Share

BAB 6. Apa Yang Kau Lakukan Di sini?

“Tuan Myer, duduklah di kursi anda. Rapat akan segera dimulai.” Jessica langsung menarik tangannya dan bersikap sangat formal dan segera mengambil kursi tepat di sisinya Xai yang menatap tajam Juan.

Bukan Juan namanya yang terima ditatap sedemikian rupa oleh orang lain. Dia tidak pernah takut atau merasa terancam dengan orang yang lebih berkuasa darinya sekali pun.

“Tentu saja,” jawab Juan yang segera menarik ujung jas dan dirinya kembali tampak sangat sempurna.

Rahangnya mengetat saat mendengarkan Jessica menerangkan pemaparan hasil rencana anggaran biaya untuk project yang saat ini mereka perebutkan.

Konsentrasinya buyar saat melihat sikap tenangnya Jessica, yang tidak biasa. “Demkian penawaran dan verifikasi serta penjelasan teknis yang kami rancangkan, Sir,” tutup Jessica saat mengakhiri persentasenya.

Staff khusus Menteri Pembangunan tersebut tampak puas mendengar pemaparannya Jessica. “Tuan Juan, sebelumnya saya juga sudah mendengar pemaparan dari Sir Tommy.”

“Rancangan kalian memang tampak sangat matang. Saya dan pihak kementrian tetap harus menentukan siapa pemenangnya. Tapi, kami membuka ruang diskusi untuk kedua Perusahaan ini,”

“Itulah yang membuat kami mengandang dua Perusahaan benefit ini untuk bisa bertemu dan membahas kemungkinan Mhyron dan Xairuz Company dapat bekerja sama dengan baik,” akuh staff khusus tersebut.

Semua orang tampak terdiam, baik Juan dan Xairus sama-sama sedang berpikir. Bedanya, Xiarus berpikir untuk melepaskan saja proyek ini dari pada membiarkan adiknya kembali berdekatan dengan mantan suaminya ini.

Sedangkan, Juan sedang memutar otaknya bagaimana mereka bisa bekerja sama. Tapi, harus dengan cara yang elegan dan tidak menunjukkan kalau dirinya menyetujui opsi kerjasama yang diusulkan.

“Bagaimana, gentleman?” tanya Luke, staff kementrian itu pada kedua pemimpin Perusahaan raksasa ini.

Baru saja Juan membuka mulutnya, Xairuz sudah lebih dulu berdiri. “Kami serahkan saja proyek ini untuk CEO barunya Mhyron Company,”

“Kebetulan, kami baru saja menandatangi kontrak kerja sama dengan pihak ASEAN.” Xairuz pun segera memegang pergelangan tangannya Jessica dengan posesif, tanpa mengalihkan tatapannya dari mata Juan yang tampak memerah.

“A-apa, anda yakin, Tuan Xai?” tanya Luke yang cukup kecewa dengan keputusannya Xairuz, apalagi secara pengalaman Perusahaan Xai jauh berpengalaman.

“Yah, sangat yakin!” balasnya seraya menarik sudut bibirnya dengan sinis saat meninggalkan ruangan tersebut.

Jessica pun berjalan sangat anggun meninggalkan ruangan meeting tersebut. wajah Juan memerah, kedua manik matanya semakin menggelap. Rahang tegasnya pun tampak mengetat, tanpa sadar tangannya juga mengepal kuat.

“Tuan, Tuan!” panggil Tommy yang meminta Juan untuk berdiri dan ikut mengantarkan kepergiannya Luke yang tadi mengatakan akan segera menyiapkan Surat Perjanjianh Kontrak.

“Selamat jalan, Sir Luke,” ucap Juan dengan sopan.

Saat Luke pergi, Juan segera membalikkan badannya dan kali ini ia tidak akan membiarkan Tommy mengelak lagi seperti tadi.

“Aku, tidak mau tau. Kau ikuti ke mana pun Jessica pergi! Kabarkan aku, di mana dia saat ini,” titah Juan dan segera meninggalkan Tommy yang menghela nafasnya panjang.

Sementara itu di dalam mobil, Xai menatap adik kandungnya itu dengan curiga. “Kau menangis?” tanya Xai dengan suara datarnya.

Jessica langsung menarik kedua sudut bibirnya. “Apa, aku tampak sedang menangis? Apa ada air mataku yang gugur?” kekeh Jessica berusaha menjaga perasaannya.

Xai tidak langsung menjawab, ia masih memilih untuk memicingkan kedua matanya. “Yah, sudah … kalau begitu, apa rencanamu kali ini, hem? Apa kau mau ke kantor?” tawar Xairuz.

Jessica menggelengkan kepalanya. “Aku, masih ingin bekerja dari rumah saja. Aku masih ingin menjadi asistenmu saja, Xai,” sahut Jessica membuat Xairuz mendesah kesal.

“Kenapa kau ini suka sekali merepotkan dirimu sendiri. Yah sudah, sekarang kita bersiap saja untuk nanti malam. Sebelumnya, maukah kau menemaniku untuk mengerjakan sesuatu di kantor pribadiku?” Jessica mengangguk.

“Okay,” jawabnya singkat.

Petang pun tiba, akhirnya Xairuz merapikan beberapa dokumen yang sebelumnya tampak berserakan. “Kita berangkat sekarang? Aku akan mengajakmu makan di Ocean Garden.” Sebuah senyuman tipis terbit di wajah Jessica.

“Apa kau masih kepikiran saat melihat Juan tadi?” Xairuz tampak sinis saat mengingat mantan suami adiknya itu.

“Aku baik-baik saja, Kak,” jawab Jessica lalu segera masuk ke dalam mobil.

Mereka pun akhirnya sampai, Xairuz tampak sangat menyayangi Jessica dan memperlakukannya dengan sangat baik.

Tanpa mereka ketahui, di tempat yang sama rupanya Amber yang saat ini bersama dengan Cerris juga sedang menunggu kedatangannya Juan.

“Kak, bukannya itu Jessica?” tanya Amber menatap Jessica sambil tersenyum sinis.

“Mau apa, Jalang itu datang ke sini?! Apa dia sedang mengejar adikku Juan sampai ke restoran mewah ini?!” desis Cerris yang arogan, ia langsung berdiri dari kursinya dan berdiri.

Namun, Amber langnsung menarik pergelangan tangannya Cerris. “Kak, biarkan saja. Jangan ke sana, walau aku sebenarnya sangat kesal melihatnya sampai berani merusak makan malam kita,” dengus Amber, yang sesungguhnya tidak benar-benar sedang menahan Cerris.

“Lepaskan Amber, tidak akan aku biarkan dia menyakitimu lagi!” tegas Cerris lalu menarik tangannya dengan perlahan dan segera berbalik, menatap tajam Jessica.

Ia melangkah dan mendekati keberadaan Jessica yang sedang menatap menu makanan. Cerris, dengan lancangnya langsung menarik kursi yang berada tepat di hadapannya Jessica.

“Apa, yang kau lakukan di sini, Jalang?! Apa kau sedang berusaha mengusik keluarga kami? Tidakkah kau puas setelah mendengar Amber sudah sadarkan siri, hem?!” cecar Cerris tidak Nampak sopan.

Jessica menurunkan buku menu tersebut dan menatap tegas wajahnya Cerris. “Maaf, silahkan anda beranjak dari meja saya, karena saya tidak mau ada urusan dengan anda atau siapapun yang berada di dekat anda,” jawab Jessi tanpa rada ragu dan takut.

“Sialan! Biedebah juga kau yah! Itu artinya kau harus mendapatkan pelajaran dariku!” ancam Cerris dan Jessica langsung mengangguk.

“Silahlkan, Kak. Aku tunggu,” sahut Jessica yakin.

“Bedebah kau!”     

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status