"Nak, bicaralah! Mama tidak tahan jika melihatmu diam terus seperti ini." Ucap Lilyana ketika ia masuk ke dalam kamar Angel dan mendapati putrinya terus diam dengan tatapan kosong. Sebagai seorang ibu, jelas saja perasaannya sangat hancur melihat putri satu-satunya hidup tapi seperti terlihat orang yang sudah mati.Ia sadar jika apa yang keluarga mereka putuskan untuk Angel terlalu berlebihan. Namun, ia dan suaminya tidak berdaya menentang keputusan mertuanya serta semua keluarga besar Tanuwijaya. Apalagi keputusan itu menyangkut keberlangsungan hidup seluruh orang dalam keluarga mereka, meski dengan begitu mereka akan mengorbankan Angel.Air mata Lilyana mulai menetes perlahan, ia berada di dua sisi yang saling berlawanan. Berdiri disisi manapun, sama halnya berdiri di atas duri yang sangat tajam dan sama menyakitkannya.Nekat membela putrinya, maka keluarga besar mereka akan jatuh dan hancur. Jika mendukung pilihan keluarganya, maka kebahagiaan putrinya yang hancur.Pilihan baik apa
Angel tidak ingin keluarganya hancur. Lebih jauh, Angel tidak ingin Hadi dan seluruh keluarga Naga yang mendukungnya saat ini menyakiti Awan nantinya. Percuma ia bisa melarikan diri dan bisa berkumpul dengan Awan saat ini, karena Hadi dan tujuh keluarga Naga yang mendukungnya, pasti tidak akan pernah melepaskan mereka. Tidak hanya mereka, perusahaan Awan dan juga semua orang yang menggantungkan nasib mereka di perusahaan Awan akan ikut menjadi korban. Jadi, pengorbanan Angel saat ini, bukan hanya untuk menyelamatkan keluarga besarnya. Tapi, juga menyelamatkan Awan serta semua orang yang menggantungkan hidup mereka pada Awan. Bagaimana bisa Angel mementingkan kebahagiaannya? Sementara begitu banyak orang yang akan menjadi korban dari keegoisannya? Ia tidak sanggup menanggungnya. "Tapi, Nak. Kebahagiaanmu..." "Tidak, mah. Inilah yang terbaik. Lupakan kebahagiaan Angel, karena hidup semua orang lebih penting saat ini." Sela Angel dengan senyum tabahnya. "Nak." Lilyana sampai tidak tah
Pesta pernikahan keluarga konglomerat biasanya selalu diadakan dengan cara yang sangat megah. Namun, tidak halnya dengan pernikahan putra sulung keluarga Sanjaya kali ini. Pernikahan antara Hadi Sanjaya dengan Angel Tanuwijaya telah diumumkan pada publik sehari sebelumnya.Pengumuman itu sendiri dinilai terkesan sangat mendadak dan membuat banyak orang bertanya-tanya, kenapa keluarga Sanjaya membuat pesta sebesar ini dan mengumumkannya dalam rentang waktu yang sangat dekat? Terkesan seperti tidak ada persiapan sama sekali.Semakin aneh, karena pernikahan itu adalah pernikahannya putra sulung dalam keluarga Sanjaya. Dimana seharusnya diselenggarakan semegah dan semewah mungkin untuk menunjukkan prestise mereka pada dunia.Keanehan lainnya yang sempat menjadi perhatian publik adalah terbatasnya jumlah peserta undangan yang hadir. Sangat janggal dan bertolak belakang dengan reputasi keluarga Sanjaya selama ini. Beberapa tokoh ternama bahkan sempat menyentil ini dalam twit mereka, 'Tidak
Sebagai seorang yang sudah berpengalaman, tentu saja Riana sudah menganalisis kekuatan yang mereka miliki serta kekuatan lawan. Terdapat sangat besar kesenjangan diantara mereka saat ini, bahkna jika dewa perang keluarga Sanjaya telah datang sekalipun, masih belum bisa menutupi kesenjangan ini sepenuhnya.Sementara sembilan dewa perang ini belum datang, Awan sudah mendesak untuk datang ke pesta pernikahannya Angel. Jelas itu sangat beresiko tinggi. Namun, seperti apapun semua orang coba meyakinkan Awan untuk bersabar dan menunggu. Awan sama sekali tidak dapat menahan diri dan mendesak untuk datang hari ini.Kekhawatiran Awan terasa wajar, karena keluarga tirinya sengaja menjadwalkan pernikahan pukul 9 pagi. Menunda lebih lama, mereka tentu saja sudah terlambat datang kesana nantinya. Angel sudah berganti status dan menjadi istri sahnya Hadi Sanjaya. Hal itulah yang tidak diinginkan oleh Awan. Tatapan Awan sudah berbeda semenjak ia mendapat berita pernikahannya Angel dengan Hadi. Tata
Para wartawan yang menunggu di pintu terluar kediaman Sanjaya mulai jenuh, karena tidak ada satu pun tamu undangan yang dapat mereka wawancarai. Bagi para kuli tinta ini, tidak ada berita maka tidak ada sesuatu yang dapat mereka jual.Tidak penting, seterkenal atau sepenting apapun seseorang, jika tidak ada yang bisa mereka gali dan mereka dapatkan sebagai bahan berita, maka tetap saja percuma. Saat orang-orang ini mulai jenuh, tanpa sadar seorang tamu wanita menghampiri tempat mereka banyak berkumpul."Bukankah itu bu Riana? Wakil CEO RA Grup saat ini?" Tiba-tiba salah seorang wartawan berceletuk dan secara otomatis menarik perhatian para wartawan lainnya.Setelah sekian banyak tamu penting, tidak ada satupun dari mereka yang mau diwawancarai atau bahkan melirik para kuli tinta ini. Seolah mereka hanya sebagai pajangan ketika berdiri disana. Sekarang, seorang tamu penting dan tentu saja dengan latar belakang besar yang menyertainya, datang menghampiri mereka. Membuat harapan wartawa
"Tapi... satu hal yang tidak semua orang tahu. Jauh hari sebelum Kelvin Sanjaya menghilang, beliau telah menunjuk pewaris utama sebagai penerusnya kelak."Sampai disitu, para wartawan mulai kasak-kusuk."Ini baru berita besar, cepat pastikan jangan sampai ada yang terlewatkan."Setelah itu, Riana kembali melanjutkan, "Penerusnya adalah anak ketiga Kelvin Sanjaya yang juga pemilik sesungguhnya dari RA Grup."Mendengar berita yang benar-benar baru ini, para wartawan semakin bersemangat. Tidak ada seorang pun yang menyangka sebelumnya, jika pemilik RA Grup yang misterius itu adalah putranya taipan Kelvin Sanjaya. Pantas perusahaan RA Grup bisa berkembang begitu pesat, ternyata pemiliknya adalah putra dari Kelvin Sanjaya sendiri. Melihat dari prestasi yang telah dicapai RA Grup dan seluruh anak perusahannya, ternyata itu adalah bakat yang diturunkan dari sang ayah dan tidak tertutup kemungkinan jika perkembangan RA Grup juga karena sokongan dari Sanjaya Grup.Penasaran, seorang wartawan
"Saya, Saktiawan Sanjaya atau kalian dapat memanggil saya dengan nama kecil saya, Awan." Ucap Awan santai.Jika sebelumnya, ketika Riana bicara masih ada yang berani menyela. Tapi, tidak dengan Awan. Para wartawan ini menyimpan banyak pertanyaan didalam benak mereka, namun semuanya seakan tertahan dalam tenggorokan dan tidak berani mereka ungkapkan.Tentu saja, itu semua karena efek kharisma Awan yang terlalu luar biasa dan membuat orang biasa tidak memiliki keberanian untuk bicara secara terus terang padanya.Acara live tersebut sedang ditonton oleh banyak pasang mata. Mereka yang pernah berinteraksi dengan Awan, rata-rata memiliki ekspresi yang begitu rumit diwajah mereka. Teman-teman aiden Awan bahkan kesulitan untuk menutup mulut mereka yang menganga lebar saat itu, "Yan, i-itu benaran Awan kan?" Tanya Farhan dengan ekspresi terkejut.Yanuar yang duduk disebelahnya, bahkan harus menelan saliva yang cukup besar dan coba mengucek matanya sendiri untuk meyakinkan dirinya."Benar, it
Reaksi yang sama sekali tidak diduga oleh Rani, ternyata Calista justru menunjukkan kalau dia sama sekali tidak mengenal Awan. Rani menatap Calista dengan serius, "Calista, kamu tidak sedang bercanda kan? Kamu kan yang selama ini selalu bertanya-tanya tentang dia? Kamu bahkan pernah curhat padaku, kalau kamu sangat peduli tentang Awan. Kamu bahkan galau belakang ini, karena Awan tidak pernah lagi masuk ke kampus. Apa kamu lupa?" Tanya Rani heran."Masa sih?" Tanya Calista bingung. Ia bahkan tidak ingat pernah mengenal Awan dimana, bagaimana mungkin ia bisa memikirkannya sampai seserius itu?Rani tercengang melihat reaksi biasa Calista. Calista tampak jujur kalau ia benar-benar tidak mengingat Awan sama sekali. Hal itu membuat Rani bertanya-tanya, apa ada sesuatu yang terjadi pada Calista, sampai dia melupakan Awan?Kalau dulu, Rani mungkin hanya sekedar bicara mendukung Calista ketika memilih Awan. Tapi, melihat status Awan saat ini, tidak mungkin ia hanya sekedar asal mendukung pilih