Share

Bom Waktu

Penulis: minipau
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-13 17:48:05

“Tuan.. tolong pertimbangkan kembali keputusan anda, saya.. saya tidak ingin di asingkan.” Anggela menahan kaki Arjuna, perempuan itu mengemis di bawah kaki tuannya yang sama sekali tidak tertarik mendengarkannya, “Tuan.. tolong.. demi saya, demi semua malam yang sudah kita bagi.. tolong pertimbangkan kembali keputusan anda.”

Arjuna menghentikan langkah, dengan wajah datar lelaki itu menunduk mencengkram dagu Anggela dengan kasar.

“Malam-malam yang pernah kita bagi?” Arjuna tersenyum miring, “Sayang sekali Anggela, saya sama sekali tidak memiliki ingatan tentang itu.”

“Anda menikmatinya.” Sela Anggela cepat, “Anda sendiri yang mengatakannya, saya.. saya adalah koleksi ke sayangan anda selama beberapa bulan ini.”

“Kamu sepertinya salah sangka.” Arjuna mengusap jarinya, seolah ia baru saja menyentuh sesuatu yang kotor sebelumnya, “Enggak pernah sekalipun saya menikmati malam bersama kamu, jadi jangan terlalu tinggi hati.”

“Tu..tuan… tuan..” Angg

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Lima Puluh Ribu Dollar

    “Sampai kapan kita akan di asingkan di tempat ini?” perempuan berambut ikal berkata dengan suara bergetar, “Aku ingin kembali ke mansion dan tinggal dengan tenang di paviliun kanan.” Perempuan itu menatap sekitarnya dengan mata berkaca-kaca, “bukannya terjebak di tempat terpencil seperti ini, tuan Arjuna bahkan tidak mengizinkan kita ke luar rumah.”Perempuan berkulit pucat menatap menu sarapannya tanpa selera, “Aku masih kenyang, kalian sarapan aja duluan.” Perempuan itu kemudian bangkit, kembali ke kamarnya sembari menutup bibirnya yang bergetar.“Kalian terlalu berlebihan, anggap saja kita sedang liburan.”“Cih, kamu bahkan sama sekali tidak merasa bersalah.”Anggela melirik dari ujung matanya, “Untuk apa, kita di sini karena keputusan yang kita buat bersama. Kamu enggak bisa mengkambing hitamkan aku.”“Dasar perempuan enggak tahu diri.” Perempuan ber

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-14
  • GAIRAH SANG ARJUNA   Ibuk Enggak Akan Kemana-mana

    “Kamu curang!”Arjuna mengelus dada, cukup terkejut dengan jeritan Alisha yang menyambutnya.“Saya enggak curang, nona. Tapi anda yang memang payah di permainan ini.”Arjuna bisa mendengar suara kekehan Sebastian, merasa penasaran lelaki itu mempercepat langkah kakinya untuk melihat apa yang membuat ke dua orang itu berdebat dengan seru.“Enggak mungkin, kamu selalu mendapat enam angka dadu.” Alisha merengut. “Saya enggak mau main lagi.”Arjuna menggelengkan kepala melihat tingkah kekanakan Alisha.“Ada apa, kenapa kalian ribut sekali?” Ruben yang menyusul ikut penasaran, “Ada apa ini, kenapa nona kita ini merajuk, hm?”Alisha langsung mengadu, “Sebastian curang, dari sore kami sudah memainkan permainan yang sama dan dia selalu memenangkan permainan.”Ruben melirik permainan ular tangga di tengah ranjang, lelaki itu tidak bisa menahan tawanya. A

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-15
  • GAIRAH SANG ARJUNA   Misi Balas Dendam

    Alisha mengerjap, perempuan itu membuka matanya dan menyadari bahwa ia masih berada di kamar perawatannya. Tidak ada lagi kamar hangatnya di rumah lama, tidak ada juga pelukan ibuknya yang menenangkan.“Ibuk..” bisik perempuan itu dengan sendu.“Kamu sudah bangun?”Alisha jelas terkejut, seingatnya ia di tinggalkan sendirian di kamar perawatannya tapi kenapa Arjuna ada di sini.“Kamu mau tirainya di buka?”Alisha kebingungan, ia sama sekali tidak mengerti dengan situasi yang sedang di alaminya.“Kenapa.. tuan Arjuna ada di sini?”“Kamu yang tidak membiarkan saya pergi.” ucap Arjuna sembari mengangkat tangannya yang masih berada di dalam genggaman Alisha.Wajah alisha memerah, perempuan itu menyentak tangan Arjuna begitu saja kemudian menggerutu sembali memalingkan wajah.“Sa.. saya enggak sadar, lagian kenapa juga tuan Arjuna bisa ada di ruang perawatan sa

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-17
  • GAIRAH SANG ARJUNA   Malam Berdarah

    Sejak dulu, hubungannya dengan Galahan Erlang memang bukan seperti hubungan antara ayah dan anak pada umumnya. Galahan tidak pernah menatap Alisha dengan tatap penuh sayang sebagaimana ayah temannya menatap putri mereka, Galahan juga tidak pernah benar-benar ada. Lelaki itu hanya akan mengunjungi rumah sederhana yang ia dan ibunya tinggali selama dua atau tiga kali setiap bulannya.Alisha pikir hal itu terjadi karena ayahnya memang berhati dingin, ibuknya selalu menjelaskan bahwa Galahan terlalu lelah bekerja, karena itu Galahan tidak sempat menemani Alisha barmain atau sekedar mengelus kepalanya penuh sayang sebagaimana perlakuan seorang ayah kepada putrinya.Pemikiran itu berubah, ketika di suatu pagi rumah sederhana mereka kedatangan tamu. Alisha yang memang sudah sangat menunggu kedatangan Galahan langsung berlari begitu mendengar suara mesin kendaraan, ia yakin sekali itu adalah ayahnya.“Bapak!” senyum Alisha luntur karena alih-alih menemukan G

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-17
  • GAIRAH SANG ARJUNA   Karma Datang Begitu Saja

    “Anda benar-benar sangat cantik nona.” Alisha menatap pantulan wajahnya di cermin, pelayan itu tidak berbohong. Alisha memang merasa keadaannya jauh lebih baik di banding ketika pertama kali menginjakan kaki di mansion Arjuna. “Saya permisi nona, sebentar lagi Sebastian mungkin akan datang menjemput anda.” Alisha mengangguk, setelah pelayannya pergi perempuan itu kembali menatap pantulan wajahnya di cermin. Di tatapnya sosok perempuan yang balas menatapnya dengan raut wajah dingin. “Kamu siapa..?” bisik Alisha dengan lirih, Baginya pantulan bayangan yang di lihatnya bukanlah dirinya. Alisha yang ibunya lahirkan adalah seorang perempuan yang riang dan selalu tersenyum, bukan perempuan dengan pandangan kosong yang selalu berpura-pura bahagia. “Kamu sudah siap?” Alisha mengerjap, bukan Sebastian yang menyusulnya melainkan Arjuna. “Kita berangkat sekarang kalau kamu sudah siap.” Ucap lelaki itu lagi. Alisha kembali

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-22
  • GAIRAH SANG ARJUNA   Kunci Keberhasilan

    Sejauh yang Regina ingat, pernikahan ke dua orang tuanya memang sedikit berbeda. Regina tidak pernah melihat ayahnya berbisik mesra di telinga ibunya seperti yang biasa di lakukan pasangan lain, Galahan Erlang juga sangat jarang berada di rumah. Lelaki itu seolah memiliki dunianya sendiri, dunia di mana tidak ada ia dan Raina di dalamnya.Regina ingat ketika Alisha pertama kali di bawa masuk ke mansion Galahan Erlang, anak kecil berambut ikal itu berada di dalam gendongan Galahan. Sesuatu yang membuat Regina benar-benar merasa iri, terlebih lagi Galahan benar-benar melakukan persiapan besar-besaran untuk menyambut Alisha.“Ibuk, Alisha mau perkedel dagingnya.” Alisha berbisik malu-malu.“Sebentar, ibuk ambilkan.”“Ada makanan lain yang kamu mau Al? bapak bisa minta koki untuk menyiapkannya untuk kamu.”Alisha menggeleng, “Ibuk, abis makan mau main di sana boleh?”Alisha jelas merasa kikuk denga

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-25
  • GAIRAH SANG ARJUNA   Tidak Akan Pernah Sebanding

    “Karma bisa datang kapan saja Juna, kamu yakin sanggup menanggung karma yang harus di tanggung Alisha karena kelakuan ibunya?” Arjuna mengulum senyum, lelaki itu menyimpan ponselnya terlebih dahulu sebelum menanggapi Raina yang sejak tadi tidak bisa berhenti mengutuk Aliya dan juga Alisha dengan mengatas namakan karma. “Saya sama sekali tidak mengerti dengan apa yang anda bicarakan.” Arjuna menyesap cangkir tehnya pelan, “Tapi kalau memang anda sekhawatir itu, saya akan bilang kalau saya sama sekali enggak keberatan.” Arjuna terkekeh, senang sekali melihat ekspresi kaku lawan bicaranya. “Saya siap menanggung apapun itu, selama Alisha menjadi milik saya.” tegas lelaki itu lagi, “Jadi anda tidak perlu khawatir.” “Saya tahu kamu lelaki yang seperti apa Juna, kamu tidak akan pernah bisa bertahan dengan satu perempuan.” Raina berucap dengan hati-hati, “Mungkin kamu perlu mencoba perempuan lain, dengan begitu kamu bisa mempertimbangkan keputusan kam

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26
  • GAIRAH SANG ARJUNA   Dasar Pembohong

    Alisha melangkah pelan, sebisa mungkin berhati-hati ketika menggeledah ruang kerja Galahan yang cukup rapih. Entah sudah berapa lama ia berkeliling, tapi belum juga ia temukan hal-hal yang sanggup membuktikan kejahatan seorang Galahan Erlang. “Hanya ada laporan biasa.” Desah perempuan itu sembari mengistirahatkan diri di kursi kerja ayahnya, fokus Alisha sedikit teralihkan ketika menyadari potret wajah siapa yang ada di dalam bingkai kecil di dekat tumpukan map hitam. Itu adalah potret Aliya yang sedang tersenyum lebar sembari menatap kamera, wajahnya kuyu. Perempuan itu jelas kelelahan, tapi senyumnya secerah mentari. Alisha melihat ibunya memeluk seorang bayi yang di lingkupi selimut merah muda yang lembut, di sampingnya Galahan tersenyum tidak kalah lebar sembari mengusap wajah sang bayi penuh sayang. “Apa-apaan..” bisiknya dengan bibir bergetar, “Kenapa Kalian enggak pernah sebahagia ini sebelumnya.” Alisha berusaha menyadarkan diri, ia tidak bole

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27

Bab terbaru

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Bahaya di depan mata

    Warung dagangan Alisha tampak ramai, Ruben berdiri sembari berkacak pinggang. Memperhatikan satu persatu pelanggan yang datang.“Mas, ini uangnya.”“Ah, iya. Berapa total belanjaannya, Bu?”“Lima puluh ribu.”Ruben mengabaikan tawa perempuan paruh baya di hadapannya dan fokus menghitung uang kembalian.“Mas, pacarnya Mbak Alisha?”Ruben mengulas senyum dan membiarkan para pelanggan Alisha berpikir sesuka mereka. Bagi Ruben, lebih baik di kenal sebagai kekasih Alisha dibandingkan harus menerima banyak tawaran tidak masuk akal para pelanggan Alisha yang terlihat sangat semangat menjodohkannya dengan salah satu putri mereka.“Ini Mas, tolong kembaliannya.”Ruben memperhatikan lelaki yang terlihat aneh di matanya, pelanggan Alisha yang satu ini mengenakan topi dan juga jaket kulit di tengah hari yang panas.“Mas,” panggil lelaki itu lagi. “Kembalia

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Kecurigaan Ruben

    Ruben tertawa senang karena berhasil menjahili Alisha, tetapi raut kesenangan di wajah Ruben menghilang begitu melihat wajah Alisha yang benar-benar seputih kapas.”Astaga, ada apa?””Ada apa?!” Alisha mengepalkan tangannya dengan erat, dengan emosi yang tidak lagi dapat perempuan itu tahan, Alisha menghujani Ruben dengan banyak pukulan. ”Aku kira aku akan mati hari ini!””Oh ayolah, jangan berlebihan.” Ruben mengunci leher Alisha dengan lengannya kemudian memaksa perempuan itu berjalan bersamanya. ”Ayo aku antar kamu pulang.”“Enggak perlu! Aku bisa pulang sendiri.””Serius, Al? Kamu merajuk?” Ruben mengikuti Alisha dengan seringai yang menyebalkan, bagi lelaki itu Alisha memang hiburan yang menarik di sela-sela kesibukannya bekerja. ”Kamu merajuk?””Enggak!”“Benar kamu merajuk.” Ruben menganggukkan kepala seolah i

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Teror Pertama

    Galahan tidak bisa diam saja, Brama pasti sudah bergerak dan membuat rencana di luar sana. Ia juga harus melakukan hal yang sama, membangun kekuatannya meski dibatasi dinding penjara. Tekadnya membuat lelaki itu dapat beradaptasi dengan kehidupan penjara yang keras, Galahan memiliki kelompoknya sendiri sekarang.“Ini, aku berhasil mendapatkannya.”Galahan menepuk-nepuk kepala pesuruhnya dengan bangga, entah bagaimana Galahan merasa jika beberapa penjaga mengawasinya. Hal itu membuat lelaki itu lebih berhati-hati dalam bergerak dan mau tidak mau memanfaatkan anggota kelompoknya untuk meraih apa yang ia mau.“Ambillah.” Galahan melempar tiga puntung rokok yang langsung menjadi rebutan, lelaki itu tidak peduli. Galahan memilih beranjak ke sudut ruangan dan menekan sebaris nomor pada ponsel yang berhasil bawahannya pinjam. “Ayolah, kenapa mereka sulit sekali mengangkat telepon dari orang asing!” geramnya karena lagi-lagi Ruben men

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Meja makan, kamu dan selai cokelat

    Brama memperhatikan penampilannya terbarunya dengan perasaan bangga, lelaki paruh baya itu baru saja memangkas rambutnya menjadi lebih rapi. Brama juga bercukur dengan bersih hari ini, ia juga mengenakan setelan rumahan yang nyaman.”Aku benar-benar merindukan kehidupan ini.””Ini memang kehidupan yang seharusnya Pak Brama miliki.” Yuda datang dengan sekantung belanjaan di tangannya. “Bersiaplah, Nona Anggela mungkin sebentar lagi akan tiba.”“Apa tidak masalah jika aku hanya berpakaian seadanya seperti ini?”Yuda memperhatikan pakaian Brama kemudian mengangguk. ”Ini bukan pertemuan bisnis, santai saja.” Lelaki itu kemudian sibuk dengan berbagai macam bahan masakan dan menatanya di atas meja. ”Anda bisa mengambil wine di gudang, Nona Anggela sangat menyukainya.””Oh, tentu. Biar aku ambilkan.”Begitu kembali, Brama melihat sosok Anggela duduk dengan nyaman di

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Kesempatan Galahan

    Sebastian menyambut Ruben dengan langkah memburu, kepala pelayan itu memang menghubungi Ruben begitu menemukan Arjuna terkapar di ruang kerjanya di antara belasan botol wine.“Tuan Arjuna ada di kamarnya.”Ruben mengangguk, tanpa kata lelaki itu membuka pintu lebar yang cukup sering ia masuki. Ruben mendengus, melihat Arjuna dengan wajah pucatnya di kelilingi oleh Anggela dan Regina yang hanya mengenakan pakaian tidur tipis dan kekurangan bahan.”Pergi! aku harus memeriksanya,” usir Ruben tanpa takut.”Kami hanya khawatir, Tuan Arjuna tiba-tiba saja menghilang dan di temukan pingsan di ruang kerja. Padahal sebelumnya kami sedang bersenang-senang.” Regina mengusap dada Arjuna dengan pelan. “Aku enggak mau pergi sebelum memastikan Tuan Arjuna baik-baik saja.”Ruben mendengus. “Jangan khawatir, ini hanya masalah usia.”“Ya!” protes Arjuna tidak terima. ”Pergilah, aku

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Tidak Terpuaskan

    Sebastian berdiri diam, kepala pelayan itu sama sekali tidak dapat melakukan apa pun saat ini. Arjuna sedang gelap mata, lelaki itu sejak tadi tidak bisa berhenti meneguk winenya sembari berkeliling menghampiri para koleganya. Bukan untuk membicarakan pekerjaan, malainkan memamerkan mainan barunya.”Benar-benar luar biasa, Pak Arjuna. Anda bahkan bisa mendapatkan Regina.”Arjuna memberikan senyum kecil, lelaki berperut buncit di hadapannya ini sama sekali tidak menutupi kekagumannya pada Regina yang memang terlihat menawan dengan gaun malamnya.“Anda harus menghubungi saja jika ingin mengirim Regina ke area pelelangan.”Arjuna terlihat berpikir. ”Entah lah, Pak Rudi. Sepertinya kali ini Anda harus menunggu cukup lama karena aku ternyata merasa sangat puas dengan apa yang sanggup Regina berikan kepadaku.” Arjuna mendekatkan wajah ke telinga koleganya yang sudah berusia tujuh puluh tahun lebih. ”Saya takut Anda tida

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Hari Kebebasan Brama

    Brama tidak bisa berhenti tersenyum, lelaki itu senang karena hari yang sudah lama ditunggunya akhirnya tiba. Galahan yang melihat tingkah teman satu selnya mengerutkan kening keheranan, di dalam hatinya Galahan mencoba menebak-nebak apa gerangan yang membuat Brama kelihatan senang. Lelaki tua itu bahkan sedari pagi sudah berdandan, mencukur kumis, janggut dan bahkan merapikan rambutnya.”Kamu pasti akan merindukanku kawan, tetapi jangan khawatir. Aku akan sering datang mengunjungimu, aku juga akan menjenguk Alisha dan melaporkan keadaan anak perempuan kesayanganmu itu.” Brama tertawa keras, lelaki bahkan sampai terbatuk. ”Aku tidak akan melupakanmu kawan, aku berharap kamu juga sama. Ingat aku sebagai mimpi buruk yang akan terus menghantui hidup putrimu.”Galahan tidak tahan lagi, lelaki itu menarik kerah pakaian Brama dengan kasar. ”Tutup mulutmu tua bangka! Aku sedang tidak ingin mendengar mulut besarmu itu berbicara.”&rdq

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Pasukan telah siap

    “Hey ada apa?”Raina mengulas senyum tipis, perempuan itu mengusap rahang kekasih barunya. Seorang mahasiswa yang kekurangan uang, Raina benar-benar menghamburkan sisa-sisa harta kekayaannya untuk bersenang-senang.“Biasalah, anak manja itu sedang berulah.”“Jangan cemberut begitu.”Raina tertawa geli karena kekasihnya menciumi wajahnya bertubi-tubi.“Kita kan mau bersenang-senang.”Raina mengangguk. “Mana barangnya?”Si lelaki menyeringai, ia mengeluarkan bubuk berwarna putih yang dibungkus plastik obat. Raina menunggu kekasihnya menyiapkan segalanya, perempuan itu tetap diam dan pasrah ketika lelaki itu mulai menyuntikan benda terlarang itu ke dalam tubuhnya.Raina merasa tubuhnya melayang, perempuan itu merasa senang sebelum tubuhnya mengejang dan ia menutup mata untuk selamanya.***Regina menatap gundukan tanah basah di hadapannya dengan tatapan data

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Bisikan Anggela

    Arjuna merasa suntuk, belakangan ini lelaki itu lumayan banyak pikiran. Karena itu, hari ini ia merasa membutuhkan sedikit hiburan. Arjuna berjalan menuju lemari wine dan mengambil satu botol anggur langka hadiah dari salah satu kolega yang senang dengan hasil pelelangan terakhir.“Anda terlihat lelah,” Anggela memijat bahu Arjuna dari belakang. “Apa aku perlu menyiapkan air hangat untuk berendam?”Arjuna meremas tangan Anggela di pundaknya, lewat gerak mata lelaki itu meminta perempuan itu untuk duduk di pangkuannya.“Kamu ingin berendam?” Arjuna bertanya lirih.“Jika tuan menginginkannya.”Arjuna berpikir sebentar, kemudian menggeleng. Perasaannya masih kacau, ia sedang tidak ingin melakukan apa pun selain menghabiskan koleksi wine mahalnya di lemari.“Aku mendengar cerita yang menarik selama di rumah pengasingan.”“Oh ya?” Arjuna menyesap wine

DMCA.com Protection Status