HAPPY READING
Author Pov
Sudah hampir dua jam Alfa menagis sambil memeluk dada Aska, tapi walau begitu tidak ada tanda-tanda kalau Alfa akan berhenti. Tentu saja hal itu membuat Aska semakin khawatir.
"Hey! sayang, kenapa?" tanya Aska berusaha melihat wajah Alfa, pasti wajah gadisnya sekarang sudah sangat berantakan.
Tapi Alfa tetap kukuh menolak untuk memperlihatkan wajahnya, dia masih saja membenamkan wajahnya pada dada Aska.
"Cerita gih, aku mana tau kalau kamu cuma nangis aja kayak gini," ucap Aska sambil mengusap rambut Alfa dengan sayang. "Siapa yang buat kamu nangis hmm?"
Akhirnya setelah dibujuk dengan rayuan manis dari Aska, Alfa pun mengelurkan wajahnya dari dada Aska. Muka berantakan, mata sembab, serta rambut yang acak-acakkan sangat tidak mirip Alfa yang seperti biasanya.
Tawa Dimas pecah melihat wajah Alfa, dia sama sekali tidak niat tertawa. Tapi pemandangan di depannya sungguh sanggat lucu. Seorang Alfa Carabella Aditama berantakan? Tolong di garis bawahin dengan kata 'berantakan' sungguh sangat-sangat langka.
Mendengar tawa dari Dimas, raut muka Alfa langsung kembali kesal. "Huaa Dimas jahat, ketawain aku." teriak Alfa sambil memukul-mukul lengan Aska.
Aska menatap Dimas tajam, kalau seandainya tatapan itu adalah leser, Dimas sekarang pasti sudah mati mengenaskan.
"Cari mati elo." bisik Bara pelan.
Dimas mengaruk kepalanya yang tidak gatal, melihat raut wajah Aska hanya akan memperburuk keadaan. Cowok itu seolah-olah akan membunuhnya dengan tatapan mematikan miliknya.
"Udah, nggak ada yang bakal ngetawain kamu," ucap Aska dan menghapus sisa-sisa air mata yang masih saja keluar
"Jadi, sekarang sudah bisa cerita kamu kenapa?" tanya Aska lagi.
Alfa menatap Aska dengan muka sembabnya lalu mengeleng pelan. "Aku nggak papa," ujarnya lemah.
"Nggak papa gimana? Kamu datang ke aku dengan air mata gini, kamu bilang nggak papa?" ucap Aska tidak percaya, "kamu taukan aku nggak suka kalau kamu udah nggak jujur gini sama aku?"
Alfa menyentuh rahang Aska yang mengeras, menandakan kalau Aska benar-benar tidak suka jika Alfa tidak jujur dan menyembunyikan sesuatu darinya seperti ini.
"Aku beneran nggak papa kok, kamu jangan tegang gini dong ka," ucap Alfa sambil terkekeh kecil.
Tapi Aska tau, walau Alfa berusaha terlihat baik-baik saja di depannya. Gadis ini pasti hanya pura-pura, pura-pura seolah baik-baik saja. Dan jujur Aska sama sekali tidak suka jika Alfa sudah bertinggah seolah tidak terjadi apa-apa setelah dia menagis habis-habisan tadi.
Aska merasa jika Alfa yang begini, seperti Alfa tidak membutuhnya lagi. Seolah-olah Alfa bisa menyelesaikan semuanya tanpa bantuan Aska, dan Aska sama sekali tidak suka itu. Dia tidak suka jika Alfa melakukannya sendiri, dia benar-benar tidak suka.
"Alfa please, aku bener-benar nggak suka kamu yang kayak gini," ucap Aska sambil melihat kearah lain.
Tangan Alfa dengan siagap menanggup kedua pipi Aska dan memutarnya kearahnya, jadi sekarang posisi mereka sedang hadap-hadapan dengan tangan Alfa yang masih setiap dikedua pipi Aska, agar cowok itu tidak memalingkan wajahnya lagi.
"Lihat mata aku ka! Aku baik-baik aja kok," ucap Alfa serius, "aku tadi cuma lagi kesel aja."
"Ya udah," ucap Aska pelan.
"Kok cuma ya udah aja sih?"
"Nggak papa."
"Aska!" teriak Alfa gemes.
"Kenapa?"
"Kok kamu jawabnya jadi singkat-singkat gini sih."
"Aku udah berusaha jadi cowok yang nggak terlalu mengkekang kamu fa. Tapi kamu harus inget satu hal, aku sama sekali nggak suka kalau kamu datang ke aku dengan air mata kayak tadi. Aku benar-benar nggak suka. Jadi tolong berhenti buat aku kawatir dengan segala tinggah ajaib kamu," ucap Aska pelan.
"Iya, aku nggak bakal buat kamu khawatir lagi kok," ucap Alfa dan memeluk Aska.
Dia tau, pasti Aska masih kawatir dengannya. Dia sangat kenal Aska, dia pasti tidak akan tenang hanya karena kata singkat darinya. Pasti Aska nanti akan mencari tau sendiri.
"Aska!"
"Hmm?"
"Janji satu hal sama aku ya?"
"Apa?"
"Jangan tinggalian aku dengan alasan apapun itu. Jangan bosen sama segala tingkah aku."
"Selama kamu janji kalau kamu tidak akan pernah meninggalkan aku dulu. Maka aku berjanji dengan kamu kalau aku juga nggak bakal ninggalin kamu."
Pusat orbit ku.
*****
"Alfa sableng berhenti ngelemparin gue pakek kulit kuaci." teriak Adit untuk yang kesepuluh kalinya, dalam kurun waktu kurang dari lima menit.
"Tangan-tangan siapa yang ngelempar?"
"Ya tangan elo lah,"
"Ya udah."
"Ya udah apa?"
"Tangan-tangan gue kan? Ngapain elo yang ribut. Banyak bacot banget kayak cewek, gue yang cewek aja kagak sebawel elo"
"Bangsat." teriak Adit kesal dan beranjak pergi dari situ. Terserah mau kemana, yang jelas dia tidak melihat wajah menyebalkan Alfa
"Mau pergi lah. Males gue liat muka buluk elu mulu. Mending juga gue cari cewek cantik." Ucap Adit santai dan beranjak meningalkan Alfa.
"Beliin gue minuman dulu saja dikantin." suruh Alfa santai.
"Ogah, beli aja sendiri. Elu kira gue babu elo apa?" sungut Adit tidak terima.
"Lah kan emang." ucap Alfa santai sambil tertawa ngakak. Ditambah lagi melihat muka Adut yang bete, wahh rasanya itu bahagia banget. Sumpah.
Adit pergi sambil menghentak-hentakkan kakinya. Alfa itu memang teman laknat, suka seenaknya, minta dimutilasi. Huffd, kalau nggak inget tu bocah sahabatnya. Dia pasti dengan senang hati akan membunuh gadis itu.
Ah tapi dia baru ingat, pawang Alfa jauh lebih seram. Ah sepertinya dia harus mrmbuang jauh-jauh pikirannya untuk membunuh Alfa. Menghadapi gadis itu saja Adit sudah kualahan, apalagi kalau menghadapi Aska. Bisa-bisa Adit di temukan mengenaskan dengan badan termutilasi, tidak-tidak. Itu mimpi buruk baginya.
"ADIT OY, KEMBARAN MIPER."
Adit berbalik, dia memang belum terlalu jauh dari belakang sekolah. Jaraknya dengan jarak Alfa juga tidak terlalu jauh, jadi dia masih bisa mendengar kalau yang memanggilnya jelmaan nenek lampir modelan Alfa.
"Hmm kenapa?" tanya Adit balas berteriak.
"Beliin gue air dingin 7 botol, kalau dalam lima menit tu minuman ga sampai. Gue telfonin Aska," ucap Alfa santai.
Mata Adit meloto, dengan kekuatan penuh dia langsung berlari ke arah kantin. Tidak perdulit dengan penampilannya lagi, Aska jauh lebih menyeramkan.
Alfa benar-benar sahabat no have Ahlak, suka sekali membuat temennya sengsara. Dia pikir kantin di depan matanya apa, kantin saja ada di lantai dua. Dan jarak dari belakang sekolah ke lantai dua butuh waktu lebih dari 5 menit. Lah ini dia minta itu minuman sampai kurang dari 5 menit, apakah Alfa pikir Adit itu Flas? Sialan.
"WOY YA ANJING, AWAS LO PADA SETAN GA USAH HALANGI JALAN GUE. GUE LAGI LARI ASU," teriak Adit di sepanjang koridor.
Kakinya sebenernya sudah sangat lelah, tapi mengingat ancaman Alfa tidak main-main membuat Adit ketar-ketir.
Dia sampai di depan Kantin dengan nafas ngos-ngosan seperti orang sesak nafas, tapi semua itu berusaha dia abaikan dan segera memesam 5 botol minumam beda rasa. Bahkan Adit sama sekali tidak perlu kalau pun itu minuman soda.
"Ibu buk," ucap Adit dan menyeramkan selembar uang merah.
"Ini kem---"
"Nanti Adit balik lagi buat ambil Buk," teriak Adit sambil berlari keluar kanting dengan sekantong air.
Dengan nafas tidak beraturan Adit sampai di belakang sekolah, rasa lelah dan ketar ketir membuat dia ingin sekali memaki Alfa dengan kata mutiara yang dia punya.
"ALFA ANJ---ing," ucap Adit memelankan nada suaranya saat mendapati kalau Alfa tidak lagi sendirian. Karena di samping kiri dan depannya sudah ada Aska, Bara dan Dimas.
Tanpa sadar lelaki itu menelan ludahnya kasar, Aska sudah ada di sini? Apakah Alfa benar-benar tega memanggilkan Aska karena dirinya tidak bisa memenuhi permintaan gadis itu?
Tapi Adit kira Alfa tidak setega itu, tapi---
"Ngapain sih lo dit di situ. Sini elah makan, tadi Aska bawain gue makan siang. Lo sih beli air aja lama, padahal cuma di kanting doang bukan di Antartika," ucap Alfa santai sambil memasukkan sepotong sosis ke mulutnya.
Adit mengeram dalam diam, cuma dia bilang? Ingin sekali Adit melempar sahabatnya itu ke rawa-rawa, atau kalau tidak menyuruh gadis itu untuk melakukan hal yang sama seperti yang Adit lakukan barusan. Agar dia tau sebagaimana rasanya.
Tapi tentu saja semua makian dan kata mutiara yang sudah Adit sediakan tidak akan pernah dia sampaikan pada Alfa.
Bisa-bisa balik nanti dia tidak lagi jadi manusia, tapi jadi lemper yang di gulung dengan kain kafan.
Rip Adit
TBC
HAPPY READINGAlfa PovGue berjalan santai memasuki rumah bertingkat 3 milik-- Ayah gue lah. Ya kali milik gue, gue aja masih jadi beban keluarga. Ya gimana, gue sebenernya mau sombong kalau rumah ini milik gue. Tapi gue itu baik hati, rajin menabung dan tidak sombong jadi gue ga mau sombong. Entar di kira jahat lagi.Ok skip, gue emng suka mengila.Gue anak tunggal kaya raya, asik. Sini daftar para bujangan misquenn, kali aja minat jadi laki gue.Gue ga terlalu pinter tapi jelas tidak masuk kategori bodoh. Palingan kalau pas pembagian lapor gue juara satu dari belakang, jadi sabi lah jadi bini kalian.Gue udah kaya melintir dari lahir, bokap adalah Direktur pemilik usaha hotel terbanyak di Indonesia, sedangkan nyokap gue adalah Chef terkenal di mata publik.Sampek tujuh keturunan gue juga ga bakal jatuh miskin walau kerja
Happy ReadingAuthor PovSuara detik jarum jam, suara nyamuk berterbangan dan tampaknya suara-suara hewan kecil di luar sana juga mulai terdengar oleh indra pendengar manusia.Alfa mengusap lehernya cangunga, suasana cangung seperti ini benar-benar membuat Alfa kesal.Dia sudah berusaha mengingat, yah kalian know lah kapasitas muatan otak Alfa itu tidak sama dengan manusia kebanyakkan. Jadi untuk manusia-manusia seperti dia ini pasti sangat kesulitan jika di suruh mengingat seperti ini.Gadia cantik itu bingung kesalahan dia ada di mana sejak pulang sekolah tadi sampai jam segini, ini apa Aska tidak bisa memberikan pertanyaan yang mudah-mudah saja.Seingat Alfa tadi dia masih pulang sekolah dengan Aska, belum dengan calon suaminya Chanyeol yang sekarang masih menjalankan wamil di Korea sana. Lalu apa masalahnya? Apakah itu sekarang sudah menjadi kesalahan?
Happy ReadingAuthor PovMatahari sudah tinggi naik ke langit, suara kicauan burung dan angin juga bersepoy-sepoy di luar. Tapi tampaknya seorang gadis cantik itu masih menikmati hangatnya selimut di kamarnya.Panggil saja Alfa, dua hari sakit dan membuat pacar dan keluarganya panik kemaren. Dan ini sudah hari ketiga dia sakit, lebih tepatnya pura-pura sakit. Tidak, sebenernya di hari pertama dia benar-benar sakit tapi setelah hari kedua keadaanya sudah agak mendingan, dan hari ketiga ini dia sudah sehat tapi rasa malasnya itu benar-benar mengerikan.Bundanya sudah hampir 5 kali membangunkannya, tapi seolah tidur di pagi hari jauh lebik nikmat di banding bangun dan pergi sekolah.Sudah di manja sejak lahir membuat Alfa tidak terbiasa melakukan semua hal sendirian, bahkan masuk ke dapur saja dia hampir tidak pernah. Palingan hanya nagkring di meja makan dengan menyatap maka
Happy ReadingAuthor Pov"Anjing asu bangsat, dah lah setan lo Fa. Benci gue sama lo sialan," teriak Adit murka.Oke kali ini Alfa benar-benar tidak bisa menahan suara tawanya, dia tertawa keras saat melihat bagaimana rupa Adir selaku teman baiknya.Wajahnya penuh tepung dan kepalanya di lempar 5 butir telur di campur minyak makan. Fix Adit benar-benar mirip adonan kue sekarang. Kalau dia di oven pasti bisa di makan.Hari ini bukan ulang tahun Adit, bukan juga hari besar atau hari penting lelaki itu. Tapi lebih ke hari kesialannya karena menjadi korban kenakalan Alfa untuk yang entah keberapa kalinya dari kurun waktu hampir 2 tahun ini.Adit tidak tau bagaimana bisa dia akrab dan berteman baik dengan spesies seperti Alfa ini, gadis bar-bar yang no have ahlak. Entahlah mungkin Adit sedang sial kala itu sehingga yang ada hanya Alfa."Anjir n
HAPPY READINGAuthor PovAlfa mencak-mencak di kursinya duduk, gara-gara ketahuan memukului Dimas habis-habisan Alfa di hukum Aska untuk menunggu lelaki ktuselesai rapat di ruang osis.Sebenernya Alafa akan baik-baik saja kalau dia di suruh menunggu di ruang pribasi Aska, tapi ini tidak. Dia harus duduk di ramainya anak osis yang tidak menyukainya, entah karena kelakuannya yang nakal atau karena dia adalah pacar Aska.Rata-rata anggota osis sangat mendukung Aska berpacaran dengan Kinan, si sekertaris osis yang baik hati dan juga pintar. Mereka juga sekelas, makin menambah para anggota osis untuk mendukung hubungan serius keduanya."Halah cantikkan juga gue, sok-sokkan mau sondorin diri ke Aska." Sinis Alfa saat melihat Kinan makin merapatkan duduknya ke arah Aska.Alfa sudah 3 kali mendapati Aska mengeser duduknya agar tidak sedeket itu dengan Kinan, tapi
HAPPY READINGAuthor PovKinan menatap kesal dan penuh emosi ke arah Aska dan Alfa yang sedang bergandengan tangan di koridor sekolah. Sialan, padahal dia sudah susah susah memujuk Aska agar rapat untuk anggota penting osis di perpanjang agar dia bisa berduaan dengan Aska. Tapi karena si sialan Alfa, semua usahanya gagal begitu saja.Gadis tidak tau diri itu benar-benar membuatnya kesal, Kinan tidak akan pernah diam jika di perlakukan begini. Dia baru pacar Aska saja sudah sangat bangga, akan Kinan tunjukkan suatu saat nanti kalau Aska juga bisa dia miliki seutuhnya. Karena Aska adalah jodohnya, bagaimana pun itu Kinan harus membuat itu menjadi kenyataan."Awas kau Alfa, aku akan membuatmu menyesal karena berani merebut Aska dariku." Tekat Kinan geram dan meremas foto Alfa yang entah dia dapatkan dari mana, membuat foto yang tadinya cantik dan rapi jadi rusak berantakkan. Akan dia buat Alf
HAPPY READINGAuthor Pov"Aku tidak suka kamu yang seperti ini Fa," ucap Aska lelah.Alfa menunduk, menautkan kedua tangannya, terlalu takut untuk mengangkat wajahnya dan menatap Aska. Kakinya melangkah ke arah Aska, memainkan baju lelaki itu pelan."Maaf," ucapnya menyesal."Selalu begitu, setiap kali kamu melakukan kesalahan kamu selalu meminta maaf, tapi akhirnya nanti kamu kembali melakukannya lagi dan lagi. Berkali-kali seperti itu," ucap Aska lelah.Alfa mengangkat wajahnya, menatap Aska dengan mata berkaca-kaca. Dia ingin menangis rasanya karena Aska tidak mau menatapnya, apakah kesalahannya sebesar itu sampai Aska semarah itu padanya. Tapi kan dia tidak sengaja, dia juga tidak berniat membuat Aska marah seperti ini kok."Maafin Alfa, Alfa ga sengaja. Tadi itu-- maafin ka," ucap Alfa lagi. Benar-benar merasa bersalah, dia tidak ingi
Happy ReadingAuthor PovAlfa menatap Aska tidak habis fikir, walau tangannya masih berkerja untuk mengobati luka di sudut bibir pacarnya itu tapi matanyaasih menatap Aska kesal.Cowok itu melarangnya untuk berkelahi dan membuat keributan dengan caravkekerasan, tapi lihat apa yang cowok itu lakukan sekarang? Menghabisi Gero di dengan sadis.Oke cap apa sekarang yang sudah Aska sandang, cowok sadis berdarah dingin? Atau cowok tidak berhati yang mengerikan? Semua julukkan julukkan seperti itu benar benar tidak Alfa sukai. Dia tidak mau Aska memiliki nama lain yang buruk, dia tidak mau nama baik Aska tercemari hanya gara gara kelakuannya yang terkadang selalu membuat orang geleng geleng kepala."Kenapa?" tanya Aska yang sepertinya menyadari kalau sejak tadi Alfa menatap ke arahnya."Maksut kamu apa kaya gini ha? Kamu--" Alfa benar benar kesulitan untuk mencar
HAPPY READING Author Pov "Eh tapi kenapa kamu ada di sini?" tanya Alfa sambil memincingkan matanya. Menatap Aska dengan tatapan mencurigai, ini sudah malam, dan Aska yang di depannya ini bukan setan alias Aska yang asli. Tapi pertanyaannya, kenapa Aska ada di sini? Aska melihat ke arah lain, kemana saja asal tidak bersitatap dengan Alfa. Tatapan memincingkan mata Alfa benar benar membuat Aska ketar ketir, walau bagaimana pun dia membela nantinya, dia akan tetap salah di sini. Bagaimana bisa dia masuk ke kamar gadis perawan saat jam sudah menunjunkkan tengah malam begini. "Kenapa ka? Kenapa kamu bisa ada di sini pada jam segini?" tanya Alfa lagi. Pertanyaan yang masih belum di jawab Aska itu membuat Alfa makin gereget. Kenapa tidak di jawab sih, apa salahnya tinggal menjawab. "Emmm aku---" "Aku---" Alfa mengikuti ap
HAPPY READING. Author pov Alfa menatap Aska dengan tatapan curiga dan waspada, pikiran aneh menjermus masuk ke otaknya. Kenapa ada Aska di kamarnya? Jangam bilang ini hanya khayalan gadis itu saja, lagian tidak mungkin juga kan Aska ada di sini? Ini kamarnya, jam juga sudah menunjukkan pukul 23.25 tidak mungkin Aska ada di sini. Ini malam apa? Sial, Alfa jadi merinding karena beranggapan kalau mahluk di depannya bukan lah Aska. Melainkan jin yang menyamar menjadi cowok itu. Tanpa sadar bulu roma Alfa langsung berdiri, rasa takut dan ketar ketir masuk ke tubuhnya. Dan antara sadar dan tidak, Alfa memundurkan langkahnya ke belakang. Aska mengkerutkan keningnya bingung saat melihat Alfa yang menegang. Apakah gadis itu sekaget itu sampai bereaksi seperti itu? Ok sepertinya memang kaget, tapi apakah Alfa harus sampai mundur begitu? "Kamu kena---" "Jangan
HAPPY READING Author Pov Suara musik yang di stel dengan volume full memenuhi ruangan bernuansa Korean Styal dengan penuhnya Stiker EXO, poster bahkan Album yang memenuhi rak buku. Mulai dari Lantai, dinding, langit langit, kasur, spai atau bahkan bantal sekali pun semuanya dengan menggunakan gaya EXO. Gadis pencinta artis korea itu masih bersenandung kencil sambil memasang poster baru yang dia beli beberapa hari yang lalu. Bahkan sangking banyaknya barang EXO yang gadis itu beli, kamar yang besar itu juga hampir tidak muat. Patung sebesar manusia dengan bertema Chanyeol memenuhi kamar gadis itu. "Gila sih, Chanyeol pakek pelet apa ya sampek gue segila ini sama dia." Gumam Alfa geleng geleng kepala. Dia sudah berfikir berulang ulang kali, tapi jawaban yang dia inginkan tidak kunjung dia dapatkan. Alfa tidak tau kenapa dia bisa secin
Happy Reading Author Pov Alfa terusik dalam tidurnya saat merasakan seseorang yang mengecup diseluruh permukaan wajahnya. Tidurnya terngangu, dengan mata berat dan masih sangat menggantuk. Alfa mengusap-usap wajahnya yang terasa seperti di kecup. "Eghhhh," erang gadis 17 tahun itu. Berusaha membuka matanya yang berat, sepertinya gadis itu masih menggantuk berat. "Bangun sayang, sudah waktunya makan siang." Aska mengelus pipi Alfa pelan. Berusaha membangunkan gadis itu dengan usapan halus du wajahnya. Alfa membuka matanya, menatap ke arah Aska yang saat itu juga sedang menatap ke arahnya. Bibirnya manyun ke depan dengan wajah lesu,ketara sekali kalau gadis itu masih sangat menggantuk. "Ga mau ih, aku masih mau tidur. Ngantukkkk," ucap Alfa pelan. Menatap Aska dengan pupple eyes miliknya, berusaha membuat cowok itu luluh hanya dengan
HAPPY READINGAuthor PovKinan menatap tidak percaya ke arah lapangan, di mana di sana Aska yang sedang mengendong Alfa ala pengantin baru. Emosinya baik ke ubun ubun, bukan ini yang dia inginkan.Harusnya Aska marah dan malu karena Alfa sampai di hukum begitu. Lalu ini kenapa cowok itu malah mengendong Alfa begitu, tidak bisa bukan seperti ini harusnya."Sial, kenapa Aska ga marah sih?" Desis Kinan kesal.Gadis itu kesal bukan main, sialan. Rencananya gagal, respon Aska ternyata tidak seperti yang Kinan bayangkan. Dia kira Aska akan memarahi Alfa dan membiarkan gadis itu mendapatkan hukuman seperti itu, lalu kenapa malah seperti ini? Sialan, ah rencananya gagal.Dengan kesal Kinan menendang tempat sampah yang berada di sampingnya, lalu menghentakkan kakinya kesal dan berjalan kembali untuk menuju ruang osis.*****
HAPPY READINGAlfa povAda yang bilang setelah ada kesulitan itu pasti akan datang kemudahan. Namun kenapa gue nggak ngerasaain hal yang sama seperti hal itu ya sekarang.Gue rasa gue cukup baik dalam segala hal. Mencintai Chanyeol dan setia sama Aska salah satu contohnya. Tapi kenapa Tuhan ngasih gue cobaan seberat ini. Kalau boleh jujur ni gue bener bener udah nggak kuat banget, suer deh ga pakek bohong. Rasanya itu kaki gue mau copot dari tempatnya, serem banget kan gila.Gimana enggak, si Pak Susan, Susanto maksutnya si guru Khiller sekaligus guru yang katanya nih, paling di takuti di ini sekolah dengan tidak berprikemanusiaan ngehukum gue suruh lari lapangan 7 kali putaran. Gila banget kan ya? Gue? Di suruh lari? Emng tega su bapak sama gue.Kalau nih lapangan cuma sebesar lapangan Futsal sih nggak masalah boss. Lah ini lapanganya aja sebesar lapangan pertandingan sep
HAPPY READINGAuthor Pov"Pergi aja, gue ga butuh lo di sini."Aska memejamkan matanya lama, membukanya lagi. Lalu menatap Alfa terluka, dia tau kesalahannya fatal, dia tau dia bersalah, tapi tidak bisakah Alfa sedikit saja memberinya keringanan, dadanya sesak dan sangat sakit saat gadis itu menggunakaa bahasa elo gue padanya."Saya aku salah, aku---""Jangan maju lagi, atau elo bakal nyesel udah datang ke sini." Sinis Alfa saat Aska makin berjalan mendekat.Aska menghentikan langkahnya, lalu menatap Alfa terluka. Dia tidak mundur atau pun maju lagi, hanya berdiri di mana kakinya memijak saat Alfa mengatakan untuk dia berhenti tadi.Saat melihat Aska sudah berhenti, Alfa kembali melihat ke arah lain. Yang tanpa siapa pun sadari, ada seringaian yang berusaha gadis itu tahan mati matian."Pergi lah, kalau elo ke sini cuma ma
Happy ReadingAuthor PovAlfa berjalan sambil menggandeng tangan Aska, melewati koridor yang ramai akan anak anak yang sama dengannya untuk menuju kantin, apa lagi kalau bukan untuk makan.Mereka sampai di kantin lantai dua, meja dan kursi sudah penuh dengan orang yang berebut ingin makan."Ih kita keknya ga kebagian meja deh Ka," Ucap Alfa manyun. Padahal dia sudah sangat lapar, tapi karena tadi datangnya agak lambat kantin jadi sudah terisi penuh."Aska sini!"Kedua anak manusia itu langsung melirik ke samping kantin. Sekelompok anak osis sedang makan berbarengan, dan tepat di samping Kinan ada satu kursi yang belum terisi.Alfa menatap sinis ke arah gadis itu, halah sok akrab. Udah tau Aska pergi dengannya, masih juga di panggil. Padahal dia tau kalau di tempatnya itu kursi cuma satu, dasar Kinan lont modus.Aska berjal
Happy ReadingAuthor Pov"Baiklah aku berjanji," ucap Aska akhirnya. Menatap ke arah Alfa yang saat itu juga sedang melihat ke arahnya."Kamu berjanji?" tanya Alfa memastikan. Cukup kaget karena Aska mengalah dan lebih memilih berjanji, karena biasanya jika hal itu tidak akan pernah terjadi."Iya, aku berjanji. Jadi cepat katakan padaku apa yang sebenernya terjadi!" Perintah Aska mutlak.Alfa menarik nafas pelan, membuangnya lalu menatap Aska serius. Satu demi satu kata mulai gadis itu keluarkan, sebuah cerita di mana Gero yang melecehkan body nya sedikit demi sedikit mulai terungkap. Di mana hal itu membuat suasana di sekitarnya itu semakin mengcengkram karena aura Aska yang terlihat sangat menyeramkan.Alfa yang menyadari kalau Aska mengeratkan geramannya langsung berinsiatif memgang tangan cowok itu, menggengamnya erat lalu kembali bercerita.