Happy Reading
Author Pov
"Anjing asu bangsat, dah lah setan lo Fa. Benci gue sama lo sialan," teriak Adit murka.
Oke kali ini Alfa benar-benar tidak bisa menahan suara tawanya, dia tertawa keras saat melihat bagaimana rupa Adir selaku teman baiknya.
Wajahnya penuh tepung dan kepalanya di lempar 5 butir telur di campur minyak makan. Fix Adit benar-benar mirip adonan kue sekarang. Kalau dia di oven pasti bisa di makan.
Hari ini bukan ulang tahun Adit, bukan juga hari besar atau hari penting lelaki itu. Tapi lebih ke hari kesialannya karena menjadi korban kenakalan Alfa untuk yang entah keberapa kalinya dari kurun waktu hampir 2 tahun ini.
Adit tidak tau bagaimana bisa dia akrab dan berteman baik dengan spesies seperti Alfa ini, gadis bar-bar yang no have ahlak. Entahlah mungkin Adit sedang sial kala itu sehingga yang ada hanya Alfa.
"Anjir ngelawak bangsat. Asulah badan lo huahahahha," tawa Alf pecah. Gadis 17 tahun itu bahkan tidak bisa menghentikan tawanya, seolah pemandangan di depannya benar-benar sangat lucu.
"Diem lu njing," maki Adit kesal.
Badannya bau amis dan menggeluarkan bau makin tak sedap karena telor yang di pakai adalah telor busuk, sepertinya Alfa benar-benar niat mengerjainya sampai seperti ini.
Kalau tidak ingin pacar Alafa adalah Aska, hal seperti yang dia alami ini pasti akan dia oprasikan langsung pada Alfa juga. Ah sialan, dia benar-benar sangat kesal sekarang.
"Huahahah perut gue sakit anjir, sumpah dit badan lo hahaha. Anjir lah sini gue ovem biar bisa di makan," ucap Alfa lagi. Kali ini tawanya benar-benar sudah tidak bisa di kondisikan lagi.
"Badan gue bau semua sialan," ucap Adit kesal. Dia benar-benar ingin mengumpat pada Alfa, mengeluarkan semua kata kotor yang dia punya. Tapi demi Dewa Yunani, hal semacam itu benar-benar tidak berani dia katakan langsung.
"Balik sana balik, badan lo bau menyan. Huahhahah," tawa Alfa lagi.
Adit menatap kesal sekaligus dendam, ingatkan dia untuk melakukan hal yang sama pada Alfa suatu hari nanti. Dia benar-benar sangat dendam.
*****
"Yuhuyuhu mang cecan back, pesan satu bakso kosong plus segelas air asam." Alfa menjerit di depan kasir, memesan makan siangnya.
"Eh neng Alfa, tidak bareng den Aska neng? Tumben sendiri?" tanya Mang ujang selaku tuan kantin.
Mereka cukup akrab karena tingkah ke bar-baran Alfa, tidak perduli tua atau pun muda semua gadis itu anggap sama.
"Lagi sibuk mang, biasa orang sibuk dia mah. Jadi Alfa sendiri," ucap Alfa sambil memakan keripik kentang yang tergeletak di jejeran jajan.
"Den Adit di mana? Biasanya Neng Alfa kalau tidak bareng Den Aska sama Den Adit?"
"Ah dia balik Mang, biasalah ada Something dikit."
"Ahh iya deh neng, neng kalau capek berdiri cari tempat duduk aja. Nanti makanannya Mas anter," ucap Mang Ujang menawarkan.
"Ok mang," balas Alfa dan berjalan mencari kursi kosong di kantin.
Tapi saat sedang ingin mencari kursi, suara ribuk di meja tidak jauh dari Alfa berdiri sangat berisik dan ribut. Dan seolah di hipnotis Alfa langsung otimatis menoleh ke arah itu.
"Eh lo itu cupu ga usah belagu ya sekolah di sini. Hasil baesiswa aja bangga lu, dasar miskin."
"Tau nih, besarin tu otak jangan kaca mata mulu yang lo besarin."
"Hahaha biasa lah Bel, dia kan--"
"Miskin"
Tawa menghina dan perkataan mengejek itu benar-benar sangat menggangu Alfa. Dia sebenarnya tidak ingin ikut campur dan diam saja, tapi semakin lama Grub cabe-cabean Bella club itu benar-benar membuat Alfa panas ingin menonjok.
"Dasar Lont---"
"Apa?"
Kelima cewe itu langsung menghentikan acara perundungan mereka dan menatap ke arah Alfa.
"Ga usah ikut campur urusan orang lain lo," ucap Bella sinis.
Siapa yang tidak kenal dengan Alfa, siswi paling nakal dan bar-bar, walau banyak yang membencinya karena menjadi pacar Aska selaku pentolan sekolah. Tidak sedikit juga uang banyak menyukai dan mendukung hubungannya dengan Aska.
"Kalau ngomong slow dong mbak, ini hujan nih." Semprot Alfa kesal, tangannya mengusap wajah dengan tisu, seolah Bella memang berbicara dengan air liur yang keluar-keluar.
"Dasar lo Anj--"
"Astagfirullah bund bersoda banget kamu, ga boleh ngumpat oy. Apa lagi sama cecan," potong Alfa langsung sebelum Bella selesai berbicara.
Sudah di bilang kan hoby Alfa itu membuat orang darah tinggi, memang begitu lah kelakuan tidak beradab Alfa.
"Perli lo njing," semprot teman Bella yang lain.
"Lo pikir ini kantin punya bapak lo apa sampek gue di suruh pergi? Mending lo aja sana sama antek-antek lo buat angkat kaki dari sini,gue mau makan dengan tenang jadi stop ngebuli di sini." Alfa menatap sinia ke arah lima gadis itu.
"Lo sia---"
"Gue Alfa kalau lo lupa, matahin tulang lo sekarang juga bukan hal yang sulit buat gue lakuin. Jadi mending lo pergi sebelum gue latahin semua gigi lo-lo pada," ucap Alfa tenang tapi terkesan tegas.
"Awas lo, urusan kita belum selesai." Marah Bella dan mendorong bahu Alfa kuat lalu pergi.
Alfa menatap pungung Bella dan teman-temannya yang pergi dengan marah. Menghela nafas pelan dan menatap sinis.
"Mental patungan aja sok keras," ucapnya sinis dan berbalik untuk memcari meja kosong.
Tapi langkahnya berhenti saat merasakan tangan lembut menahan pergelangan tangannya.
"Hah? Kenapa?" tanya Alfa dan menatap korban bulian barusan dengan kening berkerit.
"M-makasih udah bantu a-aku," ucap gadis itu terbata-bata. Mungkin antara takut dan berterima kasih.
"Gue usir mereka bukan mau nolongin elo jadi jangan kepedean, gue cuma ga mau berisik aja di sini. Gue mau makan," ucap Alfa sinis dan berbalik arah. Lalu duduk di kursi yang cukup jauh dariwanita bulian barusan.
*****
Pukulan bertubi-tubi Alfa layangan pada tubuh Dimas yang sudah babak belur. Jeritan kesakitan lelakj itu juga sama sekali tidak Alfa hiraukan, kekesalan di hatinya makin menambah tenaganya untuk memukuli Dimas.
"WOY WOY WOY UDAH OY, BADAN GUE ANJING LAHH. AHH ASKA BANTUIN GUE, BINI LO NGAMOK." teriak Dimas keras, badannya sudah sangat sakot karena pukulan Alfa yang tidak main-main itu.
"Diam lu iban, gue masih kesal." balas Alfa ikut berteriak masih memukul Dimas yang sedang berformasi pertahanan.
Mana berani lelaki itu membalas, yang ada kalau Alfa lecet sedikit gara-gara dia, Aska bisa mengirimnya ke rumah sakit untuk di rawat berhari-hari. Jadi untuk mencegah hal itu terjadi, Dimas harus bisa bertahan hidup dari serangan Alfa yang membabi buta.
"YA ALLAH SALAH BAIM APA, KENAPA JADI GINI. DEMI APA BADAN GUE REMUK, SIAPAPUN TOLONG JAUHKAN MANUSIA INI DARI GUE. LO BARA BANTUIN NAPA ASU," ucap Dimas berteriak.
Jangan tanya soal Bara, lelaki tampan itu sudah tertawa tanpa suara sekarang. Mungkin juga karena dia sudah sangat capek tertawa terus, tapi tontonan tentang Dimas yang di pukuli benar-benar mengelitik perutnya.
"Anjing gue bengek," ucap Bara bengek.
"ALFA OY YA ALLAH SALAH GUE APA, BERHENTI ASTAGA. BUKAN GUE YANG LEMPAR ITU BOTOL KE ARAH LO," teriak Dimas makin miris.
Badannya sudah sangat sakit, tapi Alfa tidak ada tanda-tanda akan berhenti.
"INI ASKA DI MANA ANJING, GUE BISA MATI KALAU INI CEWE GA SEGERA DI SINGKIRKAN."
"Bodo amat, mati lu. Siapa suruh cari gara-gara, mati lu anjing. Gu--"
Sekali tarikkan tubuh Alfa sudah berada di pelukkan Aska, merengkuk tubuh oenuh emosi yang membara-bara.
"Sttt udah, kan udah lama mukuknya. Berhenti kasian Dimas," ucap Aska dengan sesekali mengecup kening Alfa penuh sayang.
Tangannya juga mengelus-ngelus pungung Alfa menenangkan, gadisnya ini jika marah benar-benar sangat mengerikan. Badahkan sepertinya banteng marah saja kalah ganasnya dengan Alfa.
"Tapi Dimas nakal ih, aku masih kesel. Mau mukul dia Aska ih, lepasinn." Berontak Alfa.
Dia masih belum tenang ternyata, walau sudah di pelukkan Aska tapi di hatinya masih emosi dan hawa belum puas.
"Udah, cukup segitu aja. Ini kamu juga udah keringatan, kasian tangannya sakit buat mukul Dimas." Peringat Aska lagi.
"Tap---"
"Sayang," panggil Aska memperingati.
Kalau sudah begitu Alfa sudah tidak bisa membantah lagi, walau keinginanya sangat besar untuk melenyapkan Dimas sekali pun. Dia sudah tidak bisa apa-apa dengan Aska yang sudah mengeluarkan kartu As nya.
Ah ingatkan Alfa untuk besok kembali membunuh Dimas dengan pukulan sadis, dia masih sangat-sangat dendam. Sungguh.
TBC
HAPPY READINGAuthor PovAlfa mencak-mencak di kursinya duduk, gara-gara ketahuan memukului Dimas habis-habisan Alfa di hukum Aska untuk menunggu lelaki ktuselesai rapat di ruang osis.Sebenernya Alafa akan baik-baik saja kalau dia di suruh menunggu di ruang pribasi Aska, tapi ini tidak. Dia harus duduk di ramainya anak osis yang tidak menyukainya, entah karena kelakuannya yang nakal atau karena dia adalah pacar Aska.Rata-rata anggota osis sangat mendukung Aska berpacaran dengan Kinan, si sekertaris osis yang baik hati dan juga pintar. Mereka juga sekelas, makin menambah para anggota osis untuk mendukung hubungan serius keduanya."Halah cantikkan juga gue, sok-sokkan mau sondorin diri ke Aska." Sinis Alfa saat melihat Kinan makin merapatkan duduknya ke arah Aska.Alfa sudah 3 kali mendapati Aska mengeser duduknya agar tidak sedeket itu dengan Kinan, tapi
HAPPY READINGAuthor PovKinan menatap kesal dan penuh emosi ke arah Aska dan Alfa yang sedang bergandengan tangan di koridor sekolah. Sialan, padahal dia sudah susah susah memujuk Aska agar rapat untuk anggota penting osis di perpanjang agar dia bisa berduaan dengan Aska. Tapi karena si sialan Alfa, semua usahanya gagal begitu saja.Gadis tidak tau diri itu benar-benar membuatnya kesal, Kinan tidak akan pernah diam jika di perlakukan begini. Dia baru pacar Aska saja sudah sangat bangga, akan Kinan tunjukkan suatu saat nanti kalau Aska juga bisa dia miliki seutuhnya. Karena Aska adalah jodohnya, bagaimana pun itu Kinan harus membuat itu menjadi kenyataan."Awas kau Alfa, aku akan membuatmu menyesal karena berani merebut Aska dariku." Tekat Kinan geram dan meremas foto Alfa yang entah dia dapatkan dari mana, membuat foto yang tadinya cantik dan rapi jadi rusak berantakkan. Akan dia buat Alf
HAPPY READINGAuthor Pov"Aku tidak suka kamu yang seperti ini Fa," ucap Aska lelah.Alfa menunduk, menautkan kedua tangannya, terlalu takut untuk mengangkat wajahnya dan menatap Aska. Kakinya melangkah ke arah Aska, memainkan baju lelaki itu pelan."Maaf," ucapnya menyesal."Selalu begitu, setiap kali kamu melakukan kesalahan kamu selalu meminta maaf, tapi akhirnya nanti kamu kembali melakukannya lagi dan lagi. Berkali-kali seperti itu," ucap Aska lelah.Alfa mengangkat wajahnya, menatap Aska dengan mata berkaca-kaca. Dia ingin menangis rasanya karena Aska tidak mau menatapnya, apakah kesalahannya sebesar itu sampai Aska semarah itu padanya. Tapi kan dia tidak sengaja, dia juga tidak berniat membuat Aska marah seperti ini kok."Maafin Alfa, Alfa ga sengaja. Tadi itu-- maafin ka," ucap Alfa lagi. Benar-benar merasa bersalah, dia tidak ingi
Happy ReadingAuthor PovAlfa menatap Aska tidak habis fikir, walau tangannya masih berkerja untuk mengobati luka di sudut bibir pacarnya itu tapi matanyaasih menatap Aska kesal.Cowok itu melarangnya untuk berkelahi dan membuat keributan dengan caravkekerasan, tapi lihat apa yang cowok itu lakukan sekarang? Menghabisi Gero di dengan sadis.Oke cap apa sekarang yang sudah Aska sandang, cowok sadis berdarah dingin? Atau cowok tidak berhati yang mengerikan? Semua julukkan julukkan seperti itu benar benar tidak Alfa sukai. Dia tidak mau Aska memiliki nama lain yang buruk, dia tidak mau nama baik Aska tercemari hanya gara gara kelakuannya yang terkadang selalu membuat orang geleng geleng kepala."Kenapa?" tanya Aska yang sepertinya menyadari kalau sejak tadi Alfa menatap ke arahnya."Maksut kamu apa kaya gini ha? Kamu--" Alfa benar benar kesulitan untuk mencar
HAPPY READINGAlfa PovSekuat tenaga dan dengan pemaksaan yang ekstra akhirnya Aska mau juga gue ajak ngelihat ibunya Gero yang katanya sihh, gila gue suka banget sama kalimat ini katanya sihh, haha. Iya katanya itu ibunya Gero datang ke sekolah buat cari orang yang membuat anaknya masuk rumah sakit.Ga heran sih, luka Gero parah banget anjir. Aska gila banget bantainya, tulang tulang tu anak berasa kapas di buatnya. Salut gue sama pacar gue sendiri, udah ganteng, tajir melintir, pinter bela diri, otak cerdas, anak tunggal, dah lah surga dunia kalau nikah samm Aska mah. 7 keturunan kalau pun hidupnya setidap hari menghambur hamburkan uang juga ga bakal miskin."SIAPA YANG MEMBUAT ANAK SAYA JADI BEGITU HA? NGAKU KALIAN SEMUA ATAU SAYA AKAN MELAPORKAN INI KE POLISI," teriak Ibunya Gero murka.Gue ngelihat tu emak emak marah marah dengan antusias, lah anjir gue pikir tu emakn
Happy ReadingAuthor Pov"Baiklah aku berjanji," ucap Aska akhirnya. Menatap ke arah Alfa yang saat itu juga sedang melihat ke arahnya."Kamu berjanji?" tanya Alfa memastikan. Cukup kaget karena Aska mengalah dan lebih memilih berjanji, karena biasanya jika hal itu tidak akan pernah terjadi."Iya, aku berjanji. Jadi cepat katakan padaku apa yang sebenernya terjadi!" Perintah Aska mutlak.Alfa menarik nafas pelan, membuangnya lalu menatap Aska serius. Satu demi satu kata mulai gadis itu keluarkan, sebuah cerita di mana Gero yang melecehkan body nya sedikit demi sedikit mulai terungkap. Di mana hal itu membuat suasana di sekitarnya itu semakin mengcengkram karena aura Aska yang terlihat sangat menyeramkan.Alfa yang menyadari kalau Aska mengeratkan geramannya langsung berinsiatif memgang tangan cowok itu, menggengamnya erat lalu kembali bercerita.
Happy ReadingAuthor PovAlfa berjalan sambil menggandeng tangan Aska, melewati koridor yang ramai akan anak anak yang sama dengannya untuk menuju kantin, apa lagi kalau bukan untuk makan.Mereka sampai di kantin lantai dua, meja dan kursi sudah penuh dengan orang yang berebut ingin makan."Ih kita keknya ga kebagian meja deh Ka," Ucap Alfa manyun. Padahal dia sudah sangat lapar, tapi karena tadi datangnya agak lambat kantin jadi sudah terisi penuh."Aska sini!"Kedua anak manusia itu langsung melirik ke samping kantin. Sekelompok anak osis sedang makan berbarengan, dan tepat di samping Kinan ada satu kursi yang belum terisi.Alfa menatap sinis ke arah gadis itu, halah sok akrab. Udah tau Aska pergi dengannya, masih juga di panggil. Padahal dia tau kalau di tempatnya itu kursi cuma satu, dasar Kinan lont modus.Aska berjal
HAPPY READINGAuthor Pov"Pergi aja, gue ga butuh lo di sini."Aska memejamkan matanya lama, membukanya lagi. Lalu menatap Alfa terluka, dia tau kesalahannya fatal, dia tau dia bersalah, tapi tidak bisakah Alfa sedikit saja memberinya keringanan, dadanya sesak dan sangat sakit saat gadis itu menggunakaa bahasa elo gue padanya."Saya aku salah, aku---""Jangan maju lagi, atau elo bakal nyesel udah datang ke sini." Sinis Alfa saat Aska makin berjalan mendekat.Aska menghentikan langkahnya, lalu menatap Alfa terluka. Dia tidak mundur atau pun maju lagi, hanya berdiri di mana kakinya memijak saat Alfa mengatakan untuk dia berhenti tadi.Saat melihat Aska sudah berhenti, Alfa kembali melihat ke arah lain. Yang tanpa siapa pun sadari, ada seringaian yang berusaha gadis itu tahan mati matian."Pergi lah, kalau elo ke sini cuma ma
HAPPY READING Author Pov "Eh tapi kenapa kamu ada di sini?" tanya Alfa sambil memincingkan matanya. Menatap Aska dengan tatapan mencurigai, ini sudah malam, dan Aska yang di depannya ini bukan setan alias Aska yang asli. Tapi pertanyaannya, kenapa Aska ada di sini? Aska melihat ke arah lain, kemana saja asal tidak bersitatap dengan Alfa. Tatapan memincingkan mata Alfa benar benar membuat Aska ketar ketir, walau bagaimana pun dia membela nantinya, dia akan tetap salah di sini. Bagaimana bisa dia masuk ke kamar gadis perawan saat jam sudah menunjunkkan tengah malam begini. "Kenapa ka? Kenapa kamu bisa ada di sini pada jam segini?" tanya Alfa lagi. Pertanyaan yang masih belum di jawab Aska itu membuat Alfa makin gereget. Kenapa tidak di jawab sih, apa salahnya tinggal menjawab. "Emmm aku---" "Aku---" Alfa mengikuti ap
HAPPY READING. Author pov Alfa menatap Aska dengan tatapan curiga dan waspada, pikiran aneh menjermus masuk ke otaknya. Kenapa ada Aska di kamarnya? Jangam bilang ini hanya khayalan gadis itu saja, lagian tidak mungkin juga kan Aska ada di sini? Ini kamarnya, jam juga sudah menunjukkan pukul 23.25 tidak mungkin Aska ada di sini. Ini malam apa? Sial, Alfa jadi merinding karena beranggapan kalau mahluk di depannya bukan lah Aska. Melainkan jin yang menyamar menjadi cowok itu. Tanpa sadar bulu roma Alfa langsung berdiri, rasa takut dan ketar ketir masuk ke tubuhnya. Dan antara sadar dan tidak, Alfa memundurkan langkahnya ke belakang. Aska mengkerutkan keningnya bingung saat melihat Alfa yang menegang. Apakah gadis itu sekaget itu sampai bereaksi seperti itu? Ok sepertinya memang kaget, tapi apakah Alfa harus sampai mundur begitu? "Kamu kena---" "Jangan
HAPPY READING Author Pov Suara musik yang di stel dengan volume full memenuhi ruangan bernuansa Korean Styal dengan penuhnya Stiker EXO, poster bahkan Album yang memenuhi rak buku. Mulai dari Lantai, dinding, langit langit, kasur, spai atau bahkan bantal sekali pun semuanya dengan menggunakan gaya EXO. Gadis pencinta artis korea itu masih bersenandung kencil sambil memasang poster baru yang dia beli beberapa hari yang lalu. Bahkan sangking banyaknya barang EXO yang gadis itu beli, kamar yang besar itu juga hampir tidak muat. Patung sebesar manusia dengan bertema Chanyeol memenuhi kamar gadis itu. "Gila sih, Chanyeol pakek pelet apa ya sampek gue segila ini sama dia." Gumam Alfa geleng geleng kepala. Dia sudah berfikir berulang ulang kali, tapi jawaban yang dia inginkan tidak kunjung dia dapatkan. Alfa tidak tau kenapa dia bisa secin
Happy Reading Author Pov Alfa terusik dalam tidurnya saat merasakan seseorang yang mengecup diseluruh permukaan wajahnya. Tidurnya terngangu, dengan mata berat dan masih sangat menggantuk. Alfa mengusap-usap wajahnya yang terasa seperti di kecup. "Eghhhh," erang gadis 17 tahun itu. Berusaha membuka matanya yang berat, sepertinya gadis itu masih menggantuk berat. "Bangun sayang, sudah waktunya makan siang." Aska mengelus pipi Alfa pelan. Berusaha membangunkan gadis itu dengan usapan halus du wajahnya. Alfa membuka matanya, menatap ke arah Aska yang saat itu juga sedang menatap ke arahnya. Bibirnya manyun ke depan dengan wajah lesu,ketara sekali kalau gadis itu masih sangat menggantuk. "Ga mau ih, aku masih mau tidur. Ngantukkkk," ucap Alfa pelan. Menatap Aska dengan pupple eyes miliknya, berusaha membuat cowok itu luluh hanya dengan
HAPPY READINGAuthor PovKinan menatap tidak percaya ke arah lapangan, di mana di sana Aska yang sedang mengendong Alfa ala pengantin baru. Emosinya baik ke ubun ubun, bukan ini yang dia inginkan.Harusnya Aska marah dan malu karena Alfa sampai di hukum begitu. Lalu ini kenapa cowok itu malah mengendong Alfa begitu, tidak bisa bukan seperti ini harusnya."Sial, kenapa Aska ga marah sih?" Desis Kinan kesal.Gadis itu kesal bukan main, sialan. Rencananya gagal, respon Aska ternyata tidak seperti yang Kinan bayangkan. Dia kira Aska akan memarahi Alfa dan membiarkan gadis itu mendapatkan hukuman seperti itu, lalu kenapa malah seperti ini? Sialan, ah rencananya gagal.Dengan kesal Kinan menendang tempat sampah yang berada di sampingnya, lalu menghentakkan kakinya kesal dan berjalan kembali untuk menuju ruang osis.*****
HAPPY READINGAlfa povAda yang bilang setelah ada kesulitan itu pasti akan datang kemudahan. Namun kenapa gue nggak ngerasaain hal yang sama seperti hal itu ya sekarang.Gue rasa gue cukup baik dalam segala hal. Mencintai Chanyeol dan setia sama Aska salah satu contohnya. Tapi kenapa Tuhan ngasih gue cobaan seberat ini. Kalau boleh jujur ni gue bener bener udah nggak kuat banget, suer deh ga pakek bohong. Rasanya itu kaki gue mau copot dari tempatnya, serem banget kan gila.Gimana enggak, si Pak Susan, Susanto maksutnya si guru Khiller sekaligus guru yang katanya nih, paling di takuti di ini sekolah dengan tidak berprikemanusiaan ngehukum gue suruh lari lapangan 7 kali putaran. Gila banget kan ya? Gue? Di suruh lari? Emng tega su bapak sama gue.Kalau nih lapangan cuma sebesar lapangan Futsal sih nggak masalah boss. Lah ini lapanganya aja sebesar lapangan pertandingan sep
HAPPY READINGAuthor Pov"Pergi aja, gue ga butuh lo di sini."Aska memejamkan matanya lama, membukanya lagi. Lalu menatap Alfa terluka, dia tau kesalahannya fatal, dia tau dia bersalah, tapi tidak bisakah Alfa sedikit saja memberinya keringanan, dadanya sesak dan sangat sakit saat gadis itu menggunakaa bahasa elo gue padanya."Saya aku salah, aku---""Jangan maju lagi, atau elo bakal nyesel udah datang ke sini." Sinis Alfa saat Aska makin berjalan mendekat.Aska menghentikan langkahnya, lalu menatap Alfa terluka. Dia tidak mundur atau pun maju lagi, hanya berdiri di mana kakinya memijak saat Alfa mengatakan untuk dia berhenti tadi.Saat melihat Aska sudah berhenti, Alfa kembali melihat ke arah lain. Yang tanpa siapa pun sadari, ada seringaian yang berusaha gadis itu tahan mati matian."Pergi lah, kalau elo ke sini cuma ma
Happy ReadingAuthor PovAlfa berjalan sambil menggandeng tangan Aska, melewati koridor yang ramai akan anak anak yang sama dengannya untuk menuju kantin, apa lagi kalau bukan untuk makan.Mereka sampai di kantin lantai dua, meja dan kursi sudah penuh dengan orang yang berebut ingin makan."Ih kita keknya ga kebagian meja deh Ka," Ucap Alfa manyun. Padahal dia sudah sangat lapar, tapi karena tadi datangnya agak lambat kantin jadi sudah terisi penuh."Aska sini!"Kedua anak manusia itu langsung melirik ke samping kantin. Sekelompok anak osis sedang makan berbarengan, dan tepat di samping Kinan ada satu kursi yang belum terisi.Alfa menatap sinis ke arah gadis itu, halah sok akrab. Udah tau Aska pergi dengannya, masih juga di panggil. Padahal dia tau kalau di tempatnya itu kursi cuma satu, dasar Kinan lont modus.Aska berjal
Happy ReadingAuthor Pov"Baiklah aku berjanji," ucap Aska akhirnya. Menatap ke arah Alfa yang saat itu juga sedang melihat ke arahnya."Kamu berjanji?" tanya Alfa memastikan. Cukup kaget karena Aska mengalah dan lebih memilih berjanji, karena biasanya jika hal itu tidak akan pernah terjadi."Iya, aku berjanji. Jadi cepat katakan padaku apa yang sebenernya terjadi!" Perintah Aska mutlak.Alfa menarik nafas pelan, membuangnya lalu menatap Aska serius. Satu demi satu kata mulai gadis itu keluarkan, sebuah cerita di mana Gero yang melecehkan body nya sedikit demi sedikit mulai terungkap. Di mana hal itu membuat suasana di sekitarnya itu semakin mengcengkram karena aura Aska yang terlihat sangat menyeramkan.Alfa yang menyadari kalau Aska mengeratkan geramannya langsung berinsiatif memgang tangan cowok itu, menggengamnya erat lalu kembali bercerita.