Beranda / Romansa / GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI / BAB 4. Malam Panas, malam terakhir.

Share

BAB 4. Malam Panas, malam terakhir.

Penulis: Lee Lizbet 88
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-15 17:15:55

“Kau sangat membenciku, Juan. Kau tidak pernah menginginkanku, lepaskan aku,” lirih Jessi menatap sendu pria yang menatapnya tanpa berkedip dengan pancaran penuh kekuasaan, yang memaksa agar Jessi menundukkan kepalanya seperti yang biasa Jessi lakukan.

Tunduk terhadap pria yang teramat dicintainya hingga dirinya kehilangan akal sehatnya. Membuang semua privilege yang ada pada dirinya, demi memenangkan hati yang tak kunjung ia raih.

Semuanya sia-sia … maka keinginan untuk dimilikinya malam ini pun akan menjadi sebuah cerita yang sia-sia belaka dalam perjalanan hidupnya Jessi.

“Apa kau tadi bertemu dengan Amber?” Suara Jessi bergetar, sebuah kecemburuan menyeruak hingga membuat kerongkongannya tercekat dan kering.

Dengusan nafas Juan menyapu wajah Jessi yang tampak sembab, aroma alcohol membuat tubuh Jessi bergejolak.

Ia tidak pernah sedekat ini dengan suaminya. Wajah pria itu tidak pernah serapat ini dengan wajahnya. “Berhentilah bertanya dan membahas nama orang lain!” Tangan Juan lantas menggapai pinggang ramping Jessi.

Ia buka penyangka dada di tubuh Jessi, untuk pertama kalinya jemari itu menyentuh lembut kulit putih Jessica dengan intens.

Desiran hebat menguasai darah keduanya. Sesaat, Jessi tidak mempu berpikir saat bayangan erotis memenuhi benaknya.

Bayangan yang selama ini selalu ingin ia lakukan atas nama cinta. Keheningan menggantung di ruangan kamarnya yang tertutup rapat.

Jessi menyadari setiap tarikan nafas saat yang semakin membuat seluruh tulang belulangnya runtuh, saat bibir lebar yang berisi menyentuh tulang belikatnya.

“Kau akan menyesal melakukan ini denganku. Kau tidak pernah mencintaiku, Juan,” lirih Jessi yang merasa kemalangannya sebagai pengemis cinta, membuatnya tampak menjadi wanita murahan.

“Aku akan menyesal kalau membiarkanmu keluar dari rumah ini tanpa pernah merasakan tubuhmu!” Ketegasan atas kuasa kepemilikan tampak sangat nyata di sorot mata Juan yang menggelap.

Juan menatap satu persatu panca indra wanita yang ketika melangkah keluar dari kamar ini akan berganti status sebagai, mantan istri.

Ia kecup dengan lembut bibir Jessica yang manis, dieratkan kembali pelukannya dan ia merasakan tubuh Jessica sangat pas dipeluk dengan posesif seperti saat ini. Sejenak ia tatap kedua bola mata sendu berwarna biru safir itu.

Bagaimana mata itu tadinya sangat bersinar-sinar saat ia meraih dan menghabiskan segelas jus jeruk untuk pertama kalinya. Membiarkannya pergi begitu saja? Tentu saja, Juan tidak rela.

Kalau boleh jujur selama tiga tahun ini, ia sudah membayangkan akan melucuti pakaian wanita yang selalu tidur di sisinya dengan pembatas guling setiap harinya.

Kini keegoisan Juan sebagai seorang pria dewasa yang akan dicampakkan oleh Jessica membawa emosinya terlampiaskan. Dengan merebahkan tubuh wanita polos ini di atas ranjang panasnya.

Tidak ada satu jengkal pun tubuh yang terlewati dari setiap sentuhan dan sesapannya. “Aku bisa gila!” pekik Jessica saat ia sadar kalau sebentar lagi, dirinya akan kehilangan akal sehatnya.

“Kau memang akan aku buat semakin gila dan menyesali setiap keputusanmu saat menjeratku dalam penjara pernikahan sialan ini! Dan setelah tiga tahun ini, baru kau mau menanda tangani surat cerai itu? Hem?!”

“Lantas, apa rencanamu yang sebenarnya?! Lihatlah wajah polosmu ini, entah ini sandiwaramu atau caramu untuk memikatku dengan daya tarikmu ini, agar aku bertindak bodoh? Aku tidak tau!” desis Juan yang merasa yakin kalau istrinya ini bukanlah wanita baik-baik.

Bukanlah wanita yang polos seperti yang selama ini ditampilkan secara konsisten oleh sang istri. Ia lebih percaya dengan perkataannya Cherris dan Amber, wanita ini memang wanita murahan.

Yang dengan mudah akan menjerat pria dalam pesona polosnya dan mengambil keuntungan. Itulah yang dicurigai oleh Juan selama ini.

“Aku tidak mengerti, kenapa sikapmu selalu berubah-ubah tidak konsisten padaku, Juan? Aku tidak sedang bersandiwa-hmph!” Juan langsung membungkam bibir Jessica dengan ciumannya yang sangat panas.

Ia perdalam ciuman itu hingga membuat Jessi merasa kesulitan bernafas. Tangannya menangkup kasar dada Jessi hingga terdengar suara rintihan dan seketika itu juga dengan kasarnya Juan segera memasuki Jessi.

Terdengarlah suara pekikkan pilu dan tanpa Jessica sadari ia sudah menamcapkan seluruh kukunya di punggung Juan saat melampiaskan rasa sakit dibagian inti tubuhnya.

“Tidak mungkin!” Kedua mata Juan membulat sempurna saat mendapati istrinya masih suci.

Apakah selama ini, dia sudah salah menilai wanita ini? Jessica tidak pernah bersandiwara di hadapannya, selain menjadi seorang pegawai magang rendahan.

Selebihnya seluruh sikap lembut, polos dan penuh kasih sayang adalah sikap Jessica sejak ia dilahir.

Kedua air mata dari sudut matanya yang menggelap, meluncur begitu saja. Ia gigit bibir bawahnya menahan isakan tangis yang membuat hati Juan turut remuk dalam setiap tarikan nafasnya.

“I’m so sorry,” lirih Juan hendak menarik tubuhnya tapi semua sudah terlanjur.

Jessica menahan tubuh Juan dengan memeluknya. Mungkin ini akan menjadi titik balik dalam hubungannya. Mungkin malam ini, ia dapat menyelamatkan pernikahannya sekali lagi.

Walau konyol dan tampak sangat naif, Jessica tidak bisa memungkiri jika dia masih terlalu cinta pada pria yang memiliki wajah bak pahatan dewa Yunani.

Rahang yang kokoh, dengan dagu terbelah serta tulang pipi yang tampak indah, kesempurnaannya semakin membuat Jessica mabuk kepayang.

Untuk sesaat, ia kembali menjadi wanita bodoh yang kehilangan ketegasannya di bawah kungkungan dada bidang dan lebar pria tampan ini.

“Please … jangan hentikan,” pintanya tidak tau malu.

Kali ini Juan kembali mendekatkan wajahnya dan menempelkan bibirnya seraya melumat lembut bibir manis Jessica.

Sangat lembut dan sangking lembutnya, ciuman itu menjadi sebuah rintihan saat Juan bergerak secara lembut dan intens di bawah sana.

Erangan nikmat pun lolos begitu saja, sungguh memalukan dan tidak tau dirinya Jessica justru menikmati pergumulan panas dengan Juan.

Padahal, pria ini sudah menjadi mantan suaminya, saat ia menyematkan tanda tangan di atas kertas keramat tersebut.

Keduanya pun larut dalam percintaan panas malam itu. Tubuh Juan yang sudah berkali-kali menggauli Jessica pun rebah di sisi ranjang. Tangan kokohnya lantas memeluk erat Jessica.

Sebuah senyuman terbesit di bibir Jessica, untuk pertama kalinya ia merasakan gairah yang luar biasa.

Ingin rasanya saat itu juga ia merobek surat cerai tersebut. Sesaat ia tidur dan kembali terbangun tepat pukul empat pagi.

Layar ponsel Juan tampak berkedap kedip menunjukkan ada panggilan masuk. Matanya menangkap ada tiga puluh panggilan tak terjawab dari nama yang selalu menjadi mimpi buruk baginya.

“Amber?” bacanya dengan penuh tanda tanya.

“Berarti semalam dia bertemu dengan Amber.” Hati Jessica sakit, untuk pertama kalinya ia menjadi lancang dan ia terima panggilan tersebut.

“Kak Juan, bukankah Kakak sudah berjanji akan tidur di apartemenku? Aku sudah menunggumu dan tidak tidur semalaman.”

“Aku bahkan sudah memakai lingerie yang kau berikan padaku tiga tahun yang lalu, untuk mempersembahkan tubuhku sebagai kado ulang tahunmu, Kak.”

“Halo … Kak Juan?!” Spontan Jessica langsung mematikan ponselnya Juan.

Airmatanya luruh begitu saja. Ia menatap jengah pada wajah Juan yang memejam dan bernafas dengan teratur. Kontras dengan nafasnya yang saat ini sedang memburu, menahan kilatan benci dalam tatapnya.

“Pernikahan ini memang tidak terselamatkan. Selamat tinggal, Juan,”

Bab terkait

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   BAB 5. Kami Sudah Bercerai.

    Kancing terakhir long coat Jessica pakai, menjadi sebuah perjuangan hebat saat dengan hati yang kacau menyadarkannya. Pada akhirnya, menyerahkan keperawanan pun tidak lantas dapat membuat semuanya baik-baik saja. Pernikahannya sudah terlanjur rusak, semua yang dibangun dengan pondasi kesalahan maka selamanya tidak akan bisa diperbaiki. Dengan langkah lebar, Jessica menarik dua koper besarnya. Ia turuni anak tangga rumah mantan suaminya dan dengan perjuangan ia mengangkat koper besar itu untuk masuk ke dalam mobil rongsok yang selama ini menjadi kamuflase untuknya melindungi diri. Jessica segera menyalakan mesin mobil tersebut dan segera keluar dari pekarangan rumah tersebut. “Nyonya, ini masih subuh, anda mau ke mana?” tanya tukang kebun yang tampak sudah semakin menua. “Selamat tinggal, Bono. Hanya kau satu-satunya orang yang paling baik selama aku tinggal di sini.” “Jika suatu saat kau ingin resign dan mencari pekerjaan baru yang lebih ringan dengan bayaran yang lebih tinggi,

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   BAB 6. Apa Yang Kau Lakukan Di sini?

    “Tuan Myer, duduklah di kursi anda. Rapat akan segera dimulai.” Jessica langsung menarik tangannya dan bersikap sangat formal. Ia segera mengambil kursi tepat di sisinya Xai yang menatap tajam Juan. Bukan Juan namanya yang terima ditatap sedemikian rupa oleh orang lain. Dia tidak pernah takut atau merasa terancam dengan orang yang lebih berkuasa darinya sekali pun. “Tentu saja,” jawab Juan yang segera menarik ujung jas dan dirinya kembali tampak sangat sempurna. Rahangnya mengetat saat mendengarkan Jessica menerangkan pemaparan hasil rencana anggaran biaya untuk project yang saat ini mereka perebutkan. Konsentrasinya buyar saat melihat sikap tenangnya Jessica, yang tidak biasa. “Demikian penawaran dan verifikasi serta penjelasan teknis yang kami rancangkan, Sir,” tutup Jessica saat mengakhiri persentasenya. Staff khusus Menteri Pembangunan tersebut tampak puas mendengar pemaparannya Jessica. “Tuan Juan, sebelumnya saya juga sudah mendengar pemaparan dari Sir Tommy.” “Rancangan ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   BAB 7. Tamparan Jessica Untuk …

    Tangan Cerris melayang dan saat ia hampir saja mengenai pipi Jessica, tangan Jessica langsung menahan dan memegang pergelangan tangannya Cerris. “Tidak akan aku biarkan kau menyentuhku lagi, aku sudah cukup lama menoleransi sikap kampunganmu ini.” Jessica tampak dingin dan tenang. Ketegasan di sorot matanya menggetarkan perasaannya Cerris. Ia melihat ke kiri dan ke kanan. Tampak beberapa orang menatapnya sambil bergunjing. Cerris pun segera menarik tangannya dengan kasar. “Kau! Aku akan membalas rasa malu ku ini! Kau lihat saja, dasar wanita miskin! Murahan, cuih!” Ludah Cerris hampir saja mengenai kaki putihnya Jessica kalau Jessi tidak dengan cepat menghindar. Saat ia hendak beranjak dari tempatnya Jessica, seorang pria tampan yang juga sering muncul di televisi menarik perhatiannya dan segera mencegah langkahnya. Ia semakin menatap sinis wajah Jessica sambil mengejek. “Oh, ternyata bisa datang ke restoran mewah ini karena dibayari bos tampan ini,” “Wah, ternyata kau selalu men

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   BAB 8. Hai, My ex-husband

    Beberapa saat yang lalu, Jessica berjalan sambil menggandeng Xai menuju ke parkiran. “Kau tidak apa?” tanya Xai menepuk punggung tangan adiknya. “Aku baik-baik saja, aku sudah lama menantikannya. Sungguh, hatiku sangat puas,” desah Jessica lalu membuka pintu mobil porche milik Xairuz. “Puas? Kau sudah menahannya sekian lama?” tanya Xairuz menatap tajam Jessica yang selama ini berbohong padanya. “Bukankah kau bilang kalau ipar dan mertuamu selalu memperlakukanmu dengan baik, hem? Jadi, kau berbohong padaku?!” cecar Xairus belum menyalakan mobilnya. “Aku harus, Kak. Tapi, saat ini sudah tidak ada lagi alasan aku untuk menyembunyikannya,” desah Jessica lalu memasang sabuk pengaman dan menoleh pada Xai. “Sudahlah, nyalakan mesinnya. Malam ini aku akan menginap di apartemen lamaku. Lalu mengenai Perusahaan, bisakah Kakak membantuku sebentar lagi.” Xairuz mendengus dan segera menyalakan mesin mobilnya. “Untuk terus merangkap jabatan sebagai CEO dan komisaris perusahaanmu? Yang benar sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   BAB. 9. Itu Bukan Suratmu. Tapi ...

    "Kau akan apa, hem? Kau memang suka sekali mengusikku," racau Jessica lalu kembali memejamkan matanya. Juan menjadi sangat frustasi melihat wajah polos dan tidak berdosanya Jessica. "Mimpi yang aneh, memuakkan!" racau Jessica yang mengira dirinya masih bermimpi saat itu. Cukup sudah bagi Juan, ia berdiri dan mengangkat tubuh Jessica dengan tangan kiri dibalik lutut Jessica dan tangan kanan di tengkuknya. Ia rebahkan Jessica dengan hati-hati dan segera mencium singkat bibir Jessica. Dikiranya, Jessica hanya akan diam tanpa membalasnya. Salah, bibir Jessica menyambut ciuman itu dengan lembut. Ia juga melumat bibir Juan dan terdengar suara desahan dalam setiap nafas Jessica yang tampak tersengal berat. "Jess ... apa yang sudah kau lakukan dengan Xairus, hem?" bisik Juang, suaranya paraunya tertahankan saat dadanya terasa ngilu. Namun, Jessica tidak menjawabnya dan justru melingkarkan kedua tangannya di tengkuk Juan. Entah siapa yang membuka pakaian siapa, malam itu. Baik

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   Bab 10. Aku Akan Tau Diri.

    “Seharusnya akulah yang bertanya, siapa kau sebenarnya?” balas Juan menatap tidak percaya dan sedikit merasakan sensasi pusing di kepalanya. Jessica kembali tertegun, ia tidak yakin untuk menjawab pertanyaannya Juan. Dirinya lalu berdiri dan segera berbalik, langkahnya tampak angkuh saat ia menuju ke kamar mandi. “Dengarkan aku, Juan. Aku hanyalah mantan istimu. Wanita menyedihkan yang tidak pernah kau anggap ada selama ini, pertahankan saja kenyataan tersebut.” “Kau, tidak perlu kembali bertanya, siapa aku dan ini atau itu. Karena sejatinya, semua ini sudah tidak penting lagi untuk kita berdua,” “Bukankah, seharusnya percakapan ini terjadi beberapa tahun yang lalu? Pulanglah, anggap saja tidak terjadi apapun di antara kita,” “Semuanya hanyalah kesalahan, kalau pun kau sampai bisa masuk ke dalam apartemenku ini. Maka aku pun akan menganggapnya kalau yang bersalah adalah aku. Aku tidak mengganti kode pintu masuk unitku,” “Jadi, semuanya sudah clear yah, Juan,” tutup Jessica lalu s

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29
  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   Bab 11. Maxton!

    "Hei, kenapa dengan wajahmu, Hem? Kau ini, sudah seperti melihat mayat bangkit dari kubur saja," kekeh pria tersebut sambil menyugar rambutnya ke belakang. Jessica, langsung berjalan mendekatinya dan memeluknya erat. "Maxton, ini adalah sebuah kejutan yang menyebalkan," dengus Jessica lalu tersenyum menatap pria bernama Maxton tersebut. "Apa kau, baik-baik saja? Kau belum menjawab pertanyaan aku. Ada apa dengan wajahmu," tuturnya sambil menyeledik raut wajah Jessica yang tampak palsu. Ia memberikan sebuah senyuman kecut. "I'm okay, Maxton. Sudahlah, ayo kita ke mansionnya Xairuz," ajak Jessica lalu melingkarkan tangannya di lengan sahabat kakaknya itu. "Jessica!" Suara bariton yang terdengar dalam itu membuat Jess dan Max, spontan menoleh. "Oh, ada Juan Myers? Hai, kau kenal dengan Jessica?" Maxton, menangkap ada aura gelap di antara Juan dan Jessica saat itu. "Dia adalah istriku, Tuan Maxton-" "Mantan istri, aku harap kau tidak lupa itu,'' tekan Jessica membuat wajah Jus

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01
  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   Bab 12. Sandiwara Amber Yang Luar Biasa

    Mata Nyonya Dania Myer terbelalak lebar, bibirnya sampai menganga mendengar perkataan kasar yang terlontar dari bibirnya Maxton. “Siapa yang kau usir, anak muda?! Hei! Tidak taukah kau siapa aku, hem?!” teriak Dania tidak terima dengan tangan yang memegang pinggangnya dengan wajah sinis dan penuh kebencian. Max tidak menanggapi omelan Dania dan hanya merangkul bahu Jessi, saat beberapa security datang menghampiri Dania dan memintanya untuk keluar dari butik mewah tersebut. Tidak terima ibunya diperlakukan tidak adil, Cherris datang dan segera mendorong tubuh Jessica dengan kasar. Untung saja, Max sejak tadi merangkulnya dan bisa dengan sigap menangkap tubuh Jessi yang terjungkal ke depan. “Are you out of your mind?!” bentak Max dan Jessica langsung menyibakkan rambutnya yang tampak sedikit berantakkan. “Tuan, jangan ikut campur urusan keluarga kami! Wanita ini adalah wanita mandul pembawa sial! Dia sudah kurang ajar terhadap aku dan ibuku! Dia hanya pegawai magang rendahan ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03

Bab terbaru

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   BAB 34. Sepucuk Surat Untuk Juan.

    "Amber, apa yang kau lakukan?" Juan segera berdiri dari kursi taman tersebut. Melihat reaksi Juan, air mata Amber berderai tak tertahankan. "Jawab pertanyaanku, bukan justru balik bertanya! Bukankah, kau berkata bahwa kau hanya mencintaiku?! Lantas ini apa?!" Amarah Amber meledak, dia terisak menyaksikan kemesraan keduanya. Bukan hanya Amber yang melihat kemesraan Juan dan Jessica. Ada kakak dan ibunya, yang juga turut berafa tidak jauh dari lokasi Amber dan Juan berdebat. "Juan! Apa yang kau lakukan malam ini sudah keterlaluan!" amuk ibunya yang turut menyudutkan Juan tanpa perduli akan situasi dan tempat saat ini mereka berada. "Pulang sekarang, Juan!" tegas kakaknya kembali menimpali. Wajah Juan semakin mengetat, kedua tangannya bahkan tampak mengepal erat. Dia menoleh menatap tajam wajah Cherris. "Lebih baik saat ini, kau dan mama pulang, Cherris. Aku, tidak sedang ingin berdebat denganmu. Melihat rekaman video kalian yang terekam dengan cctv saja sudah membuat aku mu

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   BAB 33. Pasar Malam.

    "Menghamilimu, mungkin akan merubah segalanya," batin Juan yang menatap Jessica dengan rasa lapar. "Aku, akan berusaha untuk mengubah keadaan ini," jawab Juan, lalu membungkam bibir Jessica dengan bibirnya. Setelahnya, mereka melakukannya lagi. Meneguk kembali manisnya percintaan di atas ranjang. Tubuh Jessica sudah menjadi sentral pikirannya Juan. Dia, merasa candu. Sejak pagi itu, baik Juan maupun Jessica, sama-sama berusaha menahan diri untuk tidak terjebak dalam perdebatan yang tidak perlu. Sore itu, Juan teringat akan sesuatu yang paling disukai oleh Jessica. "Apa kau mau, jalan-jalan ke pasar malam?" tanya Juan, membuat Jessica terkejut. "Pasar malam?" ulangnya sambil menelan ludahnya. "Tiga kali kau mengajakku ke pasar malam. Tapi, aku selalu sibuk dengan urusan pekerjaanku. Bagaimana kalau malam ini?" usul Juan membu

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   BAB 32. Aku Cemburu

    "Jessica," panggil Juan yang terbangun dan tidak mendapati tubuh istri di sisinya. Sontak saja dia langsung terjingkat dari ranjang. Melangkah dengan lebar ke kamar mandi, tapi tidak didapatinya Jessica. Dibukanya pintu walk in closet, sama nihilnya. Dia segera membuka pintu kamar dan betapa leganya Juan melihat Jessica sedang memakai apron dan tampak sedang memasak. Wanita itu tampak sangat memikat saat wajahnya serius seperti ini. Seketika Juan merasa bersalah. "Seperti inilah dia selama tiga tahun, dan aku tidak pernah menyentuh apapun yang dibuatnya. selain, jus jeruk sebelum prahara terjadi diantara kami," gumam Juan. Tidak, bukan sebelum prahara terjadi. Prahara rumah tangganya sudah terjadi sejak pertama kali dia menikahi wanita ini. Dengan merasa bersalah, Juan menghampiri dan melingkarkan kedua tangan di perut ratanya Jessica. Ia cium mesra tengkuk Jessi dengan lembut. Sebuah senyuman merekah dj wajah Jessica bercampur haru. "Good Morning, bersihkan dulu dirimh

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   BAB 31. Maukah, Kau Bercinta Denganku?

    Juan langsung menoleh, melihat panggilan masuk dari Amber. Ponsel yang sudah di mode silent itu terus saja berkedap-kedip. Ia mendesah sesaat. Dirinya berjalan, mengambil ponsel dengan gerakan yang sangat terukur. Membuat mata Jessica mulai mengembun. Sudah menduga jika apa yang dia pikirkan selalu akan terjadi. Namun, untuk pertama kalinya. Juan justru menonaktifkan ponselnya. Malam itu, Jessica terkejut melihat apa yang bisa Juan lakukan untuknya. "Sudah aku katakan. Waktu kita hanya dua hari, aku tidak akan menyia-nyiakan waktu singkat ini," tutur Juan dengan tenang dan segera masuk menggandeng tangan Jessica untuk masuk ke dalam kamar mereka. Walau masih ragu karena terlalu dini dan demi harga dirinya. Jessica tidak mau terlalu terbawa suasana sana. Bahagia sesaat itu, menyakitkan. Dia tidak mau sakit lagi. Juan segera membersihkan dirinya di kamar mandi. Sedangkan Jessica yang sudahe

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   BAB 30. Hidup selalu ada pilihan.

    Juan terdiam sejenak, ia tatap kedua manik tegas Jessica. Wanita di hadapannya ini tidak pernah menuntut apapun darinya. "Juan, Apa kau mendengarku? Aku sedang bertanya padamu," tuntut Jessica padanya, untuk pertama kali. Selama ini yang ia lihat dari kepribadian Jessica hanyalah kerapuhan. Tapi malam itu, yang melihat sebuah ketegasan pada sorot mata wanita yang tidak pernah dianggapnya selama ini. "Untuk apa aku harus bertanya kepadanya. Itu hanya akan memperpanjang masalah. Aku cukup tahu apa yang sudah dia lakukan." Juan menghindar dari pertanyaan istrinya. Bukan karena dia tidak ingin memuaskan Jessica. Tapi Juan mengatakan yang sebenarnya, sikapnya bahkan sudah berubah pada Amber. Sudah tidak ada lagi kehangatan seperti sedia kala, hanya satu yang masih mengganjal di hati Juan. Amber selama ini hidup dalam keadaan yang tidak sehat. Juan hanya merasa kasihan dan ada rasa bersalah yang menghantuinya. Wanita itu, sampai sekarang masih menunggu Juan dengan setia. "Ah

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   BAB 22. Membulatkan Tekad

    Jessica takut jika ia mengijinkannya, maka ia akan terjerat kembali dalam pesona Juan selamanya. Dirinya sudah bertekad untuk bisa bersikap tegas dan menolak segala perasaan bodoh yang terus melemahkan dirinya. "Jess, apa kau tidak menginginkannya? Setalah dua hari, kau bebas melakukan apapun. Termasuk mengabaikan aku, bahkan membalaskan dendammu padaku," rayu Juan dengan seribu satu cara. Jessica terkunci dalam tatapan gelapnya Juan yang dalam. Bahkan tidak ada perlawanan yang berarti saat tangan Juan mulai menjelajah setiap lekuk tubuh Jessica. Dengan jelas Juan melihat tubuh Jessica meremang. Ia merasa dirinya bisa saja menang dan menaklukkan wanita cantik di hadapannya ini. "Jess, ku mohon," lirih Juan lalu menyapu wajahnya ke pipi Jessica. Jelas terdengar suara debaran jantung kedua anak manusia yang sedang tarik ulur. Dengan niatan yang bertolak belakang dengan akal sehat mereka. Saat bibir Juan mendarat di bibir Jessica, ia kembali berbisik. "Aku akan membawamu k

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   BAB 21. Ijinkan Aku Menjamahmu.

    Tangan Xairuz terhenti di udara, ia tatap tidak percaya pada adiknya. Dilepaskannya tangan kerah baju Juan dan didorongnya tubuh Juan dengan kuat. "Apa kau sudah kehilangan akal sehatmu? Kau mau kembali jatuh di lubang yang sama, Jess?" desis Xairuz menatap Jessica khawatir sambil memegang kedua bahunya. "Aku, akan baik-baik saja, Kak," bisik Jessica, menatap yakin wajah kakaknya. Ia lalu memeluk Xairuz dan mengusap punggung Xairuz, menenangkan kakaknya. "Aku akan baik-baik saja," bisik Jessica dan Juan tampak panas melihat kelakuan Jessica. Wanita yang sebenarnya sudah resmi menjadi mantan istrinya. Putusannya bahkan sudah turun tiga hari yang lalu, hanya saja, akta perceraian memang baru bisa diambil dua hari lagi. Xairuz menatap sendu pada Jessica dan Jessica menggeleng. "Tolong jangan, Kak. Ini hanya dua hari, setelahnya aku akan kembali ke mansion ini." Kembali Jessica meyakinkan kakaknya. "Kalau sampai dua hari kau tidak kembali, aku akan menghubungi papa, Jess," anc

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   BAB 20. Kau dan Aku, Sedang Berbisnis.

    Juan menggeleng dengan tegas. "Apa maksudmu hanya terbawa suasana?!" tuntut Juan tidak terima atas penilaiannya Jessica terhadap dirinya. "Aku, harus istirahat, Juan. Kumohon, pulanglah," pinta Jessica, lalu menarik turun tubuhnya dan berbaring sambil memejamkan kedua matanya. Juan kalut, ia tidak mau kalau Jessica mengabaikannya seperti ini. Hingga dirinya tersadar, jika selama ini, dialah yang selalu mengabaikan Jessica. Bersikap dingin dan bahkan tidak perduli jika Jessica menangis di tengah malam. Menganggap remeh perbuatan keluarganya pada Jessica. "Ternyata, diabaikan sangatlah tidak nyaman," gumam Juan yang terdengar di telinganya Jessica. Sambil melonggarkan kemejanya, Juan menghembuskan nafasnya kasar. "Jess, pulanglah denganku. Bukan ke rumahku. Tapi, ke apartemenku. Cukup dua hari saja, sampai kita mengambil akta perceraian kita, jika jalan untuk rujuk kembali kau tolak mentah-mentah." "Maaf, tapi aku tidak bisa," tolak Jessica masih dengan mata yang terpejam. "Kalau b

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   BAB 19. Aku, Tersiksa Jess!

    Tangan Juan langsung melayang dan bertemu dengan pintu. Ia masih sopan, mengetuknya walau dadanya sedang mengamuk bagai tsunami yang siap menyapu bersih apa saja yang ada di hadapannya. "Permisi, Tuan dan Nona, saya sudah mengantarkan tamu anda," ucap pelayan tersebut sambil menatap kesal pada Juan yang dianggapnya lancang mengetuk pintu, seharusnya dirinyalah yang mengetuk pintu tersebut. Jessica menoleh dan mengangguk anggun. Xairuz tampak berdiri di sisi ranjang Jessica bagaikan seekor anjing penjaga. Sungguh! Pemandangan yang jauh lebih memuakkan lagi bagi Juan. "Bisakah, kita bicara berdua?" Juan menatap Jessica dengan sejuta kerinduan dan kekhawatiran. Tatapan manis yang selama ini tidak pernah dilihat oleh Jessica. Tatapan seperti ini, biasanya hanya untuk Amber seorang, lalu kini ia pun mendapatkan tatapan yang justru membuatnya kesulitan bernafas. Seluruh tulang belulangnya terasa lunak dan otot tubuhnya lemas tak bertenaga dengan desiran darah yang mengalir kencang membu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status