Amanda menyunggingkan senyuman. Dia memang sengaja memberikan waktu untuk Carlos agar bisa berbicara dengan orang tuanya."Berbicara tentang apa yang kamu maksud? Apa kamu ingin aku segera melamarmu?" balas Carlos."Aku sengaja keluar dari ruangan itu karena aku yakin Ayahmu akan membicarakan hal penting denganmu!" seru Amanda.Tuan Wiliam yang mendengarnya tersenyum. Amanda memang wanita pengertian. Memang benar kok beliau ada hal penting yang akan di bicarakan dengan Carlos. Tapi istrinya mengacaukan segalanya. "Kamu ini peka sekali dengan keadaan. Carlos pulanglah hari ini, Ayah memang ingin berbicara serius padamu!" seru Tuan Wiliam."Pulanglah Carlos dan berbincanglah pada Ayahmu selagi dia masih ada. Jangan sampai kamu menyesal," ucap Amanda.Nyonya Wiliam sewot melihat tingkah Amanda yang sok bijak itu. Dia melengos saat mata mereka betatapan. "Alah, pandai sekali kamu cari muka pada suami dan anaku. Ketahuan banget kalau kamu itu wanita penggoda," celetuk Nyonya Wiliam."Hat
Tuan William menyeruput kopinya sebelum menjawab pertanyaan Carlos. Setelah meletakkan cangkirnya dia menatap wajah Carlos tajam dan mulai berbicara. "Aku sudah mendengar reputasi Amanda yang sangat baik di perusahaan. Aku juga dengar kalau desainnya menjadi favarit di kalangan kelas atas dan remaja. Di perusahaan dia hanya desainer biasa atau kepala divisi?" tanya Tuan William. "Dia hanya desainer biasa. Waktu itu hrd merekrutnya saat masih mahasiswa di lomba desain tingkat nasional," jawab Carlos. Orang tua itu mengangguk, dia sudah melihat segala informasi tentang diri Amanda. Padahal dia sedang berada di sisi Carlos saat ini untuk naik jabatan ataupun gaji yang besar itu sangat mudah. Tapi sepertinya Amanda tidak melakukan itu. "Apa dia tidak meminta untuk cepat menaikkan karirnya kepadamu?" tanya Tuan William. "Dia bilang tidak terbiasa bergantung pada lelaki. Padahal aku sudah menawarkan diri untuk menjadi sugar daddy padanya," jawab Carlos. "Haha ,,, Dia memang wanita
Carlos menggelengkan kepalanya dia belum pernah datang ke rumah keluarga Amanda. Dia berada di bali itu merantau untuk mencari pekerjaan. Orang tuanya berada di kampung halaman tidak berada di sini. "Aku belum pernah bertemu mereka karena tinggal di kampung. Mungkin dalam waktu dekat aku ingin ikut dia pulang mengunjungi orang tuanya," jawab Carlos. "Terserah kamu saja maunya bagaimana. Kamu sudah dewasa Ayah hanya akan mendukung dan menasehati jika kurang pas saat kamu betindak," balas Tuan Wiliam. Ayah dan anak itu semakin akrab saja mereka masih saja mengobrol di ruang keluarga. Bahkan Carlos mengobrol meminta pendapat tentang perusahaan kepada Ayahnya mumpung sedang berada di rumah dan mengobrol santai seperti ini. Carlos sangat menantikan suasana seperti ini santai dan tidak tegang seperti saat dia berbicara dengan mamanya. "Sudah jam dua pagi saja. Istirahatlah Carlos, besok kamu juga harus bekerja bukan?" tanya Tuan William. "Baik Ayah. Aku akan istirahat di kamarku," j
"Kamu sudah lama tidak pulang ke rumah. Pulanglah apa kamu tidak merindukan Ayah dan Ibu?" tanya Ibu Amanda. "Tapi aku belum bisa cuti dalam waktu dekat. Mungkin dua minggu lagi baru bisa pulang," jawab Amanda. Ibu Amanda terus mengoceh dan ingin Amanda segera pulang karena merindukannya. Amanda tetap tidak bisa mengabulkannya karena masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dalam dua minggu ini. "Jangan menunggu ibumu mati kamu baru pulang!" seru Ibu Amanda. "Aku janji dua minggu lagi akan mengambil cuti dan pulang untuk melepas rindu kepada Ibu," balas Amanda. Amanda mematikan teleponnya lalu dia kembali bekerja lagi. Dia merasakan ada sesuatu yang tidak beres dari suara ibunya. Seperti dalam keadaan tertekan. Apa yang sebenarnya terjadi di kampung halamannya. Amanda menjadi pusing dan memegangi kepalanya. "Apa yang sedang kamu pikirkan Amanda?" tanya Carlos sambil memeluk Amanda dari belakang. "Lepaskan pelukanmu ini di ruang kerja yang berarti tempat umum. Semua orang
Carlos menenangkan Amanda. Dia lantas meminta Laila menyiapkan sopir untuk membawa mobil ke kampung halaman Amanda."Kapan bapak akan pergi?" tanya Laila."Sekarang juga. Kamu juga beritahu atasan Amanda kalau amanda akan ijin beberapa hari," jawab Carlos.Laila mengangguk lalu mengerjakan tugasnya dengan baik. Dia pergi ke ruangan Amanda membuatka izin untuknya sesuai dengan permiantaan Carlos. Sementara urusan perusahaan kalau ada persetujuan Carlos bisa di titipkan ke Laila atau Angga."Ayo kita berangkat, tidak usah khawatir aku membawa pengawal juga," ucap Carlos."Aku mengerti, terima kasih sudah mau membantuku," balas Amanda.Dalam perjalanan Amanda terlihat selalu gelisah tak menentu karena kepikiran ibunya terus. Apa yang sebenarnya dilakukan oleh sang Ayah tiri sehingga membuatnya harus mencelakai ibu. Amanda juga diminta pulang sebenarnya ada apa. Biasanya dia juga tak pernah peduli dengab kehidupan Amanda."Carlos aku sangat takut. Terjadi apa-apa pada ibuku," ucap Amanda.
Ayah tiri Amanda tertawa kencang. Mau tak mau Amanda harus menikah dengan juragan kambing sekaligus rentenir di desanya. Ayah tirinya berhutang padanya untuk berjudi dan hutangnya sudah menumpuk."Aku akan menyiksa ibumu kalau kamu tidak mau menikah dengan juragan kambing. Aku tahu kamu sangat menyayangi ibumu!" seru Ayah tiri Amanda."Aku tidak sudi menikah dengan juragan kambing yang istrinya sudah tiga. Atas dasar apa kamu memintaku untuk menikah dengannya!" seru Amanda.Ayah tiri Amanda geram Amanda berani menentangnya. Di depan Amanda dia menjambak dan menampar Ibunya dengan kasar."Kamu harus menikah dengan juragan kambing sebagai pelunas hutang. Aku akan terus menyiksa ibumu sampai kamu menyetujuinya," balas Ayah tiri Amanda."Amanda kalau kamu sayang pada Ibu. Turuti saja Ayahmu untuk menikah dengan juragan kambing agar hutang kita lunas," pinta Ibu Amanda sambil menangis.Amanda mengepalkan tangannya. Dia kesal karena ibunya benar-benar bodoh mau menikah dengan lelaki yang ja
Carlos sangat kesal meninju sampai dia puas sehingga wajah Ayah tiri Amanda babak belur olehnya. "Ampun! Hutangku seratus juta. Aku tak sanggup membayarnya sehingga harus menjadikan Amanda sebagai pelunas hutang!" tegas Ayah tiri Amanda."Ini cek seratus juta untuk kalian. Amanda adalah calon istriku tidak ada yang bisa merebutnya dariku. Atau anak buahku akan menghabisi kalian," ucap Carlos yang masih marah. Dia melempar cek seratus juta ke wajah Ayah tiri Amanda.Tetangga yang berada di sekitar rumah Amanda melongo melihat kejadian ini. Mobil yang dibawa Carlos juga mencolok. Lebih bagus dari mobil milik juragan kambing."Apa calon suami Amanda orang kaya?" bisik tetangga Amanda."Lihat saja penampilan dan mobil yang dia bawa. Sangat bagus dan sepertinya mahal," bisik tetangga satunya.Ayah Amanda merasa bersalah. Karena menilai tidak menyeluruh kalau begini caranya dia tidak akan mendapatkan keuntungan apa-apa. Hanya seratus juta saja untuk melunasi hutang lalu untuk foya-foya dia
Carlos menyeringai tipis tentu saja dia akan melakukan segalanya demi Amanda. Termasuk merelakan nyawanya jika diperlukan asalkan untuk mendapatkan Amanda dia akan bersedia melakukan apapun."Ibu jangan keterlaluan. Aku datang kemari untuk mwnyelamatkan Ibu. Tapi sepertinya kedatanganku hanya untuk menebus hutang saja dan tidak ada artinya!" seru Amanda."Ibu hanya mengetes dia beneran mencintaimu atau tidak. Kalau benar uang satu milyar bagi keluarga Wiliam bukanlah apa-apa," balas Ibunya Amanda.Carlos merangkul Amanda dia mencoba menenangkan Amanda agar tidak terlalu kecewa dengan keadaan. "Demi Amanda, aku sanggup memberikan satu milyar itu. Tapi aku tidak akan memberikan padamu," ucap Carlos."Aku ini ibu Amanda. Sudah seharusnya uang mahar itu diberikan padaku!" seru Ibunya Amanda."Kamu tidak pantas disebut orang tua," balas Carlos.Amanda menangis karena ibunya ternyata hanya menginginkan uangnya untuk membahagiakan suami barunya. Dia rela harta habis demi kebahagiaan sang su