Menata hati untuk sesuatu yang membingungkan, akan
menjadikan hati ini bingung.Akhtar berlari di lorong rumah sakit bersama dengan ajudannya. Pekerjaan di Solo sudah dia selesaikan lebih awal walau secara terpaksa. Akhtar kemarin mendapatkan telepon ancaman dari Hasan, kakak pertamanya, bahwa dia akan membawa Aila bersamanya saat ini juga, kalau sampai dia tidak datang ke rumah sakit dan melihat keadaan Aila saat ini."Kamu tahu, Aila masuk rumah sakit dengan keadaan telah dianiaya. Kemana istrimu?" geram Hasan saat di telepon."Aku sudah bercerai dengannya Bang.""Aku akan bawa Aila pergi ke Jakarta sekarang juga dan membatalkan perjodohan gila yang kamu inginkan. Dan jangan pernah kamu temui Aila, kalau sampai kamu belum bisa menemukan siapa pelaku penganiayaan Aila dan memberikan hukuman setimpal pada mereka, ucapkan selamat tinggal," ancam Hasan.Akhtar sudah ketar-ketir dibuatnya. Dia baru saja dekat dengan Aila beberapa bulan ini karena Raya dan Akhtar bercerai. Aila juga akan tinggal bersama Akhtar sepenuhnya sebelum dia menikah dengan Azlan.Setelah mendapatkan kabar dari Hasan dan hasil visum
yang di berikanyan ke Akhtar. Akhtar langsung menyewa Intel untuk menyelidiki kasus penganiayaan Aila. Hasan menduga, itukelakuan Raya dan Vebby. Karena saat dia berangkat tugas, Raya dan Vebby tengah bersiap meninggalkan rumah. Akhtar juga sependapat dengannya.Awas saja kalau mereka yang menganiaya anakku. Batin AkhtarAkhtar sudah sampai di depan ruang perawatan Aila. Saat Akhtar membuka pintu, langsung diberi Bogeman mentah oleh Hasan, sehingga membuatnya jatuh tersungkur di lantai ruang inap Aila.Akhtar terpental ke belakang karena tak siap. "Bangun kamu! Kamu sudah mencelakakan anakmu sendiri." Hasan menarik kerah kemeja Akhtar.Tanpa dikomando lagi, kedua lelaki yang baru saja datang itu langsung berlari ke arah Hasan yang sudah menghajar Akhtar sampai babak belur. Habib memegang Hasan, sedangkan Hafizh memegang Akhtar, membantunya untuk bangun. Aila yang baru saja sadar langsung terduduk saat mendengar suara menggelegar dari Hasan."Papah!" Aila hendak turun namun dicegah oleh Azlan."Jangan Ai, kamu masih harus istirahat." Azlan menyekal tangan Aila yang tidak terpasang infus."Lepasin aku, kamu siapa?”Azlan diam membisu. “ Ai mohon Pa, jangan pukul Papa Ai lagi, please Pa!" mohon Ailamenangis sesenggukan. Hasan melepaskan diri dari Habib dan berjalan ke arah Aila, memeluknya. "Ai mohon Pa, jangan pukul Papa Ai lagi." Aila menangis di pelukan Hasan."Baiklah. Tapi kamu harus ikut Papa Nak, sebagai gantinya. Kita ke Jakarta dan batalkan pernikahan kalian." Azlan menegang saat Aila mengangguk sebagai jawabannya.Gue nggak jadi nikah?
Tentu saja dia tidak mau membatalkannya. Sedikit demi sedikit dia bisa menerima kehadiran Aila, bahkan es yang ada di dalam dirinya sedikit menghangat, ingat ya, sedikit belum banyak."Jangan Bang, aku mohon jangan bawa Aila. Aila akan tinggal denganku Bang, aku mohon!" pinta Akhtar pada Hasan, bahkan dia sudah berjongkok di depan Hasan. Hasan menatap Aila sendu. “Ai sudah janjikan untuk tinggal sama Papa?”Aila menangis saat melihat Akhtar berjongkok di depannya untuk yang kedua kalinya. Yang pertama saat kematian mamanya. Hasan bahkan memukul Akhtar membabi buta, menyalahkan Akhtar atas meninggalnya Inara. Hasan bahkan tidak pernah merestui pernikahan Akhtar dengan Raya saat itu."Aku bawa Aila satu Minggu ke Jakarta, besok kami akan berangkat. Dan kamu urus semuanya. Mereka harus menerima hukuman setimpal karena sudah mencelakai anak kesayanganku ini." Tegas Hasan. Akhtar mengangguk setuju.Aila kembali istirahat saat Akhtar bergantian memeluknya, menggantikan pelukan dari Hasan. Hasan memilih keluar dari ruang inap Aila dan memilih duduk di kursi tunggu depan. Azlan yang tahu Hasan duduk di depan sendirian, dia langsung menghampirinya dan duduk bersama Hasan berdua saja. Akhtar pun ikut duduk bergabung."Mohon Ijin duduk, Ndan." Hasan menoleh dan mengangguk. "Mohon ijin kalau saya lancang Ndan. Saya ... ingin melanjutkan perjodohan saya dengan Aila. Saya tidak ingin kedua orang tua saya kecewa." Hasan tertawa sinis."Lalu perasaan Aila? Saya sudah bilang ‘kan tadi, saya hanya ingin Aila bahagia. Saya akan tetap membawa Aila untuk tinggal dengan saya di Jakarta, selamanya. Kalau perlu saya akan carikan perwira muda untuk Aila di sana.""Saya ... saya ... saya janji akan menjaga Aila dengan baik,
Ndan. Saya akan menjaga Aila dan membahagiakannya.""Kita lihat saja. Saya belum percaya sepenuhnya sama kamu Lettu Azlan, apalagi soal membahagiakan Aila, sampai kapanpun itu." Hasan berdiri dan meninggalkan Azlan sendirian di ruang tunggu depan kamar Aila.❤❤❤Aila menatap tak percaya pada kedua perempuan di sebrangnya itu. Raya dan Vebby. Entah apa yang membawa dua perempuan itu ada di kafetaria yang sama dengan Aila. Mereka berdua tersenyum mengejek. Aila merasakan hidungnya kembali ngilu, dia menggigit bibir bawahnya erat. Tubuhnya memiliki trauma pada kejadian beberapa hari yang lalu itu. “Aila, ayo Sayang, pesawat kita akan berangkat sebentar lagi.”Hanifah menarik tangan Aila lembut, membawanya menuju pintu keluar kafetaria.Aila sudah berada di pesawat bersama Hasan dan Hanifah. Sepasang suami istri itu benar-benar membawanya ke Jakarta, ke rumah pribadinya sendiri. Yang membuat Aila merasa bahagia,karena Hasan membawanya ke Jakarta, jauh dari Azlan. Tapi diamerasa sedih, melihat ekspresi Akhtar yang melihatnya pergi bersama Hasan. Bahkan Akhtar memeluknya erat.Aila merasakan usapan lembut di lengannya. "Tenang aja. Papamu baik-baik aja kok. Lagipula di sana ada Hafizh." Aila mengangguk mendengar penjelasan dari Hanifah. Aila memeluk Hanifah, sosok pengganti kedua dari sang mama yang telahmeninggal.***Aila kini sudah berada di rumah pribadi Hasan. Rumah
bergaya minimalis bercat biru. Biru terusssss.Aila ditarik Hasan untuk keluar rumah, Hasan membawanya ke kantor, karena mendapat telepon dadakan, yang mengharusknnya ikut dalam pertemuan dua matra. Aila disuruh menunggu di kafe dekat markas. Hasan berhenti di lapangan tembak, dia menghampiri seorang lelaki tinggi, yang bersiap untuk menembak.“Aizan,” sapanya.“Siap, Ndan.”“Ikut saya.” Aizan berjalan di belakang Hasan. Tanpa bertanya sepatah kata pun, dia mengikuti langkah Hasan, hingga menuju kafe. Langkah Hasan berhenti di meja nomor sepuluh, dengan gadis muda yang sedang menikmati minumannya. Mata gelapnya, memandang gadis itu dengan berbinar. Gadis cantik.Aila memandang Hasan dan lelaki itu bergantian, Hasan mengenalkannya dengan seorang pria berbadan tegap yang dengan sengaja dibawa oleh Hasan untuk menemani dirinya. Seorang Perwira Angkatan Laut berpangkat Letnan Satu bernama Aizan. Laki-laki yang ramah dan murah senyum, yang dilihat pertama kali oleh Aila.”Jadi, dia siapanya Papa Hasan?” tanya Aila.“Dia Aizan, yang akan menemani kamu, Nak. Papa harus ikut rapat dua matra, maaf ya, Nak.” Aila memilih kembali dudukdari Hasan, dia merasa dongkol sekali.Aila memandang Aizan yang berdiri di belakang Hasan. Aila tersenyum ramah. "Aizan Alfarezel." Aizan memperkenalkan dirinya. "Aila Nuha Zahira.""Kamu ajak makan dulu ya, Aizan. Papa harus kembali."
Aila mengerutkan bibirnya. Aizan gemas sendiri ingin mencubit.Aizan di kode Hasan agar mengejar Aila dan mengajaknyamemutari kota Jakarta sepuasnya dengan mobilnya dan harus dengan utuh membawa Aila kembali pulang tanpa lecet sedikit pun. Luar biasa tanpa lecet.Aila dan Aizan mengobrol dan bercanda ria untuk mengusir kebosanan kala menunggu Hasan selesai rapat. Bagi Aila, sosok Aizan sangat hangat. Tidak mudah bagi Aila untuk bercanda dengan lelaki lain selain saudaranya sendiri.Sejak saat itu, mereka sering bertemu dan ngobrol bersama.Aila nyaman dengan pertemanannya bersama Aizan. Aizan sudah seperti kakak dan sahabat bagi Aila. Aizan jatuh hati pada Aila, Aila sendiri juga ada hati dengan Aizan. Tapi Aila sadar, bahwa Aizan hanyalah selingan sebelum dia menikah dengan Azlan.Jika mengetahui kenyataan, bahwa Azlanlah yang akan menikah dengannya setelah dia pulang untuk berlibur dari sini, benar-benar dia abaikan. Aila merasa mendapatkan kebahagiaan darinya walau sesaat bersama Aizan. Aizan mampu membuatnya tersenyum bahkan tertawa lebar kala Aizan melihatnya bersedih.Atau dengan telatennya mendengarkan Aila bercerita sepanjang apapun, jika mereka bertemu.Aila kini duduk di teras belakang rumah Hasan. Dia memejamkan matanya untuk menikmati semilir angin sore. Tak terasa dirinya berada di Jakarta selama dua bulan. Bersama dengan Aizan setiap hari membuatnya merasa tidak perlu kembali ke Surabaya dan menikah dengan Azlan.Sania My BesTieAsyik ya, lo liburanGue balik ke Bandung nihBawain gue oleh-oleh yang banyakWajibBang Hafizh Anak Darat
Om Akhtar frustasi kamu gak pulang-pulangAzlan setiap ketemu selalu tanyain kamu sampai Abang bosanBang Habib Anak LautJahatnya kamu tinggalin Abang dekAbang digodain cewek nihBantuin Abang dekLetnan kutubSampai kapan di sana?Kita belum menghadap Danki dan Danyon, jangan lupa dengan pernikahan kita Aila.Pelatih AbilDimana tidak ikut latihan?Tidak ada satupun pesan dari mereka yang dibalas oleh Aila. Aila menaruh ponsel nya kembali. Dia memejamkan matanya. Kenyataan tentang dia yang akan menikah dengan Azlan membuatnya tersadar bahwa Aizan bukanlah jodohnya, siapa yang ingin melawan takdir? Tentu saja Aila ingin. Samar-samar dia mendengar suara Hasan memarahi seseorang di telepon."Kurang ajar. Bisa-bisanya dia melarikan diri ke luar negeri setelah apa yang dia lakukan pada putri saya. Ya sudah biarkan saja, saya berdoa semoga dia mendapatkan balasan yang setimpal. Terima kasih."Aila tahu bahwa yang dimaksud adalah Raya dan Vebby. Aila kembali masuk ke rumah. Di sana sudah ada Hasan dan Hanifah yang sedang meminum tehnya. Bersikap biasa seolah tidak terjadi apa-apa."Papa Hasan." Aila duduk di tengah Hasan dan Hanifah. Aila menyandarkan kepalanya di bahu Hanifah. "Ai, kangen mama."Hanifah memeluk Aila dan mengusap punggungnya pelan.
Aila menangis sesenggukan. Hanifah menepuk-nepuk kecil punggungnya pelan."Boleh Ai pulang ke Bandung Ma? Pa?" tanyanya hati-hati. "Ai juga harus menghadap ke Danki dan Danyon, si kutub udah ngingetin Ai untuk nikah sama dia.""Kamu serius menerima dia sebagai suami kamu, Nak?" tanya Hanifah hati-hati. Aila menguraikan pelukannya. ”Bukannya mama gak setuju, tapi mama harap kamu bahagia, Nak. Bahkan Aizan sepertinya suka sama kamu.” Baru kali ini perasaan Aila gamang."Ai ingin Papah bahagia Ma. Setidaknya itu yang bisa Ai berikan setelah sepuluh tahun ini Aila menjauhi Papah." Hanifah memeluknya. Keputusan Ai udah bener ‘kan Ma?Hasan membelai rambut Aila dan mencium puncak kepalanya. "Besok kita ke Bandung. Lusa kamu bisa menghadap Danki dan Danyon kalau itu keputusanmu."Aila memeluk Hasan erat. "Terima kasih Papa Hasan. Terima kasih."***.Malam harinya Aizan datang ke rumah Hasan, membawa sekotak coklat dan boneka teddy bear berwarna pink. Aizan memberikan hadiahnya ke Aila yang hanya diam menatapnya bingung. Bingung dengan perasaannya sendiri. Aizan atau Azlan pilihan papanya."Aila," sapanya seperti biasa. Aila tersenyum dan menyuruh Aizan Untuk duduk. "Ada yang ingin aku sampaikan ke kamu." Aila mengangguk dan menunggu Aizan bicara.“Apa?” tanya Aila bingung. Aizan tersenyum manis dan membuat kadar ketampanannya bertingkat. Ma, lihat deh betapa tampan dan baiknya dia.“Untuk kamu. Saya jatuh cinta sama kamu.”Aila membeku
dengan ungkapan hati Aizan, Aila hanya bingung bagaimana dia menjawabnya. Dia merasa bersalah padanya, Aizan yang selalu membuatnya bahagia, dan membuatnya merasakan apa itu jatuh cinta yang menyenangkan.“Kak, maaf.” Aila diam, dia menarik napasnya kembali, menghilangkan sesak di dadanya. Berusaha menghalau air mata yang siap keluar, jika mengingat hati yang akan patah. “Aku ...sudah dijodohkan dengannya, Lelaki pilihan papaku, Lettu Azlan.”Rasanya hati Aizan remuk, bagaimana bisa dia tidak mengetahuinya, bagaimana bisa dia tidak memastikannya dari awal? Ah, rasanya hati ini semakin sesak mengetahui yang sebenarnya. Nyesek perasaan itu gue saat ini.“Nggak papa. Saya paham kok, Aila,” panggilnya lembut. “Saya bersedia menerima kamu kembali, jika suatu saat nanti,kamu ... benar-benar membatalkan perjodohan kamu dengan Letnan itu.” Nungguin gak pasti? “Saya pamit ya, Ay.”Aila tersenyum dan mengangguk. Benar sekali, Aila merasakan jatuh cinta pada pesona Aizan. Aizan pamit, dia tak kuat menahan sesak jika dekat dengan Aila. Setelah mobil Aizan berlalu, dia berlari ke kamarnya.Aila terduduk di lantai kamarnya,dia menangis, menangisi patah hatinya sendiri. Cinta yang baru akan berkembang itu harus dia pupus. Aila tidak ingin membuat Akhtar malu jika menolak perjodohan itu. Membayangkan Akhtar terpuruk saja Aila tidak tega. Tapi perasaan pada Aizan yang menjadi korban.Ma, apa yang ai lakukan ini sudah benar? Demi kebahagiann Papa, Ai rela melepasnya Ma...***Aku rela kembali untuk papaku, bukan kamu.Aila diantarkan oleh Hasan dan Hanifah untuk pulang keBandung. Mereka pergi ke makam Inara dan Dita. Mereka dudukdan melantunkan ayat suci dan berdoa untuk mereka."Mah, Nek, Ai, mau nikah bulan depan." Aila tergugu danmenangis di depan pusara Inara. "Ai sedih Mamah, Mamah nggakada saat hari bahagia Ai nanti."Hanifah membelai punggung Aila, menyalurkan kekuatanagar dia tegar. Aila memeluk Hanifah sebagai pengganti seorangibu selain Aisyah.Kini Aila sudah berada di rumahnya yang dia tinggalkanselama empat tahun ini, hanya saat liburan saja dia kemari."Papa dan Mama harus segera kembali ke Jakarta, Nak.Kamu baik-baik ya, Sayang di sini. Pulangnya sama Sania." Ailamemeluk Hasan dan Hanifah bergantian."Terima kasih Mama dan Papa bisa anterin Ai ke sini. LusaAi balik bareng Sania. Janji." Hanifah memeluknya, memeluk erat 
Waktu itu berharga untuk diriku melupakan mu.Kronometer (pengukur waktu) dipergunakan dikapal untuk mengetahui waktu Greenwich. Bagi Navigasimengetahui waktu Greenwich sangat penting. Seperti benda-bendaangkasa yang dicantumkan dalam nautika semuanya berdasarkanwaktu tersebut.Bahkan untuk menentukan waktu di tengah laut, jugamemerlukan seorang navigasi, yang berperan dalam rangkamenjamin keselamatan perjalanan kapal. Maka alat navigasi harusdi buat semodern mungkin, mengikuti kemajuan teknologi.Lagi dan lagi, semuanya butuh waktu untuk menentukanarah hati seseorang yang telah lama terluka.Mencoba mencari penyembuhan hati dengan terus memilihberlayar, juga tidak mampu membuat hatinya langsung sembuh.Sekali lagi bahkan berulang kali dia merutukikebodohannya sendiri, bagaimana bisa dia masih mengingat gadisitu. Gadis yang telah melukai hatinya, gadis y
Melepasmu dengan rasa yang setengah hati.Aila dilanda gugup setengah mati. Dia baru saja selesaidirias di salah satu kamar hotel, yang sengaja di sewa untukberlangsungnya pernikahan ini. Aila dapat melihat dari layar lcd dikamar hotelnya, prosesi ijab qobul yang berlangsung. Di sanaAzlan memakai jas hitam, duduk fi fepan ayahnya.Azlan menjabat tangan Akhtar. "Saudara Azlan DylanAlfarizqi bin Wahyu Iskandar, Saya nikahkan engkau dankawinkan engkau dengan anak saya, Aila Nuha Zahira binti AkhtarPramudya Zahir dengan mas kawin emas 24 karat, uang tunaisebesar tiga juta tiga ratus sebelas ribu rupiah dan seperangkat alatsalat dibayar tunai." Akhtar menghentakkan tangannya."Saya terima nikah dan kawinnya Aila Nuha Zahira bintiAkhtar Pramudya Zahir dengan mas kawin emas 24 karat, uangtunai sebesar tiga juta tiga ratus sebelas ribu rupiah dan seperangkatalat s
Hati ini bertahan hanya untukmu, menunggu dirimu hadir di dalamnya.Hati (bahasa Yunani: ἡπαρ, hēpar) yaitu merupakan sebuah kelenjar yang "terbesar" di dalam tubuh manusia, ini terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.Lobus hati terbentuk dari sel parenkimal dan juga sel non-parenkimal. Sel parenkimal pada hati disebut hepatosit, menempati sekitar 80% volume hati dan melakukan berbagai fungsi utama hati. Sebanyak 40% sel hati terdapat pada lobus sinusoidal.Dalam bahasa medis, patah hati ini dikenal dengan sebutan takotsub
Kapan perasaan cinta itu akan datang?Azlan membawa Aila ke rumah dinasnya yang berhadapan langsung dengan rumah dinas Hafizh. Beberapa barang Aila sudah ada di rumah dinas Azlan, Serda Ucok tadi yang membawanya. Ucok adalah ajudan Azlan."Kamar aku yang mana?" tanyanya polos.Azlan mencubit hidung Aila gemas. "Kamu kira lagi menginap di sini?" Aila nyengir kuda. Enak saja beda kamar. "Kamu dan saya satu kamar. Tenang saja, saya tidak akan ngapa-ngapain kamu." Aila mengangguk dan masuk kamar.Aila menata barang-barang yang memang tidak dia bawa semuanya dari rumah dinas Akhtar. Hanya beberapa dan yang terpenting saja. Aila merasa lapar, dia masuk ke dapur dan tak mendapati apapun di sana. Kosong melompong. Sampai Aila dibuat melongo. Hanya ada dispenser dan kulkas."Kenapa?" tanya Azlan datar, dalam hati dia ingin tertawa habis-habisan."Kamu kalau makan gimana Mas? Dapur kamu ajaibnya, habis mai
Hatimu lebih kejam, daripada ombak di lautan.Gadis berkerudung coklat itu melambaikan tangan pada sahabatbaiknya, mereka berpisah dan masuk rumah masing-masing. Aila, namagadis kecil itu Aila Nuha Zahira. Gadis kecil yang menjadi kebahagiaandi ke luarganya. Karena dia perempuan satu-satunya, dia dimanja olehsemuanya. Tapi tak pernah menjadikannya seorang gadis kecil yangsemaunya sendiri. Karena dia didik oleh kalangan militer, membuatnyamenjadi pribadi yang mandiri."Mama, Aila pulang nih Ma. Mama di mana?” teriak Aila, saatdirinya masuk ke rumah minimalis bercat Putih hitam.Aila terus saja berjalan menuju teras belakang. Biasanya Inarasedang menata tanaman anggrek kesayangannya. Sayup-sayup terdengarsuara percekcokan antara Inara dan Akhtar. Aila tak berani mendekat, diahanya bersembunyi di balik sekat pembatas dapur dan teras belakang.Mengintip dari balik jendela yang
Hati ini membeku dan terkikis rasa benci. Terlambat untukrasa yang telah hadir.Aila kini kelas 12 SMA dan sebentar lagi, dia akan lulus.Niat hati dirinya menginginkan masuk ke universitas di Bandungatau Jakarta, mengikuti Aisyah dan Hamzah yang sudah sejakempat tahun lalu di tugaskan di Jakarta.Sejak meninggalnya sang ibu, Aila memilih tinggal sendiridi Bandung, menempati rumah kedua orang tuanya. SedangkanAkhtar di tugaskan di Surabaya bersama Raya, istri keduanya.Mereka menikah secara sah setelah satu tahun meninggalnya Inara.Aila diurus oleh Aisyah dan Hamzah. Tapi Aila bersikukuh untuktetap tinggal di Bandung. Dia tidak ingin meninggalkan kenangan-kenangannya bersama sang ibu.Aila menjadi sosok yang pendiam dan tomboi walaupun diamemakai jilbab Aila meneruskan hobinya menjadi atlet pencaksilat. Berbagai kejuaraan sering dia ikuti, dia bahkan pernah
Dingin itu hatimu yang tak pernah terjamah oleh cinta.Azlan Dylan Alfarizqi seorang TNI AD berpangkat Letnansatu itu mendapat julukan Letnan kutub, karena sikap dinginnya.Prestasi yang dia torehkan sangat bagus. Kemampuanmenembaknya tidak diragukan lagi. Sangat baik. Ketampanannyadi atas rata-rata, hidung mancung, mata sipit layaknya artis Korea,bibir tipis berwarna pink dan tubuh tegap di sertai badan yangkotak-kotak seperti roti sobek. Perempuan mana yang tidak histerisjika bertemu dia.Memberikan hormat kepada Azlan. "Siap. Maafmengganggu Komandan. Diharapkan menghadap Danyon diruangannya." Azlan mengangguk dan membalas hormatnya. Laki-laki itu memberi hormat kembali.Azlan berjalan menuju ruangan Danyon (Komandanbatalyon). Azlan menghela napas sejenak sebelum dia masukkeruangan Danyon."Masuk," suara dari dalam menginterupsi. Azlan membukapintu
Kapan perasaan cinta itu akan datang?Azlan membawa Aila ke rumah dinasnya yang berhadapan langsung dengan rumah dinas Hafizh. Beberapa barang Aila sudah ada di rumah dinas Azlan, Serda Ucok tadi yang membawanya. Ucok adalah ajudan Azlan."Kamar aku yang mana?" tanyanya polos.Azlan mencubit hidung Aila gemas. "Kamu kira lagi menginap di sini?" Aila nyengir kuda. Enak saja beda kamar. "Kamu dan saya satu kamar. Tenang saja, saya tidak akan ngapa-ngapain kamu." Aila mengangguk dan masuk kamar.Aila menata barang-barang yang memang tidak dia bawa semuanya dari rumah dinas Akhtar. Hanya beberapa dan yang terpenting saja. Aila merasa lapar, dia masuk ke dapur dan tak mendapati apapun di sana. Kosong melompong. Sampai Aila dibuat melongo. Hanya ada dispenser dan kulkas."Kenapa?" tanya Azlan datar, dalam hati dia ingin tertawa habis-habisan."Kamu kalau makan gimana Mas? Dapur kamu ajaibnya, habis mai
Hati ini bertahan hanya untukmu, menunggu dirimu hadir di dalamnya.Hati (bahasa Yunani: ἡπαρ, hēpar) yaitu merupakan sebuah kelenjar yang "terbesar" di dalam tubuh manusia, ini terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.Lobus hati terbentuk dari sel parenkimal dan juga sel non-parenkimal. Sel parenkimal pada hati disebut hepatosit, menempati sekitar 80% volume hati dan melakukan berbagai fungsi utama hati. Sebanyak 40% sel hati terdapat pada lobus sinusoidal.Dalam bahasa medis, patah hati ini dikenal dengan sebutan takotsub
Melepasmu dengan rasa yang setengah hati.Aila dilanda gugup setengah mati. Dia baru saja selesaidirias di salah satu kamar hotel, yang sengaja di sewa untukberlangsungnya pernikahan ini. Aila dapat melihat dari layar lcd dikamar hotelnya, prosesi ijab qobul yang berlangsung. Di sanaAzlan memakai jas hitam, duduk fi fepan ayahnya.Azlan menjabat tangan Akhtar. "Saudara Azlan DylanAlfarizqi bin Wahyu Iskandar, Saya nikahkan engkau dankawinkan engkau dengan anak saya, Aila Nuha Zahira binti AkhtarPramudya Zahir dengan mas kawin emas 24 karat, uang tunaisebesar tiga juta tiga ratus sebelas ribu rupiah dan seperangkat alatsalat dibayar tunai." Akhtar menghentakkan tangannya."Saya terima nikah dan kawinnya Aila Nuha Zahira bintiAkhtar Pramudya Zahir dengan mas kawin emas 24 karat, uangtunai sebesar tiga juta tiga ratus sebelas ribu rupiah dan seperangkatalat s
Waktu itu berharga untuk diriku melupakan mu.Kronometer (pengukur waktu) dipergunakan dikapal untuk mengetahui waktu Greenwich. Bagi Navigasimengetahui waktu Greenwich sangat penting. Seperti benda-bendaangkasa yang dicantumkan dalam nautika semuanya berdasarkanwaktu tersebut.Bahkan untuk menentukan waktu di tengah laut, jugamemerlukan seorang navigasi, yang berperan dalam rangkamenjamin keselamatan perjalanan kapal. Maka alat navigasi harusdi buat semodern mungkin, mengikuti kemajuan teknologi.Lagi dan lagi, semuanya butuh waktu untuk menentukanarah hati seseorang yang telah lama terluka.Mencoba mencari penyembuhan hati dengan terus memilihberlayar, juga tidak mampu membuat hatinya langsung sembuh.Sekali lagi bahkan berulang kali dia merutukikebodohannya sendiri, bagaimana bisa dia masih mengingat gadisitu. Gadis yang telah melukai hatinya, gadis y
Aku rela kembali untuk papaku, bukan kamu.Aila diantarkan oleh Hasan dan Hanifah untuk pulang keBandung. Mereka pergi ke makam Inara dan Dita. Mereka dudukdan melantunkan ayat suci dan berdoa untuk mereka."Mah, Nek, Ai, mau nikah bulan depan." Aila tergugu danmenangis di depan pusara Inara. "Ai sedih Mamah, Mamah nggakada saat hari bahagia Ai nanti."Hanifah membelai punggung Aila, menyalurkan kekuatanagar dia tegar. Aila memeluk Hanifah sebagai pengganti seorangibu selain Aisyah.Kini Aila sudah berada di rumahnya yang dia tinggalkanselama empat tahun ini, hanya saat liburan saja dia kemari."Papa dan Mama harus segera kembali ke Jakarta, Nak.Kamu baik-baik ya, Sayang di sini. Pulangnya sama Sania." Ailamemeluk Hasan dan Hanifah bergantian."Terima kasih Mama dan Papa bisa anterin Ai ke sini. LusaAi balik bareng Sania. Janji." Hanifah memeluknya, memeluk erat 
Menata hati untuk sesuatu yang membingungkan, akanmenjadikan hati ini bingung.Akhtar berlari di lorong rumah sakit bersama denganajudannya. Pekerjaan di Solo sudah dia selesaikan lebih awal walausecara terpaksa. Akhtar kemarin mendapatkan telepon ancamandari Hasan, kakak pertamanya, bahwa dia akan membawa Ailabersamanya saat ini juga, kalau sampai dia tidak datang ke rumahsakit dan melihat keadaan Aila saat ini."Kamu tahu, Aila masuk rumah sakit dengan keadaan telahdianiaya. Kemana istrimu?" geram Hasan saat di telepon."Aku sudah bercerai dengannya Bang.""Aku akan bawa Aila pergi ke Jakarta sekarang juga danmembatalkan perjodohan gila yang kamu inginkan. Dan janganpernah kamu temui Aila, kalau sampai kamu belum bisamenemukan siapa pelaku penganiayaan Aila dan memberikanhukuman setimpal pada mereka, ucapkan selamat tinggal," ancamHasan.Akhtar sud
Berpisah itu memang diperlukan untuk kita yang tidakberjodoh.Raya mendapat telepon dari Andi, adik dari mendiangsuaminya. Andi saat ini sedang berada di Surabaya. Raya bertemudengan Andi membawa serta Ramzan sepulang sekolah.Andi adalah cinta pertama Raya semasa SMA. Namunsayang Andi lebih memilih menikah dengan sahabatnya sendiri,Nila. Namun sayang, setelah dua tahun mereka menikah, Niladinyatakan terkena kanker payudara. Dua tahun berjuang, Nilameninggal dunia. Andi memilih menyendiri dan tinggal diSingapura untuk melanjutkan bisnisnya di sana.Andi juga mendengar kabar, bahwa Raya menikah denganAkhtar yang seorang tentara. Andi merasa ingin memiliki Rayakembali. Andi segera pulang ke Indonesia dan mencari Raya."Raya, aku langsung saja ya, tanpa basa-basi." Rayamengangguk. "Aku mau, kamu tinggalkan tentara itu dankembalilah padaku. Kita bangun rumah tang
Menjauh itu perlu jika penat.Aila tidak terlambat karena Habib mengantarnya pagisekali, sebelum kelas pagi dimulai. Aila semalam menginap dirumah dinas Habib, bahkan Habib tidak melepaskannya samasekali, memberondongnya dengan pertanyaan tentang Azlan yangdengan lancangnya mencium tangan Aila. Ingatkan Aila untukmenimpuknya jika mereka bertemu nanti sore.Sania duduk dengan Aila. Semasa sekolah maupun kuliah,dia tetap dipanggil Zahira bukan Aila. Nama Aila hanya terkhususbagi keluarga dan Sania saja. Sania adalah teman Aila sedari kecil."Lo harus cerita semuanya ke gue. Kata bang Alvino, lokemarin datang ke kondangan dan gandengan mesrah sama laki-laki lain, dan dia seorang TNI AL. Beneran?" Aila hanyamengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Sania. "Jelasin kegue sedetail-detailnya""Iya nanti istirahat. Eh, lo ketemu sama si Vino?" Saniamengangguk. Dia k
Ada pelukan untuk air mata yang tumpah.Hari ini Aila dikejutkan oleh seseorang yang sudah lamatidak ditemuinya. Laki-laki itu berdiri di depan rumah dinas Akhtardan sedang berbicara. Aila yang baru saja selesai jogingmenghampiri mereka."Assalamu'alaikum Ukhti," sapanya. Laki-laki itu langsungmemeluk Aila erat. "Abang kangen kamu Dek. Adek Abang yangcantik jelita yang petakilan juga." Aila mendengus sebal kala lelakidi depannya ini menyebut dirinya petakilan.Aila mencubit pinggang laki-laki yang memeluknya."Lebay deh, Abang." Dan dia tertawa. Akhtar mengajak Hafizh danAila untuk masuk ke dalam rumah.Hafizh adik dari Habib kini sudah berada di depan rumahdinas Akhtar dan memeluk erat Aila. Vebby dengan senyumcentilnya berusaha menggoda Hafizh saat dia baru saja tiba tadi.Memang dasarnya Hafizh tak peka, jadilah dia hanya masa bodohdengan Vebby yang caper de