Merasa akan menang dan bisa mendapatkan apa yang diinginkannya dengan mudah, Jerry Sanjaya justru harus mendapat malu akibat aksi tidak senonoh cucunya sendiri.Berharap dapat mempermalukan Awan di depan semua orang, justru ia sendiri harus menanggung malu. Jerry Sanjaya seperti dipaksa mengerti pepatah yang berbunyi, 'menepuk air didulang, terpercik muka sendiri'. Pelajaran itu, harus didapatnya dengan cara yang begitu menyedihkan. Bahkan, semua pendukung Jerry, tidak berani menegakkan wajah mereka.Meski begitu, Jerry Sanjaya yang merasa kepalang basah karena sudah terlanjur menyiapkan rencana untuk hari ini, berpikir untuk menceburkan diri sekalian ke dalam air yang dibuatnya sendiri.Dengan mata menyala marah, ia berkata, "Baik, aku telah melakukan kesalahan dan aku sendiri yang akan memberi pelajaran pada cucuku. Seorang Sanjaya, adalah orang yang selalu memegang ucapannya."Selanjutnya, Jerry menatap Awan dengan tatapan penuh kebencian, "Tapi, kita tidak boleh lupa dengan akar
Glegar! Ucapan Awan penuh dengan kepercayaan diri yang kuat. Hal ini, membuat semua orang yang hadir dibuat tercengang! Bagaimana dia masih bisa begitu percaya diri? Padahal kekuatan utamanya sudah tidak ada. Kecuali kepercayaan diri Awan tersebut berasal dari keyakinan tingginya akan kemampuannya, atau ia sedang coba menggertak semua orang untuk menutupi kelemahan yang sebenarnya. Mereka yang memiliki kemampuan sedang-sedang saja, tentu tidak akan berani berpikir untuk menguji kemampuan Awan. Namun, tidak sama halnya dengan keluarga yang memiliki kemampuan kultivasi dan basis beladiri yang mumpuni. Mata mereka terlihat menyala terang dan mulai menghidupkan minat mereka. Tentu saja, semua itu karena didorong ucapan Awan barusan, siapa yang dapat mengalahkannya, maka mereka akan menjadi ketua klan. Bukankah ini adalah jalan tercepat untuk menjadi ketua klan? Kebanyakan orang, mulai menunjukkan ambisi mereka pada saat itu. Siapa yang tidak tertarik menjadi ketua klan? Ketua menge
Aula pengorbanan ini berbentuk seperti koloseum, hanya saja dengan dimensi yang lebih kecil. Di masa lalu, aula ini digunakan untuk ritual zhansi atau ritual pembangkitan. Seseorang yang terpilih dan memiliki takdir dengan Zhansen, maka mereka akan melakukan ritual pembangkitan di sini.Di sini pula Kelvin, ayah Awan melakukan ritual zhansi. Karena Awan tidak pernah melakukan ritual seperti itu, maka ia sengaja memilih tempat ini untuk memberi peringatan pada Jerry Sanjaya dan siapapun yang memiliki keinginan untuk merebut posisi ketua. Bahwa untuk menjadi ketua klan, dibutuhkan pengorbanan yang besar.Saat ini, Awan berada di tengah aula dengan semua orang bisa menatapnya dari bangku atas penonton. Dengan suara nyaring, Awan berteriak lantang, "Siapa saja, yang memiliki keinginan untuk menjadi ketua klan, silahkan turun dan hadapi aku!"Semua penonton merasa gelisah. Ini seperti tawaran yang datang hanya sekali dalam seumur hidup mereka. Namun, kebanyakan mereka seakan saling menungg
Saat itu, sudut bibir Rocky melengkung."Bagus, kakakku terlihat sangat bersemangat. Aku yakin, dia pasti dapat membunuh bajingan itu. Saudaraku pasti akan membalas, apa yang telah bajingan itu lakukan terhadapku.""Tenang saja, tuan muda! Tuan muda pertama sudah berhasil membangkitkan kekuatan Akuma. Dengan kekuuatan itu, bahkan jika orang itu memiliki Zhansen sekalipun, dia tetap akan menderita melawan tuan muda pertama." Ujar pengawal Rocky meyakinkannya."Hahaha, aku tidak sabar melihat saudaraku bisa menghajar dan mempermalukannya." Ujar Rocky dengan mata berbinar penuh dendam melihat Awan dari kejauhan.Jerry juga sudah memberi instruksi pada cucu tertuanya tersebut, untuk langsung menggunakan kekuatan Akuma dan mempermalukan Awan dalam satu serangan dan Erlan terlihat tidak menahan dirinya sama sekali.Erlan langsung melepaskan kekuatan iblis Akuma untuk meningkatkan kekuatannya dan sekarang ia langsung menembus level grandmaster tahap Awal. Sebuah pencapaian yang sangat sulit
"Tidak!" Fredy langsung melompat ke dalam aula pengorbanan untuk memeriksa kondisi putra sulungnya. Wajahnya menegang, ketika mendapati anaknya sudah dalam keadaan tidak bernyawa."Bagaimana ini bisa terjadi?""Bagaimana bisa, tuan muda Erlang dikalahkan?"Banyak orang yang penasaran dan merasa tidak percaya. Karena mereka tidak dapat melihat bagaimana pertarungan ini berlangsung dan tiba-tiba sudah berakhir dengan kematian Erlan yang sangat menggenaskan. Awan bahkan tidak terlihat bergerak sedikitpun dari tempatnya semula. Jangankan berkeringat, bahkan debu pun tidak menyentuh sedikitpun pakaiannya.Mereka yang semula sempat menduga-duga tingkat kekuatan Awan, merasakan debar antung mereka meningkat tajam. Itu artinya, asumsi mereka tidak meleset sama sekali. Ketua mereka memang sangat kuat, bahkan tanpa Zhansen sekalipun.Itulah alasan yang sangat masuk akal dalam benak mereka saat ini. Jika tidak, tidak mungkin Awan bisa selamat dari serangan sekuat itu, tanpa cidera sama sekali.
Fredy ingin memompa seluruh energi di dalam tubuhnya keluar untuk memaksa kekuatan apinya keluar dengan cepat. Hanya saja, sebuah keanehan terjadi pada tubuhnya. Kekuatan yang semula terasa melimpah di pusat cakranya, seakan menguap begitu saja."Ti-tidak, apa yang terjadi?" Kepercayaan diri Fredy yang semula tampak begitu tinggi, kini berganti dengan ekspresi panik. Tanpa sebab yang jelas, kekuatannya tiba-tiba menghilang sendiri. Fredy menatap Awan yang kini sedang tertawa melihatnya, 'Tidak mungkin dia yang melakukan ini?'Belum terjawab pertanyaan dalam hati Fredy, tiba-tiba ia merasa pembuluh darahnya membesar dengan kecepatan yang sangat ekstrim."Ti-tidak, apa yang terjadi? Argghh.."Fredy berteriak panik dan berusaha melepaskan telapak tangannya dari tangan Awan. Hanya saja, tangan Awan seperti mengunci eret telapaknya. Fredy bahkan tidak bisa menarik lepas tangannya saat ini.Ekspresi panik Fredy, secara perlahan berubah menjadi raut kesakitan.Beberapa suara letupan terdeng
Saat Jerry Sanjaya membuka penuh segel raja iblis Akuma di dalam dirinya, alam seakan bergejolak dan berteriak panik dengan kemunculannya. Angin gelap dan mengandung panas tinggi mengelilingi seluruh tubuh Jerry Sanjaya, seperti awan panas yang siap melahap apapun yang ada di sekelilingnya. Pemandangan itu, membuat ngeri setiap pasang mata yang melihatnya. Bahkan ketakutan dan kepanikan mulai memperngaruhi setiap orang yang menyaksikannya dari bangku penonton."Ini- ini bukan lagi kekuatan manusia. Tuan tua Jerry seperti iblis!""Kekuatan ini terlalu menakutkan!""Iya, benar! Kita- tidak, tempat ini bahkan tidak akan sanggup menahan kekuatan serangannya.""Lihat ke atas sana!" Saat panik seperti itu, salah seorang penonton menyadari adanya keanehan lain yang ditunjukkan oleh penampilan mengerikan Jerry Sanjaya."Bicaralah yang jelas, apa maksudmu?" Tanya rekan yang duduk di sebelahnya penasaran."Apa kalian tidak melihatnya? Lihat! Ada dua sinar yang menyala merah dari dalam pusaran
Masa seketika menjadi panik, namun untuk sebagian yang lainnya tidak dapat bergerak ke mana-mana, karena langkah mereka dicekal oleh orang-orangnya Jerry Sanjaya."Kalian tidak bisa pergi ke manapun, jika tidak ingin bernasib sama dengan tetua Sabah." Tidak terkecuali Charlote dan juga Rhaysa, mereka berdua di jaga oleh dua orang berjubah menggunakan pedang panjang berbentuk samurai. Saat itu, tidak ada yang menyadari identitas orang-orang ini. Namun, Charlote yang sudah memantau pergerakan Rocky dan orang-orang di sekelilingnya, langsung mengidentifikasi mereka sebagai pelakunya."Ini adalah kejahatan besar. Kalian sedang melakukan kudeta?" Hardik tetua Ariyanto dengan kemunculan para pasukan bertopeng ini."Hahaha, betapa bodohnya kalian semua! Hari ini, tidak ada seorangpun yang akan keluar dari sini!" Felina yang sudah yakin bahwa mereka sudah berhasil mengambil alih kendali, tertawa senang dan tidak lagi perlu menutupi niat mereka yang sebenarnya."Felina, jadi ini adalah ulahm