Share

BAB 174

"Bagus, sepertinya kamu telah bersedia bertanggung jawab." Ucap Awan dengan ekspresi gembira.

Sebaliknya, Fadly justru ingin menangis saat itu juga, 'Kapan aku mengatakan bersedia?' ratapnya dalam hati. Tapi, ia tidak berani membantah ucapan Awan sedikitpun. Bayangan kematian Arta Boga yang dibakar dengan api birunya Awan, begitu menghantuinya.

Fadly tidak ingin dibunuh dengan cara yang sama.

"Baiklah, mari kita bicara tentang penamparan yang kamu lakukan. Berapa kali dan berapa orang yang telah kamu tampar tadi?"

Glek!

Fadly mengangkat kepalanya sedikit untuk melirik Awan. Ia takut, jika ia bicara jujur, ia akan menanggung siksaan yang berat. Namun, ia juga tidak bisa berbohong, karena di dekat Awan ada Naomi. Kepala pelayan dan orang pertama yang ia tampar saat datang ke Vila ini.

Apalagi, saat ini jejak tamparannya masih tertinggal jelas di wajah Naomi. Tampak, wajah Naoimi masih memerah dan sedikit bengkak. Ia tidak mungkin bisa menghindar, jika seandainya Naomi angkat bicara.

Akh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status