dengan belang hitam di sekujur tubuhnya. Untuk bisa mengalahkan Awan, Cakar Hitam sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan berubah menjadi wujud terbaiknya. Cakar H
Wajah Taring Hitam seketika memerah panas melihat sikap Andini yang dengan terang-terangan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang pria asing seperti Awan. Ia telah mengagumi Andini sejak lama, bagaimana ia bisa menerima, wanita yang disukainya bermesraan dengan pria lain tepat di depan hidungnya? Tidak peduli, apa pria itu dicintai Andini atau tidak. Bagi Taring Hitam, hanya dialah yang pantas menjadi pasangan Andini. Dia tidak habis pikir dengan sikap bodoh Andini, bagaimana ia bisa memilih seorang pria yang bukan apa-apa jika dibanding dirinya? Dia kuat dengan seluruh tubuh dipenuhi oleh otot-otot baja. Selain itu, dia adalah seorang pangeran dengan masa depan cerah. Bersamanya, Andini pasti akan jauh lebih bahagia. Bangsa harimau rata-rata memiliki tubuh yang besar dan berotot. Sehingga melihat tubuh Awan yang biasa, membuat Taring Hitam menilainya sebagai sosok yang sangat lemah. Dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian, Taring Hitam akhirnya tidak bisa lagi menaha
Tatapan Cakar Hitam menjadi dingin dan tidak lagi menunjukkan keramahan pura-puranya, "Cakar Putih, apa kamu tahu konsekuensi dari pilihanmu hari ini?" Sambil menekan rasa gugup dalam hatinya, Datuk Cakar Putih berusaha tersenyum tenang dan berkata, "Keputusan kami bersifat final dan anda bisa kembali." "Kamu?" Kilat kemarahan terbesit di mata Cakar Hitam dan tiba-tiba saja ia sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri. Wus! Terlalu cepat! Datuk Cakar Putih terkesiap. Meski ia sudah menduga reaksi akhir dari Cakar Hitam. Namun, gerakannya terlalu cepat untuk bisa ia ikuti dan detik berikutnya, Cakar Hitam sudah muncul tepat di depan Datuk Cakar Putih dan melayangkan sebuah serangan yang tidak bisa ditahannya. Braaak. Datuk Cakar Putih tidak bisa menahan pukulan itu sepenuhnya dan membuatnya terbang membelah barisan pasukan di belakangnya. "Datuk Cakar Putih?" Pekik orang-orang tertahan dan terkejut melihat keberanian Cakar Hitam yang telah menyerang tetua mereka tepan dih
Suasana di alam bangsa harimau tampak tegang dan semua penjaga perbatasan memasang wajah serius dan penuh waspada.Awan sengaja menyamarkan penampilannya dan mengeluarkan aura harimau yang ada di dalam tubuhnya dan membuat ia berhasil membaur dengan para penduduk bangsa harimau tanpa ketahuan. Setelah kedatangannya terakhir kali ke tempat itu, Awan memiliki memori yang sangat tajam tentang semua sudut tempat ini, yang memungkinkannya bisa berpindah kemanapun yang ia inginkan.Tidak lama setelah kedatangan Awan, rombongan Taring Hitam juga datang bersama ayah, para tetua dan juga puluhan prajurit terbaik bangsanya.Taring Hitam tampak tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu, membuat gelisah bangsa harimau yang tinggal di Bukit Larangan.Para petinggi yang dipimpin oleh Datuk Cakar Putih tampak serius membahas masalah ini di aula tetua."Datuk, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Bagaimanapun, raja sedang tidak ada di sini dan kita semua berkewajiban me
Seminggu yang lalu, ada sekolompok orang asing yang datang ke Kampung Tuo. Anehnya, mereka melewati batas Kampung Tuo begitu saja dan ternyata, tujuan mereka adalah kampung mistis yang ada di Bukit Larangan, tempat di mana bangsa harimau tinggal. Kelompok ini dipimpin oleh seorang pemuda bernama Taring Hitam, putra dari raja harimau Cakar Hitam yang berasal dari gunung Medan. Tujuan mereka datang, karena Taring Hitam yang sudah cukup usia untuk menikah, menginginkan Andini sebagai istrinya. Meski mereka tahu bahwa Andini adalah pasangan yang disiapkan untuk raja. Hanya saja, bangsa harimau dari gunung Medan ini tahunya bahwa raja Gumara telah lama tiada dan tidak memiliki pewaris sama sekali. Hal itu, coba dimanfaatkan oleh Taring Hitam untuk mendapatkan Andini. Taring Hitam yang terpesona dengan kecantikan Andini, ketika berkunjung ke bukit Larangan beberapa tahun lalu, berniat menjadikan Andini sebagai miliknya dan begitu ia mencapai usia layak menikah, Taring Hitam langsung me
Fikri dan Purnama yang semula berdebat, bahkan sampai berhenti dan tercengang mendengar wanita pujaan mereka dilamar oleh pria lain, tepat di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka menerimanya?Jika pria lainnya, mungkin akan diam. Namun, mereka tidak mungkin bisa membiarkan ada lelaki lain merebut wanita yang mereka idamkan dari tangan mereka."Hei, bung! Apa maksudmu melamar dokter Nisa siang hari bolong begini?""Apa kamu tahu, siapa dokter Annisa? Sepuluh kamu, tidak bisa dibandingkan dengan seorang dokter Nisa.""Lebih baik kamu pergi dari sini! Atau kami akan memanggil satpam untuk mengusirmu."Ujar Fikri dan Purnama yang kali ini bisa kompak. Melihat reaksi keduanya, Awan cukup terkejut dan selanjutnya justru terkekeh geli. Ia melihat keduanya tidak ubahnya seperti badut yang sedang membuat pertunjukan.Awan melirik Annisa sekilas untuk menanyakan siapa mereka dan tampak balasan wajah jengah Anisa dan ketidakberdayaannya. Annisa membisikan identitas keduanya ke telinga Awan.
Rumah sakit umum ASA.Meski terletak di lokasi terpencil karena berada di bawah kampung Tuo dan lokasi yang jauh dari kabupaten, ditambah akses jalan ke sana yang tidak selebar jalan kabupaten. Kenyataannya, rumah sakit ini memiliki fasilitas medis yang sangat lengkap dan tidak kalah dengan rumah sakit yang berstandar internasional sekalipun. Sebuah alasan yang membuat rumah sakit ini banyak dihuni oleh tenaga medis terampil dan membuat reputasinya cepat terkenal hingga ke berbagai daerah di ranah Minang. Ditambah, kepala rumah sakit dan sekaligus menjadi dokter spesialis bedah di sana merupakan seorang wanita berparas cantik dan terkenal dengan keramahannya, Dr. Annisa Azzahra, Sp.B.Meski terkenal dengan keramahannya, sebagai penanggung jawab rumah sakit, Dokter Nisa menerapkan standar tinggi bagi tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya. Semua itu tentu saja sepadan dengan gaji tinggi yang mereka terima selama bekerja di sana. Banyak yang memuji dan banyak juga pihak yang mera
Setelah sekian lama, Awan kembali melihat tangis mama angkatnya tersebut. Namun kali ini, bukan tangisan yang membuatnya kehilangan kembali akal sehatnya. Itu adalah tangis kerinduan dan juga kebahagiaan. Tangis kerinduan seorang ibu yang telah lama tidak berjumpa dengan anaknya. Awan membiarkan Lina menumpahkan segala tangisannya dalam pelukan Amanda seraya memberi kode pada Amanda dan syukurnya, Amanda cukup peka dengan keadaan tersebut. Ada sekitar sepuluh menit lamanya, Lina menumpahkan tangis kebahagiaannya dalam pelukan Amanda. Sampai, Lina tersadar kembali dan mengurai pelukan mereka. "Maaf ya, nak. Tante terlalu sentimentil, kamu terlalu mirip dengan..." "Tidak apa-apa, ma." Sebelum Lina menyelesaikan kalimatnya, Amanda sudah lebih dulu menyelanya. Ia sekarang mengerti alasan Awan membawanya kemari dan Amanda sama sekali tidak keberatan untuk menggantikan posisi Renata untuk sesaat dan memberi kebahagiaan untuk ibunya Renata. Selama arwah Renata masih bersamanya dahulu,