Share

124. Benci dan Cinta

Nami menangis, ia membungkam mulutnya. Namun suara tangisnya yang ditutupi oleh tangannya tidak mampu untuk meredam suara yang kini keluar dari mulutnya. Suara tangisan itu membangunkan laki-laki yang sedang tidur memunggunginya.

"Kenapa kamu menangis?" Laki-laki itu masih belum membalikkan badannya. "Tidurlah, semalam kamu sangat bersemangat. Kamu pasti lelah. Aku juga ingin istirahat, aku takut kalau aku terbangun, aku ingin mengulangi malam panas kita."

Nami semakin terisak mendengar kenyataan jika semalam bukanlah mimpi. Bahkan kini ia merasakan kewanitaannya terasa perih. Seluruh tubuhnya juga pegal-pegal dan yang membuatnya sedih adalah ketika ia melihat warna merah di sprei yang berada di hadapannya. Ia tidak menyangka akan kehilangan kesuciannya dengan seseorang yang tidak ia kenal sama sekali.

'Bodoh, Nami.' Nami memukuli kepalanya. Kenapa ia sangat ceroboh mabuk-mabukkan dan berakhir di ranjang bersama laki-laki yang tidak dikenal. Ini sama sekali tidak pernah terbayangkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status