Share

BAB 7. Tamparan Jessica Untuk …

Tangan Cerris melayang dan saat ia hampir saja mengenai pipi Jessica, tangan Jessica langsung menahan dan memegang pergelangan tangannya Cerris.

“Tidak akan aku biarkan kau menyentuhku lagi, aku sudah cukup lama menoleransi sikap kampunganmu ini.” Jessica tampak dingin dan tenang.

Ketegasan di sorot matanya menggetarkan perasaannya Cerris. Ia melihat ke kiri dan ke kanan. Tampak beberapa orang menatapnya sambil bergunjing.

Cerris pun segera menarik tangannya dengan kasar. “Kau! Aku akan membalas rasa maluku ini! Kau lihat saja, dasar wanita miskin! Murahan, cuih!” Ludah Cerris hampir saja mengenai kaki putihnya Jessica kalau Jessi tidak dengan cepat menghindar.

Saat ia hendak beranjak dari tempatnya Jessica, seorang pria tampan yang juga sering muncul di televisi menarik perhatiannya dan segera mencegah langkahnya.

Ia semakin menatap sinis wajah Jessica sambil mengejek. “Oh, ternyata bisa datang ke restoran mewah ini karena dibayari bos tampan ini,”

“Wah, ternyata kau selalu mengincar pria kaya yah. Hati-hati, Tuan … wanita ini adalah ular berbisah. Dia juga murahan dan mudah melebarkan kakinya untuk pria mana pun yang dia incar-“

PLAK!

Sebuah tamparan terdengar lantang dan seluruh orang spontan menoleh. Bertepatan dengan datangnya Juan yang langsung berlari memegang bahu kakaknya.

Wajah Cerris memerah dan dia sangat syok. “Di-dia menamparku, Juan!” tangisnya pecah.

Juan langsung memeluk kakaknya yang terisak. “Apa yang kau lakukan, Jessica?” Juan berbicara dengan penuh penekanan.

Sedangkan Xairuz yang melihatnya hanya berdiri, mengatupkan bibirnya sambil melipat kedua tangannya.

Dirinya ingin tau, sejauh mana adik kandungnya dapat membela dirinya sendiri dan apa tindakan Juan selanjutnya.

“Melakukan apa yang harusnya aku lakukan saat ini dan yang tidak bisa kau lakukan selama aku menjadi istrimu,” jawab Jessica tidak kalah dingin dengan tatapan yang menantang.

Hati Juan tersentak, ia menautkan kedua alisnya. Tidak menyangka dengan perubahan mantan istrinya itu. “Apa maksudmu, Jess?”

Jessica langsung mengambil tasnya dan segera menoleh pada Xairuz yang menatapnya sambil tersenyum tipis.

“Bisakah, kita pergi saja dari restoran ini, Kak,” pinta Jessica di hadapannya Juan.

Xairuz segera mengangguk, lalu memberikan tangannya spontan Jessica langsung melingkarkan tangan dilengan Xai. Lalu ia berjalan meninggalkan Juan yang masih memeluk Cerris.

Tatapan Juan tidak teralihkan dari langkah Jessi yang mulai menjauh. Hatinya terasa sangat ngilu, dadanya juga bergemuruh dan tampak berdebar dengan kencang.

Ia lalu memegang bahu kakak kandungnya lalu menatap sendu Cerris setelah punggung Jessica menghilang di belokan restoran tersebut.

“Apa yang terjadi, Kak?” tanya Juan mencari jawaban sambil menyelidik kedua mata Cerris yang tidak mau menatapnya.

“Dia, dia memakiku dan aku mengatakan dia sangat murahan. Baru saja bercerai denganmu semalam lalu sekarang dia sudah menemukan pria lain,” lapornya sesenggukan.

“Tampaknya dia tidak terima dan langsung menamparku. Aku hanya membela harga dirimu, dia memang sudah tidak suka denganku sejak kalian menikah,”

“Entah sudah berapa kali, Jessica memfitnah diriku.” Cerris kembali menangis dan tidak lama kemudian Amber datang lalu memeluk Cerris, lalu sengaja menyentuh punggung tangannya Juan dengan lembut. 

“Apa yang dikatakan oleh kakakmu, benar Juan. Aku tidak menyangka dia akan mempermalukan Kak Cerris di depan umum. Bagaimana pun, kalian pernah menikah. Tidak pantas memperlakukan mantan kakakipar seperti itu,” desah Amber.

“Ayo, Kak. Kita pesan makan saja, jangan dipikirkan lagi. Aku sudah memesan ruangan VVIP yang sangat privat. Sehingga kakak tidak perlu merasa sungkan saat berada di sini,” hibur Amber membuat Cerris tersenyum.

Kedua wanita itu meninggalkan Juan yang berdiri sambil mengepalkan kedua tangannya. “Terima kasih, Amber,” bisik Cerris merasa bersyukur ada Amber yang membantunya dengan cepat.

Kalau saja tadi Amber tidak datang, dia pasti sudah ketangkap basah oleh Juan karena berbohong. “Sama-sama, Kak. Karena Kakak melakukannya untukku, maka aku membalasnya dan akan terus menjaga Kak Cerris,” balas Amber membalas senyum.

Juan menoleh sejenak, sudah terlambat baginya untuk mengejar Jessica untuk saat ini. Sudah waktunya dia untuk memikirkan cara lain, mengejar Jessica.

Panas hatinya saat mengingat bagaimana ia menampar kakak kandungnya. Ia ingin meminta penjelasan terkait perbuatan tidak terpuji yang dilakukan oleh mantan istrinya itu.

“Ayo, Juan.” Suara Amber kembali menginterupsi lamunannya Juan.

Ia pun segera menyusul kakak dan mantan tunangannya itu. “Baiklah, Amber,” sahutnya dan segera ikut masuk ke dalam ruangan VVIP tersebut.

Juan sesekali tersenyum tipis saat mendengar cerita Amber. Keakraban antara Cherris dan Amber, sedikitnya membuat hati Juan meneduh.

“Baiklah, kalau begitu kapan kalian akan melanjutkan acara pernikahan kalian yang sudah tertunda selama tiga tahun ini, hem?” Cerris sengaja menyinggung hal sensitive tersebut hingga wajah Amber menorah menahan rasa malunya.

“Aku sih, terserah Juan saja. Aku juga tidak muda lagi, aku berharap agar niat baik ini bisa disegerakan,” balasnya sambil menatap Juan dan memegang tangan Juan.

Sayang, pikiran Juan saat ini tidak bersama dengan Amber. Juan hanya tersenyum tipis, ia juga hanya membiarkan Amber menyentuh tangannya tanpa berniat menarik.

Aneh, tidak ada lagi sebuah rasa yang Istimewa saat Amber menyentuhnya. Gelenyar aneh pada tubuh dan desiran itu justru lebih kuat dengan hanya menatap wajah Jessica saja.

Ingatannya saat ia melihat, tangan Jessica melingkar tanpa beban di tangan Xairuz mendadak membuatnya spontan berdiri sampai kursi terdorong ke belakang.

“Ada apa, Juan?” tanya Amber menatap bingung, begitu juga dengan Cerris saat melihat rahang Juan mengetat.

“Aku melupakan sesuatu, ada berkas yang harus aku tanda tangani,” bohong Juan segera berbalik meninggalkan Amber dan Cerris tanpa penjelasan lebih lagi.

Kakinya melangkah dengan lebar, dia langsung mengirimkan sebuah voice note ke nomor ponselnya Jessica. “Kau dan aku harus bertemu malam ini! Ada sebuah penjelasan yang harus aku dengar dari bibirmu!”

“Kau bukan wanita yang suka lari dari masalah kan? Atau kau akan membuktikan kalau dirimu memang seorang pengecut!”    

Lee Lizbet 88

Halo, Readersku ... Terima Kasih sudah mau membaca novel ke 3 aku di GN. Semoga cerita ini berkenan buat Kakak semua dan menghibur yah.

| Sukai

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status