Carlos turun dari mobil menuju penginapan. Dia menggandeng Amanda masuk, mereka langsung istirahat begitu juga para pengawalnya."Selamat istirahat, Amanda," ucap Carlos."Kamu juga harus istirahat," balas Amanda yang langsung memejamkan matanya.Mereka terlelap sampai pagi. Saat Carlos membuka matanya, Amanda sudah berada di sampingnya dengan wajah yang ceria. Carlos semakin terpana melihatnya."Amanda, kamu cantik sekali pagi ini," ucap Carlos."Jangan menggombal saja kerjaanku. Ayo kita sarapan!" ajak Amanda tegas."Amanda tapi kamu benar-benar cantik. Bolehkah aku memelukmu sebentar saja?" tanya Carlos."Tentu boleh," jawab Amanda.Carlos memeluk wanita pujaan hatinya itu untuk beberapa menit. Sepertinya dia bisa bersama Amanda pergi ke kampung halaman bertemu dengan orang tua Amanda walau hanya sesaat saja. "Amanda, bagaimana suasana hatimu sekarang?" tanya Carlos."Aku baik-baik saja. Aku sudah rela meninggalkan mereka yang tidak menginginkan aku ada," jawab Amanda."Baiklah mu
Carlos tersenyum lalu mengelus rambut Amanda lembut. DIa menatapnya penuh makna. seolah mengatakan kalau dia sangat mencintai Amanda. "Apa kamu mencintaiku?" tanya Carlos. "Aku mencintaimu mulai sekarang dan seterusnya. Jangan berpaling ke perempuan lain, Carlos," jawab Amanda. "Bertemu denganmu adalah keberuntungan untukku. Aku tidak akan berpaling ke perempuan lain," balas Carlos dengan sorot mata yang tajam. Amanda tersenyum bahagia. Saat ini memang Carlos yang bisa dia andalkan dia tidak pernah di perhatikan, disayang, dimanja seperti apa yang Carlos lakukan saat ini. Keluarganya saat ini hanya Carlos tidak ada yang lain. Dia berjanji mulai sekarang akan menuruti saja apa yang diinginkan Carlos. "Kita sudah sampai perusahaan. Ayo kita turun," ucap Carlos. "Baik, sepertinya aku akan lembur hari ini," jawab Amanda. Sekarang Amanda tidak risih lagi saat berjalan masuk ke perusahaan bersama Carlos. Dia sudah tidak memikirkan akan gosip yang akan bertebaran di dalam perusahaan
Amanda menggelengkan kepalanya karena tidak tahu lagi harus berbuat apa. Temannya ini kenapa pikirannya selalu buruk tentangnya. Tidak pernah sama sekali berpikir baik."Tidak ada yang dispesialkan di sini. Aku juga sama seperri kalian. Kalau salah akan kena tegur atasan. Siapa bilang aku tidak pernah kena omel, kalian salah menilaiku," jawab Amanda."Kami tidak pernah melihatmu kena omel," balaa teman Amanda."Karena kalian baru dipindahkan di sini," balas kepala divisi.Mereka mendapatkan ceramah dari atasannya karena membuat kericuhan. Padahal Amanda hanya mengajak diskusi tentang pekerjaan kenapa bisa melebar kemana-mana dan terkesan menyudutkan Amanda."Aku sudah bekerja lama disini. Walau baru dipindah ke divisi desain. Aku sudah merasa kedatangan Amanda bukan kebetulan," ucap teman Amanda."Bukan kebetulan bagaimana maksudmu? Dia datang direkrut oleh HRD karena menang lomba saat itu," balas kepala divisi."Halah aku yakin dia main belakang dengan naik ranjang bos," ucap teman A
Amanda menerima kotak paket dari Laila lalu membukanya perlahan. Nama yang tertera adalah namanya jadi dia berani membukanya."Aku penasaran apa isinya. Itu dari luar negeri pasti biaya kirimnya mahal," ucap Laila penasaran."Wow ini keren, peralatan masak yang lumayan mahal, siapa pengirimnya?" tanya kepala divisi."Pengirimnya mantan pacar Carlos," jawab Amanda.Mereka agak terkejut dengan siapa pengirimnya. Amanda tapi tampak biasa saja. Kalau itu orang lain mungkin sudah membuangnya ke tempat sampah karena mantan kekasih sang lelaki mengirimkan dia sebuah hadiah."Amanda, apa kamu yakin?" tanya Laila."Iya aku yakin ini dari Sinta, lihat saja ada suratnya," jawab Amanda yang menunjukkan ssbuah surat.Laila dan kepala divisi membaca surat dari Sinta. Lalu mereka memandang Carlos yang wajahnya datar biasa saja. Mereka tidak tahu apa yang dipikirkan Carlos saat ini. "Amanda kamu mau menyimpan surat ini atau membuangnya?" tanya Laila."Menyimpannya, ini adalah hadiah pertama untukku
Carlos terbelalak matanya dia sangat senang soal menghukum orang. Sudah lama sepertinya dia tidak menghukum karyawan di perusahaannya."Sudah berapa lama aku tidak menjatuhkan sangsi pada karyawan, Laila?" tanya Carlos menyeringai tipis sebelum menjawab pertanyaan kepala divisi desain."Sudah hampir dua bulan," jawab Laila."Kalau mereka membuat ulah lagi. Tolong potong gaji mereka atau pecat langsung. Perusahaan ini akan tetap berjalan tanpa mereka!" tegas Carlos.Kepala divisi menyetujuinya karena seperti apa yang Carlos bilang. Perusahaan besar seperti ini akan cepat mendapatkan kandidat tenaga manusia yang profesional setelah memecat karyawan yang tidak kompeten dan hanya menimbulkan masalah saja. "Akan saya atur sesuai perintas bos," ucap Kepala divisi."Bagus kalau begitu, ayo Laila kita kembali bekerja," ajak Carlos sambil meninggalkan ruangan Amanda bekerja.Semua karyawan menjadi takut dan merinding. Tapi mereka menyalahkan Amanda karena kalau dia tidak menggoda bos mungkin
Amanda menueruput kopinya santai. Dia melihat Carlos dengan tatapan lembut karena Carlos sudah terlihat sangat marah."Aku ingin berbicara tapi sepertinya akan terus disangkal oleh lelaki asing yang mendekatiku ini, entah apa niatnya!" seru Amanda."Oh ya, apa kamu akan percaya dengan jawabanku karena lelaki ini sudah menjawab duluan?" tanya Amanda.Carlos terdiam sejenak. Benar juga apa yang dikatakan oleh Amanda. Biasanya dia tidak akan mendengarkan apa kata orang jika sedang marah, apalagi sudah ada jawaban sebelum Amanda menjawab pertanyaannya."Hampir saja aku percaya pada kata-kata pria busuk ini. Siapa yang menyuruhmu untuk menghancurkan hubungan kita?" tanya Carlos menatap tegas pria itu."Bapak jangan percaya dengan perempuan ini. Dia itu wanita penggoda, dia mendekatiku yang sedang minum kopi di sini. Tidak ada yang menyuruhku menghancurkan hubungan Bapak, mana aku berani!" jawab karyawan itu panjang lebar.Carlos menyeringai tipis. Orang munafik seperti ini sudah banyak ia
Haciuuu ... Amanda tiba-tiba bersin, lalu dia menggosok hidungnya. "Sepertinya ada yang menggunjingku di belakang," gumam Amanda."Ada-ada saja kamu ini. Bersin tandanya kamu akan flu bukan ada yang menggunjingmu," balas Carlos yang melepas mantelnya lalu diberikan ke Amanda."Aku tidak sakit, Carlos. Aku mendapatkan firasat buruk," balas Amanda.Carlos hanya menyunggingkan senyuman lalu membuka pintu mobilnya. Mempersilahkan Amanda masuk lebih dulu."Masuklah kita pulang istirahat," ucap Carlos."Baik," jawab Amanda pelan.Carlos sengaja tidak mengucapkan akan membawa Amanda ke Dokter untuk periksa. Kalau memberitahu Amanda pasti dia akan menolak. "Kita mau ke arah mana. Sepertinya ini bukan arah jalan pulang?" tanya Amanda."Nanti kamu akan tahu," jawab Carlos.Amanda memejamkan matanya sebenatar. Ia percaya kalau Carlos tidak akan mencelakainya. Mereka tiba di sebuah rumah sakit besar. Saat Amanda membuka matanya ia kaget untuk apa dia datang ke rumah sakit."Carlos, siapa yang s
Amanda sudah sampai rumah dia segera makan dan minum obat. Setelahnya dia langsung tiduran di ranjang. "Tidurlah, aku akan menjagamu malam ini. Tapi tak bisakah kamu membantuku menidurkan adik kecilku dulu?" tanya Carlos sambil membelai rambut Amanda."Ingat kata Dokter tadi apa. Kamu tidak boleh menyentuhku selama tujuh hari, tubuhku masih lemah karena mu," jawab Amanda yang mengingatkan kejadian di Rumah sakit Carlos menghela nafasnya akhirnya dia mencoba mengontrol dirinya agar tidak ingin melakukan hubungan itu pada Amanda."Sial aku harus bisa mengontol napsuku," gumam Carlos."Aku tidur duluan Carlos," ucap Amanda."Tidurlah. Selamat malam," balas Carlos ketus.Dia mencoba menarik nafas dan menahannya untuk menghilangkan rasa ingin menyentuh Amanda malam ini. Akhirnya Carlos berhasil melakukan itu dan tidur di sofa berselimut tebal menahan dingin malam. Esok harinya Amanda sudah bangun dari tidurnya yang nyenyak dan tubuhnya terasa segar pagi ini."Kita masak ikan mujaer asam