Hatimu lebih kejam, daripada ombak di lautan.
Gadis berkerudung coklat itu melambaikan tangan pada sahabat baiknya, mereka berpisah dan masuk rumah masing-masing. Aila, nama gadis kecil itu Aila Nuha Zahira. Gadis kecil yang menjadi kebahagiaan di ke luarganya. Karena dia perempuan satu-satunya, dia dimanja oleh semuanya. Tapi tak pernah menjadikannya seorang gadis kecil yang semaunya sendiri. Karena dia didik oleh kalangan militer, membuatnya menjadi pribadi yang mandiri."Mama, Aila pulang nih Ma. Mama di mana?” teriak Aila, saat dirinya masuk ke rumah minimalis bercat Putih hitam.Aila terus saja berjalan menuju teras belakang. Biasanya Inara sedang menata tanaman anggrek kesayangannya. Sayup-sayup terdengar suara percekcokan antara Inara dan Akhtar. Aila tak berani mendekat, dia hanya bersembunyi di balik sekat pembatas dapur dan teras belakang.Mengintip dari balik jendela yang terbuka."Sudah berapa lama kamu menikahinya, Mas?" Inara terisak-isak bertanya pada Akhtar. Akhtar hanya bisa menunduk tidak berani memandang wajah istrinya. "Jawab aku Mas, jangan kamu mendadak bisu seperti ini." Inara mengusap air matanya kasar. Membenarkan kerudung instan miliknya yang merosot.Inara merasakan sesak di dadanya. Dia memegang dada sebelah
kiri dan meremasnya, berharap dapat mengurangi rasa sakitnya."Kamu juga seorang perempuan, bagaimana bisa kamu tega menghancurkan ke luarga saya?" Wanita yang sedang mengandung itu berlutut di depan Inara. "Maafkan saya mbak. Saya minta maaf." Perempuan yang Inara ketahui bernama Raya, bersimpuh di kaki Inara, namun Inara menepisnya."Lepaskan. Jangan sentuh saya," desis Inara."Dek." Akhtar memanggil Inara dengan sebutan Dek."Kamu sudah menghancurkan ke luarga kita Mas." Inara meremas dadanya yang semakin terasa sakit. "Akhh," ringis Inara. "Inara, kamu nggak papa?” tanya Akhtar khawatir. Inara mengisyaratkan tangannya agar Akhtar tidak mendekat."Jangan sentuh saya." Inara menekankan setiap katanya."Mama ... Mama kenapa Ma?" Aila berlari untuk memeluk Inara. "Kita ke rumah sakit ya, Ma?" Inara mengangguk."Pak Agus, tolong siapkan mobilnya," teriak Aila. Aila berhentimemapah Inara dan memandang ke arah Akhtar. "Aila benci Papa dan perempuan itu. Kalian sudah membuat Mama seperti ini.""Ai," panggil Akhtar, tapi Tak ada Jawaban dari Aila. Aila memapah Inara menuju mobil. Belum sempat tiba di rumah sakit. Inara sudah tak sadarkan diri. Tiba di rumah sakit, Aila dibantu beberapa perawat, meletakkan Inara di brankar dan mendorong Inara ke ruang IGD.Aila menunggu dokter yang sedang memeriksa Inara di dalam. Tiga puluh menit, dokter ke luar dari IGD."Gimana keadaan mama saya Dok?” tanya Aila khawatir."Silakan masuk, pasien ingin bertemu dengan Anda." Aila
langsung masuk dan duduk di brankar dekat Inara.Aila tak tega melihat Ibunya seperti ini. Inara harusmenggunakan selang oksigen untuk bantuan dia bernapas. Dia menangis melihat keadaan sang ibu tercinta.Tak berselang lama, sepasang suami istri datang dan menepuk bahu Aila. Mereka adalah Aisyah dan Hamzah, adik dari Akhtar yang sangat dekat dengan Inara dan Aila."Mama." Inara menggenggam tangan Aila. Aila tak mampu menyembunyikan kesedihannya. Dia meneteskan air matanya di depan Inara."To..lo..long.. ja..jaga.. Aila," ucapnya terbata-bata. Aisyah menangis dan mengangguk. Dia membelai kepala Aila lembut, seakan mengatakan, masih ada tante di sini."Iya, Mbak, saya akan jaga Aila." Janjinya."Mama ... Mama yang kuat ya, kita bisa marahin Papa nanti ...." Inara menggelengkan kepalanya lemah."Ma.. af ..kan papa kamu ...." Aila menggeleng.“Papa udah jahat sama Mama. Ai, nggak mau maafin papa.” Dengan tangisnya yang masih sesenggukan."Ham..zah.. to..lo..ng.. su..ruh.. mas.. Akh..tar..ni..Kahi..dia.." Hamzah mengangguk.Inara mulai merasakan sesak kembali di dadanya. Dia memejamkan matanya erat, seakan ada yang menarik napasnya kuat-kuat. Hamzah dengan sigap langsung memanggil dokter, tapi Sang Pencipta telah berkehendak lain. Inara meninggal dunia. Aila menangis histeris."MAMA ... MAMA." Tangisan pilu yang menyayat hati. Membuat Aisyah memeluk Aila dengan eratnya.Aisyah dan Hamzah membawa Aila untuk ke luar sebentar,
memberikan waktu untuk Akhtar di sana, mengucapkan selamat tinggal untuk yang terakhir kalinya. Akhtar yang sedari tadi hanya memandang Inara dari balik pintu, rasanya semakin sakit. Dia sangat merasa bersalah, karena kedatangannya bersama Raya, membuat Inara meregang nyawa. Inaranya telah meninggal untuk selamanya. Akhtar menggenggam tangan Inara yang telah dingin. Dia menangis, tak mampu hatinya melepaskan istri tercinta. Namun, Tuhan berkata lain. Istri tercintanya itu telah tiada."Inara, maaf." Tangisnya semakin menjadi, dadanya sangat sesak untuk melepas kepergian Inara. Ini adalah ujian terberatnya, kehilangan istri tercinta. Akhtar memang salah, dia patut dibenci oleh Aila nantinya. Dia patut diasingkan. "Inara, aku tetap cinta kamu untuk selamanya."Akhtar mengaponselus air matanya, dia mencium kening Inara untuk terakhir kalinya. Menyedekapkan tangan Inara di perut dan menutupnya dengan kain. "Selamat tinggal Sayang. Selamat tinggal." Air matanya kembali mengalir.Raya memandang Akhtar dari balik jendela, dia melihat sendiri,bagaimana rapuhnya seorang Akhtar yang selalu tegas dan dingin padanya, menangis pilu seperti ini. Seakan tak ada lagi harapan untuk hari esok. Raya tersenyum, karena istri sah Akhtar telah tiada, tak ada lagi halangan untuk dirinya bahagia setelah ini.***“Bu, Inara ... meninggal,” ucapan dari Hasan, membuat Dita menitihkan air matanya. Menantunya yang paling sering mengalah jika berdebat menu masakan dengan yang lainnya.Dita merasakan kehilangan yang sangat besar, dia bahkan belum berjumpa dengan Inara beberapa hari ini, karena sakit. Niat hati, sore ini dia akan bertemu dengan Inara diantarkan oleh Hasan. Pupus sudah.“Inara kenapa? Jatuh? Atau berdebat dengan Aila?” Hasan menggeleng. Dia tak kuasa mengatakan yang sebenarnya. “Hasan?”“Serangan jantung, Bu. Akhtar ... menikah siri.” Dita syok bukan
main. Anak laki-laki yang dia besarkan dengan kasih sayang, agar tak mengikuti jejak sang ayah yang menikah lagi, kini berbalik mengikuti jejak sang ayah. Dita menekan kuat dada bagian kiri, ada ribuan jarum yang menancap di sana. Lidahnya terlalu kelu untuk mengutarakan rasa sakit yang menghimpit aliran oksigen dalam rongga. Hingga kegelapan menyelimuti penglihatan Dita selamanya. Dita meninggal dunia. Tangis Hasan semakin menjadi, dia harus kembali berduka.“Ibu,” lirihnya. Tangisan pilu terdengar dari kamar Dita. Hanifah dan kedua anaknya berlari menuju kamar mertuanya. Mereka berhenti di depan pitu yang terbuka, menyaksikan suaminya yang menangis sesenggukan dan ibu mertuanya yang sudah tak bernyawa. Ketiganya menangis dan memeluk Hasan, untuk menguatkan.Habib berdiri dan meraih ponsel ayahnya yang terjatuh di lantai. Melakukan panggilan dengan Hamzah.“Om, nenek ... meninggal.”***Hati ini membeku dan terkikis rasa benci. Terlambat untukrasa yang telah hadir.Aila kini kelas 12 SMA dan sebentar lagi, dia akan lulus.Niat hati dirinya menginginkan masuk ke universitas di Bandungatau Jakarta, mengikuti Aisyah dan Hamzah yang sudah sejakempat tahun lalu di tugaskan di Jakarta.Sejak meninggalnya sang ibu, Aila memilih tinggal sendiridi Bandung, menempati rumah kedua orang tuanya. SedangkanAkhtar di tugaskan di Surabaya bersama Raya, istri keduanya.Mereka menikah secara sah setelah satu tahun meninggalnya Inara.Aila diurus oleh Aisyah dan Hamzah. Tapi Aila bersikukuh untuktetap tinggal di Bandung. Dia tidak ingin meninggalkan kenangan-kenangannya bersama sang ibu.Aila menjadi sosok yang pendiam dan tomboi walaupun diamemakai jilbab Aila meneruskan hobinya menjadi atlet pencaksilat. Berbagai kejuaraan sering dia ikuti, dia bahkan pernah
Dingin itu hatimu yang tak pernah terjamah oleh cinta.Azlan Dylan Alfarizqi seorang TNI AD berpangkat Letnansatu itu mendapat julukan Letnan kutub, karena sikap dinginnya.Prestasi yang dia torehkan sangat bagus. Kemampuanmenembaknya tidak diragukan lagi. Sangat baik. Ketampanannyadi atas rata-rata, hidung mancung, mata sipit layaknya artis Korea,bibir tipis berwarna pink dan tubuh tegap di sertai badan yangkotak-kotak seperti roti sobek. Perempuan mana yang tidak histerisjika bertemu dia.Memberikan hormat kepada Azlan. "Siap. Maafmengganggu Komandan. Diharapkan menghadap Danyon diruangannya." Azlan mengangguk dan membalas hormatnya. Laki-laki itu memberi hormat kembali.Azlan berjalan menuju ruangan Danyon (Komandanbatalyon). Azlan menghela napas sejenak sebelum dia masukkeruangan Danyon."Masuk," suara dari dalam menginterupsi. Azlan membukapintu
Rasa itu pergi, karena keterpaksaan.Antara lingkungan, alam dan masyarakat tidak bisa dipisahkandan besar pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat. Berbicaramengenai alam, diperkirakan bumi kita ini telah berumur 250 juta tahun.Berdasarkan penelitian geologi ditemukan pembagian jaman. JamanArkaikum, jaman Paleozoikum, jaman Mezoikum dan jaman Neozoikumatau Kainozoikum.Pelajaran paling dasar untuk menjadi seorang angkatan laut yanghebat, adalah bagaimana dia bisa bertahan di tengah laut. Denganberbagai cobaan dari sang penguasa lautan. Ombak besar menghantamsisi kapal KRI. Tapi tidak menggoyahkan kapal besar nan gagah itu.Seorang lelaki berpakaian khas angkatan laut, memandang kearah jendela, yang menampakkan bagaimana sang ombak itu berusahamembuat kapal gagah yang dia tumpangi itu hancur.Kapal gagah ini tetap bertahan, kekuatan dan doa dari para awakkapal a
Ada pelukan untuk air mata yang tumpah.Hari ini Aila dikejutkan oleh seseorang yang sudah lamatidak ditemuinya. Laki-laki itu berdiri di depan rumah dinas Akhtardan sedang berbicara. Aila yang baru saja selesai jogingmenghampiri mereka."Assalamu'alaikum Ukhti," sapanya. Laki-laki itu langsungmemeluk Aila erat. "Abang kangen kamu Dek. Adek Abang yangcantik jelita yang petakilan juga." Aila mendengus sebal kala lelakidi depannya ini menyebut dirinya petakilan.Aila mencubit pinggang laki-laki yang memeluknya."Lebay deh, Abang." Dan dia tertawa. Akhtar mengajak Hafizh danAila untuk masuk ke dalam rumah.Hafizh adik dari Habib kini sudah berada di depan rumahdinas Akhtar dan memeluk erat Aila. Vebby dengan senyumcentilnya berusaha menggoda Hafizh saat dia baru saja tiba tadi.Memang dasarnya Hafizh tak peka, jadilah dia hanya masa bodohdengan Vebby yang caper de
Menjauh itu perlu jika penat.Aila tidak terlambat karena Habib mengantarnya pagisekali, sebelum kelas pagi dimulai. Aila semalam menginap dirumah dinas Habib, bahkan Habib tidak melepaskannya samasekali, memberondongnya dengan pertanyaan tentang Azlan yangdengan lancangnya mencium tangan Aila. Ingatkan Aila untukmenimpuknya jika mereka bertemu nanti sore.Sania duduk dengan Aila. Semasa sekolah maupun kuliah,dia tetap dipanggil Zahira bukan Aila. Nama Aila hanya terkhususbagi keluarga dan Sania saja. Sania adalah teman Aila sedari kecil."Lo harus cerita semuanya ke gue. Kata bang Alvino, lokemarin datang ke kondangan dan gandengan mesrah sama laki-laki lain, dan dia seorang TNI AL. Beneran?" Aila hanyamengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Sania. "Jelasin kegue sedetail-detailnya""Iya nanti istirahat. Eh, lo ketemu sama si Vino?" Saniamengangguk. Dia k
Berpisah itu memang diperlukan untuk kita yang tidakberjodoh.Raya mendapat telepon dari Andi, adik dari mendiangsuaminya. Andi saat ini sedang berada di Surabaya. Raya bertemudengan Andi membawa serta Ramzan sepulang sekolah.Andi adalah cinta pertama Raya semasa SMA. Namunsayang Andi lebih memilih menikah dengan sahabatnya sendiri,Nila. Namun sayang, setelah dua tahun mereka menikah, Niladinyatakan terkena kanker payudara. Dua tahun berjuang, Nilameninggal dunia. Andi memilih menyendiri dan tinggal diSingapura untuk melanjutkan bisnisnya di sana.Andi juga mendengar kabar, bahwa Raya menikah denganAkhtar yang seorang tentara. Andi merasa ingin memiliki Rayakembali. Andi segera pulang ke Indonesia dan mencari Raya."Raya, aku langsung saja ya, tanpa basa-basi." Rayamengangguk. "Aku mau, kamu tinggalkan tentara itu dankembalilah padaku. Kita bangun rumah tang
Menata hati untuk sesuatu yang membingungkan, akanmenjadikan hati ini bingung.Akhtar berlari di lorong rumah sakit bersama denganajudannya. Pekerjaan di Solo sudah dia selesaikan lebih awal walausecara terpaksa. Akhtar kemarin mendapatkan telepon ancamandari Hasan, kakak pertamanya, bahwa dia akan membawa Ailabersamanya saat ini juga, kalau sampai dia tidak datang ke rumahsakit dan melihat keadaan Aila saat ini."Kamu tahu, Aila masuk rumah sakit dengan keadaan telahdianiaya. Kemana istrimu?" geram Hasan saat di telepon."Aku sudah bercerai dengannya Bang.""Aku akan bawa Aila pergi ke Jakarta sekarang juga danmembatalkan perjodohan gila yang kamu inginkan. Dan janganpernah kamu temui Aila, kalau sampai kamu belum bisamenemukan siapa pelaku penganiayaan Aila dan memberikanhukuman setimpal pada mereka, ucapkan selamat tinggal," ancamHasan.Akhtar sud
Aku rela kembali untuk papaku, bukan kamu.Aila diantarkan oleh Hasan dan Hanifah untuk pulang keBandung. Mereka pergi ke makam Inara dan Dita. Mereka dudukdan melantunkan ayat suci dan berdoa untuk mereka."Mah, Nek, Ai, mau nikah bulan depan." Aila tergugu danmenangis di depan pusara Inara. "Ai sedih Mamah, Mamah nggakada saat hari bahagia Ai nanti."Hanifah membelai punggung Aila, menyalurkan kekuatanagar dia tegar. Aila memeluk Hanifah sebagai pengganti seorangibu selain Aisyah.Kini Aila sudah berada di rumahnya yang dia tinggalkanselama empat tahun ini, hanya saat liburan saja dia kemari."Papa dan Mama harus segera kembali ke Jakarta, Nak.Kamu baik-baik ya, Sayang di sini. Pulangnya sama Sania." Ailamemeluk Hasan dan Hanifah bergantian."Terima kasih Mama dan Papa bisa anterin Ai ke sini. LusaAi balik bareng Sania. Janji." Hanifah memeluknya, memeluk erat 
Kapan perasaan cinta itu akan datang?Azlan membawa Aila ke rumah dinasnya yang berhadapan langsung dengan rumah dinas Hafizh. Beberapa barang Aila sudah ada di rumah dinas Azlan, Serda Ucok tadi yang membawanya. Ucok adalah ajudan Azlan."Kamar aku yang mana?" tanyanya polos.Azlan mencubit hidung Aila gemas. "Kamu kira lagi menginap di sini?" Aila nyengir kuda. Enak saja beda kamar. "Kamu dan saya satu kamar. Tenang saja, saya tidak akan ngapa-ngapain kamu." Aila mengangguk dan masuk kamar.Aila menata barang-barang yang memang tidak dia bawa semuanya dari rumah dinas Akhtar. Hanya beberapa dan yang terpenting saja. Aila merasa lapar, dia masuk ke dapur dan tak mendapati apapun di sana. Kosong melompong. Sampai Aila dibuat melongo. Hanya ada dispenser dan kulkas."Kenapa?" tanya Azlan datar, dalam hati dia ingin tertawa habis-habisan."Kamu kalau makan gimana Mas? Dapur kamu ajaibnya, habis mai
Hati ini bertahan hanya untukmu, menunggu dirimu hadir di dalamnya.Hati (bahasa Yunani: ἡπαρ, hēpar) yaitu merupakan sebuah kelenjar yang "terbesar" di dalam tubuh manusia, ini terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.Lobus hati terbentuk dari sel parenkimal dan juga sel non-parenkimal. Sel parenkimal pada hati disebut hepatosit, menempati sekitar 80% volume hati dan melakukan berbagai fungsi utama hati. Sebanyak 40% sel hati terdapat pada lobus sinusoidal.Dalam bahasa medis, patah hati ini dikenal dengan sebutan takotsub
Melepasmu dengan rasa yang setengah hati.Aila dilanda gugup setengah mati. Dia baru saja selesaidirias di salah satu kamar hotel, yang sengaja di sewa untukberlangsungnya pernikahan ini. Aila dapat melihat dari layar lcd dikamar hotelnya, prosesi ijab qobul yang berlangsung. Di sanaAzlan memakai jas hitam, duduk fi fepan ayahnya.Azlan menjabat tangan Akhtar. "Saudara Azlan DylanAlfarizqi bin Wahyu Iskandar, Saya nikahkan engkau dankawinkan engkau dengan anak saya, Aila Nuha Zahira binti AkhtarPramudya Zahir dengan mas kawin emas 24 karat, uang tunaisebesar tiga juta tiga ratus sebelas ribu rupiah dan seperangkat alatsalat dibayar tunai." Akhtar menghentakkan tangannya."Saya terima nikah dan kawinnya Aila Nuha Zahira bintiAkhtar Pramudya Zahir dengan mas kawin emas 24 karat, uangtunai sebesar tiga juta tiga ratus sebelas ribu rupiah dan seperangkatalat s
Waktu itu berharga untuk diriku melupakan mu.Kronometer (pengukur waktu) dipergunakan dikapal untuk mengetahui waktu Greenwich. Bagi Navigasimengetahui waktu Greenwich sangat penting. Seperti benda-bendaangkasa yang dicantumkan dalam nautika semuanya berdasarkanwaktu tersebut.Bahkan untuk menentukan waktu di tengah laut, jugamemerlukan seorang navigasi, yang berperan dalam rangkamenjamin keselamatan perjalanan kapal. Maka alat navigasi harusdi buat semodern mungkin, mengikuti kemajuan teknologi.Lagi dan lagi, semuanya butuh waktu untuk menentukanarah hati seseorang yang telah lama terluka.Mencoba mencari penyembuhan hati dengan terus memilihberlayar, juga tidak mampu membuat hatinya langsung sembuh.Sekali lagi bahkan berulang kali dia merutukikebodohannya sendiri, bagaimana bisa dia masih mengingat gadisitu. Gadis yang telah melukai hatinya, gadis y
Aku rela kembali untuk papaku, bukan kamu.Aila diantarkan oleh Hasan dan Hanifah untuk pulang keBandung. Mereka pergi ke makam Inara dan Dita. Mereka dudukdan melantunkan ayat suci dan berdoa untuk mereka."Mah, Nek, Ai, mau nikah bulan depan." Aila tergugu danmenangis di depan pusara Inara. "Ai sedih Mamah, Mamah nggakada saat hari bahagia Ai nanti."Hanifah membelai punggung Aila, menyalurkan kekuatanagar dia tegar. Aila memeluk Hanifah sebagai pengganti seorangibu selain Aisyah.Kini Aila sudah berada di rumahnya yang dia tinggalkanselama empat tahun ini, hanya saat liburan saja dia kemari."Papa dan Mama harus segera kembali ke Jakarta, Nak.Kamu baik-baik ya, Sayang di sini. Pulangnya sama Sania." Ailamemeluk Hasan dan Hanifah bergantian."Terima kasih Mama dan Papa bisa anterin Ai ke sini. LusaAi balik bareng Sania. Janji." Hanifah memeluknya, memeluk erat 
Menata hati untuk sesuatu yang membingungkan, akanmenjadikan hati ini bingung.Akhtar berlari di lorong rumah sakit bersama denganajudannya. Pekerjaan di Solo sudah dia selesaikan lebih awal walausecara terpaksa. Akhtar kemarin mendapatkan telepon ancamandari Hasan, kakak pertamanya, bahwa dia akan membawa Ailabersamanya saat ini juga, kalau sampai dia tidak datang ke rumahsakit dan melihat keadaan Aila saat ini."Kamu tahu, Aila masuk rumah sakit dengan keadaan telahdianiaya. Kemana istrimu?" geram Hasan saat di telepon."Aku sudah bercerai dengannya Bang.""Aku akan bawa Aila pergi ke Jakarta sekarang juga danmembatalkan perjodohan gila yang kamu inginkan. Dan janganpernah kamu temui Aila, kalau sampai kamu belum bisamenemukan siapa pelaku penganiayaan Aila dan memberikanhukuman setimpal pada mereka, ucapkan selamat tinggal," ancamHasan.Akhtar sud
Berpisah itu memang diperlukan untuk kita yang tidakberjodoh.Raya mendapat telepon dari Andi, adik dari mendiangsuaminya. Andi saat ini sedang berada di Surabaya. Raya bertemudengan Andi membawa serta Ramzan sepulang sekolah.Andi adalah cinta pertama Raya semasa SMA. Namunsayang Andi lebih memilih menikah dengan sahabatnya sendiri,Nila. Namun sayang, setelah dua tahun mereka menikah, Niladinyatakan terkena kanker payudara. Dua tahun berjuang, Nilameninggal dunia. Andi memilih menyendiri dan tinggal diSingapura untuk melanjutkan bisnisnya di sana.Andi juga mendengar kabar, bahwa Raya menikah denganAkhtar yang seorang tentara. Andi merasa ingin memiliki Rayakembali. Andi segera pulang ke Indonesia dan mencari Raya."Raya, aku langsung saja ya, tanpa basa-basi." Rayamengangguk. "Aku mau, kamu tinggalkan tentara itu dankembalilah padaku. Kita bangun rumah tang
Menjauh itu perlu jika penat.Aila tidak terlambat karena Habib mengantarnya pagisekali, sebelum kelas pagi dimulai. Aila semalam menginap dirumah dinas Habib, bahkan Habib tidak melepaskannya samasekali, memberondongnya dengan pertanyaan tentang Azlan yangdengan lancangnya mencium tangan Aila. Ingatkan Aila untukmenimpuknya jika mereka bertemu nanti sore.Sania duduk dengan Aila. Semasa sekolah maupun kuliah,dia tetap dipanggil Zahira bukan Aila. Nama Aila hanya terkhususbagi keluarga dan Sania saja. Sania adalah teman Aila sedari kecil."Lo harus cerita semuanya ke gue. Kata bang Alvino, lokemarin datang ke kondangan dan gandengan mesrah sama laki-laki lain, dan dia seorang TNI AL. Beneran?" Aila hanyamengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Sania. "Jelasin kegue sedetail-detailnya""Iya nanti istirahat. Eh, lo ketemu sama si Vino?" Saniamengangguk. Dia k
Ada pelukan untuk air mata yang tumpah.Hari ini Aila dikejutkan oleh seseorang yang sudah lamatidak ditemuinya. Laki-laki itu berdiri di depan rumah dinas Akhtardan sedang berbicara. Aila yang baru saja selesai jogingmenghampiri mereka."Assalamu'alaikum Ukhti," sapanya. Laki-laki itu langsungmemeluk Aila erat. "Abang kangen kamu Dek. Adek Abang yangcantik jelita yang petakilan juga." Aila mendengus sebal kala lelakidi depannya ini menyebut dirinya petakilan.Aila mencubit pinggang laki-laki yang memeluknya."Lebay deh, Abang." Dan dia tertawa. Akhtar mengajak Hafizh danAila untuk masuk ke dalam rumah.Hafizh adik dari Habib kini sudah berada di depan rumahdinas Akhtar dan memeluk erat Aila. Vebby dengan senyumcentilnya berusaha menggoda Hafizh saat dia baru saja tiba tadi.Memang dasarnya Hafizh tak peka, jadilah dia hanya masa bodohdengan Vebby yang caper de