Amanda mnyunggingkan senyuman kepada Carlos. ia memeluknya erat, lalu dia menangis karena terharu ada yang benar-benar tulus mencintainya. Dia pikir karena dia adalah bos besar dia akan bersikap dingin dan sombong kepadanya tapi semua itu salah. Carlos sama sekali tidak menunjukkan sikap mendominasi sebagai bos besar ketika di samping Amanda."Terima kasih Carlos karena telah mengkhawatirkanku. Aku senang ada yang peduli padaku karena sebelumnya tidak pernah ada," ucap Amanda. "Sekarang kamu punya aku, Amanda. Bergantunglah padaku," pinta Carlos. Amanda semakin menangis sesegukkan, dia hanya takut tadi tidak ada yang membelanya. Semua orang hanya melihat, tidak ada yang membantunya berbicara atau menolongnya dari kejahatan yang dilakukan oleh salah satu karyawan di perusahaan ini yang membencinya. "Aku hanya takut tadi tidak ada yang menolongku, Aku sebenarnya juga takut akan mati sia-sia karena perbuatan orang lain," ucap Amanda. "Jika tidak ada yang menolongmu, aku yang akan men
"Jadi kamu mengancamku? Tentu saja foto yang beredar itu asalah buktinya!" tegas Nyonya Wiliam.Amanda tertawa mendengar jawaban itu. Foto yang tak benar itu dijadikan bukti kalau dia sudah hamil diluar nikah anak Carlos."Ayo kita ke Dokter, periksa apakaah aku hamil atau tidak. Kalau ternyata aku tidak hamil Anda harus berani bertanggung jawab!" tegas Amanda."Kamu mau aku melakukan apa?" tanya Nyonya Wiliam."Masuk penjara atau membayar denda padaku!" jawab Amanda tegas.Nyonya Wiliam menggertakkan gigi. Dia sangat kesal dengan Amanda yang semakin berani dan banyak akal melawannya. Carlos juga sepertinya mendukung Amanda ini adalah keadaan yang sulit baginya. Tapi akhirnya dia menyetujui permintaan Amanda."Carlos ayo bawa dia ke rumah sakit yang tidak ada hubungannya dengan keluarga dan kerabat kita!" ajak Nyonya Wiliam dengan kasar."Baiklah aku akan mengantar kalian berdua ke gedung sebelah," balas Carlos.Carlos tersenyum selama ini Nyonya Wiliam selalu mendapatkan apa yang dia
Nyonya William menyeringai tipis , menatap Amanda jijik ketika mengajukan pertanyaan yang membuatnya memandang Amanda semakin ngelunjak terhadapnya. Dia merasa Amanda terlalu dimanjakan sehingga tidak takut dengannya. "Wanita miskin sepertimu mana mungkin tidak tergoda dengan kekayaan yang dimiliki oleh Carlos. Aku sangat yakin kalau kamu sengaja mendekatinya dengan cara kotor tapi terlihat alami," ucap Nyonya Wiliam. "Anda salah besar Nyonya Wiliam, aku sama sekali tidak melakukan itu!" seru Amanda. "Siapa yang akan percaya dengan kata-kata wanita miskin sepertimu," ledek Nyonya Wiliam. "Aku memang miskin tapi aku punya harga diri. Tidak akan melakukan hal tercela apapun, tidak hidup dengan Carlos aku juga masih bisa bahagia," ucap Amanda. Menjadi orang miskin memang sulit, semua yang diucapkan mungkin bagi orang lain dianggap angin yang berlalu, mereka tidak akan percaya kebenaran yang diucapkan orang yang dianggap miskin. Berbeda dengan orang kaya, mereka berbohong pun akan d
Amanda tidak dapat berkata apa-apa lagi. Tidak semua wanita miskin mendambakan pria kaya untuk jadi suaminya. Sebagaian dari mereka hanya ingin hidup sederhana tapi biasa saja. "Nyonya Anda salah, aku sama sekali tidak mengharapkan mendapatkan harta dari Carlos. Aku juga sudah mencoba menghindari bertemu dengan Carlos. Tapi Tuhan memang menjodohkan kita!" seru Amanda."jangan bawa-bawa nama Tuhan. Kamu kalau menolak Carlos mungkin dia akan menyerah dan tidak akan menghubungimu lagi, tapi sepertinya kamu senang mendapatkan hati bos besar di tempatmu bekerja," ucap Nyonya Wiliam. Amanda bingung harus bagaimana lagi menjelaskan pada Nyonya Wiliam kalau dia ini sama sekali tidak mendekati Carlos, apalagi menginginkan harta yang dimiliki Carlos. Bisa bertemu dengan Carlos dan menjalin hubungan cinta dengannya itu saja tidak pernah dibayangankan olehnya. Dia juga cukup sadar diri, Carlos adalah bos besar sedangkan dia adalah karyawan biasa bisa, mana mungkin dia berani berharap menajalin
Tuan Wiliam tersenyum, sejak tadi istrinya pergi dari rumah sudah dia ikuti menggunakan mobil yang lain, sehingga tak ketahuan."Aku sedang periksa," jawan Tuan Wiliam."A-yah sakit apa?" tanya Nyonya Wiliam panik."Di sini yang sakit," jawab Tuan Wiliam sambil nenunjukkan hatinya.Nyonya Wiliam semakin tak mengerti, sebenarnya suaminya sakit apa sehingga bisa periksa di rumah sakit dan menunjuk hatinya. Dia menjadi sangat khawatir."Apa kamu punya penyakit jantung?" tanya Nyonya Wiliam kaget."Tidak, ayo kita bicara di rumah," jawab Tuan Wiliam.Nyonya Wiliam mengangguk, dia menggandeng suami yang dicintainya menuju mobil untuk pulang ke rumah. ***"Amanda, kamu bekerjalah dulu, aku akan pulang ke rumah orang tuaku sekarang," ucap Carlos."Baiklah, aku memang harus menyelesaikan pekerjaanku hari ini," balas Amanda."Langsung kabari aku jika ada masalah," pinta Carlos.Amanda mengangguk, dia segera ke ruangannya untuk bekerja. Dia tidak peduli dengan bisik tetangga yang terdengar dib
Tuan William mengangguk pelan, memang itu maksudnya membiarkan Carlos dan Amanda bahagia dengan kisah cinta mereka. Tidak ada yang tahu cinta itu akan tumbuh dengan siapa dan dimana, cinta juga tidak bisa dipaksa, maka jalan satu-satunya adalah merestui hubungan Carlos dan Amanda. "Iya, biarkan putra kita bahagia dengan pilihannya," ucap Tuan Wiliam. "Tapi Ayah, dia wanita miskin tidak pantas untuk Carlos," balas Nyonya Wiliam. "Pantas atau tidaknya, bukan kita yang menentukan tapi Tuhan," ucap Tuan William. Nyonya Wiliam kesal bukan main. Dia tetap tidak setuju jika putranya menikah dengan wanita miskin seperti Amanda. Masih banyak wanita yang satu level dengan Carlos kenapa harus Amanda yang menikah dengannya."Jangan bawa-bawa nama Tuhan. Aku tetap tidak setuju jika Amanda yang menjadi menantuku," ucap Nyonya Wiliam."Tidak setuju karena Amanda orang miskin?" tanya Carlos.Nyonya Wiliam ada Carlos, dia takut Carlos mendengar percakapannya dengan Tuan Wiliam tadi. "Kenapa jam s
Nyonya Sanjaya masih menatap apa yang didepan matanya. Sungguh menakjubkan belum pernah ada yang memuaskan hatinya seperti ini."Aku mau lihat hasil jahitannya dalam tiga hari, aku rasa ini desain simple. Tolong buat satu lagi, aku ingin melihat kalau ini benar-benar karyamu," jawab Nyonya Sanjaya."Nyonya jangan mempersulit kami, Amanda baru saja menggambar desain di depan Anda," ucap Kepala divisi tidak terima.Amanda menepuk pundak Kepala divisinya. Tidak perlu berdebat dengan seorang Nyonya kaya lebih baik mengerjakan apa yang dia minta sekarang."Aku tidak percaya begitu saja dengan orang. Siapa tahu hanya kebetulan bagus, dia tak punya bakat sama sekali siapa yang tahu," balas Nyonya Sanjaya."Baik lihat baik-baik kertas kosong ini Nyonya Sanjaya. Saya sengaja tidak menggunakan tablet untuk menggambar karena nanti Nyonya bisa mengira aku sudah ada stok gambar sebelumnya," ucap Amanda.Nyonya Sanjaya mengamati Amanda yang sedang menggambar desainnya. Dia sangat piawai menggoreska
Amanda melangkah semakin dekat ke arah Nyonya Sanjaya. Dia membisikkan kalimat yang sedikit membuat kesal Nyonya Sanjaya."Gunakan ponsel smart Anda untuk melihat portofolio saya di internet, pasti ponsel Anda mahal 'kan. Jangan gunakan untuk mendengarkan gosip saja. Sayang sekali," bisik Amanda."Keterlaluan kamu Amanda. Apa karena kamu mendapat dukungan dari Carlos jadi berani kurang ajar begitu?" tanya Nyonya Sanjaya kesal.Amanda tersenyum melihat nyonya Sanjaya yang marah dan kesal. Wajahnya yang merah seperti kepiting rebus membuatnya semakin senang ingin terus menggodanya."Carlos? Hmm aku tidak mengandalkannya untuk bertahan sejauh ini. Aku bahkan baru mengenalnya beberap waktu," ucap Amanda."Wanita lancang. Tidak tahu malu kamu apa tidak lihat sedang berbicara dengan siapa?" bentak Nyonya Sanjaya."Saya tahu saya bicara dengan Anda. Tapi aku hanya ingin menunjukkan kalau aku ini wanita yang tidak pernah mengandalkan laki-laki untuk bertahan hidup," jawab Amanda tegas.Nyonya
"Mama sudah perjalanan ke rumahmu untuk menginap, pulanglah tepat waktu kita makan malam bersama," jawab Nyonya William. Carlos mengiyakan apa yang mamanya katakan. Selesai rapat nanti dia mungkin akan segera pulang untuk berkumpul bersama keluarganya. jarang sekali berkumpul makan malam bersama keluarga semenjak pisah rumah. Dia akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin. "Bos, rapat akan dimulai lima menit lagi," ucap Angga. "Apa semuanya sudah siap, kalau sudah ayo ke ruang rapat dan segera mulai rapatnya," balas Carlos. "Baik," jawab Laila dan Angga bersamaan. Mereka sudah berada di ruang rapat lalu rapatpun dimulai lebih dari satu jam rapat berjalan. Carlos tampak puas dengan hasil laporan keuangan yang ada saat ini. Perusahaannya semakin maju semenjak dia menikah mungkin ini adalah rejeki setelah berkeluarga. "Rapat selesai, aku akan memberikan bonus untuk kalian bulan ini," ucap Carlos. "Terima kasih bos," jawab mereka serempak. Usai rapat Carlos segera menuju rumahnya untu
Amanda mengangguk lalu tersenyum kepada kedua orang tua Carlos. Dia sudah lama tidak serumah dengan orang tua yang lengkap, mungkin dengan adanya mereka dia bisa merasakan kasih sayang yang sempurna dari orang tuanya. "Aku setuju ayah dan mama tinggal di sini beberapa hari," ucap Amanda. "Kalau begitu kami akan datang lagi nanti sore, kami akan mengambil beberapa pakaian dan kebutuhan mandi kami, sekalian pamit dengan adik iparmu kalau akan menginap di sini," balas Tuan William. "Ayo kami antar dulu ke mobil," ajak Carlos. Mereka mengantar kedua orang tua itu ke mobil sebelum pergi meninggalkan rumah Carlos dan Amanda. Pasutri itu kembali ke dalam rumah, usai makan siang Carlos menyodorkan vitamin ibu hamil untuk Amanda. "Minumlah, ini demi kamu dan bayimu agar tetap sehat," pinta Carlos. "Terima kasih, kamu sudah mengingatkanku," balas Amanda. Carlos semakin protektif kepada Amanda saat Dokter mengatakan tekanan darahnya rendah. Dia sangat khawatir kalau akan mempengaruhi jani
Amanda menyunggingkan senyuman kepada mertuanya yang baru sampai. Dia menyambutnya dengan hangat karena akan mengantar pergi kontrol kandungan. Mereka sangat antusias mungkin karena ini adalah cucu pertama mereka yang akan dijaga dengan penuh perhatian. "Aku sampai lupa kalau hari ini harus kontrol kandungan," keluh Carlos. "Ma, pa, silahkan duduk dulu, saya konfirmasi ke Dokter dulu jam berapa jadwal hari ini," balas Amanda. "Baiklah, Carlos kamu bisa bekerja dulu, biarkan Amanda bersama kami," pinta Nyonya William."Istriku akan kontrol kandungan untuk apa aku bekerja hari ini," ucap Carlos. Seperti biasa mereka akan berdebat tak mau kalah, Siapa yang mengandung siapa pula yang heboh mau ikut periksa memilih barang ini dan itu untuk calon buah hati. Amanda selesai menelpon adminitrasi rumah sakit, dia mendapatkan kabar kalau Dokter akan praktek jam dua siang nanti. "Baiklah kalau begitu aku akan bekerja dulu, nanti jam dua belas akan pulang," ucap Carlos. "Ayah dan mama juga a
Amanda pernah mengingat bahwa suaminya itu pernah mengatakan kalau dia memilih Amanda karena ada hal yang berbeda dari dirinya. Amanda sangat percaya diri pada kemampuannya sendiri untuk mencari uang dan tidak mau mengandalakan lelaki. "Apa itu sebuah kelebihan. Itu bukan kelebihan tapi keterpaksaan karena tidak ada orang yang menopangku," jawab Amanda."Tapi bahkan saat kamu sudah mempunyai suami kaya sepertiku kamu masih saja mencari orang dari membuat konten," ucap carlos. "Itu karena aku sudah terbiasa, aku tidak mau bergantung lebih padamu untuk mengantisipasi kalau kamu akan tergoda dengan wanita lain dan melupakanku," balas Amanda. Carlos jadi terkekeh sendiri karena mendengar istrinya yang masih saja tidak mempercayainya soal pernikahan mungkin karena memang pernikahannya baru seumur jagung jadi Amanda masih waspada jika terjadi hal yang buruk dikemudian hari. Itu hal yang bagus karena dia pandai melihat peluang bisnis. "Aku sangat senang mempunyai istri yang pintar sepert
Carlos agak kecewa dengan apa yang dikatakan oleh Amanda, dia sudah tidak bisa menahannya lagi. Bukankah barusan Dokter sudah memperbolehkannya untuk melakukan hubungan suami istri kenapa harus menunggu lagi. Lima bulah itu waktu yang lama tidak menyentuh istrinya. "Aku tidak sanggup lagi Amanda, sebentar saja ya," ucap Carlos. "Lakukan pelan saja ya," balas Amanda.Mereka akhirnya melepas puasa selama lima bulah, bagaikan menahan kerinduan akhirnya Carlos melepas semua kerinduan yang ada di dalam hatinya untuk Amanda."Terima kasih ya, Amanda," ucapnya sembari memeluk Amanda erat setelah melakukan itu. "Aku mau tidur dulu ya, aku lelah," balas Amanda. "Baiklah, aku akan ke perusahaan karena ada rapat penting," ucap Carlos lalu mengecup kening Amanda. Carlos usai mandi langsung bergegas ke perusahaan, melihat Amanda yang masih terlelap tidur dia tidak membangunkannya. Dia hanya berpesan pada pelayan kalau saat Amanda bangun harus menyediakan makanan sehat untuknya. ***"Bos, par
Amanda mengernyitkan dahinya, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Carlos barusan. Dia tidak mengerti kenapa tiba-tiba pandangannya menjadi sayu seperti itu. "Melakukan ritual malam pengantinkah maksudmu, aku tidak berani untuk saat ini," jawab Amanda seraya menyilangkan kedua tangannya. "Aku sudah tidak bisa menahannya lagi, aku ingin melakukan itu," ucap Carlos. "Bersabarlah, aku tidak ingin menyakiti calon buah hatiku saat ini," balas Amanda seraya mengelus perut yang ada janinnya. Carlos terlihat sayu dan lesu dia langsung memeluk Amanda karena sudah merindukan dapat menyalurkan hasrat seperti biasanya. Tapi tidak untuk saat ini dia harus menahannya karena ada sang buah hati di dalam perut Amanda. "Aku harus mampu bersabar, aku sendiri yang menanam benih di perutmu jadi aku harus sabar menerima kenyataan ini," ucap Carlos. "Aku tahu perasaanmu, ayo kita tidur besok kamu harus bekerja," ajak Amanda. Carlos menahan rindu, baginya tidak menjamah tubuh Amanda membuatnya ada yang
Amanda merasakan ada yang menendang di perutnya dia hanya kaget saja tadi. Tapi saat Carlos mendekat tidak ada lagi tendangan dari perutnya. Maklum baru pertama kali Amanda hamil jadi ya wajar saja dia kaget seperti itu. "Aku hanya kaget saja ada yang bergerak di dalam perutku," ucap Amanda. "Benaran tidak apa-apa. Kita ke Dokter sekarang periksa," ajak Carlos. "Tidak perlu, dua hari lagi kita 'kan akan ke Dokter jadi besok saja," balas Amanda, Carlos memeluk Amanda, jantungnya masih berdebar hebat karena dia tidak mau terjadi sesuatu kepada Amanda. Dia akan sangat menyesal kalau terjadi sesuatu pada sang istri dan dia tidak bisa menyelamatkan hidup sang istri. "Jangan cemas berlebihan Carlos, aku tidak apa-apa," ucap Amanda. "Aku tetap saja khawatir, kamu adalah bintang di hatiku kalau aku kehilanganmu aku tidak tahu harus seperti apa menjalani hidup," balas Carlos. Amanda tersenyum karena baru kali ini ada orang yang sangat mengkhawatirkannya sampai seperti ini. Dia sangat ba
Amanda mencoba mengingat kapan dia harus pergi ke Dokter, dia hampir saja melupakan hal yang harus rutin ia lakukan kalau mertuanya tidak mengingatkan."Tanggal dua puluh setiap bulannya," jawab Amanda. "Berarti dua hari lagi, mama ikut ya saat kalian periksa ke Dokter kandungan," ucap Nyonya William."Tentu saja, kami akan mengabari saat kami akan berangkat ke Dokter kandungan," balas Carlos. Selesai berbincang sedikit, Amanda pamit pulang bersama mereka diantar sampai mobil dan dibekali dengan makanan yang bernutrisi bagi ibu hamil. "Banyak sekali yang mama bawakan, perasaan saat aku memilih tinggal di rumah sendiri saat berkunjung ke sini tidak pernah dispesialkan seperti ini," keluh Carlos melihat dua kantong paper bag yang dibawakan oleh mamanya penuh dengan makanan. "Memangnya pernah kamu makan kalau mama bawakan makanan untukmu?" tanya Nyonya William. "Hehe ... tidak sih," balas Carlos sambil menggaruk kepalanya. "Jangan protes makanya, menantuku butuh banyak nutrisi taku
Amanda dan nyonya William sedang asyik mengobrol masalah kandungan. Bagaimana mengatasi mual dan muntah saat hamil juga nenjaga kondisi tubuh agar tetap prima saat sedang hamil."Kamu sudah mengerti 'kan Amanda apa maksud mama?" tanya Nyonya William."Saya sudah mengerti, terima kasih sudah perhatian padaku," jawab Amanda sambil mengangguk."Aku akan memasak sendiri khusus untukmu, makan sianglah di sini sebelum pulang atau kamu bisa menginap di sini," pinta Nyonya William."Besok kerja, jadi kita harus pulang habis makan siang kita langsung pulang ma," jawab Carlos.Nyonya William mengangguk dia bergegas pergi ke dapur. Amanda ikut dengannya sambil membantu memotong sayuran yang akan dimasak."Jangan capek-capek Amanda. Kamu sedang hamil duduklah," ucap Nyonya William."Aku ingin membantu mama," balas Amanda."Ada banyak pelayan di sini. Kalau kamu capek Carlos akan marah padaku," ucap Nyonya William.Akhirnya Amanda hanya duduk di meja makan memandangi mertua masak dan sedikit mengo