Share

Bab 181

Penulis: Rina Novita
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-20 20:07:36

"Pulang malam lagi. Kemana saja kamu seharian ini, Elena?"

Elena yang baru saja turun dari Lexus hitamnya terkejut. Ternyata sang ayah sudah berdiri di depan pintu utama rumah mewahnya.

"Ayah ...? Kenapa belum tidur?" Elena berusaha mengalihkan pembicaraan. Ia lelah jika harus berdebat lagi dengan Hartawan. Seharian ini Elena menghabiskan waktunya untuk mengikuti Pras dan keluarganya, hingga berakhir di sebuah club malam yang beberapa kali ia kunjungi belakangan ini.

"Mana bisa ayah tidur jika anak gadisnya masih di luar? Seharusnya ada pria yang mendampingimu jika keluar hingga malam begini."

Elena mulai gelisah jika Hartawan mulai membicarakan tentang pasangannya. Hingga hari ini ia belum berhasil memenuhi permintaan ayahnya untuk memperkenalkan calon suamlnya.

"Ayah, sudah malam. Ayo aku antar ke kamar!" Elena menggandeng Hartawan menuju kamarnya. Ia tak mau sampai Hartawan membahas masalah calon suaminya. Ia sudah terlalu lelah.

"Tunggu dulu! Ayah mau bicarakan tentang kerja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Just Rara
ayah dan anak sama liciknya,tp sera gak mudah ditipu oleh mu elena
goodnovel comment avatar
meiliany tertius
ap msih ad bab slnjutnya
goodnovel comment avatar
Rina Novita
makasih kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 182

    "Kamu yakin akan menerima wanita bernama Elena itu ke ruanganmu?" Corri yang kebetulan sedang berada di ruangan Sera nampak khawatir, walaupun ia tidak tau pasti apa yang terjadi diantara Elena dan sahabatnya itu. Sudah beberapa kali ia menanyakan hal ini pada Sera sejak tadi. Ia juga melihat keraguan di wajah CEO-nya itu. Belakangan ini Sera beberapa kali mengeluh tentang kedekatan Elena dan Pras. Sera menggeleng. Wajahnya datar tanpa ekspresi yang berarti. "Justru aku sangat penasaran akan tujuannya menemuiku," sahut Serani tenang. Namun begitu, tetap saja Corri khawatir. Ia beberapa kali menghela napas berat. Corri dan Sera bukan hanya sekedar sahabat dan rekan kerja. Kedekatan keduanya telah terjalin sejak mereka belum menikah.. "Apa perlu aku beritahu Pras?" tanya Cori lagi. "Tidak perlu, Corri. Selama wanita itu masuk hanya sendiri ke ruanganku, tidak ada yang perlu dikhawatirkan." "Tapi, Sera--" "Sudahlah! Nggak apa-apa. Tinggalin aku sendiri. Sebentar lagi dia pasti ak

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-22
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 183

    " Gawat, proyek dihentikan secara sepihak oleh Hartawan. Semua pekerja minta pertanggung jawaban. Mereka minta sisa upah sesuai kontrak kerja." Tanpa mengetuk pintu, Diego masuk terburu-buru ke ruangan Pras. Pras sudah menduga hal ini akan terjadi. Pria bule dengan tubuh tinggi.di atas rata-rata itu seketika berdiri. "Sepertinya kita harus menemui Hartawan sekarang juga. Aku akan bernegosiasi denganmya." Pras mengepalkan kedua tangannya. "Tunggu, Tirta. Bagaimana jika kali ini permintaannya cukup berat? Maaf, Aku dengar, Elena tertarik padamu." Tatapan Diego seakan menuntut sebuah jawaban secepatnya. Pras kembali menjatuhkan tubuhnya. "Sepertinya aku harus menjual semua asetku." Mendengar kalimat yang diucapkan Pras, sontak Diego menoleh. Kemudian menggeleng putus asa. "Jangan gegabah mengambil keputusan. Sebaiknya pikirkan dulu baik-baik!"Diego bicara pelan namun penuh penekanan. "Aku sudah tidak punya pilihan. Aku tidak mungkin mengecewakan Serani." Pras bicara lirih dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-23
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 184

    "Maafkan aku ... maafkan aku! Semua itu diluar kendaliku. Aku mohon, jangan terus siksa aku dengan rasa bersalah ini, Elena!" Suara Pras bergetar. Tangisan Elena benar-benar membuatnya runtuh. Hatinya nyeri sekaligus bingung. Tangisan Elena sukses membuatnya kalut dan tak sanggup berpikir. Beberapa saat ia kehilangan kata,-kata. Hingga pria tinggi tegap itu kembali berbicara lirih. "Katakan apa yang harus aku lakukan untuk menebus kesalahanku. Tapi tolong, jangan libatkan Serani dalam hal ini. Kamu tau sepenting apa dia untukku." Mendengar kalimat yang diucapkan Pras, Elena memejamkan mata. Luka itu kembali berdarah. Ia memang tidak akan pernah bisa memiliki hati Pria yang saat ini sedang memeluknya dari belakang. Begitu menyakitkan cinta yang ia miliki. Sebagai anak tunggal seorang Hartawan, Ia memiliki semua yang ia butuhkan. Namun hanya satu yang tidak bisa ia miliki dengan hartanya. Yaitu, cinta yang sebenarnya. Kenapa ia tidak bisa memiliki cinta seperti yang dimiliki wanita la

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-24
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 185

    "Hartawan sakit dan akan berobat ke luar negeri. Ia sempat bilang kalau kemarin itu hanya emosi sesaat. Jadi, proyek itu tetap berjalan sesuai rencana." Pras menarik napas lega setelah akhirnya bisa menjawab pertanyaan Sera. Wanita cantik yang sedang berbadan dua itu mengangguk mendengar jawaban Pras. Walaupun sebenarnya, di hatinya masih ada sesuatu yang mengganjal. "Oh ya, bagaimana kabarnya anakku? Kapan lagi periksa ke dokter Ira?" Pras membungkukkan tubuhnya lalu mencium perut Serani. "Bulan depan. Menurut dokter Ira, janinnya sehat." Sera mengusap kepala Pras yang berada di atas pahanya. Ia memandang wajah suaminya dengan intens. Entah kenapa ia merasa tadi Pras tidak menjawab pertanyaannya dengan benar. Ada beban yang lihat dari raut wajah tampan itu. Beberapa kali Sera menghela napas panjang. "Ayo pulang. Anak-anak pasti menunggu untuk makan malam bersama. Belakangan ini kamu jarang banget makan malam bareng kita." Sera membelai wajah Pras yang ditumbuhi rambut-rambut halus

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-25
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 186

    "Aku ... berjanji akan membuatmu bahagia bersamaku. Apa.kamu mau?" Corri nyaris terpekik mendengar kata-kata yang diucapkan Diego. Walau ia pernah merasa di sakiti oleh Diego, tapi dari dasar hatinya yang paling dalam merasa sangat bahagia. Mungkin sudah saatnya ia mengalah pada egonya sendiri. Mungkin ia bisa membalut luka itu dengan cara menerima kebahagiaan ini. Corri tak mampu menahan senyumnya. Wanita berambut kemerahan itu menunduk. Ia malu jika Diego melihat wajahnya yang menghangat. Ia menduga saat ini pipinya pasti berwarna kemerahan. Tiba-tiba jemari Diego mengangkat dagunya. Hingga saat ini mereka kembali saling menatap. "Corri ..., apa kamu mau menikah denganku?" "Haah?" Cori kembali ternganga. Sungguh ia tidak menyangka Diego malah melamarnya. "Corri ..." Diego kembali bersuara. Seakan tak sabar mendengar jawaban dari Corri. "Aku ... aku ... akan pikir-pikir dulu." Akhirnya keluar juga jawaban dari mulut Corri. Namun bukan jawaban itu yang dinantikan Diego. "Sudah

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-27
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 187

    "Mas Agung! Mas jangan bohongin aku, ya! Tadi liatin siapa di sana?" Pandangan Yuyun masih tertuju ka arah ruang tunggu poli kandungan rumah sakit elit itu. Ia masih sangat penasaran. Karena menurutnya Agung seperti terkejut setelah melihat sesuatu di sana. "Sudah aku bilang aku salah lihat. Ayo pulang! Kasian Cika kita titip di rumah pasti nggak nyaman sama anak-anaknya Mbak Lastri." Agung semakin menarik tangan Yuyun untuk bergegas menuju jalan raya. "Mas, rumah sakitnya elite begitu pasti mahal ya biayanya. Aku nggak nyangka Mbak Rumi itu bisa melahirkan di rumah sakit sebagus ini." Yuyun nampak sudah melupakan apa yang ia tanyakan pada Agung tadi. Sambil menunggu angkutan umum, Yuyun membicarakan tetangganya yang baru saja ia besuk. "Ya bisa saja Mbak Rumi ada jaminan kesehatan dari perusahaan tempat suaminya bekerja. Sama seperti kita dulu. Kamu lupa?" Agung bicara sambil memandang terus ke arah kanan, berharap angkutan umum yang ia tunggu segera datang. Apalagi malam sudah se

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-28
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 188

    "Praas? Pulang jam berapa dia semalam?" Sera baru saja terjaga karena hendak ke kamar mandi. Waktu menunjukkan pukul empat pagi. Di sampingnya, Pras masih tidur sangat pulas dengan posisi terlentang. Dengkuran halus terdengar dari bibirnya. Sera bangkit dan bergegas ke kamar mandi. Kemudian kembali ke ranjang dan berbaring. Netranya tak bisa lagi terpejam. Dengan posisi miring, ia bisa memuaskan diri menatap wajah tampan sang suami. Wajah dengan bakal cambang yang menggelap pada rahang kokohnya menciptakan sebuah desiran hangat di dalam dada Sera. Dua jari Sera mengusap pelan menyusuri wajah rupawan itu. Wajah yang banyak digilai para wanita. Mungkin ia harus terbiasa melihat banyak wanita yang berusaha mendekati suaminya ini. Semalam ia menunggu Pras pulang. Tapi sampai pukul dua belas malam suaminya itu belum juga pulang. Tidak mungkin bertemu klien sampai tengah malam seperti itu? Memangnya siapa kliennya? "Aaaa!" Sera terpekik karena terkejut. Tiba-tiba saja Pras membuka mata

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-29
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 189

    "Aku mau bicara penting tentang Tirta. Kamu bakal kaget dengan apa yang aku lihat semalam." "Hah? Apa? Seketika Sera menoleh pada Agung. Ia mengikuti arah langkah mantan suaminya itu yang kini bersiap-siap hendak masuk ke dalam mobil. Sedangkan Giska sudah duduk di jok belaKang sejak tadi. Sebenarnya Sera mendengar dengan jelas apa yang dibisikkan Agung barusan. Ia sangat terkejut. Dengan gelisah Sera menoleh ke dalam rumah. Ia masih mendengar suara Pras bicara dengan seseorang lewat ponselnya. Sekali lagi, Agung menoleh pada Sera dari balik kemudi.Ia memberi gerakan tangan dan mulut dengan kalimat " Hubungi Aku!" tanpa ada suara.Setelahnya, Agung melajukan mobil pelan keluar dari gerbang. Setelah kepergian Agung, Sera tertegun dan mematung. Mencoba mencerna kembali kalimat yang dibisikkan Agung tadi. "Bicara penting? Tentang Tirta?" ulangnya pelan nyaris tak terdengar. Kenapa kalimat yang dikatakan Agung berhubungan dengan kegelisahannya belakangan ini? Sejak beberapa hari in

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-30

Bab terbaru

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 254

    Wajah Arnold dan Elena menegang melihat sang dokter berdiri di ambang pintu. "Bagaimana, Dok?" Elena pun tak sabar mendengar kondisi Ida dan bayinya. "Selamat, Pak. Anak Bapak perempuan dan sehat," ujar dokter wanita itu hingga Arnold dan Elena bernapas lega untuk sesaat. Namun wajah sepasang suami istri itu masih cemas karena belum mendengar bagaimana kondisi Ida. "Bagaimana kondisi ibunya, Dok?" tanya Arnold gemetar. "Bapak suaminya?" Sang dokter memandang intens pada Arnold. "Iy-iyyaa, Dok." Arnold tergagap merasa bersalah karena tidak pernah menemani Ida periksa ke rumah sakit. "Pak, kondisi Bu Ida saat ini ... kritis. Pendarahannya masih berusaha kita hentikan. Mohon bantu doa!" Arnold terhenyak setelah mendengar ucapan dokter. Ia tidak bisa bicara apapun hingga dokter itu berbalik meninggalkan dia dan Elena di ruang tunggu. "Ya Tuhan, suami macam apa aku ini. Elena ... Elena ... Ida kritis. Aku harus bagaimana?" Arnold mengguncang-guncangkan tubuh Elena. Ia tampak frus

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 253

    "Ida, kamu baik-baik saja, kan? Apa Arnold mengurusmu dengan baik?" Tanya Elena panik ketika Ida menghubunginya. Suara Ida terdengar serak dan parau hingga Elena merasa khawatir. "Kak, kapan kak Elena kembali ke Indonesia? Aku ingin Kak Elena ada di sini saat aku melahirkan." "Loh, memangnya Arnold kemana? Apa dia masih nggak peduli sama kamu?" Elena makin cemas. Selama ini ia memang jarang sekali menerima panggilan dari Arnold, kecuali ada masalah kantor yang harus mereka bicarakan. "Bang Arnold ... katanya sangat sibuk dengan pekerjaannya, Kak." Elena menghela napas kasar. Dari suara Ida yang ia dengar, ia mendugaa adik madunya itu sedang dalam masalah. Tapi sepertinya wanita yang sedang hamil tua itu masih menutupinya. "Baiklah, Ida. Aku akan selesaikan pekerjaanku di sini. Aku usahakan secepatnya kembali sebelum kamu melahirkan. Kamu dan bayimu harus sehat, oke?" "Terima kasih, Kak. Terima kasih!" Setelah menutup panggilan dari Ida, Elena mengirim pesan pada Arnold agar su

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 252

    Serani kembali memekik saat tiba-tiba saja tubuhnya telah melayang karana diangkat oleh Pras. Kedua tangan kokoh suaminya itu menggendongnya ala bridal menuju sebuah ranjang berukuran sangat luas. Ranjang cantik itu dikelilingi kelambu tipis namun indah, serta taburan kelopak bunga mawar yang mengeluarkan aroma harum semerbak pada kamar itu. "Dokter bilang, kita sudah boleh ..., ehm jadi ... boleh, kan?" Pras membaringkan tubuh Serani perlahan di atas pembaringan yang begitu mewah dan nyaman. Sera tersenyum dengan wajah bersemu kemerahan saat pras sudah berada di atasnya. Wajah pria itu begitu dekat dengannya. "Aku juga rindu, Pras!" Wanita cantik itu mengalungkan kedua tangannya pada leher Pras, hingga pria itu tak lagi bisa menunggu. Ia pun mulai memberikan kecupan demi kecupan pada wajah Serani. Hingga kecupan itu berlanjut menjadi lumatan dan sesapan pada bibir Sera yang telah membuatnya candu. Entah siapa yang memulainya lebih dulu, beberapa menit kemudian keduanya telah mele

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 251

    "Sayang, sudah bangun?" Pras membelai wajah Sera. Istrinya itu mengerjap karena baru saja terjaga dari tidurnya. Sera memiringkan tubuhnya menghadap pada Pras. "Sudah pukul berapa, Pras?" "Pukul enam pagi. Kita jadi ke kantor, kan hari ini? Sera pun bangkit. "Tentu, Pras. Kamu juga mulai ke kantor, kan?" "Ya, Sayang. Oh ya, bagaiman stok ASI baby Raja? Apa sudah cukup?" "Lebih dari cukup," sahut Sera bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Diam-diam Pras menyusul Sera ke kamar mandi yang ternyata memang tidak dikunci. Sera sepertinya lupa, karena sejak setelah melahirkan Raja, Sera selalu tak lupa mengunci pintu. "Praaass ...!" Sera memekik melihat Pras sudah berdiri di belakangnya, sementara ia baru saja melepaskan seluruh pakaiannya. Jantung Pras berdebar melihat tubuh polos istrinya yang hampir dua bulan tidak ia sentuh. Pagi ini Pras memberanikan diri mendekati Sera setelah sore kemarin dokter mengatakan bahwa Sera telah pulih. Istrinya itu juga telah melewati mas

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 250

    "Abang, kita pulang sekarang?" Ida duduk di atas brankar. Jarum infus di tangannya baru saja dilepas. Wajah wanita itu masih terlihat pucat. "Sebentar!" Jawaban singkat dan tanpa menoleh dari Arnold lagi-lagi membuat Ida harus menarik napas panjang, guna menghalau rasa nyeri yang terus menderanya. Sejak kepergian Elena tadi, Ida melihat Arnold bolak balik mencoba menghubungi seseorang lewat ponselnya. Ia menduga. Arnold mencoba menghubungi Elena tapi wanita itu tidak mengangkatnya. Ida hanya diam menunggu Arnold yang masih mondar-mandir di depannya. Tiur yang berjanji akan datang lagi ternyata tidak jadi kembali. "Ya sudah, ayo kita pulang. Kamu bisa jalan, kan?" Arnold hanya memandangi Ida yang sedang berusaha turun dari brankar dengan tubuh yang lemah. "Permisi, Bu Ida pakai kursi roda ini saja. Tubuhnya masih sangat lemah." Seorang petugas UGD menyodorkan sebuah kursi roda. Ida yang sudah berdiri di tepi brankar perlahan duduk di kursi roda itu. Lalu petugas itu mendorong kurs

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 249

    "Ya, Sekali lagi selamat atas kehamilan istri Bapak. Sore ini pasien boleh pulang setelah hasil observasi bagus." Arnold hanya mengangguk mendengar penjelasan dokter. Ia masih terdiam hingga dokter yang memeriksa Ida kembali ke ruangannya. Apa yang barusan ia dengar sungguh diluar dugaannya. "B-baang. Apa Abang tidak suka aku hamil?" tanya Ida dengan suara parau. Dadanya sesak karena tidak menemukan sedikitpun kebahagian di wajah Arnold setelah mendengar kehamilannya. Ia justru melihat Arnold bingung dan terkejut. Ida mencoba menekan rasa sedih dan kecewa yang ia rasakan. "Apa karena bukan Kak Elena yang hamil?" tanya Ida lagi. Kali ini ia berusaha lebih kuat untuk mendengar jawaban dari Arnold. "Sudahlah, jangan pikir macam-macam. Mamak dan bapak pasti senang. Aku ke depan dulu." Arnol pun meninggalkan Ida menuju ruang tunggu yang berada di depan UGD. "Hanya mamak dan bapak yang senang. Bang Arnold tidak." Ida menekan dadanya yang terasa penuh sesak. Berusaha agar air matanya tid

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 248

    Diego memeluk Corri dengan erat. Hatinya sungguh lega. Trauma yang berbeda diantara keduanya kini telah berhasil mereka kalahkan. Demikian juga dengan Corri. Sejak ia rutin ke psikiater secara diam-diam sebulan setelah menikah dengan Diego, perlahan trauma masa lalu yang ia rasakan hilang. Wanita cantik dengan rambut kemerahan itu mulai bisa melupakan masa lalunya yang menyakitkan setelah beberapa bulan melakukan pengobatan. Namun ia enggan untuk berterus terang pada Diego. Ia pun merasa gengsi jika ingin memulai lebih dulu atau pun meminta Diego tidak lagi meninggalkannya di ranjang. "Mau kemana, Sayang?" Corri mencengkeram erat lengan kokoh suaminya ketika suatu malam mereka sedang saling bercumbu. Namun Diego tetap bangkit dan meninggalkannya. "Maaf, Corri. A-aku tidak bisaaa ..." Corri tersentak menerima penolakan dari Suaminya. Entah kenapa Diego terus memilih menuntaskan hasratnya di kamar mandi. "Apa aku harus terus terang bahwa aku sudah sembuh? Bukankah seharusnya dia

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 247

    "Kenapa buru-buru sekali, Bang? Bukannya abang akan tiga hari di rumah ini?" Ida sejak tadi memperhatikan Arnold yang makan terburu-buru. Suaminya itu tak ada bicara lagi setelah keluar dari kamar. Kata-kata mesra atau perlakuan manis yang seharusnya ada pada pasangan pengantin baru, sama sekali tidak dirasakan oleh Ida. Bahkan Arnold seolah telah melupakan kejadian semalam. Arnold tidak menjawab. Ia hanya mengangkat kepalanya sesaat menoleh pada Ida yang duduk di depannya. Beberapa menit kemudian pria itu bangkit dan meraih kunci mobil di meja. "Aku pergi. Tak usah menungguku!" Tanpa menunggu jawaban dari Ida, Arnold terus melangkah terburu-buru menuju mobilnya.Ia hanya melirik sekilas pada Ida yang sedang menatap kepergiannya dengan wajah tak terbaca. Namun Arnold tak peduli. Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah Elena. Ia merasa bersalah dengan istri pertamanya itu. "Elena, maafkan aku. Ya Tuhan. Apa yang aku lakukan semalam? Bagaimana jika Ida benar-benar hamil? Aku akan

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 246

    Ida masih terisak dengan posisi memunggungi Arnold. Wanita itu masih terbaring menahan rasa sakit. Bukan hanya sakit fisiknya. Namun hatinya pun sakit. Tanpa sadar Arnold menyebut nama Elena di akhir aktifitas panasnya. Hal itu menjadikan sakit Ida terasa hingga berlipat-lipat. Arnold langsung tertidur kelelahan di samping Ida. Pria itu merasa lega karena hasratnya sejak pagi tadi akhirnya tersalurkan. Walau sebenarnya Elena yang ia inginkan, namun Ida tetap halal untuknya. Setelah lelah menangis, Ida pun mencoba bangkit hendak membersihkan diri. Perlahan ia duduk di tepi ranjang, meraih pakaiannya, lalu memakainya kembali. Ia teringat permintaan ibu mertuanya tadi pagi. Dewi menghubunginya dan bicara lewat ponsel. "Ida, kamu harus hamil secepatnya! Kami tau Arnold belum menyentuhmu. Kamu harus bisa buat dia menidurimu,!" Ucapan Dewi ditelepon siang tadi mengejutkan Ida. "Mamak ... tahu dari mana ... kalau aku belum di ... sen ... tuh?" tanya Ida terbata. "Kami ini sudah tua.

DMCA.com Protection Status