Share

BAB 167 S2 Tiada

Penulis: Pritca Ruby
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Entah apa yang harus aku katakan, jawaban seperti apa yang harus aku berikan. Haruskah aku jujur jika aku sudah mengambil mahkota anaknya? Bahkan kecelakaan terjadi pun salah satu alasannya adalah karena diriku sendiri.

Aku lah penyebab utama kecelakaan yang menimpa Kania.

"Gara? Kamu kenapa diam? Apa kamu gak tau juga gimana kronologi awalnya?"

"Jadi ...."

Brugh!!

Tiba-tiba terdengar suara yang cukup nyaring dan sesaat setelah itu terdengar juga suara-suara histeris orang berteriak dan berlari menuju ke arah sumber suara.

"Ada apa ribut-ribut?"

Sontak aku dan Ibu Kania juga berjalan menuju orang-orang berkerumun. Dan ternyata itu adalah orang yang jatuh dari gedung rumah sakit. Darah mengalir deras, penjaga keamanan rumah sakit langsung menjaga orang-orang yang berkerumun agar bisa memberikan ruang lebih dan tidak terlalu dekat karena akan dilakukan proses evakuasi sembari menunggu tim medis datang.

Hal yang membuat aku lebih terkejut itu saat aku melihat orang yang jatuh dengan wa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Melody The Girl
lanjutannya dong
goodnovel comment avatar
Harsa Amerta Nawasena
Alangkah lebih baiknya ditulis "menyusui" saja daripada "mengasihi"
goodnovel comment avatar
Harsa Amerta Nawasena
Oiya satu lagi untuk kakak Author : saya kok salfok dengan kata "mengasihi" bukankah yang benar adalah ASI =AIR SUSU IBU tanpa huruf H
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 168 S2 Rumit

    Setelah membaca buku diary milik Kania, kemarin aku memutuskan untuk tidak ikut ke pemakaman, aku memilih untuk langsung pulang karena perasaanku juga tidak karuan. Rasanya tidak ingin bertemu dengan orang karena aku sudah tidak bisa menyembunyikan perasaan sedih dan bersalah dibalik wajahku.Berhari-hari aku tidak keluar dari apartemen. Rasanya benar-benar hampa dan kosong. Aku kehilangan sesuatu yang jelas tidak akan bisa aku dapatkan lagi. Rasanya masih sama ketika aku kehilangan ibuku dulu. Bahkan sekarang terasa lebih sesak karena perasaan bersalah yang aku sadar jika kematian itu penyebabnya adalah diriku sendiri.Waktu terus berjalan, tetapi hidup rasanya sudah berhenti disaat aku kehilangan Kania. Namun aku sadar, aku tidak bisa terus dalam kesedihan selamanya. Karena pada kenyataannya aku masih hidup dan harus melanjutkan kehidupanku kembali.Meski berat, hari ke harinya bisa aku lewati sampai aku tetap melanjutkan apa yang sudah aku rencanakan untuk masa depanku.***POV Tia

  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 169 S2 Permohonan

    Apa yang salah denganku, dengan hidupku? Mengapa hidup orang lain terlihat begitu mudah. Bisa menikah diusia muda, bisa dengan mudah mendapatkan anak, kehidupan yang bahagia dengan anak dan pasangan. Kenapa tidak denganku?Aku rasa aku pantas mendapatkan kebahagiaan, aku rasa aku pantas mendapatkan itu. Namun rasanya sulit sekali. Sepertinya kebahagiaan itu tidak pernah betah berlama-lama denganku.Apa sebenarnya ada yang salah padaku? Apa aku terlalu berangan mengharapkan kebahagiaan tanpa menyisakan ruang kecewa terhadap realita yang akan terjadi?Untuk mendapatkan pasangan yang baik saja, banyak hal dan proses yang aku lewati, sakit hati dan perih aku telan sendiri. Apa aku terlalu menuntut kesempurnaan dalam hidupku? Terlalu berlebihankah yang aku inginkan?Seraya menunggu Mas Anggara menjelaskan semuanya, otakku dipusingkan dengan hal-hal yang mungkin tidak seharusnya aku lakukan. Terlalu berangan memang membuka peluang banyak untuk merasakan kekecewaan. Rasanya baru saja kemarin

  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 170 S2 Berbagi

    Setelah malam itu terlewat beberapa hari, hubunganku dengan Mas Anggara rasanya seolah berjarak. Ya, aku sendiri memang yang menjaga jarak meskipun itu hanya dihadapan ayah dan ibu sambungnya. Untunglah Evelyn sudah lama pulang lagi ke rumahnya sehingga tidak terlalu membuat aku pusing dengan tingkah dan perkataannya.Mas Anggara memang tidak tinggal diam. Dia selalu berusaha untuk membuat aku kembali bersikap baik seperti biasanya. Hanya permasalahannya ada padaku, aku belum bisa untuk benar-benar ikhlas dengan apa yang terjadi. Aku masih diam dan tidak mengambil keputusan apa-apa.Ingin berpisah, tetapi apa yang terjadi itu bahkan sebelum bertemu denganku. Dan hal yang terjadi dimasa lalu, tidak akan bisa dirubah. Apalagi selama hidup denganku, Mas Anggara benar-benar baik, baik sebagai suami juga baik sebagai ayah dari anak-anak.Enam tahun bersama, tidak pernah ada masalah yang besar. Namun masalah muncul ketika aku tahu semuanya.Harus tetap bertahan, tetapi aku tahu dia tidak me

  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 171 S2 Mengulang Kisah

    "Mami sama Papi mau liburan kok gak ajak kita?" tanya El dengan raut sedih karena aku dan Mas Anggara akan berangkat ke villa keluarga sesuai dengan saran dari Papa mertuaku."Tidak akan lama, Sayang.""Al sama El kan harus tetap sekolah. Terus kalian juga mau tinggal di rumah Kakek di sini, jadi izinkan Papi dan Mami untuk berduaan sebentar."Mas Anggara membantuku memberi pengertian pada si kembar yang masih mengeluhkan mengapa mereka berdua tidak turut serta kami ajak, terutama El yang dari awal bahkan menangis tidak ingin ditinggalkan. "Ya sudahlah kalau begitu, pulangnya belikan mainan, ya."Akhir dari kesepakatan yang sudah bisa aku prediksi. Meski awalnya berat untuk meninggalkan anak-anak, apalagi baby Za yang masih kuberikan ASI, ditambah aku yang tidak pernah mempekerjakan pengasuh, tentu sangat sulit, berat hati rasanya. Namun semua juga untuk keberlangsungan hubungan rumah tanggaku, masa depan anak-anak. Rumit memang, jika tidak mengalaminya mungkin orang bisa dengan mu

  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 172 S2 Berkecamuk

    Aku terus diam sambil merenungkan apa yang dikatakan oleh Mas Anggara. Apakah benar aku seperti itu? Apakah sesudah adanya anak, tidurku menjadi tidak pernah nyenyak? Apakah mempunyai anak ternyata berpengaruh besar atas perubahan hidupku. Fisik sudah jelas itu adalah hal pertama yang berubah dalam hidupku, lalu dalam keseharian pun rupanya begitu.Namun aku sama sekali tidak menyadari itu. Enam tahun aku jalani semuanya tanpa mengeluh karena ada bantuan Mas Anggara juga Bibi untuk mengerjakan pekerjaan rumah karena fokus yang aku berikan hanya untuk anak. Aku sama sekali tidak merasa lelah. Anak adalah penantian yang aku inginkan bertahun-tahun, sehingga aku menikmati peran itu selama ini."Tidak, tidurku selalu nyenyak selama ini meskipun ada anak-anak. Tidak masalah, itu memang tugas aku saat menjadi seorang ibu. Karena itu yang aku mau."Mas Anggara meraih tanganku dan menuntunku, kami berjalan menuju halaman belakang. Di mana matahari senja terbenam akan terlihat dengan jelas di

  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 173 S2 Bukti bukan Janji

    Mas Anggara selalu bisa memberikanku jawaban yang masuk diakal. Tidak mengada-ada seperti mencari pembenaran untuk dirinya, tetapi memang seolah faktanya seperti apa yang dia katakan."Coba bilang padaku, apa yang harus aku lakukan sekarang?"Aku menggelengkan kepala."Papa saja menyadari jika hubungan kita tidak baik-baik saja makanya dia menyuruh kita untuk menghabiskan waktu berdua tanpa anak-anak. Jangan sampai sepulang kita dari sini, kamu tetap menjaga jarak dariku. Kita ini suami istri.""Aku tau. Aku juga tidak mau seperti ini, Mas. Tidak ada seorang pun yang mau rumah tangganya diuji, kalau bisa itu juga. Tapi cerita kamu itu membuat hatiku sakit, kecewa. Jadi banyak sekali hal yang aku pikirkan dengan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi yang aku hubungkan dengan cerita kamu. Aku sudah punya trauma di pernikahanku dulu, dan aku masih tidak percaya kita begini jadinya. Apa ini karma untukku?"Tiba-tiba saja langsung terpikirkan hal itu dalam benakku. Memang sama sekali tidak

  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 174 S2 Malam Berdua

    Senja perlahan bergantian dengan langit yang menggelap. Tidak ada lagi pemandangan yang bisa aku lihat dari atas sini kecuali perlahan digantikan dengan lampu-lampu kota yang satu persatu mulai dinyalakan. Aku hanya bisa menunggu karena waktu yang akan menjawab bagaimana selanjutnya. Apa yang bisa aku lakukan jika dia mengatakan sebuah janji selain aku menunggu dan merasakan sendiri bagaimana dia membuktikan itu semua. Sehingga tidak ada jawaban lain selain aku tetap bertahan untuk melihat janji yang dia ucapkan, bisa dia buktikan.Aku mencintai suamiku terlepas dari apapun masa lalunya, rahasianya juga alasan awal bagaimana dia mendekatiku hingga akhirnya sungguh menikahiku.Aku harus melapangkan dada, meluaskan rasa sabarku, melihat ke masa depan dan merasakan apa yang masa sekarang terjadi. Bukankah selama ini rumah tangga kami baik-baik saja?Itulah yang sudah seharusnya aku lakukan. Tidak ada manusia yang tanpa pernah melakukan sebuah kesalahan dimasa lalu. Semua manusia adalah

  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 175 S2 Kebutuhan yang Terlupakan

    "Tidak," jawabku sambil menggelengkan kepala. "Sepertinya ada satu hal yang baru aku sadari sekarang, Mas.""Apa itu?""Setelah memiliki anak, fokusku hanya pada mereka saja. Kamu tidak aku perhatikan bahkan aku mengabaikan diriku sendiri. Baru aku sadari ternyata kamu malah semakin tampan meskipun sudah mempunyai tiga anak, usia kamu beberapa tahun lagi akan memasuki kepala empat. Kamu masih sangat sehat, bugar, berkharisma seperti aktor-aktor Hollywood yang semakin matang usia malah semakin menarik mata."Mas Anggara tersenyum tipis. "Kamu memujiku terlalu berlebihan, Sayang. Tidak seperti itu. Biasa saja seperti lelaki pada umumnya."Aku menggelengkan kepala dengan tegas. "Beda! Kamu sangat berbeda. Aku tidak memuji kamu secara berlebihan tapi memang faktanya begitu. Aku hanya membicarakan apa adanya yang aku lihat.""Kalau memang begitu, kenapa kamu tampak sedih sekarang? Bukannya memiliki suami yang tampan itu akan membuat kamu bangga?""Yang ada aku malah insecure, Mas. Kalau ki

Bab terbaru

  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 181 S2 Extra Part

    Semua orang tanpa terkecuali pasti memiliki sebuah luka. Luka yang tidak kasat mata, hanya sang pemilik luka lah yang bisa merasakannya.Sembuh atau tidaknya tidak bisa dipastikan secara nyata, sebab tergantung sang pemilik luka itulah akan berbicara berdasarkan fakta atau malah menyembunyikannya agar terlihat baik-baik saja.Meski pada akhirnya luka yang tidak terlihat itu bisa sembuh, tapi memorinya akan selalu tertanam dalam ingatan. Semakin mencoba untuk dilupakan, maka akan semakin tenggelam dalam kesakitan.Hanya diri sendirilah yang mampu menyembuhkan dan memastikan luka itu tidak bersarang lama dalam hidupnya.Masa lalu akan tetap menjadi masa lalu, sejauh apapun mengejarnya tak akan bisa kembali apalagi hanya untuk menyesali apa yang sudah terjadi dimasa sekarang.Luka dimasa lalu yang dibiarkan, biasanya akan menjalar menjadi sebuah dendam. Sebuah titik balik yang berniat untuk melupakan, malah meluap menjadi emosi yang harus terbalaskan.Ketidakadilan adalah hal yang pasti

  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 180 S2 Anggara

    POV Anggara"Kania ...." Setelah istriku mengatakan semua isi hatinya di depan makam Kania, kini giliranku yang harus aku utarakan juga apa yang ada dalam hatiku ini."Sudah lama rasanya sejak hari di mana kita terakhir bertemu dalam keadaan hubungan kita yang tidak baik-baik saja. Itu adalah hal yang paling aku sesalkan. Aku kira aku tau semua tentangmu, tentang cerita senang dan sedihmu. Ternyata aku tidak sedalam itu mengetahui hidupmu. Entah apa lagi yang harus aku sesalkan karena semua itu tidak akan membuat waktu berputar kembali sehingga kamu mungkin masih hidup dan bersamaku sekarang."Pertama kalinya, aku mengutarakan apa yang ada di dalam hatiku, penyesalan yang aku rasakan terhadap kematian Kania yang tidak aku sadari apa yang terjadi pada Kania sebelumnya."Selama ini aku sama sekali tidak melupakanmu. Aku melanjutkan hidup karena aku selalu mengingatmu. Aku bawa dendam kematianmu dengan menghancurkan hidup orang yang menjadi alasan kamu mengakhiri hidupmu."Sekejap aku me

  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 179 S2 Tiana

    "Hay, Kania. Perkenalkan aku Tiana, aku adalah istri Mas Anggara, cinta pertama kamu. Senang bisa tau cerita kamu dari suamiku sendiri. Semoga kamu bisa beristirahat tenang di sana. Sungguh, kamu jatuh cinta pada pria yang tepat. Aku merasa keberuntungan yang harusnya kamu miliki, kini menjadi milikku. Aku berharap kamu bahagia atas kebahagiaan aku dan Mas Anggara saat ini. Sekarang kami sudah mempunyai tiga anak, dua anak kembar dan bungsu yang masih bayi. Nanti jika mereka sudah besar, akan aku ceritakan bagaimana ayahnya mencintai kamu begitu hebat dan tulus. Terimakasih sudah menyemangati Mas Anggara disaat ia merasa ada dititik terendah dalam hidupnya, sehingga dia bisa sehebat sekarang ini. Aku akan mencintai Mas Anggara dan menjaga anak-anak kami selamanya."Aku mengutarakan isi hatiku disaat kami sudah menaburkan bunga dan berdoa untuk Kania. Tidak ada lagi rasanya cemburu, sedih atau bahkan sakit hati. Aku sudah benar-benar ikhlas dengan kenyataan dari cerita Mas Anggara.Tid

  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 178 S2 Saling Berkorban

    Bulan madu setelah memiliki anak, tadinya aku berpikir itu hanya buang-buang waktu dan bentuk keegoisan orang tua yang tega meninggalkan anak-anak hanya demi kesenangan berdua, padahal bulan madu berdua itu bisa digantikan dengan liburan bersama keluarga, sehingga anak-anak bisa ikut merasakan bahagia yang sama seperti orang tuanya. Namun ada hal yang aku sadari setelah aku merasakannya sendiri. Setelah menjadi seorang istri, prioritasku berpindah pada suami. Aku belajar memasak masakan yang disukai suami, mengingat makanan apa yang tidak ia sukai, menjaga bentuk badan agar suami tetap cinta, menjaga dan membersihkan rumah agar tetap bersih sehingga ketika suami pulang kerja dia bisa nyaman beristirahat, memastikan pakaian suami bersih ketika akan dipakai bekerja, memastikan dia makan sehat meskipun diluar rumah. Sampai kepentinganku sendiri tergeser dari prioritas yang tadinya selalu utama. Lalu, lahirlah sang buah hati. Bertambah pula yang harus diprioritaskan selain diri sendi

  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 177 S2 Tidak Tertahan

    Pagi indah aku benar-benar menyarap suamiku sendiri. Bercinta dipagi hari ternyata lebih fresh, mungkin energi kita masih utuh karena belum melakukan aktivitas apa-apa. Ini adalah honeymoon kedua yang berhasil. Selain aku mendapatkan kenikmatanku kembali, aku mendapatkan ketenangan setelah berhati-hati menyimpan rasa kecewa karena sulit untuk menerima realita. Di villa itu, aku dan Mas Anggara seperti mengadakan pesta bercinta saja. Rasanya malu melihat kelakuan diri sendiri, seperti orang yang kehausan dan lama tidak mendapatkan air. Mungkin itu yang akan dikatakan oleh rahimku jika dia bisa berbicara. Mempunyai suami tapi aku malah kekeringan. Sering cemburuan, mudah marah, mudah tersinggung, ternyata sentuhan suami lah obatnya. Kesabaran suami yang menjadi vitamin tambahan. Untunglah dia tidak berpikiran untuk membayar jasa wanita diluar sana, yang bahkan pasti ada saja yang menjajakan diri dengan suka rela alias gratis. Aku malu sekali jika mengingat semua yang telah terjad

  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 176 S2 Bulan Madu Kedua

    Bagaimana ada istri seperti aku sekarang ini. Rasanya aku tidak pandai bersyukur sekali, semua yang aku inginkan sudah aku dapatkan di pernikahan kedua ini, tetapi aku tidak memperhatikan suamiku sendiri. Padahal dialah sumber yang membuat aku bisa mendapatkan apa yang selama ini menjadi keinginanku.Mas Anggara tidak pernah menuntut apa-apa, selalu memberikan yang terbaik untukku dan tentu juga untuk anak-anak. Namun aku tidak memperhatikan kebutuhan biologisnya. Padahal itu bukan hal yang besar dan mahal untuk aku berikan karena pastinya aku juga akan merasakan kenikmatannya.Aku baru tersadar kenapa beberapa kali Mas Anggara menyarankan agar kami mencari pengasuh bayi, karena dia juga butuh perhatian dariku, dia butuh aku untuk mengurusnya. Aku saja yang kurang peka dan tidak pernah bertanya."Maafkan aku, Mas. Aku akan lebih memperhatikanmu disamping kesibukanku mengurus anak-anak. Dan sepertinya aku akan menerima tawaran untuk mencari pengasuh bayi saja. Aku tidak akan egois dan

  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 175 S2 Kebutuhan yang Terlupakan

    "Tidak," jawabku sambil menggelengkan kepala. "Sepertinya ada satu hal yang baru aku sadari sekarang, Mas.""Apa itu?""Setelah memiliki anak, fokusku hanya pada mereka saja. Kamu tidak aku perhatikan bahkan aku mengabaikan diriku sendiri. Baru aku sadari ternyata kamu malah semakin tampan meskipun sudah mempunyai tiga anak, usia kamu beberapa tahun lagi akan memasuki kepala empat. Kamu masih sangat sehat, bugar, berkharisma seperti aktor-aktor Hollywood yang semakin matang usia malah semakin menarik mata."Mas Anggara tersenyum tipis. "Kamu memujiku terlalu berlebihan, Sayang. Tidak seperti itu. Biasa saja seperti lelaki pada umumnya."Aku menggelengkan kepala dengan tegas. "Beda! Kamu sangat berbeda. Aku tidak memuji kamu secara berlebihan tapi memang faktanya begitu. Aku hanya membicarakan apa adanya yang aku lihat.""Kalau memang begitu, kenapa kamu tampak sedih sekarang? Bukannya memiliki suami yang tampan itu akan membuat kamu bangga?""Yang ada aku malah insecure, Mas. Kalau ki

  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 174 S2 Malam Berdua

    Senja perlahan bergantian dengan langit yang menggelap. Tidak ada lagi pemandangan yang bisa aku lihat dari atas sini kecuali perlahan digantikan dengan lampu-lampu kota yang satu persatu mulai dinyalakan. Aku hanya bisa menunggu karena waktu yang akan menjawab bagaimana selanjutnya. Apa yang bisa aku lakukan jika dia mengatakan sebuah janji selain aku menunggu dan merasakan sendiri bagaimana dia membuktikan itu semua. Sehingga tidak ada jawaban lain selain aku tetap bertahan untuk melihat janji yang dia ucapkan, bisa dia buktikan.Aku mencintai suamiku terlepas dari apapun masa lalunya, rahasianya juga alasan awal bagaimana dia mendekatiku hingga akhirnya sungguh menikahiku.Aku harus melapangkan dada, meluaskan rasa sabarku, melihat ke masa depan dan merasakan apa yang masa sekarang terjadi. Bukankah selama ini rumah tangga kami baik-baik saja?Itulah yang sudah seharusnya aku lakukan. Tidak ada manusia yang tanpa pernah melakukan sebuah kesalahan dimasa lalu. Semua manusia adalah

  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 173 S2 Bukti bukan Janji

    Mas Anggara selalu bisa memberikanku jawaban yang masuk diakal. Tidak mengada-ada seperti mencari pembenaran untuk dirinya, tetapi memang seolah faktanya seperti apa yang dia katakan."Coba bilang padaku, apa yang harus aku lakukan sekarang?"Aku menggelengkan kepala."Papa saja menyadari jika hubungan kita tidak baik-baik saja makanya dia menyuruh kita untuk menghabiskan waktu berdua tanpa anak-anak. Jangan sampai sepulang kita dari sini, kamu tetap menjaga jarak dariku. Kita ini suami istri.""Aku tau. Aku juga tidak mau seperti ini, Mas. Tidak ada seorang pun yang mau rumah tangganya diuji, kalau bisa itu juga. Tapi cerita kamu itu membuat hatiku sakit, kecewa. Jadi banyak sekali hal yang aku pikirkan dengan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi yang aku hubungkan dengan cerita kamu. Aku sudah punya trauma di pernikahanku dulu, dan aku masih tidak percaya kita begini jadinya. Apa ini karma untukku?"Tiba-tiba saja langsung terpikirkan hal itu dalam benakku. Memang sama sekali tidak

DMCA.com Protection Status