Share

tujuh puluh enam

Iyan membawa Kinan ke sebuah taman. Lelaki jangkung itu mengajak Kinan ke sebuah gazebo. Ketika mendengar pembicaraan Kinan tadi, Iyan lansung paham kemana arahnya, hingga memicu kekesalan adiknya. Dia juga bisa memahami kecemasan di wajah orang tuanya juga Miranti.

"Apa kabar?" tanya Iyan mencoba mencairkan suasana, setelah mereka duduk di gubuk beratapkan daun rumbia itu dengan kaki menjuntai.

"Baik, Mas. Maaf jika kedatanganku tiba-tiba. Aku hanya ingin kita menunaikan janji yang pernah terucap," sahut Kinan dengan percaya diri.

"Janji? Bukannya kamu sendiri yang mengatakan kalau janji itu telah gugur?" sahut Iyan, lelaki bermata elang itu menoleh pada Kinan yang duduk di sebelahnya.

"Aku menyesal telah mengatakannya, Mas. Sekarang aku sadar jika Mas Iyan adalah yang terbaik, dan aku ingin mewujudkan janji itu." Gadis berlesung pipi itu membalas tatapan Iyan.

"Terlambat, Kinan. Aku telah mengubur semuanya. Sekarang aku sudah menemukan seseorang yang akan menemani hari-hariku," sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sujenti
Namanya kok salah2, muter sampe bingung bacanya...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status