Semua orang tahu, jika itu adalah serangan puncak mematikan yang akan segera menentukan hasil akhir dari pertarungan antara Surai dengan Gumara yang berwujud Awan."Mau kamu yang asli atau cuma sosok mistis, kamu akan hancur menjadi debu dengan seranganku ini, bocah!" Teriak Surai Hijau penuh percaya diri.Gumara bukannya terpengaruh, ia justru terlihat sangat menikmati momen-momen serangan terakhir yang paling menentukan tersebut."Aneh, mau menyerang saja pakai koar-koar segala. Maju sini, nak! Akan ku tunjukkan perbedaan level antara kita yang sebenarnya." Tantang Gumara dengan tetap memainkan emosi lawan.Sepertinya Gumara mulai terpengaruh dengan cara Awan yang suka mempermainkan emosi lawan ketika bertarung.Hasilnya, Surai Hijau memang dibuat tidak bisa lagi menahan emosi puncaknya. Begitu kekuatan puncaknya terhimpun maksimal, Surai melompat tinggi ke atas udara. Lalu, seperti bola energi ditangannya memiliki daya dorongnya sendiri, Surai segera melesat dengan sangat cepat ke
"Bocah itu, benar-benar nekat! Tapi, karena kenakatannya itu ia dapat menerobos level baru. Jika terus begini, hanya masalah waktu bagiku untuk dapat bangkit sepenuhnya, hehehe." Ujar Gumara senang sekaligus kagum melihat perkembangan Awan.Melihat perkembangan Awan sedari awal, Gumara jadi tahu bagaimana Awan dapat berkembang dari setiap pertarungan yang dilewatinya. Sejatinya, bocah tersebut adalah karakter keras kepala yang pantang menyerah, itulah yang membuatnya menjadi semakin kuat ketika bertemu musuh yang lebih hebat darinya.Kekuatan spirit seperti halnya Gumara dan Huo, hanyalah penopang perkembangannya.Gumara tentu saja tidak bisa membaca apa rencana Awan saat ini, karena ia berada diluar tubuh Awan. Tapi, melihat dari apa yang dilakukan oleh Awan dalam menghadapi kedua musuh hebat itu sekaligus, jelas dia sudah memikirkannya dengan sangat kuat, serta diiringi oleh tekad yang sudah siap mati.Bagaimana tidak? Kekuatan yang digunakan oleh Awan bukanlah jurus yang rumit, kar
Saat itu Awan sedang terdesak meladeni dua serangan dari dua sisi sekaligus, butuh konsentrasi tinggi dan juga tekad yang sangat kuad untuk bisa melakukan apa yang dilakukannya saat ini. Salah mengatur tempo sedikit saja, nyawanya bisa saja terancam, karena lawan yang sedang dihadapinya memiliki level serta daya hancur yang sangat mengerikan. Meski semula berjalan lancar sesuai dengan rencananya, namun ketahanan fisik dan fokusnya benar-benar dituntut lebih dalam pertarungan tidak imbang tiga arah itu.Pertaruhan itu, bukannya tanpa resiko. Awan bisa dapat mengatur tempo dengan baik menghadapi serangan Father, namun ketika membalikannya pada Hilda, disitulah tantangan yang sebenarnya.Hilda sendiri memiliki kecepatan yang masih lebih tinggi dibanding Awan, meski tidak dapat menggunakan kecepatan maksimalnya akibat terkena racun Awan. Akibatnya, Awan ikut terkena dampak dari serangan tiga arah tersebut. Ketiganya sama-sama menderita cidera yang sama besarnya. Meski begitu, tidak nam
Awan coba menggunakan telepatinya untuk menghubungi Huo. Anehnya, seperti ada penghalang antara dirinya dengan Huo yang menyebabkan Awan tidak dapat menghubunginya.'Aneh, apa yang terjadi? Kenapa koneksi kami terputus?' Pikir Awan bertanya-tanya. Tidak ingin berspekulasi macam-macam, Awan dengan cepat berpindah tempat ke dekat Huo untuk mencari tahu apa yang salah dengan koneksi bathin mereka."Huo, bagaimana keadaanmu?""Aku? Aku baik-baik saja brother. Ini sudah 30 menit berlalu dan aku masih berada disini."Awan menatap tubuh sementara Huo, ia tidak menemukan ada sesuatu yang salah. Fisik Huo sekarang hanyalah fisik sementara yang bersumber dari kekuatan sejati dalam dirinya. Normalnya, fisik itu hanya bertahan sementara dan paling lama hanya bisa bertahan 30 menit lamanya.Lalu, Awan beralih pada Alexander alias An huo wang yang saat itu sedang sekarat. Ia tampak sedang berusaha memulihkan diri ketika Huo teralihkan dengan Awan."Dia? Sepertinya, ini ada hubungannya dengan sauda
Mata Hilda terlihat berbinar begitu melihat dua butir pil kecil berwarna merah dari dalam botol. Ini adalah kebaikan sekaligus kartu mati bagi ia dan Father. Bernilai kebaikan, karena dengan pil itu ia tidak hanya dapat mengatasi masalah racun di dalam tubuhnya saat ini, tapi juga dapat berevolusi menjadi lima kali lebih baik dari kemampuannya yang sesungguhnya.Pil itu adalah pil iblis, pil penyempurnaan dari blue saphire buatan the Shadow.Bagi seorang dengan kemampuan yang hampir melewati level grandmaster seperti Hilda dan Father, menggunakan pil blue saphire hanya akan membuat energi murni dalam diri mereka terbuang sia-sia. Sejatinya, kekuatan mereka sudah melewati batas kemampuan yang dapat dilewati oleh manusia biasa. Menggunakan pil pengendali syaraf seperti blue saphire akan membuat energi internal yang begitu besar dalam diri mereka menjadi tidak terkendali.Hal tersebut, tentu saja akan mengakibatkan seluruh kerja keras mereka hingga mencapai titik sekarang akan berakhir d
Biasanya, disaat buntu seperti ini, ada kekuatan Huo yang selalu menjadi andalannya. Namun, Huo tidak dapat kembali ke dalam tubuhnya. Praktis hanya kekuatan Gumara yang tersisa dan dapat digunakannya. Menggunakan kekuatan Gumara bukan semudah mengucapkannya, karena kekuatan itu sangat sulit untuk dikendalikannya. Kekuatan Gumara tidak terbatas, semakin ia menggunakannya, semakin Awan tertelan oleh hasrat liar yang sukar untuk dikendalikan. Tidak hanya itu, kekuatan itu memiliki potensi besar untuk mendobrak paksa batas kemampuan yang selama ini coba ditahannya.Jika kekuatan sejatinya semakin meningkat, tentu saja menghadapi dua musuhnya saat ini bukanlah hal yang mustahil lagi nantinya.Masalahnya, semakin besar wadah kekuatan sejatinya terbuka, maka akan semakin besar pula kendali Gumara terhadap dirinya dan akan semakin melemah segel penahan Gumara didalam tubuhnya."Apa yang kamu ragu kan bocah? Tidak ada waktu lagi atau kita berdua akan mati ditangan mereka." Imbuh Gumara mengi
Sesaat setelah itu, di dasar kawah tampak Father berdiri seorang diri.Dia tampak sangat kesal karena targetnya masih sempat menghindar sepersekian detik dari jarak serangannya."Ternyata kamu dapat melarikan diri, bocah!" Ujar Father salut dengan tekad bertahan hidup lawannya.Jika saja Gumara tidak dapat menghindari serangan pamungkas Father barusan, bisa saja ia telah hancur lebur saat ini. Bahkan Gumara harus bersyukur untuk keberuntungannya kali ini."Sial, bagaimana bisa ada pil jahanam yang dapat merubah manusia menjadi kuat seperti ini." Rutuk Gumara kesal.Padahal Gumara sudah dalam mode 70 persen kekuatan sejatinya, tapi musuhnya kali ini benar-benar dapat mempermainkannya dan membuat Gumara tidak berdaya. Gumara jelas sangat kesal saat ini, bukan lagi ketidak berdayaan palsu yang sengaja dibuatnya didepan Awan seperti sebelumnya....Huo tidak menyia-nyiakan waktu yang diberikan Awan sedikitpun kepadanya.Huo kembali memaksa Alexander tersungkur ke atas lantai untuk kesekia
Menyadari energi sejatinya yang semakin melemah, Alexander berkata pada Huo, "Kamu salah jika menganggapku, sebagai penyebab kamu tidak bisa kembali ke dalam tubuh inangmu."Sontak saja, Huo yang masih emosi dan membabi buta menyerang Alexander, seketika menghentikan serangannya."Apa maksudmu? Bukankah sudah jelas kamu pelakunya?" Tanya Huo tidak mau percaya begitu saja. Ia bahkan sudah bertekad menghancurkan energi murni Alexander, jika saja ia masih tidak dapat kembali ke dalam tubuh Awan. Paling tidak Huo dapat mengurangi salah satu musuh besarnya, jika tiba saatnya ia dan Awan harus mati karena kehabisan energi akibat ikatan bathin mereka yang terputus terlalu lama.Alexander yang sedang sekarat berkata dengan lemah, "Itu bukan karena diriku, tapi karena dirimu sendiri.""A-apa maksudmu?" Tanya Huo tercengang."Tidak masalah, selama kita bertarung dengan kamu menggunakan tubuh manusiamu. Tapi, ketika kamu menggunakan fisik sementara dari energi inangmu, dimana kekuatan murnimu te