Share

Bab 4

Author: RENA ARIANA
last update Last Updated: 2021-04-29 13:30:52

Seharian di kantor sungguh membuat otakku semakin runyam. Aku terus memikirkan Nita. Mengapa sikapnya seakan berubah seratus delapan puluh derajat? Aku ada rapat penting hari ini. Namun,  pikiran tentang Nita begitu mengganggu. Sungguh dia mampu membuyarkan isi kepalaku. Jika yang lalu sibuk memikirkan Vira, kenapa sekarang justru sebaliknya? Aku sedang duduk di ruanganku, memijat-mijat kepala yang sedikit pusing. Tiba-tiba, Damar mengagetkanku dengan gertakannya.

"Woy! Ngelamun aja lo, Ta! Kenapa lo? Ada masalah?" Bentaknya benar-benar membuatku tersentak. 

"Iya … ni, sama Nita," ucapku sedikit lemas.

"Kenapa istri cantik Lo? buat gue ajh. Hahahahha." Sialan … kalau saja dia bukan teman, sudah kulayangkan tonjokan untuknya.

"Semenjak gue nikah lagi, hari itu juga dia berubah drastic, Gue sendiri lebih banyak ngehabisin waktu sama istri kedua gue."

"Lah, lo nikah lagi? baru tau gue!"

Damar tampak kaget. Aku memang tidak pernah bercerita kepadanya, jika memiliki dua orang istri. Tidak akan ada yang menyangka. Mereka hanya tau, aku memiliki istri sempurna, selain ramah, dia juga baik pada semua orang, cantik dan pandai mengurus suami.

Terkadang banyak teman kantor yang iri terhadapku. 

"Iya... udah hampir jalan empat bulan," Ucapku.

"Ya wajar Nita begitu, pasti dia ngerasa sakit, Duta! Lagian elo gak bersyukur banget, punya istri cantik, montok, putih kaya model gitu masih elo duain! Engga punya otak itu namanya!" Jawaban Damar seketika membuatku ingin merontokkan giginya.

' Sialan!' Umpatku dalam hati. 

"Bukan gue gak bersyukur, Mar. Cuma, enggak tau kenapa rasanya gue pingin aja nikah lagi. Kayanya kalau kita punya istri dua itu rasanya indah," kilahku.

"Susah ngomong sama elo! Laki kaga peka, gue yakin ni, lo di ijinin nikah lagi sama istri lo, pasti gara-gara lo ngomong mau kawin lagi terus-terusan," cetus Damar.

'Kok Damar bisa tau?'  Betul juga, mungkin sebenarnya Nita tidak mengijinkan. Namun, aku terus merengek, membuatnya pusing dan terpaksa menyetujuinya."

'Sekarang apa yang harus aku lakukan? Aku juga tidak mungkin meninggalkan Vira. Aku sudah terlanjur mencintainya, tapi aku juga tidak ingin kehilangan Nita.' batinku.

"Woy …! Malah bengong!" bentak Damar 

membuatku sadar dari lamunan.

"Iya …  terus sekarang gue harus gimana, Mar? gue bingung."

"Coba elo ngomong ajh langsung sama Nita, kali ajh dia mau jujur sama elo!" ujar Damar.

"Iya nanti gue coba, Mar,"

jawabku meninggalkan Damar yang masih berada di ruanganku.

'Boro-boro mau ngomong Ama gue, Mar, gue mau masuk kamarnya aja dikunciin!' umpatku dalam hati.

Hari ini otakku sedang tidak mampu berfikir. Lebih baik rapat diundur, daripada kehilangan konsentrasi, dan akhirnya kalah tender. Kuraih ponsel lalu menghubungi Dita sekretarisku.

"Halo … Dita batalkan rapat hari ini! Saya akan pulang cepat, ada urusan mendadak."

Sebelum Dita menjawab, ponsel kumatikan. Aku kembali ke ruangan, mengambil tas kantor, dan bergagas pulang.

🖤🖤🖤

Sampai di rumah aku di sambut oleh Vira. 

Tapi hari ini aku sedang tidak mood untuk bicara, kuacuhkan dia dan langsung menuju kamar.

Aku ingin beristirahat di kamar Nita, tetapi kamarnya terkunci.

Sial!

Kubuka pintu kamar Vira dan membantingnya sekeras mungkin. Jika kali ini Vira akan bingung dengan sikapku, bodo amat. Aku tak peduli. Aku hanya ingin menenangkan otakku sebentar.

"Mas Duta ini kenapa sih? Aneh banget!" triak Vira. Aku mengabaikannya.

"Tante Vira, kenapa?" tanya Adnan, kudengar dari dalam kamar.

"Kok Adnan panggil Mama Vira Tante?" Kan Mama Nita udah ajarin Adnan panggil Mama Vira," ucap Vira mensehati.

"Maafkan Adnan, Tante … Adnan gak bisa gantiin posisi mama di hati Adnan. Sayang Adnan ke Mama, terlalu besar. Maaf Tante, Adnan gak bisa panggil Tante …  Mama." Jawaban Adnan pada Vira, seketika membuat hati ini terasa sesak.

"Bi, Mama belum pulang?" Terdengar Adnan bertanya, sepertinya pada Bu Elli.

"Belum, Sayang … biasanya kalau Mama sudah pulang kan langsung menghampiri Adnan."

"Iya … Bi, Adnan kangen Mama, kangen bidadariku.  Semoga mama sehat selalu."

"Aammiinn," ucap keduanya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ati Husni
adnan anak yg baik
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • First wife's revenge (PEMBALASAN ISTRI PERTAMA))   Bab 5

    POV ViraAneh sekali hari ini kelakuan Mas Duta. Membuatku muak. Sepertinya sikap Mba Nita yang mendiamkannya, mampu mempengaruhi isi otaknya. Menjadi yang kedua sungguh tidak enak. Itu yang kurasa. menyebalkan! Aku harus berpura-pura baik pada mba Nita. Aku harus bersembunyi di balik topeng kebencianku padanya.Jujur saja, aku sendiri ingin memiliki Mas Duta seutuhnya.Namun

    Last Updated : 2021-04-29
  • First wife's revenge (PEMBALASAN ISTRI PERTAMA))   Bab 6

    POVNitaMendengar pengakuan Vira, bohong kalau aku tidak terluka.Aku tidak pernah menyangka akan kehilangan suamiku. Aku bingung antara bertahan atau melepaskan.Jika aku bertahan, aku hidup di dalam kebisuan. Jika aku melepaskan, maka Vira akan menang. Dan aku kalah.Ya Allah, bagaimana ini? Aku bingung.

    Last Updated : 2021-04-29
  • First wife's revenge (PEMBALASAN ISTRI PERTAMA))   Bab 7

    POV DutaKulihat Adnan hendak menuju kamar Mamanya."Adnan! Kemari, Sayang," pintaku."Iya, Pa. Ada apa?" jawab Adnan menghampiriku."Adnan tadi pergi ke mana sama, Mama?"

    Last Updated : 2021-04-29
  • First wife's revenge (PEMBALASAN ISTRI PERTAMA))   Bab 8

    POV NitaAku merapikan wajah dan rambut yang tak beraturan akibat ulah Mas Duta. Kupoles wajah dengan sedikit riasan tipis.Baru kemudian aku akan menghampiri Adnan keluar.'Duta kamu saja bisa mengingkari janjimu, lantas mengapa tidak denganku. Kalau kau saja mampu berselingkuh di belakangku, kenapa tidak dengan aku. Masih saja kamu bertanya apa maksudku.Tidakkah kamu ingat s

    Last Updated : 2021-04-29
  • First wife's revenge (PEMBALASAN ISTRI PERTAMA))   Bab 9

    POV ViraMas Duta dan Mba Nita, mereka tidak ada yang pulang ke rumah satu pun. Rasanya menyebalkan aku di rumah sendirian, lama-lama rasa ketidaksukaanku pada Mba Nita semakin bertambah. Kalau dia memang tidak menyukainya, kenapa dia mengijinkan pernikahan itu terjadi. Menyebalkan!"Bi, Nani …!" panggilku sedik

    Last Updated : 2021-04-29
  • First wife's revenge (PEMBALASAN ISTRI PERTAMA))   Bab 10

    POV DutaAku mengikuti Nita, masuk ke kamar. Nita terduduk lemas penuh kemarahan. Pintu kamar segera kukunci dari dalam. Rasa marah dan emosi meyulut ke dalam hati hingga aku tak mampu lagi untuk mengontrol diri.Banyak pertanyaan aku lontarkan. Aku tidak mau tahu, aku harus mendapat jawaban.

    Last Updated : 2021-04-29
  • First wife's revenge (PEMBALASAN ISTRI PERTAMA))   Bab 11

    Pov NitaAku beranjak meninggalkan Duta yang masih terdiam di kamarku. Rasanya aku sudah lega meluapkan seluruh emosiku. Tanpa sadar aku mengingatkan kedudukannya, mengungkit masalalunya. Biar, yang terpenting aku merasa lega.Hal yang sangat kubenci darinya adalah, mengabaikanku dan asik berVC yang tak seronok. Menjijikan, d

    Last Updated : 2021-04-29
  • First wife's revenge (PEMBALASAN ISTRI PERTAMA))   Bab 12

    POV DutaKacau! Kacau! Otakku kacau. Nita tidak sedang menggeretaku. Dia benar-benar melakukannya. Tuhan … aku tidak mau kehilangan istriku. Bagaimana ini? Aku sangat mencintainya. Aku tak mau kehilangan Nita. 'Maafkan aku Nita, aku khilaf.'Pikiranku kalang kabut. Aku menyesal telah menghianatinya. Namun, percuma penyesalanku tidak akan merubah segalanya. Bagaimana ini? aku tidak mau kehilangan Nita. Nita harus tetap menjadi miliku

    Last Updated : 2021-04-29

Latest chapter

  • First wife's revenge (PEMBALASAN ISTRI PERTAMA))   Bab 33

    Beberapa tahun kemudian.Allhamdullillah aku kini sedang mengandung anak keduaku dengan suamiku tercinta, Brata Atmaja. Kini aku sudah menjadi Ibu dari tiga orang anak walaupun yang satu masih dalam kandungan. Kehidupanku sangat bahagia.Bang Adnan sekarang sedang kuliah di luar negeri, tepatnya di Amerika. Semakin dewasa Adnan semakin tampan dan sangat mirip dengan Papanya dan berlesung Pipit seperti Ibunya. Sebentar lagi dia akan kembali ke Indonesia untuk berlibur. Hati ini rasanya sangat rindu dan tidak sabar menyambut kedatangannya. Putraku kini sudah besar dan berhasil menyelesaikan pendidikannya.Gama dan Nanda kini mereka sudah menikah. Nanda sendiri sedang mengandung anak pertamanya. Nanda ikut Gama tinggal di Bali mengurus hotelku di sana. Hotel itu

  • First wife's revenge (PEMBALASAN ISTRI PERTAMA))   BAB 32

    POV NitaAkhirnya aku bisa menikah dengan orang yang benar-benar luar biasa. Baik dan penyayang. Semoga Allah menjaga pernikahan ini, dihindari dari yang namanya godaan wanita. Walau bagaimanapun aku pernah gagal, aku tidak mau gagal untuk kedua kalinya. Rasa trauma bekas penghianatan kemaren jujur masih terngiang dan menjadi ketakutan tersendiri. Memang tidak semua laki-laki sama. Namun, tetap saja masih ada rasa trauma. Terauma jika suamiku akan diambil perempuan lain."Ma … kasian, Papa," ucap anakku."Kenapa, Sayang?" Brata melirik kearahku."Papa sekarang tinggal di tempat Nenek. Tadi Adnan nelpon Papa, terus Papa bilang kalau

  • First wife's revenge (PEMBALASAN ISTRI PERTAMA))   Bab 31

    POV Vira"Mas kamu bener-bener Kelewatan," ucapku pada Mas Damar tapi dengan tawa jahat.Aku dan dia berjalan- jalan menggunakan mobil baru. Masih belum terfikir kami mau kabur ke mana, sebab kalau bandara pasti di jaga polisi. Secara Mas Duta pasti sudah melapor polisi."Biar si bodoh itu tau rasa!" Beraninya dia menyia-nyiakan kamu!" ucapnya."Tadinya aku kira kamu tidak akan mengajaku pergi. Kamu tidak pernah datang ke rumah Duta, semenjak dia menikah denganku," lirihku."Iya aku gak bisa dong liat kamu dengan orang lain! Jika kamu bahagia dengan mereka mungkin aku akan mengikhlaskan kamu. Nyatanya mereka seenaknya sendiri memperlakukan kamu." Entah ben

  • First wife's revenge (PEMBALASAN ISTRI PERTAMA))   Bab 30

    Dita kembali menelponku dia bilang ada kekacauan di kantor. Aku langsung bergagas ke sana. Kunyalakan mesin mobil dan kupacu secepat mungkin. Kalau untuk mengebut aku memang ahlinya bahkan aku mampu menempuh perjalanan dari rumah ke kantor hanya dalam waktu 15 menit.Aku melihat terjadi kericuhan di sana. Para karyawan berdemo meminta gajih bulanan mereka yang belum dibayarkan. Padahal masalah gajih sudah kuserahkan semua pada Damar. Dengan kesal aku mencari keberadaan Damar. Namun, tak kusangka Dita bilang Damar telah pergi."Brengsek Damar!""Dita kamu tenangkan dulu karyawan yang lain. Bilang saya akan membayar gajih mereka.""Siap, Pak"Aku bergegas ke ruangan Damar mencari apa pun yang dapat kutemukan. Namun, nihil, tidak ada yang kudapatkan. Akan tetapi ada sepucuk surat yang diletakan di meja. Dengan cepat aku membuka amp

  • First wife's revenge (PEMBALASAN ISTRI PERTAMA))   Bab 29

    "Sudah rapi?" tanyaku pada Vira. Dia terus memegangi perutnya."Serius ini mau di bawa pulang?" tanya Damar."Dokter bilang bisa dirawat di rumah, Mar. Lo tau sendiri keuangan gue lagi gimana sekarang."Makanya cari istri jangan yang malah nyusahin, sial kan kamu nikah sama pelakor ini," cetus Ibu. Entah kapan Ibu datang tidak ada kabar berita kedatangannya tiba-tiba saja Ibu muncul sepagi ini."Sudah, Bu Nengsih, ini rumah sakit tidak enak ribut-ribut," ucap Damar."Halah ini kan ruang VIP, tidak ada yang dengar," sanggah Ibu. "Udah si, cerain aja istri begini bikin sial aja."Damar hanya menggeleng kepala. Pusing juga dengar Ibu ngomong cerai tiap hari."Bagus lah, Bu. Kalau Mas Duta mau cerain saya, suatu keberuntungan untuk saya," sahut Vira kesal.

  • First wife's revenge (PEMBALASAN ISTRI PERTAMA))   BAB 28

    Setelah beberapa menit kami sudah sampai di rumah sakit. Aku langsung menuju ke ruangan Vira. Sedangkan Damar mampir ke kantin untuk membeli makanan. Sesampainya di depan pintu aku mendengar anakku menangis kencang. Langsung saja aku masuk. Kok tidak ada orang? Di mana Ibu? Mungkin Ibu sedang membeli makanan. Lalu, kenapa anakku berada di kasur Ibunya bukan di tempat bayi? "Cup … cup … cup, Sayang …" Aku langsung menggendong dan mendiamkannya. Sepertinya dia pup, jadi dia menangis. "Vir … !" panggilku. "Iya, Mas. Syukur Alhamdulillah Mas Duta sudah kembali," jawabnya terseok-seok keluar dari kamar mandi dan memegangi perutnya. "Masih sakit?" "Sedikit, Mas ... mungki efek triak-triak kemaren." "Ibu kemana?"

  • First wife's revenge (PEMBALASAN ISTRI PERTAMA))   BAB 27

    POV DutaPagi ini adalah pagi yang akan menentukan nasibku nanti. Mungkinkah aku dapat melawan Nita? Nita sangat mengerti tentang pariwisata dan perhotelan. Bakat marketingnya tidak bisa dipungkiri. Saat dia membantuku menjalani bisnis itu, dengan sekejap hotelku mengalami kemajuan, bahkan hingga menjadi target investor untuk ikut menanam modalnya. Sehingga aku tidak perlu lagi bekerja dengan mertuaku. Mungkinkah Nita akan merebut segalanya?"Gimana, Mar? Siap?" tanyaku pada Damar."Siap. Lo yakin akan menangin kerja sama ini?" Ada raut panik diwajah Damar."Y

  • First wife's revenge (PEMBALASAN ISTRI PERTAMA))   BAB 26

    Pov NitaMa … bangun ada tamu." Adnan beberapa kali mengetuk pintu kamarku. Kulihat waktu sudah pukul 21.00.Aku mengikat rambut, dengan riasan sisa tadi siang masih menempel di wajah."Iya, Mama keluar." Aku membuka pintu kulihat Adnan sudah tidak ada, mungkin di ruang tamu.Ada lima orang sedang berkumpul di sana. Satu wanita yang wajahnya tak asing sedang hangat berbicara dengan Papa dan Adnan. Aku menghampiri mereka."Nanda, hai akhirnya kamu ke sini juga. Maaf ya, aku baru bangun tidur," ucapku lalu duduk di sebelahnya."Dengan siapa?" tanyaku."Calon suamiku," jawabnya dengan menunjuk seseorang yang duduk di depannya. Pan

  • First wife's revenge (PEMBALASAN ISTRI PERTAMA))   Bab 25

    POV Vira Baru sehari aku ditinggal dengan mertuaku ampun deh! Bawel banget. Bisa-bisa aku gila kalau seperti ini. Mbak Nita kuat banget punya mertua kayak begini. Rasanya ingin kukasih racun tikus mertua gila ini. Ya Tuhan … seharian ini kerjanya ceramah terus, sampai kupingku terasa budeg. Ingin melawan tapi percuma, tenagaku sedang lemah, luka bekas jahitan juga belum terlalu kering. Sebegitu hinanya ternyata istri kedua dimata orang, bahkan dimata mertuaku. Mas Duta kenapa tidak menyuruh suster aja untuk membantuku, kenapa harus memanggil Ibunya yang kaya macan ini? Tidak pernah terbayang dalam hidupku aku akan berhubungan dengan mertua sadis. Sepertinya kalau terus seperti ini aku tidak akan kuat dengan Mas Duta. Kesung

DMCA.com Protection Status