Amanda menueruput kopinya santai. Dia melihat Carlos dengan tatapan lembut karena Carlos sudah terlihat sangat marah."Aku ingin berbicara tapi sepertinya akan terus disangkal oleh lelaki asing yang mendekatiku ini, entah apa niatnya!" seru Amanda."Oh ya, apa kamu akan percaya dengan jawabanku karena lelaki ini sudah menjawab duluan?" tanya Amanda.Carlos terdiam sejenak. Benar juga apa yang dikatakan oleh Amanda. Biasanya dia tidak akan mendengarkan apa kata orang jika sedang marah, apalagi sudah ada jawaban sebelum Amanda menjawab pertanyaannya."Hampir saja aku percaya pada kata-kata pria busuk ini. Siapa yang menyuruhmu untuk menghancurkan hubungan kita?" tanya Carlos menatap tegas pria itu."Bapak jangan percaya dengan perempuan ini. Dia itu wanita penggoda, dia mendekatiku yang sedang minum kopi di sini. Tidak ada yang menyuruhku menghancurkan hubungan Bapak, mana aku berani!" jawab karyawan itu panjang lebar.Carlos menyeringai tipis. Orang munafik seperti ini sudah banyak ia
Haciuuu ... Amanda tiba-tiba bersin, lalu dia menggosok hidungnya. "Sepertinya ada yang menggunjingku di belakang," gumam Amanda."Ada-ada saja kamu ini. Bersin tandanya kamu akan flu bukan ada yang menggunjingmu," balas Carlos yang melepas mantelnya lalu diberikan ke Amanda."Aku tidak sakit, Carlos. Aku mendapatkan firasat buruk," balas Amanda.Carlos hanya menyunggingkan senyuman lalu membuka pintu mobilnya. Mempersilahkan Amanda masuk lebih dulu."Masuklah kita pulang istirahat," ucap Carlos."Baik," jawab Amanda pelan.Carlos sengaja tidak mengucapkan akan membawa Amanda ke Dokter untuk periksa. Kalau memberitahu Amanda pasti dia akan menolak. "Kita mau ke arah mana. Sepertinya ini bukan arah jalan pulang?" tanya Amanda."Nanti kamu akan tahu," jawab Carlos.Amanda memejamkan matanya sebenatar. Ia percaya kalau Carlos tidak akan mencelakainya. Mereka tiba di sebuah rumah sakit besar. Saat Amanda membuka matanya ia kaget untuk apa dia datang ke rumah sakit."Carlos, siapa yang s
Amanda sudah sampai rumah dia segera makan dan minum obat. Setelahnya dia langsung tiduran di ranjang. "Tidurlah, aku akan menjagamu malam ini. Tapi tak bisakah kamu membantuku menidurkan adik kecilku dulu?" tanya Carlos sambil membelai rambut Amanda."Ingat kata Dokter tadi apa. Kamu tidak boleh menyentuhku selama tujuh hari, tubuhku masih lemah karena mu," jawab Amanda yang mengingatkan kejadian di Rumah sakit Carlos menghela nafasnya akhirnya dia mencoba mengontrol dirinya agar tidak ingin melakukan hubungan itu pada Amanda."Sial aku harus bisa mengontol napsuku," gumam Carlos."Aku tidur duluan Carlos," ucap Amanda."Tidurlah. Selamat malam," balas Carlos ketus.Dia mencoba menarik nafas dan menahannya untuk menghilangkan rasa ingin menyentuh Amanda malam ini. Akhirnya Carlos berhasil melakukan itu dan tidur di sofa berselimut tebal menahan dingin malam. Esok harinya Amanda sudah bangun dari tidurnya yang nyenyak dan tubuhnya terasa segar pagi ini."Kita masak ikan mujaer asam
Amanda menyeringai tipis membayangkan apa yang akan terjadi jika dia tetap berangkat ke kantor hari ini. "Tentu saja aku harus tetap bekerja. Dia yang akan menyebar fitnah akan bersuara lebih vokal daripada mereka yang biasa saja," jawab Amanda."Kenapa aku tidak berpikir sampai situ. Aku sudah meminta Angga juga untuk mengurus hal ini, aku lupa kalau kamu orang yang cerdas," ucap Carlos.Carlos menyeringai tipis memeluk Amanda. Dia merasa tidak salah menilai wanita calon pendampingnya. Amanda adalah orang yang tepat untuk menjadi istrinya. "Amanda ayo kita bersiap untuk berangkat ke kantor," ajak Carlos."Aku sudah siap. Tapi aku harus dandan cantik hari ini untuk menghadapi orang yang mencoba mencemarkan nama baikku itu," balas Amanda."Terserah kamu saja," ucap Carlos bersemangat.Carlos lebih penasaran dengan apa yang akan dilakukan Amanda untuk memancing orang yang menyebar foto itu ke forum perusahaan. Sekarang ini banyak telepon masuk ke ponsel Carlos sudah banyak mungkin mer
Lelaki itu menyembunyikan ketakutannya. Ia pura-pura tidak tahu apa yang dibicarakan oleh Angga. "Bukti apa Pak Angga, memangnya bukti itu mengarah kepadaku. Aku tidak tahu apa-apa?" tanya karyawan itu."Lihat saja sendiri," ucap Angga.Laila membantu Angga menyalakan proyektor juga mengumpulkan beberapa karyawan kantor untuk berkumpul menyaksikan bukti kejahatan yang Angga bawa."Apa kamu sudah siap melihat buktinya?" tanya Angga."Siap, aku tidak salah apa-apa. Justru aku penasaran dengan apa yang akan Pak Angga tunjukkan!" jawab karyawan itu tegas.Video sudah diputar dan beberapa orang sudah melihatnya dengan jelas. Rekaman cctv yang diambil dari rumah sakit itu merekam dengan jelas siapa yang mengarahkan ponsel pada Carlos dan Amanda. Tubuh karyawan itu gemetaran seketika karena takut. Dia lihat juga ada Carlos yang menatanya dengan tatapan tajam ingin memukulnya sampai dia puas. "Apa sekarang kamu masih bisa mengelak, kalau perbuatan itu bukanlah perbuatanmu?" tanya Amanda."A
Amanda dengan sigap menendang lelaki itu. Dia yang sudah terlatih karate tidak takit dengan senjata yang diarahkan padanya."Kamu masih saja tidak mau bertaubat ya," gumam Amanda."Amanda apa kamu baik-baik saja?" tanya Carlos."Menyingkir dulu Carlos, urusanku belum selesai," jawab Amanda.Amanda mendekat ke arah lelaki itu lagi. Senjata yang ia bawa tadi sudah terlepas dari tangannya karena tendangan Amanda tepat mengenai perut sehingga ia kesakitan. Amanda memungut pisau yang terjatuh ke lantai untuk menakuti lelaki itu."Apa yang akan kamu lakukan dengan pisau itu. Jangan mendekat padaku!" tegas lelaki itu."Apa kamu takut. Tadi kamu begitu sombong ingin merusak wajahku dengan pisau ini," ucap Amanda.Amanda memainkan pisau di tangannya. Dia sengaja melakukan itu agar tidak ada orang yang berani menindasnya lagi. Dia terlihat akan menusukkan pisau itu ke arah lelaki itu sehingga banyak orang menjerit."Amanda jangan lakukan itu. Kamu apa mau melakukan pembunuhan di kantor ini?" ta
Amanda mnyunggingkan senyuman kepada Carlos. ia memeluknya erat, lalu dia menangis karena terharu ada yang benar-benar tulus mencintainya. Dia pikir karena dia adalah bos besar dia akan bersikap dingin dan sombong kepadanya tapi semua itu salah. Carlos sama sekali tidak menunjukkan sikap mendominasi sebagai bos besar ketika di samping Amanda."Terima kasih Carlos karena telah mengkhawatirkanku. Aku senang ada yang peduli padaku karena sebelumnya tidak pernah ada," ucap Amanda. "Sekarang kamu punya aku, Amanda. Bergantunglah padaku," pinta Carlos. Amanda semakin menangis sesegukkan, dia hanya takut tadi tidak ada yang membelanya. Semua orang hanya melihat, tidak ada yang membantunya berbicara atau menolongnya dari kejahatan yang dilakukan oleh salah satu karyawan di perusahaan ini yang membencinya. "Aku hanya takut tadi tidak ada yang menolongku, Aku sebenarnya juga takut akan mati sia-sia karena perbuatan orang lain," ucap Amanda. "Jika tidak ada yang menolongmu, aku yang akan men
"Jadi kamu mengancamku? Tentu saja foto yang beredar itu asalah buktinya!" tegas Nyonya Wiliam.Amanda tertawa mendengar jawaban itu. Foto yang tak benar itu dijadikan bukti kalau dia sudah hamil diluar nikah anak Carlos."Ayo kita ke Dokter, periksa apakaah aku hamil atau tidak. Kalau ternyata aku tidak hamil Anda harus berani bertanggung jawab!" tegas Amanda."Kamu mau aku melakukan apa?" tanya Nyonya Wiliam."Masuk penjara atau membayar denda padaku!" jawab Amanda tegas.Nyonya Wiliam menggertakkan gigi. Dia sangat kesal dengan Amanda yang semakin berani dan banyak akal melawannya. Carlos juga sepertinya mendukung Amanda ini adalah keadaan yang sulit baginya. Tapi akhirnya dia menyetujui permintaan Amanda."Carlos ayo bawa dia ke rumah sakit yang tidak ada hubungannya dengan keluarga dan kerabat kita!" ajak Nyonya Wiliam dengan kasar."Baiklah aku akan mengantar kalian berdua ke gedung sebelah," balas Carlos.Carlos tersenyum selama ini Nyonya Wiliam selalu mendapatkan apa yang dia
"Mama sudah perjalanan ke rumahmu untuk menginap, pulanglah tepat waktu kita makan malam bersama," jawab Nyonya William. Carlos mengiyakan apa yang mamanya katakan. Selesai rapat nanti dia mungkin akan segera pulang untuk berkumpul bersama keluarganya. jarang sekali berkumpul makan malam bersama keluarga semenjak pisah rumah. Dia akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin. "Bos, rapat akan dimulai lima menit lagi," ucap Angga. "Apa semuanya sudah siap, kalau sudah ayo ke ruang rapat dan segera mulai rapatnya," balas Carlos. "Baik," jawab Laila dan Angga bersamaan. Mereka sudah berada di ruang rapat lalu rapatpun dimulai lebih dari satu jam rapat berjalan. Carlos tampak puas dengan hasil laporan keuangan yang ada saat ini. Perusahaannya semakin maju semenjak dia menikah mungkin ini adalah rejeki setelah berkeluarga. "Rapat selesai, aku akan memberikan bonus untuk kalian bulan ini," ucap Carlos. "Terima kasih bos," jawab mereka serempak. Usai rapat Carlos segera menuju rumahnya untu
Amanda mengangguk lalu tersenyum kepada kedua orang tua Carlos. Dia sudah lama tidak serumah dengan orang tua yang lengkap, mungkin dengan adanya mereka dia bisa merasakan kasih sayang yang sempurna dari orang tuanya. "Aku setuju ayah dan mama tinggal di sini beberapa hari," ucap Amanda. "Kalau begitu kami akan datang lagi nanti sore, kami akan mengambil beberapa pakaian dan kebutuhan mandi kami, sekalian pamit dengan adik iparmu kalau akan menginap di sini," balas Tuan William. "Ayo kami antar dulu ke mobil," ajak Carlos. Mereka mengantar kedua orang tua itu ke mobil sebelum pergi meninggalkan rumah Carlos dan Amanda. Pasutri itu kembali ke dalam rumah, usai makan siang Carlos menyodorkan vitamin ibu hamil untuk Amanda. "Minumlah, ini demi kamu dan bayimu agar tetap sehat," pinta Carlos. "Terima kasih, kamu sudah mengingatkanku," balas Amanda. Carlos semakin protektif kepada Amanda saat Dokter mengatakan tekanan darahnya rendah. Dia sangat khawatir kalau akan mempengaruhi jani
Amanda menyunggingkan senyuman kepada mertuanya yang baru sampai. Dia menyambutnya dengan hangat karena akan mengantar pergi kontrol kandungan. Mereka sangat antusias mungkin karena ini adalah cucu pertama mereka yang akan dijaga dengan penuh perhatian. "Aku sampai lupa kalau hari ini harus kontrol kandungan," keluh Carlos. "Ma, pa, silahkan duduk dulu, saya konfirmasi ke Dokter dulu jam berapa jadwal hari ini," balas Amanda. "Baiklah, Carlos kamu bisa bekerja dulu, biarkan Amanda bersama kami," pinta Nyonya William."Istriku akan kontrol kandungan untuk apa aku bekerja hari ini," ucap Carlos. Seperti biasa mereka akan berdebat tak mau kalah, Siapa yang mengandung siapa pula yang heboh mau ikut periksa memilih barang ini dan itu untuk calon buah hati. Amanda selesai menelpon adminitrasi rumah sakit, dia mendapatkan kabar kalau Dokter akan praktek jam dua siang nanti. "Baiklah kalau begitu aku akan bekerja dulu, nanti jam dua belas akan pulang," ucap Carlos. "Ayah dan mama juga a
Amanda pernah mengingat bahwa suaminya itu pernah mengatakan kalau dia memilih Amanda karena ada hal yang berbeda dari dirinya. Amanda sangat percaya diri pada kemampuannya sendiri untuk mencari uang dan tidak mau mengandalakan lelaki. "Apa itu sebuah kelebihan. Itu bukan kelebihan tapi keterpaksaan karena tidak ada orang yang menopangku," jawab Amanda."Tapi bahkan saat kamu sudah mempunyai suami kaya sepertiku kamu masih saja mencari orang dari membuat konten," ucap carlos. "Itu karena aku sudah terbiasa, aku tidak mau bergantung lebih padamu untuk mengantisipasi kalau kamu akan tergoda dengan wanita lain dan melupakanku," balas Amanda. Carlos jadi terkekeh sendiri karena mendengar istrinya yang masih saja tidak mempercayainya soal pernikahan mungkin karena memang pernikahannya baru seumur jagung jadi Amanda masih waspada jika terjadi hal yang buruk dikemudian hari. Itu hal yang bagus karena dia pandai melihat peluang bisnis. "Aku sangat senang mempunyai istri yang pintar sepert
Carlos agak kecewa dengan apa yang dikatakan oleh Amanda, dia sudah tidak bisa menahannya lagi. Bukankah barusan Dokter sudah memperbolehkannya untuk melakukan hubungan suami istri kenapa harus menunggu lagi. Lima bulah itu waktu yang lama tidak menyentuh istrinya. "Aku tidak sanggup lagi Amanda, sebentar saja ya," ucap Carlos. "Lakukan pelan saja ya," balas Amanda.Mereka akhirnya melepas puasa selama lima bulah, bagaikan menahan kerinduan akhirnya Carlos melepas semua kerinduan yang ada di dalam hatinya untuk Amanda."Terima kasih ya, Amanda," ucapnya sembari memeluk Amanda erat setelah melakukan itu. "Aku mau tidur dulu ya, aku lelah," balas Amanda. "Baiklah, aku akan ke perusahaan karena ada rapat penting," ucap Carlos lalu mengecup kening Amanda. Carlos usai mandi langsung bergegas ke perusahaan, melihat Amanda yang masih terlelap tidur dia tidak membangunkannya. Dia hanya berpesan pada pelayan kalau saat Amanda bangun harus menyediakan makanan sehat untuknya. ***"Bos, par
Amanda mengernyitkan dahinya, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Carlos barusan. Dia tidak mengerti kenapa tiba-tiba pandangannya menjadi sayu seperti itu. "Melakukan ritual malam pengantinkah maksudmu, aku tidak berani untuk saat ini," jawab Amanda seraya menyilangkan kedua tangannya. "Aku sudah tidak bisa menahannya lagi, aku ingin melakukan itu," ucap Carlos. "Bersabarlah, aku tidak ingin menyakiti calon buah hatiku saat ini," balas Amanda seraya mengelus perut yang ada janinnya. Carlos terlihat sayu dan lesu dia langsung memeluk Amanda karena sudah merindukan dapat menyalurkan hasrat seperti biasanya. Tapi tidak untuk saat ini dia harus menahannya karena ada sang buah hati di dalam perut Amanda. "Aku harus mampu bersabar, aku sendiri yang menanam benih di perutmu jadi aku harus sabar menerima kenyataan ini," ucap Carlos. "Aku tahu perasaanmu, ayo kita tidur besok kamu harus bekerja," ajak Amanda. Carlos menahan rindu, baginya tidak menjamah tubuh Amanda membuatnya ada yang
Amanda merasakan ada yang menendang di perutnya dia hanya kaget saja tadi. Tapi saat Carlos mendekat tidak ada lagi tendangan dari perutnya. Maklum baru pertama kali Amanda hamil jadi ya wajar saja dia kaget seperti itu. "Aku hanya kaget saja ada yang bergerak di dalam perutku," ucap Amanda. "Benaran tidak apa-apa. Kita ke Dokter sekarang periksa," ajak Carlos. "Tidak perlu, dua hari lagi kita 'kan akan ke Dokter jadi besok saja," balas Amanda, Carlos memeluk Amanda, jantungnya masih berdebar hebat karena dia tidak mau terjadi sesuatu kepada Amanda. Dia akan sangat menyesal kalau terjadi sesuatu pada sang istri dan dia tidak bisa menyelamatkan hidup sang istri. "Jangan cemas berlebihan Carlos, aku tidak apa-apa," ucap Amanda. "Aku tetap saja khawatir, kamu adalah bintang di hatiku kalau aku kehilanganmu aku tidak tahu harus seperti apa menjalani hidup," balas Carlos. Amanda tersenyum karena baru kali ini ada orang yang sangat mengkhawatirkannya sampai seperti ini. Dia sangat ba
Amanda mencoba mengingat kapan dia harus pergi ke Dokter, dia hampir saja melupakan hal yang harus rutin ia lakukan kalau mertuanya tidak mengingatkan."Tanggal dua puluh setiap bulannya," jawab Amanda. "Berarti dua hari lagi, mama ikut ya saat kalian periksa ke Dokter kandungan," ucap Nyonya William."Tentu saja, kami akan mengabari saat kami akan berangkat ke Dokter kandungan," balas Carlos. Selesai berbincang sedikit, Amanda pamit pulang bersama mereka diantar sampai mobil dan dibekali dengan makanan yang bernutrisi bagi ibu hamil. "Banyak sekali yang mama bawakan, perasaan saat aku memilih tinggal di rumah sendiri saat berkunjung ke sini tidak pernah dispesialkan seperti ini," keluh Carlos melihat dua kantong paper bag yang dibawakan oleh mamanya penuh dengan makanan. "Memangnya pernah kamu makan kalau mama bawakan makanan untukmu?" tanya Nyonya William. "Hehe ... tidak sih," balas Carlos sambil menggaruk kepalanya. "Jangan protes makanya, menantuku butuh banyak nutrisi taku
Amanda dan nyonya William sedang asyik mengobrol masalah kandungan. Bagaimana mengatasi mual dan muntah saat hamil juga nenjaga kondisi tubuh agar tetap prima saat sedang hamil."Kamu sudah mengerti 'kan Amanda apa maksud mama?" tanya Nyonya William."Saya sudah mengerti, terima kasih sudah perhatian padaku," jawab Amanda sambil mengangguk."Aku akan memasak sendiri khusus untukmu, makan sianglah di sini sebelum pulang atau kamu bisa menginap di sini," pinta Nyonya William."Besok kerja, jadi kita harus pulang habis makan siang kita langsung pulang ma," jawab Carlos.Nyonya William mengangguk dia bergegas pergi ke dapur. Amanda ikut dengannya sambil membantu memotong sayuran yang akan dimasak."Jangan capek-capek Amanda. Kamu sedang hamil duduklah," ucap Nyonya William."Aku ingin membantu mama," balas Amanda."Ada banyak pelayan di sini. Kalau kamu capek Carlos akan marah padaku," ucap Nyonya William.Akhirnya Amanda hanya duduk di meja makan memandangi mertua masak dan sedikit mengo