Share

Bab 2. Alasan Mas Indra

Author: Hana Sofia
last update Last Updated: 2023-09-11 08:54:43

"Tunggu dulu!!" Aku tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan segera beranjak menuju lemari rak piring.

Aku berjongkok untuk mengambil dua wadah bekal makan yang kusimpan rapi di bagian paling bawah lemari rak piring.

Kenapa aku harus menyembunyikan bekal kedua anakku? Karena aku sengaja menyembunyikan lauk ayam goreng yang ku masak pagi ini agar Mas Indra tidak ikut menyentuhnya.

Suamiku itu sudah dewasa dan bisa mencari nafkah sendiri dan aku yakin tabungannya sekarang sudah menggembung. Jadi tak apalah kalau aku membuat dia mengeluarkan sedikit uangnya untuk biaya makannya sendiri.

Sedangkan anak-anakku, mereka masih kecil-kecil, baru kelas 1 SD. Mereka masih membutuhkan banyak asupan gizi dan protein untuk tumbuh besar. Tak mungkin aku memberi mereka makan hanya nasi, kecap, dan kerupuk, atau ikan asin setiap hari.

Tak masalah jika ukuran potongan ayamnya kecil-kecil, yang penting mereka mendapatkan asupan gizi yang cukup dan memadai. Itupun aku mengalah tak ikut mengambil lauk ayam agar kedua anakku cukup makan lauk ayam waktu pagi, siang, dan sore.

"Ini bekal untuk kalian makan siang nanti di sekolah. Jangan lupa cuci tangan dan berdoa sebelum makan!" ucapku seraya memasukkan kedua wadah bekal yang sama persis bentuknya tapi hanya beda di warna saja ke dalam tas mereka masing-masing.

Wadah bekal warna merah muda ke dalam tas Keyla, sedang wadah bekal warna kuning ke dalam tas Keyra.

Mereka lalu bergantian mencium punggung tanganku dan berpamitan untuk berangkat ke sekolah. Aku mengantarkan mereka sampai ke depan gerbang rumah.

Beruntung, jarak sekolah dan rumah tidak terlalu jauh. Jadi mereka cukup berjalan kaki saja. Memang sih kadang-kadang mereka merajuk ingin diantarkan dengan sepeda motor seperti kawan-kawannya yang rumahnya sedikit jauh. Jadilah aku sesekali mengantarkan mereka dengan sepeda motor supra bututku.

Jangan harap Mas Indra mau memberikan tumpangan si kembar ke sekolah. Rasa-rasanya selama Mas Indra membeli sepeda motor berukuran besar itu, belum pernah aku atau kedua anaknya ikut merasakan membonceng di belakangnya.

Aku kembali ke dalam setelah memastikan anak-anak masuk ke dalam lingkungan pagar sekolah. Jarak gerbang sekolah si kembar dan gerbang rumahku hanya sekitar lima ratus meter. Jadi aku masih bisa memastikan mereka benar-benar masuk ke area sekolah tanpa harus mengantar sampai ke depannya.

Setelah ada di dalam, aku malah menjadi bingung hendak melakukan apa karena semua pekerjaan rumah sudah aku bereskan sejak sebelum subuh berkumandang.

"Huft, berkebun sajalah daripada suntuk." Aku memilih mengambil sekop dan bibit tanaman sayuran yang kubeli di pasar tempo hari. Aku harus lebih produktif lagi agar bisa menekan biaya pengeluaran bulanan.

Jika aku bisa membudidayakan tanaman sayuran sendiri di pekarangan rumahku, itu artinya aku tak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk membeli kebutuhan sayur mayur dan bisa menghemat uang belanja.

Aku hanya harus memikirkan beras, lauk pauk, dan bumbu-bumbu lainnya.

Entah kenapa tiba-tiba aku merasa sedih saat sedang menyirami bibit yang baru saja ku semai. Bayangan kejadian tiga bulan yang lalu melintas begitu saja di kepalaku.

Hari itu adalah hari gajian di tempat kerja suamiku.

Mas Indra pulang ke rumah tepat sebelum maghrib menjelang. Setelah selesai mandi dan makan malam, ia mengajakku untuk duduk di sofa ruang keluarga yang ada televisi besarnya.

"May, kesini dulu! Mas mau ngomong penting."

Aku yang baru saja selesai merapikan piring bekas makan malam menurut saja saat Mas Indra menuntunku dan mendudukanku di sofa empuk.

"Ada apa, Mas? Kok kayaknya serius banget?" tanyaku kaget. Biasanya laki-laki yang bergelar suamiku itu selalu blak-blakan dan tak pernah berbasa-basi untuk memulai sebuah percakapan.

Deg…

Aku jadi ikutan tegang menunggu apa yang ingin dibahasnya malam ini. Bahkan beberapa pikiran jelek sempat menghampiriku. Apa jangan-jangan dia mau meminta izin poligami? Ah tidak, tidak, itu tidak mungkin!

Hey Maya, tenangkan pikirmu! Aku sontak mengerjapkan mata berkali-kali agar kembali fokus.

"Kamu pengen punya mobil gak?" tanya Mas Indra memulai percakapan dan aku menanggapinya dengan mengangguk senang, "Kamu pengen punya rumah bertingkat juga kan?" tanyanya kemudian. Dan lagi-lagi aku mengangguk dengan mata penuh binar bahagia.

Aku terlalu bersemangat mendapat pertanyaan itu dari Mas Indra. Bayangan akan hidup kaya dan mapan melintas di depan mata. Sontak aku langsung menatapnya dengan tatapan penuh curiga. Apakah suamiku habis dapat hadiah bonus ratusan juta rupiah? Atau jangan-jangan dia menang judi lotere?

"Tapi dari mana uangnya, Mas? Apa tabungan kita sudah cukup dan mampu untuk membeli mobil serta membangun lantai atas?" akhirnya kuberanikan diri untuk bertanya menyelidik.

Selama ini, keuangan utama keluarga dipegang oleh Mas Indra sebagai kepala keluarga. Aku sebagai ibu rumah tangga hanya diberikan jatah bulanan sebesar enam juta rupiah untuk dikelola dan dicukupkan sampai gajian bulan depannya lagi. Sisanya, Mas Indra simpan di bank untuk bekal hari tua kami nanti.

Aku juga tidak pernah tahu berapa jumlah gaji dan jumlah tabungan yang Mas Indra miliki. Aku harus berpuas diri dengan jatah bulanan dari suamiku. Cukup gak cukup, aku harus bisa mengelolanya dengan baik dan benar agar tak kekurangan.

"Kita coba hidup berhemat yuk, May! Sekarang kan lagi marak tuh gaya hidup frugal living. Jadi gak ada salahnya kalau kita mencoba." Ia lalu mengutak-atik gawainya sebelum menunjukkan padaku sebuah artikel yang terkait dengan hidup irit ala frugal living.

Aku menscroll dan membaca artikel tersebut pelan-pelan untuk memahami inti dan makna dari frugal living itu sendiri.

Sekilas memang bagus sih, tapi apakah aku mampu menjalani gaya hidup serba mepet tersebut mengingat aku mempunyai dua putri kembar yang sedang dalam masa pertumbuhan dan memerlukan banyak biaya hidup.

"Teman Mas malah ada yang sudah sukses terapkan gaya hidup itu, May. Dia sudah punya mobil, juga rumah di kawasan perumahan elit ibu kota. Apa kamu gak pengen juga kaya gitu?" Kembali suara Mas Indra terdengar meyakinkanku. Ia bahkan sampai menggenggam telapak tanganku untuk membujukku.

Aku diam saja karena merasa sedikit ragu.

"Kalau kamu gak percaya, kamu bisa lihat akun youtubenya Mona Ratuliar, dia teman yang mas bicarain tadi. Dia sudah punya segalanya padahal usianya masih muda." Mas Indra terlihat bersemangat sekali meyakinkanku.

Entahlah aku masih tak yakin.

Selama ini aku biasanya hanya bisa menyisihkan beberapa ratus ribu rupiah saja dari sisa uang enam juta rupiah pemberiannya. Itupun karena aku mengalah untuk tidak membeli skincare yang biasa kupakai. 

Aku pandai merawat wajah dengan skincare alami dari buah-buahan, lidah buaya, telur, madu, dan bahan alami lainnya yang tersedia di dapur. Jadi tak perlu lagi membeli skincare yang harganya bisa dipakai untuk membeli dua karung beras.

"May…" Desaknya lagi sambil meremas jemariku yang masih bertaut dengan jemarinya. Aku dibuatnya gelagapan setelah kesadaranku kembali.

Related chapters

  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 3. Ancaman Mendekat

    "May…" Desaknya lagi sambil meremas jemariku yang masih bertaut dengan jemarinya. Aku dibuatnya gelagapan setelah kesadaranku kembali.Ia tak memberikan aku waktu untuk berpikir dengan jernih."Gimana? Hhmm? Kita coba ya?!" Mas Indra memiringkan wajahnya dan menatap lekat manik mataku untuk meminta persetujuan. Genggaman tangannya semakin mengakar di telapak tanganku.Dipenuhi oleh kabut hawa n4fsu ingin merasakan hidup kaya dan mapan, tanpa sadar aku menganggukan kepala secara samar dan menyetujui ide Mas Indra untuk menerapkan tren hidup ala frugal living yang sedang marak terjadi di ibu kota besar."Nah gitu dong." ucap Mas Indra sambil mengelus lembut pucuk kepalaku. Ia lalu mengeluarkan amplop coklat dari balik saku bajunya dan mulai menghitung dua puluh lima lembar uang pecahan seratus ribuan dan menyerahkannya padaku.Mataku mendelik tak percaya saat melihat ia menyimpan kembali sisa uang ke dalam kantong bajunya setelah memberikan jatah bulanan padaku."Yang bener saja, Mas?!

    Last Updated : 2023-09-11
  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 4. Kedatangan Benalu

    Hari Minggu telah tiba.Seperti yang Mas Indra beritahukan sebelumnya, Irfan, adik kesayangannya itu benar-benar datang ke rumah. Tanpa salam tanpa mengetuk pintu ia main menyerobot masuk ke dalam rumah."Pinjam duit seratus ribu dong!!" Ucapan Irfan sukses membuatku terkejut sampai-sampai aku menjatuhkan wajan penggorengan bekas aku menumis capcay tadi.Klonthang!"Astaghfirullah!! Ngangetin aja sih! Orang itu kalau masuk rumah pakai permisi kek, salam kek, ini main selonongan aja!!" Aku menegur manusia yang entah berasal dari planet mana ia dilahirkan, sopan santunnya sangat minim sekali."Sini!! Ada gak uangnya?" Sepertinya teguranku tak digubrisnya sama sekali. Ia malah menengadahkan tangannya untuk meminta uang dariku. Udah macam preman pasar lagi memalak tukang sayur yang mangkal di lapak umum tanpa persetujuannya.Hei manusia planet, enak kali hidupmu itu tinggal main tadah duit orang saja. Lagipula kamu itu sedang bicara sama kakak iparmu, bukan kepada temanmu. Pakailah itu se

    Last Updated : 2023-09-11
  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 5. Manusia Tidak Tahu Diri

    "Astaghfirullah, Irfan!! Kenapa kamu makan duluan?! Kamu kan bisa nungguin Mas Indra sama si kembar, kita bisa makan sama-sama!" Aku menegurnya saat melihat sayur dan lauk pauk yang ada di meja makan sudah hampir tandas setengah piring. Irfan sudah memporak-porandakan isi piring saji hingga terlihat seperti makanan sisa di piring bekas di orang hajatan.Berkali-kali aku menelan ludah kecewa. Ia bahkan tak peduli apakah yang lain sudah makan atau belum, masih cukup atau tidak. Yang ia pedulikan hanyalah perutnya sendiri. Benar-benar egois!!Untung aku sudah menyisihkan sedikit dari beberapa menu yang ku masak tadi dan menyembunyikannya di lemari rak piring tempat persembunyianku. Aku memang sudah mengantisipasi akan hal ini dari awal. Dan dugaanku kejadian bener kan? Kalau saja aku belum sempat menyisihkannya, sudah pasti aku akan mengamuk dan memaki-makinya. Apa dia tidak tahu aku capek sekali membuat berbagai menu makanan dari subuh hingga siang. Seenaknya saja dia habiskan sendiria

    Last Updated : 2023-09-11
  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 6. Ide Brilian

    Pov IrfanKesel deh... minggu besok, bapak dan ibu ada acara keluarga besar di luar kota. Kata mereka aku gak boleh ikut, takut mereka malu kalau banyak yang tanya pekerjaanku sekarang apa."Kamu gak usah ikut! Jagain rumah aja." Saran Bapak saat mereka sedang membahas rencana pernikahan si Salsa, saudara sepupuku yang tinggal di luar kota. Ibu yang sedang mengemas pakaian dan memasukkannya ke dalam koper langsung mengiyakan saran bapak. "Iya, kamu di rumah saja gak usah ikut!"Aku pun sedih mendengarnya. "Nanti siapa yang mengurusi Irfan kalau bapak sama ibu pergi?" protes ku karena tak diperbolehkan ikut. Lagian kenapa harus merasa malu sama anaknya sendiri? Namanya juga aku belum ketemu pekerjaan yang cocok, jadi wajarlah jika masih menganggur.Bapak mencebik kesal. "Heh, kamu itu udah besar, bukan anak TK atau anak SD lagi. Masak iya mau ngetek melulu sama orang tua. Belajarlah mandiri di rumah sendiri! Sukur-sukur mau pergi cari kerja." Ujar Bapak sedikit sewot. Mungkin dia sudah

    Last Updated : 2023-09-30
  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 7. Kakak Ipar Rese

    Pov Irfan "Mmm... naik taksi online ajalah." Gumamku dalam hati saat melihat teriknya cuaca pagi ini. Masih juga pagi tapi matahari sudah bersinar begitu terang seperti di siang hari. Aku langsung mengurungkan niatku untuk naik angkutan umum dan mengutak-atik gawai guna memesan moda transportasi roda empat dari aplikasi yang didominasi oleh warna biru. Buat apa panas-panasan dan berdesak-desakan di angkutan umum kalau bisa duduk santai ditemani semilir angin dari AC mobil taksi online. Masalah ongkos itu gampang, tinggal minta sama Bang Indra atau istrinya, beres!! "Bang, tunggu sebentar ya! Saya gak bawa ongkos." pamit ku pada sang sopir saat mobil sudah sampai di rumah Bang Indra. Entah kenapa rumah abangku terasa sepi, biasanya dua keponakan kembarku bermain di halaman rumah dengan sangat berisik. Aku langsung masuk saja ke dalam rumah untuk meminta ongkos pada abangku. Tapi si4l, yang kutemui malah si Maya, istrinya Bang Indra yang cerewet dan sok ngatur. Kakak iparku itu be

    Last Updated : 2023-10-01
  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 8. Artis Pendatang Baru

    Pov Irfan Hmm norak sekali kamar si kembar ini. Sudah catnya didominasi warna pink dan kuning, di sepanjang temboknya juga banyak bertebaran stiker barbie dan unicorn dimana-mana. Tapi tak apalah daripada aku tidur di depan TV. Masa iya aku tidur di kamar bareng Bang Indra sama istrinya, kan gak lucu. Belum ada setengah jam aku memejamkan mata, kudengar suara anak kecil bersahut-sahutan memanggilku dan menarik-narik tanganku. "Om, bangun Om!!" "Om, ini kamar kita. Jangan tidur di sini." Lama-lama aku tak sabar juga dan terpaksa bangun. "Heh gak sopan sekali jadi anak. Kalau ada orang lagi tidur jangan berisik! Gangguin aja." Ku bentak mereka dan itu sukses membuat mereka langsung kicep tak berani mengusikku lagi. Bahkan kulihat si Keyla langsung mewek setelah ku bentak. Aku melanjutkan tidur siang yang sempat terganggu tadi. Entah selang berapa lama dari kejadian itu, seseorang masuk kamar dan langsung memaki-maki aku. "Heh!! Irfan!! Kalau numpang itu sadar diri. Ini kamar ana

    Last Updated : 2023-10-02
  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 9. Video Mona

    "Keyra, Keyla, dengerin ibu!!" ucapku penuh penekanan begitu membawa si kembar masuk ke dalam kamar mereka. Aku mendudukkan keduanya di kasur Keyra yang spreinya dipenuhi dengan motif unicorn. Aku berlutut untuk menyamakan tinggi dengan keduanya, "Lain kali jangan biarkan Om Irfan masuk ke kamar kalian. Kalau perlu kalian kunci dari dalam, ingat ya!" Keduanya mengangguk dengan patuh. Beberapa hari yang lalu aku mendengar kabar berita dari desa sebelah, katanya ada seorang paman yang tega berbuat kurang ajar kepada keponakannya. Jujur, aku takut banget kalau manusia alien itu berbuat hal yang tidak wajar kepada kedua putriku. Mana tau dia seorang ped*fil. Kita kan harus selalu waspada terhadap ancaman bahaya, sekalipun itu saudara ipar. "Bu, kenapa sih Om Irfan itu galak banget sama kita? Tadi aja pas keluar dari kamar, Om Irfan pelototin kita berdua lagi." Tanya si kecil Keyla yang matanya masih sedikit sembab. Mungkin dia ketakutan karena mendapat tatapan tajam dari pamannya.

    Last Updated : 2023-10-03
  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 10. Tuduhan Palsu

    Dok… dok… dok… Aku terlonjak kaget saat pintu kamar si kembar di gedor keras dari luar. "Ada apa lagi sih? Gak tau anak-anak lagi tidur apa?" Aku membuka pintu seraya ngedumel sendiri. Terlihat kepala Mas Indra menyembul dan langsung mendorong paksa pintu kamar hingga terbuka lebar. Wajahnya sudah memerah seperti sedang menahan amarah. "Heh, Maya!! Kamu udah berani nyolong uang, Mas sekarang? Apa kamu kekurangan uang sampai-sampai berani mencuri uang suamimu sendiri?" Seru Mas Indra dengan suara nyalang. Beruntung si kembar masih tertidur pulas dan tak terusik dengan teriakan ayahnya. Aku bergegas keluar kamar dan menutup pintu kamar si kembar rapat-rapat. Sungguh tak baik membiarkan anak-anak mendengar pertengkaran orang tuanya. Hal itu akan berpengaruh pada kesehatan mental anak-anak di kemudian hari. "Uang apa, Mas? Maya gak ngambil! Maya juga gak ngerti, Mas ngomongin apa." Sahutku yang memang tidak tahu kemana arah tuduhan Mas Indra akan bermuara. Kekurangan uang sih iya,

    Last Updated : 2023-10-04

Latest chapter

  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 84. Siapakah 'Sayang'?

    POV Indra Laksmana."Apa-apaan? Kamu yang apa-apaan? Memangnya kamu itu siapa disini? Tuan putri? Harusnya kamu itu sadar diri, kamu itu disini menumpang. Bantuin ibu, kek, ini malah enak-enakan rebahan, main hape, tertawa cekikikan."Segala kekesalan ku luapkan semuanya pada Mona. Dia hanya menunduk dan mulai mengeluarkan jurus air matanya. "Maafin, Mona… tadi Mona kelelahan, jadi rebahan sebentar.""Lelah ngapain, Kamu? Lelah mainan hape?" Ku lontarkan sindiran tajam. Menurut pengakuan ibu, Mona tidak pernah menyentuh pekerjaan rumah sama sekali. Jadi lelah apanya? Mona sedikit gelagapan. Ia langsung menyembunyikan hp nya ke bawah bantal dan mulai mengalihkan perhatianku."Hm, Mas Indra jangan marah-marah lagi, ya! Ngomong-ngomong tumben Mas Indra masuk ke kamar Mona, apa Mas Indra sudah gak marah dan menginginkan Mona?" rayu Mona.Kalau dipikir-pikir, iya juga sih… semenjak kita menikah, kita langsung pisah kamar karena aku merasa jijik dengan Mona yang hanya memanfaatkanku saja.

  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 83. Kecewa

    POV Indra Laksmana.Hari ini, tumpukan masalah mulai menggunung di pundakku. Kesel, capek, lelah, dan kecewa bercampur aduk jadi satu.Rasanya, kejadian tadi siang di kantor terus saja membayangi pikiranku."Pak Indra, disuruh menghadap ke Pak Angga! Beliau saat ini berada di ruangan manager marketing." Sekretaris pribadi Angga memberitahukan pesan dari atasannya lewat sambungan line telepon kantor."Baik!!" Jawabku dengan semangat empat lima. Memang selama ini posisi manager marketing yang dulunya diduduki oleh Pak Doni kosong semenjak pemilik kursi sebelumnya digelandang oleh polisi karena terlibat menyembunyikan kasus pembunuhan berencana serta kasus penggelapan uang kantor.Entah apa kasusnya, yang jelas posisi Pak Doni sekarang menjadi kosong dan aku mengincar jabatan itu. Aku menginginkan naik ke puncak yang lebih tinggi. Dan saat ini, aku lah kandidat terkuat yang bisa menaiki tangga kesuksesan itu.Bahagia bukan main rasanya. Aku yakin Pak Angga pasti ingin berdiskusi dengank

  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 82. Mati Kutu

    POV Author.Bagas dan Soni lolos tes interview dan langsung diterima bekerja di perusahaan saat itu juga. Mulai besok, mereka resmi menyandang status sebagai karyawan di perusahaan Maya. Tak main-main, Maya langsung memberikan posisi jabatan yang tinggi untuk keduanya."Mbak, eh… B-bu Maya, apa ini tidak berlebihan?" Bagas merasa gugup sekaligus heran saat Maya menyebutkan posisi jabatan yang akan dirinya emban nanti.Wanita cantik yang telah bersemayam di hati Bagas sejak ia masih berstatus sebagai istri orang itu menggeleng lemah, "Gak kok, Gas. Mbak serius. Mbak tahu kamu pasti mampu melewati challenge ini.""Ta-tapi, Mbak…""Tolong terima dan lakukan yang terbaik! Izinkan putri Om ini untuk mengangkat derajat keluarga kalian. Ini adalah bentuk balas budiku karena kalian selama ini sangat baik kepada anak dan cucu-cucu Om." Sela Hadi dengan tegas memotong ucapan Bagas. Mendapati perkataan menyanjung dari papanya Maya, Bagas hanya bisa pasrah dan menerima kesempatan emas yang Hadi

  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 81. Yang Punya Kawasan

    POV Author. Sesuai dengan instruksi dari Maya, pagi ini Bagas dan Soni berangkat bersama untuk tes interview di perusahaan orang tua Maya dengan berboncengan mengendarai sepeda motor. Begitu tiba di lokasi, Bagas langsung mengirimkan pesan singkat kepada Maya, mengabarkan jika mereka sudah sampai di perusahaan. Alih-alih dipersilahkan masuk, Bagas dan Soni malah diinterogasi oleh satpam yang bertugas di gerbang depan. "Hee, bukannya kalian ini tetangga sebelah rumah abangku, ya?" Irfan yang kebetulan sedang bertugas menjaga gerbang depan langsung sksd, sok kenal sok dekat. Ha he ha he, kami berdua ini punya nama! Begitu gerutu Soni dalam hati. "Hee, bener, kan kalian memang tetangga abangku? Bang Indra namanya." Ulang Irfan saat tak mendapatkan respon dari Bagas dan Soni. Bukannya mereka berdua tak mau merespon, tapi mereka berdua memang tak terlalu mengenali Irfan. Mereka berdua baru sadar setelah Irfan menyebutkan nama Indra, sebagai abangnya. "Iya, bener, Mas. Rumah kami m

  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 80. ABG tua

    "Waalaikumsalam," aku dan Mbak Titin langsung kedepan untuk melihat si tamu. Ternyata oh ternyata, suara itu bukan suara yang berasal dari tamu. Suara itu merupakan suara Bagas, adik Mbak Titin, ia baru saja pulang bekerja. "Eh, ada tamu." Ucap Bagas malu-malu sambil menyalamiku. "Sudah lama, Mbak?" tanyanya kemudian. "Lumayan, Gas, dari siang tadi." Gak terasa ternyata waktu sudah menunjukkan sore, tanda sebentar lagi burung-burung pulang ke peraduannya. Begitupun dengan manusia, mereka mulai pulang ke rumah setelah lelah bekerja seharian di luar. Bagas tersenyum dan salah tingkah sendiri. Aduh, kenapa ini si Bagas kok malah jadi salah tingkah begini? "Baru pulang kerja, Gas?" Tanyaku untuk mengurai kecanggungan yang ada. Dia hanya mengangguk dan tersenyum malu-malu lagi. Ih, kenapa sih ni bocah? Ayolah, Gas. Baru berapa lama gak ketemu kok kamu udah lain banget. Dimana Bagas yang dulu tegas, pemberani, dan penuh wibawa? Kenapa berubah jadi Bagas yang kalem dan malu-malu begini

  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 79. Resep Warisan

    "Eh, ada bu boss datang!!" Sapa Mbak Titin ramah saat aku bertandang ke rumahnya. Ia terlihat sangat antusias dengan kedatanganku yang tiba-tiba dan tanpa kabar sebelumnya. Entah kenapa rasanya aku kangen sekali dengan lingkungan tempat tinggal lamaku ini. Aku langsung memeluk wanita yang dulu seringkali membantuku kala aku sedang dilanda kesusahan. "Apa kabarnya, Mbak?" Wanita itu mengangguk dan tersenyum bahagia seraya berkata, "Kabar kami baik, May." Ia lalu menoleh ke arah pintu rumahnya, "Lika… ada Keyla sama Keyra, nih." Teriak Mbak Titin memanggil anak gadisnya yang seumuran dengan si kembar. Tak butuh waktu lama, Lika, anaknya Mbak Titin langsung berlari keluar dengan senyum mengembang. "Keyla, Keyra… main bareng, yuk!!" Seru Lika kegirangan karena sudah beberapa bulan ini mereka tak berjumpa. Semenjak diboyong ke rumah Papa Hadi, si kembar praktis ikut pindah sekolah yang lebih dekat dengan kediaman Papa Hadi. Oleh sebab itu pertemanan mereka sempat terputus karena jarak

  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 78. Pernyataan Ambigu

    POV Maya Rosita. "M-mas Indra," gumamku tak percaya saat kedua netraku terbuka seutuhnya. Ternyata, mantan suamiku lah yang telah menahan tangan Irfan untuk tidak melukaiku. Irfan langsung mengibaskan tangannya dengan kuat karena kesal dihadang oleh sang kakak. Tepatnya karena ia tidak berhasil membalas tamparanku tadi. "Awas kamu!! Dasar perempuan miskin!" Maki Irfan sebelum pergi meninggalkan kami di lobby. Ehh, songongnya minta ampun itu anak. Sebenarnya ada dendam kesumat apa sih antara dia sama aku? Kenapa sepertinya ia sangat membenciku dan ingin sekali melihatku hancur? Irfan, Irfan, tunggu saja sampai kamu tau identitas asliku. Aku yakin saat hari itu tiba, kamu akan kejang-kejang karena saking terkejutnya. Sekarang, hanya ada aku dan Irfan di lobby utama perusahaan, semua orang sedang beristirahat. Tiba-tiba suasana menjadi amat canggung. "M-makasih, Mas," ucapku berterima kasih sebab pertolongan Mas Indra datang tepat waktu. Andai saja Mas Indra telat satu detik, mung

  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 77. Tunggu Tanggal Mainnya

    POV Maya Rosita.Hari ini adalah hari pertama Papa Hadi kembali ke kantor setelah puluhan tahun menjabat sebagai dewan direksi secara fiktif, nyatanya selama ini perusahaan dikuasai dan dimanipulasi oleh Tante Rosmala dan anaknya.Tak banyak yang tahu akan keberadaan Papa Hadi di perusahaan. Hanya orang dekat dan beberapa karyawan yang sudah mengabdi sejak jaman Kakek Harun menjabat.Kini setelah Rosmala dan anaknya berhasil disingkirkan, Papa Hadi akan menunjukkan siapa pemilik tampuk kepemimpinan yang sebenarnya."Hari ini kamu juga harus ikut ke kantor ya, May! Papa mau ajarin kamu sedikit demi sedikit agar nanti saat papa pensiun, kamu sudah bisa mandiri di perusahaan." Ajak Papa Hadi saat sarapan berlangsung. Aku kaget bukan main. Jujur, aku belum siap sama sekali. Aku yang terbiasa menjadi ibu rumah tangga, tiba-tiba harus naik ke puncak bisnis. Oh tidak! Semua itu bagaikan mimpi."Ta-tapi, Pa…" "Gak ada tapi-tapian. Papa ini sudah mulai menua dan sakit-sakitan. Cepat atau lam

  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 76. Penyidikan Polisi

    POV Dony."Lepasin saya, Pak! Saya gak salah apa-apa." Aku masih tidak tahu kenapa orang-orang ini menangkapku dan menggelandang ku ke kantor polisi di siang hari bolong. Malu rasanya dijadikan tontonan oleh banyak karyawan yang baru saja selesai menghabiskan waktu jam istirahatnya. Cukup kemarin Olla mempermalukanku di pesta pernikahan Mona, kenapa hari ini masih ada kejadian memalukan lainnya?Oh, mengapa aku harus menderita malu secara bertubi-tubi seperti ini? Dimana letak wibawaku sebagai orang penting di perusahaan."Lepasin!! Kalau kalian gak lepasin juga, saya akan menuntut kalian semua." Aku mengancam dan berusaha melepaskan diri dari barisan pria berseragam yang sudah berhasil memasang borgol tangan plastik yang terbuat dari cable ties di kedua pergelangan tanganku.Sekuat apapun usahaku, semua nampak sia-sia belaka. Bahkan jika aku berhasil melepaskan diri dari ikatan borgol plastik cable ties tersebut, belum tentu aku bisa melewati pagar betis yang mengawal dengan ketat.

DMCA.com Protection Status