Pulau itu dikenal dengan nama pulau mati, dikarenakan sebagian besar pasir di sana berwarna hitam pekat. Selain itu, pulau ini dikenal juga dengan sebutan pulau tak bertuan. Hampir tidak ada kehidupan di sana, mengingat tanahnya yang tandus dan gersang. Sehingga yang terlihat sejauh mata memandang adalah pasir hitam dan tanaman kering.Pulau itu sendiri terletak seratus kilometer dari pulau Northbay, pulau kediaman utama klan Sanjaya. Pulau seluas 100 kilometer persegi tersebut, selama ini hanya dibiarkan kosong dan tak berpenghuni.Saat itu, dua orang pasukan bintang yang ditugaskan oleh Charlote untuk mencari keberadaan Awan baru saja kembali dan berjalan dengan terburu untuk segera menghadap Charlote, yang saat itu sedang berada di aula. Bersama Charlote, Ada Rhaysa, empat tetua serta puluhan kepala keluarga dari keluarga cabang klan Sanjaya. Upaya kudeta Jerry Sanjaya dan keluarganya, hampir saja berakhir dengan perang saudara dalam klan. Namun, apa yang dilakukan oleh Awan terak
Nenek Chiyo menghela napas dalam dan berkata, "Aku masih belum bisa melihatnya. Tapi, kondisi ketua sedang tidak baik. Kekuatannya tertinggal setengah langkah dari musuh dan sekarang ketua dalam keadaan terluka.""Oh, tidak!"Rhaysa tercengang, jantungnya seakan berhenti berdetak saat itu juga. Ia sangat mengkhawatirkan Awan, "Nenek, Bibi, kita harus menyelamatkan mas Awan. Apa- apa yang harus kita lakukan? Kita harus membantu mas Awan." Ujar Rhaysa cemas.Bibirnya terlihat pucat dan pikirannya tidak bisa lepas dari mengkhawatirkan kondisi Awan."Tenanglah! Kalian harus yakin, bahwa ketua tidak terpilih hanya karena ia berjodoh dengan Zhansen.""Maksud nenek?"Nenek Chiyo kembali menarik napas sejenak dan berpikir untuk menceritakan apa yang selama ini menjadi rahasia kecil dari para tetua dan pendiri klan."Satu alasan kenapa ketua klan kita dipilih oleh Zhansen adalah karena darah unik yang mengalir di dalam tubuh mereka."Charlote dan semua orang yang mendengar itu, terkejut! Hampi
Beberapa kepala keluarga terlihat merunduk malu. Mereka sempat berpikir untuk menggunakan sampel darah Awan guna mempelajari keistimewaannya dan lalu coba memanfaatkannya untuk kepentingan keluarga cabang mereka. Hanya saja, sindiran nenek Chiyo seakan telah mendahului pemikiran mereka, hal itu membuat isi dalam kepala mereka seakan ditelanjangi duluan.Nenek Chiyo lalu dengan terus terang mengatakan, "Sebelum kalian sempat berpikir untuk melakukan hal itu, kami telah melakukannya.""Nenek pernah melakukannya?" Seru Charlote hampir tidak percaya.Nenek Chiyo mengangguk dan dengan jujur mengakuinya, "Iya, kami melakukannya atas seizin tuan Harry. Saat itu, beliau menginginkan banyak pasukan kuat yang dapat diandalkan di masa depan. Tentunya, ini untuk membawa klan kita menjadi satu-satunya pemuncak dunia, mengalahkan empat keluarga tersembunyi lainnya.""Seperti yang kalian tahu. Saat ini, meski kita terlihat mendominasi di seluruh dunia. Namun, di antara lima keluarga tersembunyi yang
"Harus ku akui, kamu memiliki fisik yang istimewa. Tapi, kekuatanmu masih lebih lemah dariku. Jadilah budakku dan serahkan ragamu padaku! Aku akan memberikan kekuatan yang jauh lebih kuat daripada kekuatan yang kamu miliki sekarang."Raja iblis Akuma terlihat begitu percaya diri karena merasa kemampuan masih Awan belum cukup untuk bisa melawannya. Meski mereka telah bertarung seharian penuh, raja iblis Akuma selalu selangkah di atas Awan.Satu alasan kenapa Awan masih sanggup melawannya setelah sekian lama adalah ketangguhan fisik dan kemampuan regenerasi selnya yang istimewa.Namun, tetap saja itu tidak bisa mengindahkan kenyataan, kalau kemampuan mereka terpaut cukup jauh. Kekuatan Awan masih satu level berada di bawah Akuma. Dilihat dari sisi manapun, Awan tetaplah berada dipihak yang kalah kali ini."Tuan, kamu bisa menggunakanku kapan saja." Ujar Gundala yang berada di dalam tubuh Awan."Tidak, belum saatnya!" Jawab Awan menolak sarannya.Saat itu, Awan berpikir bahwa belum saatn
Awan terpaksa harus menggunakan jurus perpindahan ruangnya, karena kecepatannya tidak bisa lagi menghindari serangan peluru api raja iblis Akuma. Ia berpindah ruang dengan kecepatan tinggi mengelilingi posisi raja iblis Akuma, sambil mencari celah untuk melancarkan serangan balik.Hanya saja, respons raja iblis Akuma, luar biasa cepat. Bola api iblis miliknya dengan cepat menemukan di manapun Awan muncul. Sehingga tidak memberi Awan ruang untuk berpikir dan mengatur strategi.Dhuar!Braak!Entah keberapa puluh kali Awan berpindah dan itu membuat energinya lebih banyak terkuras, sehingga serangan raja iblis Akuma berhasil mengenainya dan membuat Awan terlempar seratusan meter jauhnya.Beruntung bagi Awan, itu adalah sisa peluru api raja iblis Akuma. Meski begitu, Awan tetap kesulitan untuk bangun saat terhempas ke daratan. Ekspresinya tampak pucat dan luka besar terlihat menganga di bagian dadanya.Napas Awan terlihat berat dan penglihatannya sedikit berkunang."Tuanku, anda tidak apa-
Saat raja iblis Akuma bersiap dengan serangan badai apinya, Awan terlihat juga mengeluarkan jurus yang sama. Bedanya, bola energi Awan terlihat berwarna keemasan yang berpadu dengan api biru. Gundala yang berada di dalam tubuh Awan, bahkan dibuat berdecak kagum dengan jurus jenius yang diciptakan Awan saat ini. Ia tahu, bahwa itu adalah salah satu jurus andalan Gumara. Namun, Awan berhasil menggabungkan jurus tersebut dengan jurus api milik Huo. Apa kekuatan serangan ini, juga akan lebih kuat dari jurus meteor milik Gumara?Raja iblis Akuma sempat terpana dengan pertunjukan jurus Awan yang terlihat menyerupai jurus yang sedang digunakannya. Namun, dengan versi sedikit berbeda."Menarik, bocah ini memiliki bakat yang luar biasa! Sayang sekali, aku tidak bisa memiliki tubuh spesial miliknya. Jika tidak, aku mungkin bisa mengeluarkan seratus persen kekuatanku. Menjadi raja di bumi, bukan lagi sesuatu yang mustahil." Terkesan ada sedikit penyesalan dalam nada raja iblis Akuma. Itu kare
Kembali pada pertarungan antara Awan dan raja iblis Akuma. Hasil dari pertukaran serangan mereka, ternyata imbang! Hanya saja, layaknya pertarungan antara iblis. Ketika keduanya sama-sama bertarung dengan kekuatan puncak mereka, hal itu akan membuat fisik mereka ikut beregenerasi dan berubah bentuk menjadi wujud aslinya.Jika raja iblis Akuma, sebelumnya masih menggunakan raga Jerry Sanjaya. Kali ini, tubuhnya terlihat lebih membesar dengan sisik hitam memenuhi sepanjang kulit di tubuhnya. Selain itu, terdapat sebuah tanduk hitam yang kini muncul di atas keningnya. Dengan api merah kehitaman yang menyala semakin terang melingkupi seluruh tubuhnya, raja iblis Akuma sudah separuh jalan menyerupai bentuk sejatinya.Lain halnya dengan perubahan fisik raja iblis Akuma, Awan yang sekarang memiliki penampilan berbeda. Ia bukan iblis, sehingga mustahil baginya untuk membawa perubahan wujud iblis sebagai wujud sejatinya. Raganya masih sama. Hanya saja, kini telihat belang dan bulu-bulu emas me
Melihat itu, Awan bisa merasakan kengerian muncul dalam hatinya. Itu karena ia bisa merasakan kekuatan besar yang memancar keluar dari pedang tersebut."Pedang apa itu? Aku bahkan belum pernah melihat pedang yang mengeluarkan petir dan api dari dalamnya!" Ujar Awan gelisah."Sepertinya itu adalah pedang naga neraka." Gundala tiba-tiba bersuara dan menjawab pertanyaan Awan."Gundala, kamu mengetahuinya?" Tanya Awan penasaran."Iya. Wujud aslinya juga berupa senjata, karena itu aku memiliki pengetahuan tentang pedang-pedang legendaris yang ada di dunia ini.""Tidak salah lagi, itu adalah pedang naga neraka." Jawab Gundala yakin."Katakan, apa kamu optimis bisa mengalahkan kekuatan pedang itu?" Gundala terdiam beberapa saat, "Aku tidak yakin. Tapi, dengan perpaduan kekuatan kita berdua, mungkin masih ada kesempatan." Awan menghela napas dalam. Jawaban Gundala yang ambigu, sudah cukup untuk menunjukkan bahwa kekuatan Gundala masih berada di bawah pedang naga neraka milik raja iblis Akum