"Oh mereka bisa menekan semua lini bisnis yang dimiliki oleh RA Grup dengan kekuatan jaringan bisnis mereka, bisa jadi. Tapi, Aku memiliki kalian para seniorku. Dengan pengalaman dan kemampuan kalian semua, maka perusahaan ini akan tetap berdiri tegap, sekarang dan seterusnya."
Melihat ekspresi setiap orang tidak lagi diliputi kekhawatiran seperti sebelumnya, Awan tampak ikut senang karena pendapatnya bisa mencerahkan semua orang.
"Setiap orang disini, jika kalian bersedia membantuku. Aku akan menempatkan setiap orang sesuai dengan profesi keahliannya. Untuk detailnya, ada Vannesa Lee nanti yang mengaturnya. Aku juga tidak memaksa siapapun untuk bergabung, itu semua kembali pada keputusan senior semuanya."
Saat semua orang sudah terlihat bisa menerima, ada satu orang diantara mereka yang bertanya pada Awan. Ia terlihat masih belum bisa menerima keputusan Awan begitu saja, "Jadi, kita akan merelakan semuanya pada mereka tanpa berbuat apapun?"
Ditempat lainnya, dalam sebuah ruangan khusus dilantai atas departemen pertahanan milik Negara. Sekelompok petinggi militer tampak sedang mendiskusikan suatu hal serius, tentu saja dengan layar televisi ditengah ruangan yang baru saja selesai menampilkan wawancara Helena dan beberapa orang petinggi keluarga Sanjaya.Ternyata menghilangnya Kelvin juga menjadi perhatian bagi para petinggi militer yang sedang berkumpul dalam ruangan tersebut. Meski mengenakan seragam militer dengan pangkat tinggi dibahu mereka, namun jenis dan warna seragam militer yang mereka kenakan terlihat berbeda dengan seragam militer resmi pada umumnya.Itu dikarenakan keenamnya adalah petinggi dari Divizi Zero, sebuah divisi rahasia militer yang khusus menangani kejahatan dengan tingkat kejahatan tidak tertangani atau tingkat kasus diluar kendali militer biasa.Yang paling dominan diantara keenam petinggi militer tersebut adalah seorang pria tua berbadan tegap yang duduk dibagian tengah pal
"Putra Kelvin, bagaimana dengannya? Ada laporan?" Tanya Abimana."Saktiawan Sanjaya? Sebentar Ayah." Jawab Batara Pitaloka sambil menepuk tangannya. Tidak lama, pintu ruangan terbuka dan asisten Batara masuk ke dalam ruangan sambil membawa sebuah map dengan segel khusus ditangannya.Setelah memberikan map pada Batara, sang asisten kembali keluar.Batara melihat sekilas isi dalam map untuk memastikan kembali sebelum meneruskannya pada Abimana.Didalam map berisi profil lengkap Saktiawan Sanjaya beserta seluruh aset bisnisnya dan informasi apapun yang sensitif menyangkut dirinya. Jika keluarga 7 naga melihat profil Awan yang ada ditangan Abimana sekarang, niscaya mereka akan terkejut dan iri melihat ketajaman intel Divisi Zero dalam mengumpulkan informasi.Abimana mengangguk tenang, "Menarik! Bocah ini tentunya sudah memegang surat wasiat dari Kelvin sekarang. Seperti yang diharapkan dari seorang Kelvin Sanjaya. Bahkan dalam keadaan bahaya seka
"Jadi, apa masih perlu kita ikut campur dalam masalah keluarga Sanjaya?""Tidak usah, saat ini kita percayakan bola panas ini pada bocah bernama Saktiawan Sanjaya tersebut. Mari kita lihat, langkah apa yang akan dilakukannya? Jika dia berhasil memenangkan pertarungan ini, maka dia layak menjadi menantu dalam keluarga Pitaloka.""Minta Tobias untuk mengawasinya secara khusus. Bagaimanapun dia adalah Naga yang baru saja beranjak dewasa dan diluar sana ada Naga kegelapan yang kita tidak harapkan kehadirannya dan kemungkinan akan dapat merusak perkembangannya. Laporkan setiap perkembangan yang dirasa membahayakan, tapi tetap usahakan agar kita tetap tidak terlihat terlibat secara langsung dalam pusara konflik ini.""Siap, Ketua!" Jawab lima orang lainnya patuh....Beralih ke Villa Nirwana. Dimana Awan yang saat itu sedang memimpin pertemuan khusus dengan para tetua dan seluruh keluarga Sanjaya yang setia mendukungnya. Awan terdiam begitu merasak
Namun, Awan tidak perlu repot-repot memberi penjelasan apapun pada mereka semua.Ia tidak tahu apa tujuan lima orang yang tidak dikenalnya tersebut datang mencarinya saat ini, karena itu Ia bisa mencoba kekuatan Huo yang baru untuk menjajaki mereka semua.Sekalian Awan penasaran untuk melihat sejauh mana perkembangan Huo sekarang. Sebelumnya, ketika berhadapan dengan Hadi di perusahaannya, Awan cukup terkejut dengan besarnya tambahan kecepatan kekuatan yang dimilikinya. Dan itu tidak hanya sebatas pada penambahan kecepatan semata, tapi juga kekuatannya secara keseluruhan.Awan curiga, jika ada sesuatu yang terjadi setelah Ia tidak sadarkan diri ketika bertarung dengan Kevin Soze tempo hari. Kemungkinan itu adalah campur tangannya Gumara, entah bagaimana Gumara melakukannya, namun cara tersebut membuat kekuatan Huo meningkat satu level dari sebelumya.Sekarang dengan kemampuan spritual yang diajarkan oleh leluhurnya, Lucifer. Awan dapat membuat kekuatan me
Begitu lima orang dengan posisi tertinggi dalam Sekte Flamis memasuki halaman Villa Nirwana, awan pekat seakan mengiringi langkah mereka. Cuaca yang sebelumnya cerah bahkan ikut terpengaruh dengan kehadiran kelimanya, membuat suasana mendung dan gelap memberikan rasa mencekam bagi yang berada di area terdekat tempat mereka berada.Rasa ngeri yang mencekam itu sendiri juga dirasakan oleh semua orang yang berada didalam Villa, terkecuali mereka yang berada didalam aula pertemuan."A-apa yang terjadi?" beberapa pelayan bertanya kepada pimpinan Asisten Rumah Tangga, Naomi. Namun wanita yang bertanggung jawab sebagai pimpinan pelayan dalam Villa tersebut, terlihat sama bingungnya. Ia hanyalah wanita biasa, bagaimana bisa Ia menjelaskan fenomena aneh yang terjadi begitu tiba-tiba seperti itu?Yang bisa dilakukan Naomi adalah meraih HT ditangannya dan coba menghubungi para penjaga keamanan yang bertugas digerbang depan Villa untuk mengetahui keadaan diluar. Namun
Naomi dengan cepat mengontrol dan membawa semua pelayan untuk masuk lebih ke dalam Villa dan menjauhi setiap jendela ataupun pintu masuk. Sebagai kepala pelayan, Ia dengan cepat menenangkan semua orang dan mengatakan jika keadaan masih terkendali. Sehingga menghindarkan kepanikan yang tidak perlu untuk sementara waktu.Selanjutnya, saat Lana dan Neo tiba di pintu masuk utama Villa. Mereka dapat melihat satu orang lelaki tua berjubah serba putih dan dibelakangnya terdapat empat orang yang mengenakan jubah serba hitam. Kelima orang tersebut dikelilingi oleh kabut hitam yang terlihat begitu menakutkan.Kabut hitam tersebut bukan sekedar kabut biasa, namun pancaran energi kegelapan yang dimiliki oleh kelimanya.Saat itulah, sebuah cahaya biru dengan nyala begitu terang tiba-tiba melesat dari udara kosong dan sosok Huo berwujud Awan tampak berdiri tepat dihadapan kelimanya dan langsung menghentikan langkah mereka.Bang.Tidak hanya sekedar kemunculannya
Jika Kevin Soze dan 9 jenderal perang mereka tidak jelas mengidentifikasi api neraka milik Huo sebelumnya, karena mereka terlahir dijaman yang berbeda dan hanya mengetahui sejarah dari buku penggilan lama. Secara alami, mereka belum pernah melihat perwujudan langsung dari bentuk api nereka milik sosok raja iblis yang mereka sembah.Namun, tidak dengan Patrick Soze dan empat dewa perang pengawalnya. Mereka telah hidup hampir 200 tahun. Didalam tempat paling rahasia dalam Sekte mereka, terdapat sebuah altar dan didalamnya ada sebuah belanga yang diatasnya terdapat api abadi yang tidak pernah padam hingga saat ini. Itu adalah api milik raja iblis yang pernah turun di zaman kuno dan menjadi sesembahan mereka, kaum satanis. Karena raja iblis tersebutlah yang menyelamatkan para tetua sekaligus pendiri sekte flamis dengan tujuan untuk menghormati penyelamat kaum mereka dimasa lalu.Ruang rahasia itu sendiri, hanya bisa dimasuki oleh ketua Sekte dan juga empat dewa perang penj
Namun, yang tidak diharapkannya terjadi. Justru kelima orang ini malah bersujud padanya, Huo pun langsung tersenyum bangga sambil membusungkan dadanya. "Hahaha, kalian bisa mengenaliku dan tahu bagaimana caranya bersikap." Tawa Huo lantang. Namun dalam hatinya, Ia sempat merengut kesal, "Asem, kenapa pengikutku malah tua-tua begini? Bagaimana bisa senang-senang kalau begini caranya. Mending kalau pengikutnya kayak Riana, kakak sepupunya bro Awan. Eh, ngomong-ngomong pelukannya kemarin itu empuk banget. Duh bodoh banget, kenapa waktu itu Aku tidak bertukar posisi dengan bro Awan saja yah? Dia tidak bisa menghargai keempukan dari syurga seperti itu." "Atau apa perlu kubuat pingsan dulu kali dia yah? Dengan begitu Aku akan bisa bersenang-senang, hehehe." Huo malah asik dengan pikiran mesumnya sendiri dan membayangkan beberapa ide untuknya bersenang-senang. Hal itu membuat bingung Patrik Soze dan empat dewa perangnya heran, karena Huo tidak lagi bicara dengan mer