Carlos sangat kesal meninju sampai dia puas sehingga wajah Ayah tiri Amanda babak belur olehnya. "Ampun! Hutangku seratus juta. Aku tak sanggup membayarnya sehingga harus menjadikan Amanda sebagai pelunas hutang!" tegas Ayah tiri Amanda."Ini cek seratus juta untuk kalian. Amanda adalah calon istriku tidak ada yang bisa merebutnya dariku. Atau anak buahku akan menghabisi kalian," ucap Carlos yang masih marah. Dia melempar cek seratus juta ke wajah Ayah tiri Amanda.Tetangga yang berada di sekitar rumah Amanda melongo melihat kejadian ini. Mobil yang dibawa Carlos juga mencolok. Lebih bagus dari mobil milik juragan kambing."Apa calon suami Amanda orang kaya?" bisik tetangga Amanda."Lihat saja penampilan dan mobil yang dia bawa. Sangat bagus dan sepertinya mahal," bisik tetangga satunya.Ayah Amanda merasa bersalah. Karena menilai tidak menyeluruh kalau begini caranya dia tidak akan mendapatkan keuntungan apa-apa. Hanya seratus juta saja untuk melunasi hutang lalu untuk foya-foya dia
Carlos menyeringai tipis tentu saja dia akan melakukan segalanya demi Amanda. Termasuk merelakan nyawanya jika diperlukan asalkan untuk mendapatkan Amanda dia akan bersedia melakukan apapun."Ibu jangan keterlaluan. Aku datang kemari untuk mwnyelamatkan Ibu. Tapi sepertinya kedatanganku hanya untuk menebus hutang saja dan tidak ada artinya!" seru Amanda."Ibu hanya mengetes dia beneran mencintaimu atau tidak. Kalau benar uang satu milyar bagi keluarga Wiliam bukanlah apa-apa," balas Ibunya Amanda.Carlos merangkul Amanda dia mencoba menenangkan Amanda agar tidak terlalu kecewa dengan keadaan. "Demi Amanda, aku sanggup memberikan satu milyar itu. Tapi aku tidak akan memberikan padamu," ucap Carlos."Aku ini ibu Amanda. Sudah seharusnya uang mahar itu diberikan padaku!" seru Ibunya Amanda."Kamu tidak pantas disebut orang tua," balas Carlos.Amanda menangis karena ibunya ternyata hanya menginginkan uangnya untuk membahagiakan suami barunya. Dia rela harta habis demi kebahagiaan sang su
Carlos turun dari mobil menuju penginapan. Dia menggandeng Amanda masuk, mereka langsung istirahat begitu juga para pengawalnya."Selamat istirahat, Amanda," ucap Carlos."Kamu juga harus istirahat," balas Amanda yang langsung memejamkan matanya.Mereka terlelap sampai pagi. Saat Carlos membuka matanya, Amanda sudah berada di sampingnya dengan wajah yang ceria. Carlos semakin terpana melihatnya."Amanda, kamu cantik sekali pagi ini," ucap Carlos."Jangan menggombal saja kerjaanku. Ayo kita sarapan!" ajak Amanda tegas."Amanda tapi kamu benar-benar cantik. Bolehkah aku memelukmu sebentar saja?" tanya Carlos."Tentu boleh," jawab Amanda.Carlos memeluk wanita pujaan hatinya itu untuk beberapa menit. Sepertinya dia bisa bersama Amanda pergi ke kampung halaman bertemu dengan orang tua Amanda walau hanya sesaat saja. "Amanda, bagaimana suasana hatimu sekarang?" tanya Carlos."Aku baik-baik saja. Aku sudah rela meninggalkan mereka yang tidak menginginkan aku ada," jawab Amanda."Baiklah mu
Carlos tersenyum lalu mengelus rambut Amanda lembut. DIa menatapnya penuh makna. seolah mengatakan kalau dia sangat mencintai Amanda. "Apa kamu mencintaiku?" tanya Carlos. "Aku mencintaimu mulai sekarang dan seterusnya. Jangan berpaling ke perempuan lain, Carlos," jawab Amanda. "Bertemu denganmu adalah keberuntungan untukku. Aku tidak akan berpaling ke perempuan lain," balas Carlos dengan sorot mata yang tajam. Amanda tersenyum bahagia. Saat ini memang Carlos yang bisa dia andalkan dia tidak pernah di perhatikan, disayang, dimanja seperti apa yang Carlos lakukan saat ini. Keluarganya saat ini hanya Carlos tidak ada yang lain. Dia berjanji mulai sekarang akan menuruti saja apa yang diinginkan Carlos. "Kita sudah sampai perusahaan. Ayo kita turun," ucap Carlos. "Baik, sepertinya aku akan lembur hari ini," jawab Amanda. Sekarang Amanda tidak risih lagi saat berjalan masuk ke perusahaan bersama Carlos. Dia sudah tidak memikirkan akan gosip yang akan bertebaran di dalam perusahaan
Amanda menggelengkan kepalanya karena tidak tahu lagi harus berbuat apa. Temannya ini kenapa pikirannya selalu buruk tentangnya. Tidak pernah sama sekali berpikir baik."Tidak ada yang dispesialkan di sini. Aku juga sama seperri kalian. Kalau salah akan kena tegur atasan. Siapa bilang aku tidak pernah kena omel, kalian salah menilaiku," jawab Amanda."Kami tidak pernah melihatmu kena omel," balaa teman Amanda."Karena kalian baru dipindahkan di sini," balas kepala divisi.Mereka mendapatkan ceramah dari atasannya karena membuat kericuhan. Padahal Amanda hanya mengajak diskusi tentang pekerjaan kenapa bisa melebar kemana-mana dan terkesan menyudutkan Amanda."Aku sudah bekerja lama disini. Walau baru dipindah ke divisi desain. Aku sudah merasa kedatangan Amanda bukan kebetulan," ucap teman Amanda."Bukan kebetulan bagaimana maksudmu? Dia datang direkrut oleh HRD karena menang lomba saat itu," balas kepala divisi."Halah aku yakin dia main belakang dengan naik ranjang bos," ucap teman A
Amanda menerima kotak paket dari Laila lalu membukanya perlahan. Nama yang tertera adalah namanya jadi dia berani membukanya."Aku penasaran apa isinya. Itu dari luar negeri pasti biaya kirimnya mahal," ucap Laila penasaran."Wow ini keren, peralatan masak yang lumayan mahal, siapa pengirimnya?" tanya kepala divisi."Pengirimnya mantan pacar Carlos," jawab Amanda.Mereka agak terkejut dengan siapa pengirimnya. Amanda tapi tampak biasa saja. Kalau itu orang lain mungkin sudah membuangnya ke tempat sampah karena mantan kekasih sang lelaki mengirimkan dia sebuah hadiah."Amanda, apa kamu yakin?" tanya Laila."Iya aku yakin ini dari Sinta, lihat saja ada suratnya," jawab Amanda yang menunjukkan ssbuah surat.Laila dan kepala divisi membaca surat dari Sinta. Lalu mereka memandang Carlos yang wajahnya datar biasa saja. Mereka tidak tahu apa yang dipikirkan Carlos saat ini. "Amanda kamu mau menyimpan surat ini atau membuangnya?" tanya Laila."Menyimpannya, ini adalah hadiah pertama untukku
Carlos terbelalak matanya dia sangat senang soal menghukum orang. Sudah lama sepertinya dia tidak menghukum karyawan di perusahaannya."Sudah berapa lama aku tidak menjatuhkan sangsi pada karyawan, Laila?" tanya Carlos menyeringai tipis sebelum menjawab pertanyaan kepala divisi desain."Sudah hampir dua bulan," jawab Laila."Kalau mereka membuat ulah lagi. Tolong potong gaji mereka atau pecat langsung. Perusahaan ini akan tetap berjalan tanpa mereka!" tegas Carlos.Kepala divisi menyetujuinya karena seperti apa yang Carlos bilang. Perusahaan besar seperti ini akan cepat mendapatkan kandidat tenaga manusia yang profesional setelah memecat karyawan yang tidak kompeten dan hanya menimbulkan masalah saja. "Akan saya atur sesuai perintas bos," ucap Kepala divisi."Bagus kalau begitu, ayo Laila kita kembali bekerja," ajak Carlos sambil meninggalkan ruangan Amanda bekerja.Semua karyawan menjadi takut dan merinding. Tapi mereka menyalahkan Amanda karena kalau dia tidak menggoda bos mungkin
Amanda menueruput kopinya santai. Dia melihat Carlos dengan tatapan lembut karena Carlos sudah terlihat sangat marah."Aku ingin berbicara tapi sepertinya akan terus disangkal oleh lelaki asing yang mendekatiku ini, entah apa niatnya!" seru Amanda."Oh ya, apa kamu akan percaya dengan jawabanku karena lelaki ini sudah menjawab duluan?" tanya Amanda.Carlos terdiam sejenak. Benar juga apa yang dikatakan oleh Amanda. Biasanya dia tidak akan mendengarkan apa kata orang jika sedang marah, apalagi sudah ada jawaban sebelum Amanda menjawab pertanyaannya."Hampir saja aku percaya pada kata-kata pria busuk ini. Siapa yang menyuruhmu untuk menghancurkan hubungan kita?" tanya Carlos menatap tegas pria itu."Bapak jangan percaya dengan perempuan ini. Dia itu wanita penggoda, dia mendekatiku yang sedang minum kopi di sini. Tidak ada yang menyuruhku menghancurkan hubungan Bapak, mana aku berani!" jawab karyawan itu panjang lebar.Carlos menyeringai tipis. Orang munafik seperti ini sudah banyak ia
"Mama sudah perjalanan ke rumahmu untuk menginap, pulanglah tepat waktu kita makan malam bersama," jawab Nyonya William. Carlos mengiyakan apa yang mamanya katakan. Selesai rapat nanti dia mungkin akan segera pulang untuk berkumpul bersama keluarganya. jarang sekali berkumpul makan malam bersama keluarga semenjak pisah rumah. Dia akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin. "Bos, rapat akan dimulai lima menit lagi," ucap Angga. "Apa semuanya sudah siap, kalau sudah ayo ke ruang rapat dan segera mulai rapatnya," balas Carlos. "Baik," jawab Laila dan Angga bersamaan. Mereka sudah berada di ruang rapat lalu rapatpun dimulai lebih dari satu jam rapat berjalan. Carlos tampak puas dengan hasil laporan keuangan yang ada saat ini. Perusahaannya semakin maju semenjak dia menikah mungkin ini adalah rejeki setelah berkeluarga. "Rapat selesai, aku akan memberikan bonus untuk kalian bulan ini," ucap Carlos. "Terima kasih bos," jawab mereka serempak. Usai rapat Carlos segera menuju rumahnya untu
Amanda mengangguk lalu tersenyum kepada kedua orang tua Carlos. Dia sudah lama tidak serumah dengan orang tua yang lengkap, mungkin dengan adanya mereka dia bisa merasakan kasih sayang yang sempurna dari orang tuanya. "Aku setuju ayah dan mama tinggal di sini beberapa hari," ucap Amanda. "Kalau begitu kami akan datang lagi nanti sore, kami akan mengambil beberapa pakaian dan kebutuhan mandi kami, sekalian pamit dengan adik iparmu kalau akan menginap di sini," balas Tuan William. "Ayo kami antar dulu ke mobil," ajak Carlos. Mereka mengantar kedua orang tua itu ke mobil sebelum pergi meninggalkan rumah Carlos dan Amanda. Pasutri itu kembali ke dalam rumah, usai makan siang Carlos menyodorkan vitamin ibu hamil untuk Amanda. "Minumlah, ini demi kamu dan bayimu agar tetap sehat," pinta Carlos. "Terima kasih, kamu sudah mengingatkanku," balas Amanda. Carlos semakin protektif kepada Amanda saat Dokter mengatakan tekanan darahnya rendah. Dia sangat khawatir kalau akan mempengaruhi jani
Amanda menyunggingkan senyuman kepada mertuanya yang baru sampai. Dia menyambutnya dengan hangat karena akan mengantar pergi kontrol kandungan. Mereka sangat antusias mungkin karena ini adalah cucu pertama mereka yang akan dijaga dengan penuh perhatian. "Aku sampai lupa kalau hari ini harus kontrol kandungan," keluh Carlos. "Ma, pa, silahkan duduk dulu, saya konfirmasi ke Dokter dulu jam berapa jadwal hari ini," balas Amanda. "Baiklah, Carlos kamu bisa bekerja dulu, biarkan Amanda bersama kami," pinta Nyonya William."Istriku akan kontrol kandungan untuk apa aku bekerja hari ini," ucap Carlos. Seperti biasa mereka akan berdebat tak mau kalah, Siapa yang mengandung siapa pula yang heboh mau ikut periksa memilih barang ini dan itu untuk calon buah hati. Amanda selesai menelpon adminitrasi rumah sakit, dia mendapatkan kabar kalau Dokter akan praktek jam dua siang nanti. "Baiklah kalau begitu aku akan bekerja dulu, nanti jam dua belas akan pulang," ucap Carlos. "Ayah dan mama juga a
Amanda pernah mengingat bahwa suaminya itu pernah mengatakan kalau dia memilih Amanda karena ada hal yang berbeda dari dirinya. Amanda sangat percaya diri pada kemampuannya sendiri untuk mencari uang dan tidak mau mengandalakan lelaki. "Apa itu sebuah kelebihan. Itu bukan kelebihan tapi keterpaksaan karena tidak ada orang yang menopangku," jawab Amanda."Tapi bahkan saat kamu sudah mempunyai suami kaya sepertiku kamu masih saja mencari orang dari membuat konten," ucap carlos. "Itu karena aku sudah terbiasa, aku tidak mau bergantung lebih padamu untuk mengantisipasi kalau kamu akan tergoda dengan wanita lain dan melupakanku," balas Amanda. Carlos jadi terkekeh sendiri karena mendengar istrinya yang masih saja tidak mempercayainya soal pernikahan mungkin karena memang pernikahannya baru seumur jagung jadi Amanda masih waspada jika terjadi hal yang buruk dikemudian hari. Itu hal yang bagus karena dia pandai melihat peluang bisnis. "Aku sangat senang mempunyai istri yang pintar sepert
Carlos agak kecewa dengan apa yang dikatakan oleh Amanda, dia sudah tidak bisa menahannya lagi. Bukankah barusan Dokter sudah memperbolehkannya untuk melakukan hubungan suami istri kenapa harus menunggu lagi. Lima bulah itu waktu yang lama tidak menyentuh istrinya. "Aku tidak sanggup lagi Amanda, sebentar saja ya," ucap Carlos. "Lakukan pelan saja ya," balas Amanda.Mereka akhirnya melepas puasa selama lima bulah, bagaikan menahan kerinduan akhirnya Carlos melepas semua kerinduan yang ada di dalam hatinya untuk Amanda."Terima kasih ya, Amanda," ucapnya sembari memeluk Amanda erat setelah melakukan itu. "Aku mau tidur dulu ya, aku lelah," balas Amanda. "Baiklah, aku akan ke perusahaan karena ada rapat penting," ucap Carlos lalu mengecup kening Amanda. Carlos usai mandi langsung bergegas ke perusahaan, melihat Amanda yang masih terlelap tidur dia tidak membangunkannya. Dia hanya berpesan pada pelayan kalau saat Amanda bangun harus menyediakan makanan sehat untuknya. ***"Bos, par
Amanda mengernyitkan dahinya, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Carlos barusan. Dia tidak mengerti kenapa tiba-tiba pandangannya menjadi sayu seperti itu. "Melakukan ritual malam pengantinkah maksudmu, aku tidak berani untuk saat ini," jawab Amanda seraya menyilangkan kedua tangannya. "Aku sudah tidak bisa menahannya lagi, aku ingin melakukan itu," ucap Carlos. "Bersabarlah, aku tidak ingin menyakiti calon buah hatiku saat ini," balas Amanda seraya mengelus perut yang ada janinnya. Carlos terlihat sayu dan lesu dia langsung memeluk Amanda karena sudah merindukan dapat menyalurkan hasrat seperti biasanya. Tapi tidak untuk saat ini dia harus menahannya karena ada sang buah hati di dalam perut Amanda. "Aku harus mampu bersabar, aku sendiri yang menanam benih di perutmu jadi aku harus sabar menerima kenyataan ini," ucap Carlos. "Aku tahu perasaanmu, ayo kita tidur besok kamu harus bekerja," ajak Amanda. Carlos menahan rindu, baginya tidak menjamah tubuh Amanda membuatnya ada yang
Amanda merasakan ada yang menendang di perutnya dia hanya kaget saja tadi. Tapi saat Carlos mendekat tidak ada lagi tendangan dari perutnya. Maklum baru pertama kali Amanda hamil jadi ya wajar saja dia kaget seperti itu. "Aku hanya kaget saja ada yang bergerak di dalam perutku," ucap Amanda. "Benaran tidak apa-apa. Kita ke Dokter sekarang periksa," ajak Carlos. "Tidak perlu, dua hari lagi kita 'kan akan ke Dokter jadi besok saja," balas Amanda, Carlos memeluk Amanda, jantungnya masih berdebar hebat karena dia tidak mau terjadi sesuatu kepada Amanda. Dia akan sangat menyesal kalau terjadi sesuatu pada sang istri dan dia tidak bisa menyelamatkan hidup sang istri. "Jangan cemas berlebihan Carlos, aku tidak apa-apa," ucap Amanda. "Aku tetap saja khawatir, kamu adalah bintang di hatiku kalau aku kehilanganmu aku tidak tahu harus seperti apa menjalani hidup," balas Carlos. Amanda tersenyum karena baru kali ini ada orang yang sangat mengkhawatirkannya sampai seperti ini. Dia sangat ba
Amanda mencoba mengingat kapan dia harus pergi ke Dokter, dia hampir saja melupakan hal yang harus rutin ia lakukan kalau mertuanya tidak mengingatkan."Tanggal dua puluh setiap bulannya," jawab Amanda. "Berarti dua hari lagi, mama ikut ya saat kalian periksa ke Dokter kandungan," ucap Nyonya William."Tentu saja, kami akan mengabari saat kami akan berangkat ke Dokter kandungan," balas Carlos. Selesai berbincang sedikit, Amanda pamit pulang bersama mereka diantar sampai mobil dan dibekali dengan makanan yang bernutrisi bagi ibu hamil. "Banyak sekali yang mama bawakan, perasaan saat aku memilih tinggal di rumah sendiri saat berkunjung ke sini tidak pernah dispesialkan seperti ini," keluh Carlos melihat dua kantong paper bag yang dibawakan oleh mamanya penuh dengan makanan. "Memangnya pernah kamu makan kalau mama bawakan makanan untukmu?" tanya Nyonya William. "Hehe ... tidak sih," balas Carlos sambil menggaruk kepalanya. "Jangan protes makanya, menantuku butuh banyak nutrisi taku
Amanda dan nyonya William sedang asyik mengobrol masalah kandungan. Bagaimana mengatasi mual dan muntah saat hamil juga nenjaga kondisi tubuh agar tetap prima saat sedang hamil."Kamu sudah mengerti 'kan Amanda apa maksud mama?" tanya Nyonya William."Saya sudah mengerti, terima kasih sudah perhatian padaku," jawab Amanda sambil mengangguk."Aku akan memasak sendiri khusus untukmu, makan sianglah di sini sebelum pulang atau kamu bisa menginap di sini," pinta Nyonya William."Besok kerja, jadi kita harus pulang habis makan siang kita langsung pulang ma," jawab Carlos.Nyonya William mengangguk dia bergegas pergi ke dapur. Amanda ikut dengannya sambil membantu memotong sayuran yang akan dimasak."Jangan capek-capek Amanda. Kamu sedang hamil duduklah," ucap Nyonya William."Aku ingin membantu mama," balas Amanda."Ada banyak pelayan di sini. Kalau kamu capek Carlos akan marah padaku," ucap Nyonya William.Akhirnya Amanda hanya duduk di meja makan memandangi mertua masak dan sedikit mengo