Biasanya, disaat buntu seperti ini, ada kekuatan Huo yang selalu menjadi andalannya. Namun, Huo tidak dapat kembali ke dalam tubuhnya. Praktis hanya kekuatan Gumara yang tersisa dan dapat digunakannya. Menggunakan kekuatan Gumara bukan semudah mengucapkannya, karena kekuatan itu sangat sulit untuk dikendalikannya. Kekuatan Gumara tidak terbatas, semakin ia menggunakannya, semakin Awan tertelan oleh hasrat liar yang sukar untuk dikendalikan. Tidak hanya itu, kekuatan itu memiliki potensi besar untuk mendobrak paksa batas kemampuan yang selama ini coba ditahannya.Jika kekuatan sejatinya semakin meningkat, tentu saja menghadapi dua musuhnya saat ini bukanlah hal yang mustahil lagi nantinya.Masalahnya, semakin besar wadah kekuatan sejatinya terbuka, maka akan semakin besar pula kendali Gumara terhadap dirinya dan akan semakin melemah segel penahan Gumara didalam tubuhnya."Apa yang kamu ragu kan bocah? Tidak ada waktu lagi atau kita berdua akan mati ditangan mereka." Imbuh Gumara mengi
Sesaat setelah itu, di dasar kawah tampak Father berdiri seorang diri.Dia tampak sangat kesal karena targetnya masih sempat menghindar sepersekian detik dari jarak serangannya."Ternyata kamu dapat melarikan diri, bocah!" Ujar Father salut dengan tekad bertahan hidup lawannya.Jika saja Gumara tidak dapat menghindari serangan pamungkas Father barusan, bisa saja ia telah hancur lebur saat ini. Bahkan Gumara harus bersyukur untuk keberuntungannya kali ini."Sial, bagaimana bisa ada pil jahanam yang dapat merubah manusia menjadi kuat seperti ini." Rutuk Gumara kesal.Padahal Gumara sudah dalam mode 70 persen kekuatan sejatinya, tapi musuhnya kali ini benar-benar dapat mempermainkannya dan membuat Gumara tidak berdaya. Gumara jelas sangat kesal saat ini, bukan lagi ketidak berdayaan palsu yang sengaja dibuatnya didepan Awan seperti sebelumnya....Huo tidak menyia-nyiakan waktu yang diberikan Awan sedikitpun kepadanya.Huo kembali memaksa Alexander tersungkur ke atas lantai untuk kesekia
Menyadari energi sejatinya yang semakin melemah, Alexander berkata pada Huo, "Kamu salah jika menganggapku, sebagai penyebab kamu tidak bisa kembali ke dalam tubuh inangmu."Sontak saja, Huo yang masih emosi dan membabi buta menyerang Alexander, seketika menghentikan serangannya."Apa maksudmu? Bukankah sudah jelas kamu pelakunya?" Tanya Huo tidak mau percaya begitu saja. Ia bahkan sudah bertekad menghancurkan energi murni Alexander, jika saja ia masih tidak dapat kembali ke dalam tubuh Awan. Paling tidak Huo dapat mengurangi salah satu musuh besarnya, jika tiba saatnya ia dan Awan harus mati karena kehabisan energi akibat ikatan bathin mereka yang terputus terlalu lama.Alexander yang sedang sekarat berkata dengan lemah, "Itu bukan karena diriku, tapi karena dirimu sendiri.""A-apa maksudmu?" Tanya Huo tercengang."Tidak masalah, selama kita bertarung dengan kamu menggunakan tubuh manusiamu. Tapi, ketika kamu menggunakan fisik sementara dari energi inangmu, dimana kekuatan murnimu te
Huo dibuat tidak berdaya dibawah tekanan serangan Hilda. Ia kalah dalam segala aspek ketika berhadapan dengan wujud sempurna kekuatan lawan.Tubuh sementara Huo tampak semakin rusak dan mulai menunjukan wujud sejatinya. Huo, berbeda dengan Alexander sepupunya, karena ia sama sekali tidak menggunakan jurus pemisah jiwa, maka secara otomatis jiwanya terancam menghilang selamanya jika wujud sejatinya hancur."Hahaha, apa cuma itu saja kemampuanmu bocah? Apimu hanya cocok untuk membakar rokok saja." Tawa Hilda mengejek Huo yang sekarang terlihat semakin kepayahan.Huo menatap Hilda dengan tatapan geram, bukan karena dia sedang memelototi pakaian Hilda yang terbuka dan mempertontonkan tubuh montok serta kulit mulusnya, melainkan sedang memikirkan bagaimana cara mengatasi kecepatan Hilda yang begitu mengerikan."Anjir, kalau begini malah gak pengen nyicipin tubuhnya, malah pengen matiin nih lama-lama. Sayang sekali dia jadi musuh, kalau gak kan asik tuh buat enak-enakan." Pikir Huo mesum."
'Apa cuma perasaanku saja, kekuatan dan kecepatannya telah meningkat drastis selama pertarungan kami?' Hilda mulai khawatir dengan dugaannya saat ini.Ia tidak percaya, ada manusia yang bisa berkembang dengan cara tidak lazim seperti ini. Atau, itu karena musuhnya adalah manusia yang memiliki kekuatan mistis istimewa? "Jangan terlalu cepat senang dulu, bocah!" Hilda tahu, jika lawannya sedang cidera akibat serangannya sebelumnya. Meski kekuatannya sudah meningkat, posisi Hilda masih berada diatas angin. Asal ia terus dapat memasukan serangannya pada lawan, tidak peduli sekuat apapun Huo, ketahanannya pasti akan jebol juga.Hilda kembali menyerang Huo dengan mengandalkan kecepatannya, satu dua serangannya masih dapat mengenai Huo. Namun selanjutnya, perlahan namun pasti serangan mereka mulai terlihat berimbang.DuarBam.Untuk pertama kalinya setelah unggul sekian lama, Hilda akhirnya terkena satu serangan Huo dan membuatnya terbang jauh, lalu berakhir mencium lantai."Hoeks." Hilda
Diluar kediaman Sanjaya, jumlah korban semakin banyak. Bahkan tetua Ruldof yang memimpin 200 orang lebih pasukan merah klan Sanjaya, dibuat keteteran oleh pasukan kematiannya the Shadow. Pasukan merah klan Sanjaya adalah petarung super elit yang dimiliki oleh keluarga Sanjaya dan biasanya mereka tidak pernah diturunkan, kecuali untuk menghadapi keadaan darurat. Pasukan ini memiliki kemampuan diatas rata-rata petarung pasukan biru yang masih berada di level master, karena sebagian besar pasukan merah ini sudah menginjak level grandmaster setengah langkah.Inilah salah satu alasan, kenapa keluarga Sanjaya sangat ditakuti oleh keluarga lainnya, karena mereka memiliki banyak petarung handal didalam klan.Tapi sekarang, mereka menghadapi ujian bernama pasukan kematian the Shadow. Mereka mungkin hanya petarung master biasa, tapi dengan adanya blue saphire membuat pasukan ini benar-benar berubah menjadi sangat menakutkan dan mematikan. "Paman Rudolf, kita tidak akan bisa masuk ke dalam unt
Ditempat lainnya, bahkan ada satu orang anggota markas anjing yang sudah kehilangan satu tangannya, namun masih bertempur seperti tidak terjadi apa-apa. Kata apa yang lebih tepat menggambarkan mereka, jika bukan kata 'gila'?.Temannya yang ditanya seperti itu hanya bisa tertawa getir dan geleng-geleng kepala, "Mereka adalah pasukan yang dilatih langsung oleh ketua klan. Kurasa orang seperti mereka tidak memerlukan serum saraf seperti milik musuh, karena mereka pada dasarnya memang sudah tidak waras.""Benar katamu, saudaraku. Beruntung kita berada dipihak yang sama dengan mereka." Ucap rekan mereka yang lain dengan lidah kelu."Kalian... sampai kapan kalian hanya menyaksikan mereka bertarung. Angkat senjata kalian, hari ini kita harus membunuh seluruh musuh. Demi tuan muda dan demi klan Sanjaya." Salah seorang pasukan biru lainnya mengingatkan dengan penuh semangat."Baiklah, ayo kita serang. Tidak kata berhenti sebelum nafas kita terputus. Seraanngg."....Didalam aula.Begitu 80 per
Berhasil menekan lawannya, membuat Huo kembali pada sifat aslinya. Ia terang-terangan menghina Hilda sekarang, karena telah membuat ia menderita sebelumnya."Cuih, teruslah sombong iblis terkutuk. Aku akan menghancurkan raga sejatimu itu dan membuatmu lenyap untuk selamanya." Maki Hilda kesal.Dalam hati, ia mulai khawatir dan kesulitan untuk menghadapi Huo. Bukan kecepatan Huo yang ditakuti oleh Hilda saat ini, melainkan kekuatan api yang mengelilingi seluruh tubuhnya. Tubuh Huo sudah sepenuhnya berubah bentuk menjadi sosok iblis yang seluruh tubuhnya terbakar dengan api biru yang menyala-nyala. Jadi, selama pertarungan, Hilda harus melapisi pukulannya dengan energi pelindung setiap menyerang Huo, jika tidak ingin kulitnya langsung melepuh terbakar. Hal itu menyebabkan serangan Hilda menjadi tidak maksimal.Lain halnya dengan Huo, ia tidak perlu memikirkan apapun dan bisa menyerang atau bertahan sebebas hatinya.Huo bukannya tidak menyadari kecemasan mendasar Hilda, justru karena ia