"Mati, bunuh? Apa kamu memang sebegitunya menginginkan kematian? Padahal tadi kamu sendiri yang menginginkan kematianku? Kenapa sekarang malah memintaku untuk membunuhmu? Meskipun ada bagian dari diriku yang kejam, namun sekarang aku sedang tidak mood untuk membunuh orang yang sudah tidak memiliki semangat untuk mengangkat senjata sepertimu." Ucap Awan acuk tak acuh.
Mungkin mereka adalah musuh saat ini, tapi setelah bertukar beberapa jurus, Awan sangat menghargai seorang petarung hebat seperti Scorpio. Terlepas dari jalan yang mereka ambil, pihak yang benar atau pihak yang salah. Namun faktanya, bertarung dengan seorang master sejati sangat jarang ditemui. Karena itu, Scorpio layak untuk mendapat rasa hormat dihatinya.
Haris tersenyum tidak berdaya mendengar jawaban Awan, "Bagiku, kalah sama saja dengan kematian. Aku.. telah kalah darimu dan aku layak mati ditanganmu."
"Huft, sudah kubilang aku sedang tidak dalam mood untuk membunuhmu saat ini. Hmnn, g
Setelah kematian Scorpio, Awan berjalan ke arah Vino. Rasa penasarannya terusik, begitu mendengar kalimat Vino sebelumnya. Itu artinya, Ia ditargetkan oleh Vino sendiri bukan karena keluarganya.Melihat Awan mendekatinya, Vino hendak lari sejauh mungkin untuk menyelamatkan diri. Ia begitu ketakutan dan melihat Awan sebagai jelmaan monster yang sangat mengerikan. Namun tubuhnya begitu lemah, kakinya seperti agar-agar sehingga tidak bisa mengikuti perintah otaknya.Awan hanya tertawa ringan melihat ekspresi Vino saat ini, Ia tidak menyangka jika seorang Vino yang begitu sombong dan angkuh ketika pertama kali dilihatnya, sekarang berubah jadi sosok mangsa lemah yang sedang meringkuk ketakutan.Awan berjongkok didepan Vino, sambil matanya menatap penuh kemenangan ke arah Vino."Sekarang katakan, kenapa kamu menargetkanku?" Tanya Awan dingin.Mungkin karena seluruh tubuhnya sudah diliputi oleh ketakutan dan kengerian dari kejadian sebelumnya
PlaakkkDisusul dengan pipi kiri Vino, menyebabkan bengkak diwajahnya jadi merata."Itu untuk niat busukmu terhadap tunanganku."Vino coba mengangkat kedua tangannya untuk mencegah Awan memukul kembali wajahnya, sungguh tidak terbayangkan olehnya jika nasibnya akan berakhir seperti ini. Beruntung Awan tidak melanjutkan tamparannya, jika tidak wajahnya bisa saja menjadi semakin hancur dan tidak lagi bisa dikenali."To-tolong, ampuni aku. A-aku tidak akan berani mendekatimu dan Angel lagi. Asal jangan bunuh aku." Mohonnya ketakutan.Awan berpikir, jika saja Ia melepaskan Vino hari ini. Tidak ada yang tahu, apa yang bisa diperbuatnya dimasa depan. Karena itu Awan memiliki rencana yang jauh lebih baik saat ini, "Baiklah, Aku akan mengampuni nyawamu saat ini. " Komentar Awan tenang.Vino sedikit menurunkan tangannya dan menatap tidak percaya ke arah Awan. Ia kembali memastikan jika Ia tidak salah dengar apa yang telah diucapkan Awan barusan, "A-a
"Angel?" Sapa Awan hangat begitu panggilannya dijawab dari seberang sana.Terdengar suara Angel yang memekik senang, begitu menjawab panggilan telepon dari Awan. Ia begitu senang, karena beberapa hari ini mereka tidak berkomounikasi. Keduanya sama-sama sibuk dengan kegiatannya masing-masing, Angel sedang sibuk mempersiapkan acara wisudanya yang akan datang dalam beberapa minggu ke depan. Begitupun dengan Awan, yang sedang sibuk dengan urusan kuliah, kerja dan ditambah situasi Vino yang coba mengancamnya."Hmn, tumben menelpon duluan?" Tanya Angel pelan dengan sedikit bahasa sindiran, karena selama ini biasanya Angel yang selalu berinisiatif menghubungi Awan terlebih dahulu. Apalagi jarak mereka yang cukup jauh dan terdapat perbedaan zona waktu, sehingga mereka harus menentukan jadwal yang tepat untuk berkomunikasi dan tidak saling menganggu aktifitas mereka.Awalnya memang susah, tapi seiring berjalannya waktu, keduanya pun mulai membiasakan diri. Justru dengan
"Iya, semua berjalan lancar. Jadi tanggalnya tidak ada perubahan..."Lalu Angel bercerita panjang lebar tentang persiapan wisudanya dan juga teman-temannya disana. Banyak hal yang membuatnya begitu semangat ketika bercerita, terlebih yang mendengar ceritanya adalah sang kekasih yang begitu dicintainya, Angel seakan tidak kehabisan bahan sedikitpun untuk menceritakan kesehariannya pada Awan."Astaga! Aku lupa, disana pasti sudah dini hari yah?""Hehehe iya, sudah jam empat dini hari." Ucap Awan tertawa mendengar nada terkejut Angel. Padahal mereka sudah bicara lumayan lama, lebih kurang 25 menit dan Angel baru terkejutnya sekarang."Sayang, kamu istirahat dulu yah. Nanti pasti akan mengantuk kerjanya, ingat kamu harus jaga kesehatan. Aku tidak mau kalau kamu sampai sakit, karena aku pasti yang paling menderita kalau tahu kamu sakit disana, karena Aku tidak ada disana untuk merawatmu." Ucap Angel sedih.Perasaan Awan menjadi hangat ketika mende
"HAHAHA..." Xynthia Lang tertawa sampai terpingkal-pingkal, bahkan Ia sama sekali tidak mempedulikan tatapan kesal terhadapnya. Kejaidan konyol dinihari tadi tidak henti-hentinya membuat Xynthia tertawa bahkan sampai memegangi perutnya karena saking tidak tahan untuk menertawakan tuan mudanya."Kenapa gak sekalian ditidurin aja tuan muda? Xixixi..." Lanjutnya dengan komentar yang jauh lebih konyol, sampai-sampai membuat wajah Awan dan gadis disebelahnya jadi tersipu."Duh, nih bocil ngomongnya yah..." Untuk menutupi rasa malunya, Awan pun meloncat ke arah Xynthia dan coba menutup mulut gadis imut tersebut biar tidak mengeluarkan komentar yang lebih berbahaya."Hahaha... ampuunnn... tuan muda, xixixi.. hahaha gelii.." Xynthia menggelinjang kegelian, karena saat Ia akan berbicara lagi untuk menggoda tuan muda gantengnya itu, Awan bergerak lebih cepat menggelitiknya.Pemandangan tersebut cukup aneh dimata tamu perempuan yang saat itu sudah mengenakan kaos da
Karena kesalahan yang tanpa disengaja itu membuat Xynthia jadi ada bahan untuk menertawakan kecanggungan Awan dan juga Gina ketika Xynthia masuk ke dalam kamar, begitu mendengar teriakan Gina yang cukup kencang. Semula Xynthia mengira ada musuh menyergap Gina dalam kamar, namun kenyataannya Ia sedang mendapati Awan sedang bertelanjang dada dan Gina yang pakaian atasnya sedikit kusut."Eh, maaf. Kalian mau bercinta yah?" Tanya Xynthia dengan wajah polos.Jelas saja, pertanyaan polos dari gadis yang masih abege seperti Xynthia membuat kecanggungan diantara mereka menjadi lebih kentara. Mereka sempat saling menatap dengan ekspresi canggung satu sama lain. Sebelum Awan segera sadar, atau mereka tidak akan bisa mengelak lagi jika seandainya pelayan lainnya ikut mendapati kondisi mereka seperti sekarang ini."Bercinta kepalamu itu." Teriak Awan sewot, Ia lalu bergegas mengambil kaosnya dan berjalan keluar kamar.Disilah mereka sekarang, mereka bertiga dud
"Ada apa dengan ekspresimu itu?" Tanya Awan dengan cemberut."Hmn.. eto.. A-anu.." Gina berubah jadi gugup, Ia tidak berani beradu tatapan dengan Awan setelah Ia tahu latar belakang Awan yang sebenarnya. Perubahan persepsi yang terlalu mendadak membuat seorang Gina kebingungan bagaimana harus menempatkan dirinya. Jangankan dirinya, bahkan keluarganya sekalipun mungkin hanya seujung kuku jika dibandingkan dengan status Awan saat ini."Hah, anu mu kenapa? Aku gak sampai nyentuh anu mu loh." Ucap Awan sengaja mencandai Gina yang sekarang kelihatan seperti orang panik."Ah tuan mudaa mesuumm.. Jadi, itu tadi beneran? Tuan muda sudah menyentuh.. hmnn" Teriak Xynthia sambil membuat gerakan kembang kempis dengan jari-jarinya.Cetek."Aduh duh..." Xynthia mengaduh pelan dan langsung memegangi keningnya yang memerah habis dijentik Awan, takut tuan mudanya akan memukul kembali kepalanya."Mulutnyaa.. Enaknya diapain tuh ya!" Gerutu Awan ke
"Itu saja? Kamu tidak ingin tahu siapa yang telah membunuh keluargamu? Kamu tidak kelihatan bersedih kehilangan mereka?" Tanya Awan sedikit penasaran dengan sikap Gina. Tidak seperti orang yang sedang berduka ketika mengetahui seluruh keluarganya telah tiada, apalagi mereka tewasnya menggenaskan karena dibantai.Gina menghelas nafas sedikit dalam lalu menghembuskannya dengan pelan, dia dengan tenang berkata, "Aku tahu, suatu saat Ayah pasti akan menuai apa yang telah ditanamnya selama ini. Jadi Aku telah siap dan merelakannya.""Sebentar! Kamu sudah tahu apa yang dikerjakan oleh ayahmu?" Tanya Awan tidak menduga.Gina mengangguk pelan, "Iya, Aku juga sudah berulang kali mengingatkan Ayah untuk tidak bermain dengan bisnis ilegalnya, tapi dia tidak pernah mendengarkanku dan berdalih itu semua untuk masa depanku. Aku juga tahu kalau kalau Ayah suka bermain wanita selama ini.""Ibumu tahu?"Gina menggeleng pelan dengan senyum getir Ia men
"Guysss, kangeenn." "Iya, gue juga kangen ma kalian semua." "Hmn, tidak terasa waktu lima tahun begitu cepat berlalu." "Iya, gue sudah gak sabar menunggu seminggu lagi. Rasanya, kalendernya pengen gue sobek biar bisa segera bertemu kalian semua." Dalam video call tampak 7 orang, yang terdiri dari lima wanita dan dua pria saling melepas rindu satu sama lain. Suasana tampak begitu ceria dan penuh kehangatan. "Novi, dari tadi diam aja. Mentang-mentang sebentar lagi mau jadi jaksa." "Iya, kah? Pantesan Shiren dari tadi juga ikutan kalem banget, gak kayak biasanya." "Loh, Siska, lu gak tahu kalau Shiren sebentar lagi bakal jadi 'ibu' jaksa?" "Vebyyy, ember deh." "Hahaha, orangnya ngamuk. Biar yang lain pada tahu, Ren." "Tapi, gak gitu juga kali! Ah, lu juga sih. Jadi, gak surprise kan." "Hem-hem, jadi cinta lama bersemi kembali nih ceritanya." "Hahaha, lagian siapa yang bisa menolak pesona seorang jaksa sih?" "Ih, jadi karena itu Novi bawaannya kalem sekarang." "Hahaha, tidak
Keesokan harinya.Itu adalah hari yang dipenuhi kesedihan dalam klan Sanjaya. Madam Chiyo memimpin acara pemakaman hari itu. Ribuan orang dari klan Sanjaya dan klan Atmaja memadati hampir seluruh area pemakaman. Pemakaman seluas dua puluh hektar tersebut, tampak menjadi lebih kecil karena saking banyaknya orang yang hadir untuk menghadiri acara pemakaman masal hari itu.Mereka yang hadir disana hanya dari klan Sanjaya dan Klan Atmaja saja, dan beberapa lainnya dari kenalan terdekat mereka. Sesuai ramalan nenek Chiyo sebelumnya, pertempuran sehari sebelumnya telah menelan banyak korban nyawa. Jadi sangat wajar, semua orang tampak begitu sedih dan merasa kehilangan dengan banyaknya korban yang berjatuhan. Tidak termasuk orang-orang Sanjaya yang berkhianat, karena mereka semua di urus oleh pihak divis zero dan militer.Saat semua orang sedang berduka, sekelompok orang baru datang meminta ijin pada penjaga yang berjaga di luar gerbang pemakaman. Sekelompk orang ini dipimpin oleh pange
Saat ia melangkah semakin jauh ke dalam alam jiwa Awan, ia menemukan sebuah tempat yang sangat gelap. Itu adalah satu-satunya tempat yang belum dilewatinya, Renata merasakan perasaan yang sangat kuat, jika Awan berada didalam sana. Renata coba mendekati tempat itu. Benar saja, ia mendapati Awan berada di dalam sana dalam keadaan terbelenggu. Lebih tepatnya, ia telah membelenggu kesadarannya sendiri. Kehilangan Angel dan juga bayi mereka, membuat pukulan yag sangat besar bagi mentalnya. Awan merasa semua itu adalah kesalahannya, karena itu ia menghukum dirinya sendri dan telah siap mati demi menebus kesalahannya tersebut. Renata ingin masuk ke dalam sana. Hanya saja, tempat itu seperti menolak kehadirannya. Renata coba berteriak sekeras yang ia mampu, namun suaranya tidak bisa tembus ke tempat Awan berada. Tidak peduli, sekeras apapun Renata berusaha. Renata menangis disana, sambil terus memanggil nama Awan. Ia tidak tahan melihat Awan menyiksa dirinya sendiri dengan menanggung s
Selain itu, ia juga telah berikrar untuk menanti Awan saat terakhir pertemuan mereka. Tapi hanya sebatas itu, tidak ada pernyataan yang menunjukkan bahwa hubungan mereka lebih dari sekedar teman.Annisa dengan malu-malu menjawab, "Kami... hanya sekedar teman dan kebetulan berasal dari kampung yang sama.""Oh." Gumam Amanda singkat. Meski tampak ragu dengan jawaban itu, karena Annisa tampak berpikir lama sebelum menjawabnya. Namun, Amanda tidak menampik kalau ia merasa lega setelah mendengar hal itu langsung dari mulut Annisa."Kalau kamu... Kamu ada hubungan apa dengan Awan? Bagaimana bisa kamu membawanya dan datang dengan cara yang 'mengejutkan' seperti tadi?"Giliran Amanda yang jadi salah tingkah dengan pertanyaan balik Annisa. Ia bingung bagaimana harus menjelaskan hubungan mereka. Keluarganya dan Ayah Awan jelas sudah membuat kesepakatan atas pertunangan mereka dan sampai detik ini ketika melihat seluruh perkembangan Awan dan juga menyaksikan kekuatannya, Amanda tidak memungkiri
30 menit sebelumnya.Amanda tidak mengerti alasan kenapa dokter wanita berkerudung di depannya itu, sampai bisa memegang segel terakhir dalam tubuh awan.'Apa hubungan Awan dengannya?'Ketika melihat betapa khawatirnya wanita yang di name tagnya itu tertulis nama 'Annisa Azzahra' tersebut pada Awan, membuat Amanda bertanya-tanya, jika hubungan keduanya pasti bukan sekedar hubungan biasa.Butuh waktu yang sangat lama bagi mereka, sampai akhirnya segel dalam tubuh terlepas. Proses tersebut pasti tidak mudah, karena begitu segel tersebut terlepas sepenuhnya dari dalam tubuh Awan, dua energi yang sebelumnya masih berada di dalam tubuh Awan, jadi menghilang sepenuhnya.Pastinya itu sangat melelahkan, terutama bagi Annisa. Tubuhnya tampak berkeringat dan pijakannya beberapa kali tampak goyah. Meski begitu, ia terlihat tidak ingin menyerah sedikitpun dan tetap berjuang untuk menyelesaikannya. Amanda juga tidak mengerti bagaimana cara Annisa melakukannya. Karena yang tampak di matanya, Annis
Mendengar pertanyaan itu, Kelvin hanya bisa tertawa pahit, "Sayangnya tidak bisa.""Kakak, apa itu artinya kami tidak akan pernah bertemu denganmu lagi?" Tanya Charlote syok.Ternyata itu adalah hari terakhir mereka bisa bertemu dengan Kelvin Sanjaya.Kelvin kembali hanya sebentar, untuk membantu Awan terakhir kalinya. Setelah itu, ia mempercayakan masa depan klan Sanjaya ditangan anaknya. Meski begitu, tidak nampak sedikitpun keraguan atau kekhawatiran di wajah Kelvin. ...Berkat campur tangan divisi zero dan juga militer, semua kekacauan tersebut berhasil di sembunyikan. Selanjutnya, peta penguasa di negeri ini pun mengalami perubahan yang sangat besar, setelah tujuh keluarga naga dikeluarkan setelah bukti keterlibatan mereka dengan organisasi ilegal the shadow begitu jelas, selanjutnya tujuh keluarga naga ini dimasukkan ke dalam daftar hitam dan tentu saja harus menerima hukuman sesuai hukum yang berlaku. Aset mereka disita sepenuhnya oleh negara, meski itu hanya berlaku untuk di
"Kakak, apa yang terjadi padamu sebenarnya" Tanya Charlote heran."Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang apa yang terjadi padaku, dik. Sekarang, keluarga ini butuh kamu. Aku sudah mewariskan posisiku pada Awan, dialah yang bertanggung jawab terhadap keluarga kita di masa depan. Karena itu, aku butuh kamu untuk membimbingnya."Begitu mendengar Kelvin menyinggung tentang Awan, Charlote baru sadar jika sedari tadi ia tidak melihat ada Awan di sana."Sekarang Awan dimana? Kenapa Aku tidak merasakan keberadaannya?"Kelvin tersenyum tipis dan berkata, "Ia berada di tempat yang aman. Nanti, kamu dapat bertanya pada paman Abimana dimana Awan. Sekali lagi, aku butuh kamu dan yang lainnya untuk membimbing Awan dalam memimpin keluarga kita."Charlote melihat Kelvin lebih dalam, ia merasa perasan tidak nyaman. Terutama karena ucapan Kelvin yang seolah menyiratkan sedang memberikan wasiat terakhir untuknya."Kakak, apa maksudmu? Bukankah kamu bisa melakukannya? Kenapa aku merasa kamu akan per
Saat madam Gao melarikan diri setelah dibiarkan pergi oleh Kelvin sebelumnya. Ternyata para pengikutnya juga ikut melarikan diri ke arah lain, karena merasa pemimpin mereka sudah kalah. Sehingga, mereka juga berusaha untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing.Kelvin melirik Abimana sejenak, lalu menjawab pertanyaan Lin, "Tidak udah! Divisi Zero akan mengurus sisanya. Dengan apa yang terjadi hari ini, mereka tidak mungkin lagi berani menginjakkan kakinya di Negeri ini. Bukankah begitu, paman Abimana?"Abimana sambil mengusap jenggotnya, mengangguk setuju dan membenarkan pernyataan Kelvin. "Benar, bukti persekongkolan tujuh keluarga naga dengan the shadow sangat jelas. Segera, negara akan memasukkan nama mereka ke dalam daftar hitam."Tidak berhenti sampai disitu, Abimana segera menambahkan, "Serta.. semua aset mereka akan disita oleh negara."Kening Kelvin dibuat berkerut, ia sama sekali tidak menyangka jika Abimana telah merencanakan ini semua. Semula, ia sudah berencana untuk men
Kelvin melakukan persis seperti janjinya pada Huo, mengirim Awan langsung pada Annisa. Hanya saja, Kelvin sengaja tidak pergi bersama mereka karena berbagai pertimbangan. Untuk menjaga kondisi Awan tetap stabil saat pembukaan penuh segel yang terdapat dalam dirinya, butuh seseorang yang cukup kuat, Amanda adalah orang yang cocok untuk tugas seperti itu."Kemana mereka perginya?" Tanya Abimana penasaran begitu melihat cucunya dan juga Awan tiba-tiba menghilang, setelah sebelumnya Kelvin sempat menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh Amanda ketika bertemu wanita yang dapat membuka segel Awan. Hanya sebatas itu, Kelvin tidak menjelaskan lebih banyak.Apalagi ketika mereka menghilang, Kelvin ternyata tidak ikut pergi bersama mereka.Kelvin batuk-batuk sejenak dan bersikap seolah semuanya berjalan normal, "Hmn, tidak apa-apa, paman. Mereka masih di kota ini, tenang saja! hahaha!""Benarkah?" Tanya Abimana ragu, "Lalu, kenapa kamu tidak ikut bersama mereka?""Yah... tentu saja karena masi