Share

Dua puluh

"Aku keluar dulu, Mbak," ucap Fitri setelah mendapati Ambar berdiri ditengah pintu yang tertutup. Bundanya Alif itu membuka matanya, kemudian tersenyum pada wanita yang baru beberapa waktu dikenalnya, namun sudah banyak membantu itu.

"Terima kasih ya, Fit," ucap Ambar tulus, tatapan mereka beradu kemudian keduanya mengulas senyum.

"Sama-sama, Mbak. jangan segan-segan bercerita padaku, Mbak," balas perempuan itu sambil menepuk pundak Ambar sebagai tanda semua akan baik-baik saja.

Setelah Fitri keluar, Ambar melangkah mendekati Alif yang tengah terlelap, ditatapnya bocah empat tahun itu lekat-lekat. Setetes bening itu meluncur membasahi pipinya yang mulus. Namun, setelah itu sebuah senyuman terbit di bibir tipisnya.

"Kita bisa ya, Kak. Alif dan Bunda pasti bisa melewati semuanya bersama," ucap Ambar yang direspon sebuah senyuman dari bibir mungil Alif. Melihat itu membuat air mata Ambar semakin deras.

Di luar ruangan Rahayu masih duduk termenung di tempatnya semula, wanita senja itu nam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Dyah Safitri
Heran Dia yg jd Pelakor dan rebut Suami orang, tp Dia yg benci dan dendam sama Istri Sahnya. Dasar Psikopat loe Santi.
goodnovel comment avatar
Sasya Sa'adah
Rudi keblinger anaknya mau dicelakai Santi cuma diem aja. ayah durhaka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status