Menyadari energi sejatinya yang semakin melemah, Alexander berkata pada Huo, "Kamu salah jika menganggapku, sebagai penyebab kamu tidak bisa kembali ke dalam tubuh inangmu."Sontak saja, Huo yang masih emosi dan membabi buta menyerang Alexander, seketika menghentikan serangannya."Apa maksudmu? Bukankah sudah jelas kamu pelakunya?" Tanya Huo tidak mau percaya begitu saja. Ia bahkan sudah bertekad menghancurkan energi murni Alexander, jika saja ia masih tidak dapat kembali ke dalam tubuh Awan. Paling tidak Huo dapat mengurangi salah satu musuh besarnya, jika tiba saatnya ia dan Awan harus mati karena kehabisan energi akibat ikatan bathin mereka yang terputus terlalu lama.Alexander yang sedang sekarat berkata dengan lemah, "Itu bukan karena diriku, tapi karena dirimu sendiri.""A-apa maksudmu?" Tanya Huo tercengang."Tidak masalah, selama kita bertarung dengan kamu menggunakan tubuh manusiamu. Tapi, ketika kamu menggunakan fisik sementara dari energi inangmu, dimana kekuatan murnimu te
Huo dibuat tidak berdaya dibawah tekanan serangan Hilda. Ia kalah dalam segala aspek ketika berhadapan dengan wujud sempurna kekuatan lawan.Tubuh sementara Huo tampak semakin rusak dan mulai menunjukan wujud sejatinya. Huo, berbeda dengan Alexander sepupunya, karena ia sama sekali tidak menggunakan jurus pemisah jiwa, maka secara otomatis jiwanya terancam menghilang selamanya jika wujud sejatinya hancur."Hahaha, apa cuma itu saja kemampuanmu bocah? Apimu hanya cocok untuk membakar rokok saja." Tawa Hilda mengejek Huo yang sekarang terlihat semakin kepayahan.Huo menatap Hilda dengan tatapan geram, bukan karena dia sedang memelototi pakaian Hilda yang terbuka dan mempertontonkan tubuh montok serta kulit mulusnya, melainkan sedang memikirkan bagaimana cara mengatasi kecepatan Hilda yang begitu mengerikan."Anjir, kalau begini malah gak pengen nyicipin tubuhnya, malah pengen matiin nih lama-lama. Sayang sekali dia jadi musuh, kalau gak kan asik tuh buat enak-enakan." Pikir Huo mesum."
'Apa cuma perasaanku saja, kekuatan dan kecepatannya telah meningkat drastis selama pertarungan kami?' Hilda mulai khawatir dengan dugaannya saat ini.Ia tidak percaya, ada manusia yang bisa berkembang dengan cara tidak lazim seperti ini. Atau, itu karena musuhnya adalah manusia yang memiliki kekuatan mistis istimewa? "Jangan terlalu cepat senang dulu, bocah!" Hilda tahu, jika lawannya sedang cidera akibat serangannya sebelumnya. Meski kekuatannya sudah meningkat, posisi Hilda masih berada diatas angin. Asal ia terus dapat memasukan serangannya pada lawan, tidak peduli sekuat apapun Huo, ketahanannya pasti akan jebol juga.Hilda kembali menyerang Huo dengan mengandalkan kecepatannya, satu dua serangannya masih dapat mengenai Huo. Namun selanjutnya, perlahan namun pasti serangan mereka mulai terlihat berimbang.DuarBam.Untuk pertama kalinya setelah unggul sekian lama, Hilda akhirnya terkena satu serangan Huo dan membuatnya terbang jauh, lalu berakhir mencium lantai."Hoeks." Hilda
Diluar kediaman Sanjaya, jumlah korban semakin banyak. Bahkan tetua Ruldof yang memimpin 200 orang lebih pasukan merah klan Sanjaya, dibuat keteteran oleh pasukan kematiannya the Shadow. Pasukan merah klan Sanjaya adalah petarung super elit yang dimiliki oleh keluarga Sanjaya dan biasanya mereka tidak pernah diturunkan, kecuali untuk menghadapi keadaan darurat. Pasukan ini memiliki kemampuan diatas rata-rata petarung pasukan biru yang masih berada di level master, karena sebagian besar pasukan merah ini sudah menginjak level grandmaster setengah langkah.Inilah salah satu alasan, kenapa keluarga Sanjaya sangat ditakuti oleh keluarga lainnya, karena mereka memiliki banyak petarung handal didalam klan.Tapi sekarang, mereka menghadapi ujian bernama pasukan kematian the Shadow. Mereka mungkin hanya petarung master biasa, tapi dengan adanya blue saphire membuat pasukan ini benar-benar berubah menjadi sangat menakutkan dan mematikan. "Paman Rudolf, kita tidak akan bisa masuk ke dalam unt
Ditempat lainnya, bahkan ada satu orang anggota markas anjing yang sudah kehilangan satu tangannya, namun masih bertempur seperti tidak terjadi apa-apa. Kata apa yang lebih tepat menggambarkan mereka, jika bukan kata 'gila'?.Temannya yang ditanya seperti itu hanya bisa tertawa getir dan geleng-geleng kepala, "Mereka adalah pasukan yang dilatih langsung oleh ketua klan. Kurasa orang seperti mereka tidak memerlukan serum saraf seperti milik musuh, karena mereka pada dasarnya memang sudah tidak waras.""Benar katamu, saudaraku. Beruntung kita berada dipihak yang sama dengan mereka." Ucap rekan mereka yang lain dengan lidah kelu."Kalian... sampai kapan kalian hanya menyaksikan mereka bertarung. Angkat senjata kalian, hari ini kita harus membunuh seluruh musuh. Demi tuan muda dan demi klan Sanjaya." Salah seorang pasukan biru lainnya mengingatkan dengan penuh semangat."Baiklah, ayo kita serang. Tidak kata berhenti sebelum nafas kita terputus. Seraanngg."....Didalam aula.Begitu 80 per
Berhasil menekan lawannya, membuat Huo kembali pada sifat aslinya. Ia terang-terangan menghina Hilda sekarang, karena telah membuat ia menderita sebelumnya."Cuih, teruslah sombong iblis terkutuk. Aku akan menghancurkan raga sejatimu itu dan membuatmu lenyap untuk selamanya." Maki Hilda kesal.Dalam hati, ia mulai khawatir dan kesulitan untuk menghadapi Huo. Bukan kecepatan Huo yang ditakuti oleh Hilda saat ini, melainkan kekuatan api yang mengelilingi seluruh tubuhnya. Tubuh Huo sudah sepenuhnya berubah bentuk menjadi sosok iblis yang seluruh tubuhnya terbakar dengan api biru yang menyala-nyala. Jadi, selama pertarungan, Hilda harus melapisi pukulannya dengan energi pelindung setiap menyerang Huo, jika tidak ingin kulitnya langsung melepuh terbakar. Hal itu menyebabkan serangan Hilda menjadi tidak maksimal.Lain halnya dengan Huo, ia tidak perlu memikirkan apapun dan bisa menyerang atau bertahan sebebas hatinya.Huo bukannya tidak menyadari kecemasan mendasar Hilda, justru karena ia
Gumara hanya menatap Huo sekilas tanpa mempedulikannya sama sekali. Gumara tahu hal ini cepat atau lambat pasti akan terjadi dan memang itu yang diinginkannya.Ikatan Huo dan Awan hanya tersisa segaris tipis dan hanya masalah waktu ikatan itu terputus sepenuhnya. Tidak lama lagi, Huo akan menghilang untuk selamanya, tanpa ia perlu repot-repot membuang energi untuk menyingkirkan Huo. Dengan begitu, ambisi Gumara untuk menguasai tubuh Awan sepenuhnya akan jadi jauh lebih mudah.Gumara tidak mempedulikan reaksi sekarat Huo, ia berjalan melewatinya dan bermaksud langsung menyingkirkan dua dewa perang the Shadow.Tampak aura kematian mengelilingi seluruh tubuh Gumara, setiap langkah kakinya meninggalkan bekas hitam. Father dan Hilda merasa keringat dingin mengalir deras di punggung mereka, ketika melihat Gumara semakin mendekati mereka.Tubuh mereka serasa remuk redam dan hanya tersisa sedikit kekuatan untuk bertahan. Jelas itu tidak akan cukup menghadapi Awan yang sudah membuka 85 persen
"Mohon maafkan kami madam! Kami tidak dapat mengalahkannya." Ujar Hilda berlutut dibelakang madam Gao dengan espresi dipenuhi penyesalan."Ya, kami tidak menyangka jika orang itu akan mampun berkembang sampai seperti ini." Tambah Father mengikuti apa yang dilakukan oleh Hilda.Madam Gao, bagaimana pun masih terlihat begitu tenang. Madam Gao berkata, "Tidak buruk, kalian cukup berhasil memaksanya membuka sebagian besar kekuatannya. Meski tidak bisa membuka sepenuhnya. Tapi, itu sudah lebih baik. Paling tidak, kalian sudah meringankan sedikit pekerjaannku." Puji madam Gao santai."Tapi... kami tidak berhasil mengalahkannya dan justru kalah darinya, madam." Ujar Hilda merasa sangat malu.Beberapa detik yang lalu, ia dan Father bahkan mungkin sudah tewas jika madam Gao tidak ikut campur dan menyelamatkan nyawa mereka."Tidak masalah. Apa aku mengatakan bahwa kalian dapat mengalahkannya?" Madam Gao balik bertanya dan membuat Hilda serta Father terlihat kebingungan.Memang, madam Gao tida