Happy Reading
Author Pov
Matahari sudah tinggi naik ke langit, suara kicauan burung dan angin juga bersepoy-sepoy di luar. Tapi tampaknya seorang gadis cantik itu masih menikmati hangatnya selimut di kamarnya.
Panggil saja Alfa, dua hari sakit dan membuat pacar dan keluarganya panik kemaren. Dan ini sudah hari ketiga dia sakit, lebih tepatnya pura-pura sakit. Tidak, sebenernya di hari pertama dia benar-benar sakit tapi setelah hari kedua keadaanya sudah agak mendingan, dan hari ketiga ini dia sudah sehat tapi rasa malasnya itu benar-benar mengerikan.
Bundanya sudah hampir 5 kali membangunkannya, tapi seolah tidur di pagi hari jauh lebik nikmat di banding bangun dan pergi sekolah.
Sudah di manja sejak lahir membuat Alfa tidak terbiasa melakukan semua hal sendirian, bahkan masuk ke dapur saja dia hampir tidak pernah. Palingan hanya nagkring di meja makan dengan menyatap makan apapun yang tersajikan di sana.
Bundanya Chef, tentu saja makanan yang di buat oleh wanita muda beranak satu itu sangat lezat dan menambah selera makan.
"ASTAGA ALFA, TIDAK BISAKAH KAMU BANGUN DAN MANDI SEKARANG. KAMU TIDAK MAU SEKOLAH YA?"
Oke kalau Bunda tersabarnya itu sudah mengeluarkan kekuatan teriakkan spektakulernya itu, tandanya wanita itu sudah sangat lelah membangunkan Alfa.
Dengan berat hati dan mata yang masih mengantuk, Alfa mengeliat dari tidurnya, mengusap matanya pelan dan duduk di kasur. Membuat selimut yang tadi sebatas dada jatuh merosot ke bawah, gadis muda itu menatap ke arah ibunya yang juga sedang menatap ke arahnya.
"Kenapa bun?" tanya Alfa dengan mengaruk kepalanya pelan.
Mata Bundanya melotot, Kenapa dia bilang? Apakah anak gadisnya itu tidak tau ini sudah jam berapa, astaga Dira benar-benar tidak tau kesalahan fatal apa yang di lakukannya di masa lalu sehingga bisa memiliki anak modelan Alfa.
"Bangun sekarang atau Bunda akan menyirammu dengan seember air," ucap Dira mutlak dan keluar dari kamar putri semata wayangnya.
Dia benar-benar sangat pusing melihat anaknya itu, apakah dia tidak bisa sedikit saja berperilaku seperti anak orang normal lainnya. Kenapa kelakuannya benar-benar membuat kepala Dira sakit, ahh dia benar-benar sangat lelah.
Alfa pov
Gue menatap pungung Bunda yang sudah menghilang di balik pintu, mengaruk kepala gue pelan lalu turun dari kasur.
Setelah mengambik handuk dan baju sekolah yang sudah tergantung di lemari, kaki gue melangkah memasuki kamar mandi untuk menjalankan rutinitas seperti biasanya.
Hari ini Aska libur menjemput gue karena dia bilang tugasnya sebagai ketua osis sangat banyak. Akan di adakan turnamen basket di SMA mereka. Dan Aska sebagai ketua osis tentu saja sangat sibuk.
Setelah mendi sekitar 5 menitan gue keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap, gue bukan jenis orang yang mandi berjam-jam, ohh noo. Itu bukan gaya gue, mandi sebentar pun cukup bukan?
Mengambil tas pungung kecil dan memakai sepatu putih sudah menjadi gaya gue sejak lama.
Gue sengaja mengikat rambut gue dengan kaya cipol korea, tau ga sih? Itu lo yang rambut di ikat asal-asalan tapi terkesan sangat imut, entah lah kalau kalian ga tau silahkan cari sendiri di g****e.
Lalu kaki gue melangkah menuruni anak tangga, hari ini sabtu bebas. Jadi jelas tidak belajar, gue ga tau kenapa kepala sekolah ga meliburkan para anak muritnya saja. Datang ke sekolah hanya menghabiskan duit dan mengotori baju saja.
Tapi jelas sebegaimana pun gue bilang bunda tetap memerintahkan gue buat sekolah, ah padahal kalau pun tidak sekolah sehari tidak akan membuat gue di DO.
"Sarapan dulu," ucap Bunda mengingatkan.
Gue ngelirik jam di pergelangan tangan, yang angkanya sudah menunjukkan pukul 09.30 bagaimana mungkin Bunda nyuruh gue makan saat gue sudah sangat terlambat.
"Di sekolah aja deh Bun, Alfa udah terlambat. Assalamualaikum Bun," ucap gue dan mengecup kedua pipi wanita itu. Tidak lupa menyalimi tangan lalu berjalan keluar rumah.
Ahh motor tercintamu, tuanmu datang. Sejak pacaran dengan Aska gue memang di larang keras oleh lelaki itu untuk menggunakan kendaraan sendiri, tapi mengingat kalau hari ini gue ke sekolah sendiri membuat gue sangat bersemangat.
Raja jalanan i'am comeback. Gue adalah jenis orang yang suka ugal-ugalan dan bar-bar kalau di jalanan, salip sana salip sini sudah menjadi makanan sehari-hari gue kalau berkendara.
Bahkan jatuh dari motor sudah rutinitas gue dulunya, tapi semua kegilaan gue di jalanan itu sudah sangat lama gue tinggalan. Ya mengingat kalau pacar gue itu Aska, salah satu lelaki yang posesifenya jangan di tanya lagi.
"Ah motor tercinta," ucap gue saat menaiki motor besar milik pribadi.
Menghidupkan mesin lalu membelah kota jakarta dengan kecepatan yang tidak bisa di anggap sepele.
Telinga gue benar-benar terasa sangat nikmat saat mendengar suara klakson dan umpatan kesal dari pengemudi yang lain. Ah ini benar-benar seperti balik ke masa lalu, di mana gue bisa dengan bebas melakukan hal gila apapun yang gue mau.
Tapi tentu saja gue ga pernah nyesel pacaran dengan Aska, tidak kalian salah besar kalau berfikir begitu. Walaupun gue banyak di kenkang ini dan itu gue tetap mencintai lelaki itu, seperti gimana ya. Emm entahlah intinya gue ga pernah nyesel, Aska adalah hal terindah yang pernah Tuhan kasi ke gue.
Gue berhenti di parkiran sekolah 7 menit kemudian, harusnya jarak tempuh dari rumah gue ke sekolah sekitar 20 menitan jika bersama Aska. Tapi saat gue naik sendiri san pergi sendiri hanya 7 menit, bagaimana tidak gue bawa motor seperti sedang menantang maut wkwkwk.
Mematikan mesim motor dan mengambil kuncinya, gue berjalan santai memasuki perkarangan sekolah yang sudah sangat ramai.
Hari ini ga belajar juga, ga apsen dan ga ada kegiatan. Ah tidur di kasur dengan di temani sekantong makanan dan minuman bersoda benar-benar sangat mengoda. Apalagi jika dilakukan sambil melihat pertunjukkan konser EXO atau Seriel Drama Korea.
'You Can Call Me Moster '
Suara ponsel di tanfan gue berbunyi saat kaki gue baru melangkah beberapa tapak. Mengambil benda pipih itu dan mengeser tombol hijau.
"Halo, Assalamualikum." Sapa gue pada orang di sebrang sana.
"---"
"Ini baru sampek sekolah."
"---"
"Ga, aku bawa motot sendiri, lagian ga pala. Aku juga udah sehat ka," ucap gue kesal saat suara Aska seperti orang marah di sebrang sana.
"---"
"Ga perlu sampai gitu astaga, aku juga bisa pulang sendiri. Aku udah sehat, kamu ga perlu sekhawatir itu."
"---"
"Aku tau, tapi kan ini udah sehat. Masa pulangnya harus minta jemput, lagian keknya Bunda sibuk."
"---"
"Ya emang ga bakal nolak sih, tapi ga mau aku nya lahh. Lagian plis deh ka aku ga bakal mati kalau sehari bawa motor," ucap gue bertambah kesal.
"---"
"Oke ga gitu kagi, aku minta maaf. Tapi boleh ya? Kan aku jarang-jarang bawa motor gini sejak pacaran sama kamu, jadi boleh ya?"
"---"
"Ga bukan gitu maksut aku, aku ga pernah nyesel. Aku tu cinta dan sayang banget tau sama kamu ka, jadi ga mungkin nyesel."
"---"
"Is bukan gituu, intinya itu aku pengen naik motor sendiri titik. Udah ah aku ga mau debat, kamu juga ga perlu khawatir lagi, aku baik-baik saja oke. Da da Aska," ucap gue dan langsung mematikan sambungan telfon.
Mata gue menatap kesal ke arah ponsel, seolah itu adalah Aska. Heran banget gue ngelihat cowo gue, kek apa gitu ya.
Ya tau juga semalam gue abis sakit, tapi ga peelu seorver protektif itu juga lah ah. Masa bawa motor sendiri ga boleh, mana dia bilang gue nyesel lagi pacaran sama dia.
Ah bilangnya aja dapat juara satu and umur di sekolah, mikir gini aja ga bisa. Udah tau gue cinta banget sama dia, ga psrcaya lagi. Tau ah kesel gue sama Aska.
*****
Author Pov
"Kenapa lu ka? Kusut banget tu muka?" tanya Bara dan duduk di sebelah Aska yang masih kosong.
Mereka baru selesai rapat basket, dan wajah Aska sudah sangat keruh dan terlihat sangat kesal.
Sebenernya aura tidak bersahabat Aska sudah lelaki itu tunjukkan sejak pagi, tapi entah kenapa Bara nekat mendekati lelaki itu.
Yah paling kalau buat hati Aska makin kesal, Bara di hadiahi satu pukulan atau satu tinjuan di perutnya. Jadi apa salahnya mencoba.
"Hmm."
"Ya si bungkus marimas di tanya cuma hmm doang, gue bukan cowo gampangan ye ka lu gituin langsung kesem-seman," ucap Bara semot.
Aska hanya diam saja, efek kesal dan pusing membuat dia tidak bersemangat untu menanggapi gurauan Bara
Hela nafas yang entah keberapa kalinya sudah di dengar Bara, mata lelaki itu menatap sahabatnya.
Aska cowo dingin tidak tersentuh, dia sebenernya maaih tidak percaya gadis bar-bar seperti Alfa lah yang menjadi pacara temennya itu.
Bara bahkan juga tidak tau kalau cowo seperti Aska memiliki tipe pacar seperti Alfa. Bara mengatakan itu bukan karena Alfa itu jelek, tentu saja tidak. Sudah pernah di kataknn bukan kalau Alfa itu sangat canti,cantik banget malah. Gadis itu hanya kekurangan ahlak saja.
"Lo kenapa sih teman? Ada masalah cerita oy jangan diem aja. Walau gue sama Dimas kapasitas otaknya agak mengecewakan, setidaknya dengan cerita lo bisa ngurangin beban. Jadi cerita aja lagi," ucap Bara menasehati.
"Gue---"
TBC
Happy ReadingAuthor Pov"Anjing asu bangsat, dah lah setan lo Fa. Benci gue sama lo sialan," teriak Adit murka.Oke kali ini Alfa benar-benar tidak bisa menahan suara tawanya, dia tertawa keras saat melihat bagaimana rupa Adir selaku teman baiknya.Wajahnya penuh tepung dan kepalanya di lempar 5 butir telur di campur minyak makan. Fix Adit benar-benar mirip adonan kue sekarang. Kalau dia di oven pasti bisa di makan.Hari ini bukan ulang tahun Adit, bukan juga hari besar atau hari penting lelaki itu. Tapi lebih ke hari kesialannya karena menjadi korban kenakalan Alfa untuk yang entah keberapa kalinya dari kurun waktu hampir 2 tahun ini.Adit tidak tau bagaimana bisa dia akrab dan berteman baik dengan spesies seperti Alfa ini, gadis bar-bar yang no have ahlak. Entahlah mungkin Adit sedang sial kala itu sehingga yang ada hanya Alfa."Anjir n
HAPPY READINGAuthor PovAlfa mencak-mencak di kursinya duduk, gara-gara ketahuan memukului Dimas habis-habisan Alfa di hukum Aska untuk menunggu lelaki ktuselesai rapat di ruang osis.Sebenernya Alafa akan baik-baik saja kalau dia di suruh menunggu di ruang pribasi Aska, tapi ini tidak. Dia harus duduk di ramainya anak osis yang tidak menyukainya, entah karena kelakuannya yang nakal atau karena dia adalah pacar Aska.Rata-rata anggota osis sangat mendukung Aska berpacaran dengan Kinan, si sekertaris osis yang baik hati dan juga pintar. Mereka juga sekelas, makin menambah para anggota osis untuk mendukung hubungan serius keduanya."Halah cantikkan juga gue, sok-sokkan mau sondorin diri ke Aska." Sinis Alfa saat melihat Kinan makin merapatkan duduknya ke arah Aska.Alfa sudah 3 kali mendapati Aska mengeser duduknya agar tidak sedeket itu dengan Kinan, tapi
HAPPY READINGAuthor PovKinan menatap kesal dan penuh emosi ke arah Aska dan Alfa yang sedang bergandengan tangan di koridor sekolah. Sialan, padahal dia sudah susah susah memujuk Aska agar rapat untuk anggota penting osis di perpanjang agar dia bisa berduaan dengan Aska. Tapi karena si sialan Alfa, semua usahanya gagal begitu saja.Gadis tidak tau diri itu benar-benar membuatnya kesal, Kinan tidak akan pernah diam jika di perlakukan begini. Dia baru pacar Aska saja sudah sangat bangga, akan Kinan tunjukkan suatu saat nanti kalau Aska juga bisa dia miliki seutuhnya. Karena Aska adalah jodohnya, bagaimana pun itu Kinan harus membuat itu menjadi kenyataan."Awas kau Alfa, aku akan membuatmu menyesal karena berani merebut Aska dariku." Tekat Kinan geram dan meremas foto Alfa yang entah dia dapatkan dari mana, membuat foto yang tadinya cantik dan rapi jadi rusak berantakkan. Akan dia buat Alf
HAPPY READINGAuthor Pov"Aku tidak suka kamu yang seperti ini Fa," ucap Aska lelah.Alfa menunduk, menautkan kedua tangannya, terlalu takut untuk mengangkat wajahnya dan menatap Aska. Kakinya melangkah ke arah Aska, memainkan baju lelaki itu pelan."Maaf," ucapnya menyesal."Selalu begitu, setiap kali kamu melakukan kesalahan kamu selalu meminta maaf, tapi akhirnya nanti kamu kembali melakukannya lagi dan lagi. Berkali-kali seperti itu," ucap Aska lelah.Alfa mengangkat wajahnya, menatap Aska dengan mata berkaca-kaca. Dia ingin menangis rasanya karena Aska tidak mau menatapnya, apakah kesalahannya sebesar itu sampai Aska semarah itu padanya. Tapi kan dia tidak sengaja, dia juga tidak berniat membuat Aska marah seperti ini kok."Maafin Alfa, Alfa ga sengaja. Tadi itu-- maafin ka," ucap Alfa lagi. Benar-benar merasa bersalah, dia tidak ingi
Happy ReadingAuthor PovAlfa menatap Aska tidak habis fikir, walau tangannya masih berkerja untuk mengobati luka di sudut bibir pacarnya itu tapi matanyaasih menatap Aska kesal.Cowok itu melarangnya untuk berkelahi dan membuat keributan dengan caravkekerasan, tapi lihat apa yang cowok itu lakukan sekarang? Menghabisi Gero di dengan sadis.Oke cap apa sekarang yang sudah Aska sandang, cowok sadis berdarah dingin? Atau cowok tidak berhati yang mengerikan? Semua julukkan julukkan seperti itu benar benar tidak Alfa sukai. Dia tidak mau Aska memiliki nama lain yang buruk, dia tidak mau nama baik Aska tercemari hanya gara gara kelakuannya yang terkadang selalu membuat orang geleng geleng kepala."Kenapa?" tanya Aska yang sepertinya menyadari kalau sejak tadi Alfa menatap ke arahnya."Maksut kamu apa kaya gini ha? Kamu--" Alfa benar benar kesulitan untuk mencar
HAPPY READINGAlfa PovSekuat tenaga dan dengan pemaksaan yang ekstra akhirnya Aska mau juga gue ajak ngelihat ibunya Gero yang katanya sihh, gila gue suka banget sama kalimat ini katanya sihh, haha. Iya katanya itu ibunya Gero datang ke sekolah buat cari orang yang membuat anaknya masuk rumah sakit.Ga heran sih, luka Gero parah banget anjir. Aska gila banget bantainya, tulang tulang tu anak berasa kapas di buatnya. Salut gue sama pacar gue sendiri, udah ganteng, tajir melintir, pinter bela diri, otak cerdas, anak tunggal, dah lah surga dunia kalau nikah samm Aska mah. 7 keturunan kalau pun hidupnya setidap hari menghambur hamburkan uang juga ga bakal miskin."SIAPA YANG MEMBUAT ANAK SAYA JADI BEGITU HA? NGAKU KALIAN SEMUA ATAU SAYA AKAN MELAPORKAN INI KE POLISI," teriak Ibunya Gero murka.Gue ngelihat tu emak emak marah marah dengan antusias, lah anjir gue pikir tu emakn
Happy ReadingAuthor Pov"Baiklah aku berjanji," ucap Aska akhirnya. Menatap ke arah Alfa yang saat itu juga sedang melihat ke arahnya."Kamu berjanji?" tanya Alfa memastikan. Cukup kaget karena Aska mengalah dan lebih memilih berjanji, karena biasanya jika hal itu tidak akan pernah terjadi."Iya, aku berjanji. Jadi cepat katakan padaku apa yang sebenernya terjadi!" Perintah Aska mutlak.Alfa menarik nafas pelan, membuangnya lalu menatap Aska serius. Satu demi satu kata mulai gadis itu keluarkan, sebuah cerita di mana Gero yang melecehkan body nya sedikit demi sedikit mulai terungkap. Di mana hal itu membuat suasana di sekitarnya itu semakin mengcengkram karena aura Aska yang terlihat sangat menyeramkan.Alfa yang menyadari kalau Aska mengeratkan geramannya langsung berinsiatif memgang tangan cowok itu, menggengamnya erat lalu kembali bercerita.
Happy ReadingAuthor PovAlfa berjalan sambil menggandeng tangan Aska, melewati koridor yang ramai akan anak anak yang sama dengannya untuk menuju kantin, apa lagi kalau bukan untuk makan.Mereka sampai di kantin lantai dua, meja dan kursi sudah penuh dengan orang yang berebut ingin makan."Ih kita keknya ga kebagian meja deh Ka," Ucap Alfa manyun. Padahal dia sudah sangat lapar, tapi karena tadi datangnya agak lambat kantin jadi sudah terisi penuh."Aska sini!"Kedua anak manusia itu langsung melirik ke samping kantin. Sekelompok anak osis sedang makan berbarengan, dan tepat di samping Kinan ada satu kursi yang belum terisi.Alfa menatap sinis ke arah gadis itu, halah sok akrab. Udah tau Aska pergi dengannya, masih juga di panggil. Padahal dia tau kalau di tempatnya itu kursi cuma satu, dasar Kinan lont modus.Aska berjal
HAPPY READING Author Pov "Eh tapi kenapa kamu ada di sini?" tanya Alfa sambil memincingkan matanya. Menatap Aska dengan tatapan mencurigai, ini sudah malam, dan Aska yang di depannya ini bukan setan alias Aska yang asli. Tapi pertanyaannya, kenapa Aska ada di sini? Aska melihat ke arah lain, kemana saja asal tidak bersitatap dengan Alfa. Tatapan memincingkan mata Alfa benar benar membuat Aska ketar ketir, walau bagaimana pun dia membela nantinya, dia akan tetap salah di sini. Bagaimana bisa dia masuk ke kamar gadis perawan saat jam sudah menunjunkkan tengah malam begini. "Kenapa ka? Kenapa kamu bisa ada di sini pada jam segini?" tanya Alfa lagi. Pertanyaan yang masih belum di jawab Aska itu membuat Alfa makin gereget. Kenapa tidak di jawab sih, apa salahnya tinggal menjawab. "Emmm aku---" "Aku---" Alfa mengikuti ap
HAPPY READING. Author pov Alfa menatap Aska dengan tatapan curiga dan waspada, pikiran aneh menjermus masuk ke otaknya. Kenapa ada Aska di kamarnya? Jangam bilang ini hanya khayalan gadis itu saja, lagian tidak mungkin juga kan Aska ada di sini? Ini kamarnya, jam juga sudah menunjukkan pukul 23.25 tidak mungkin Aska ada di sini. Ini malam apa? Sial, Alfa jadi merinding karena beranggapan kalau mahluk di depannya bukan lah Aska. Melainkan jin yang menyamar menjadi cowok itu. Tanpa sadar bulu roma Alfa langsung berdiri, rasa takut dan ketar ketir masuk ke tubuhnya. Dan antara sadar dan tidak, Alfa memundurkan langkahnya ke belakang. Aska mengkerutkan keningnya bingung saat melihat Alfa yang menegang. Apakah gadis itu sekaget itu sampai bereaksi seperti itu? Ok sepertinya memang kaget, tapi apakah Alfa harus sampai mundur begitu? "Kamu kena---" "Jangan
HAPPY READING Author Pov Suara musik yang di stel dengan volume full memenuhi ruangan bernuansa Korean Styal dengan penuhnya Stiker EXO, poster bahkan Album yang memenuhi rak buku. Mulai dari Lantai, dinding, langit langit, kasur, spai atau bahkan bantal sekali pun semuanya dengan menggunakan gaya EXO. Gadis pencinta artis korea itu masih bersenandung kencil sambil memasang poster baru yang dia beli beberapa hari yang lalu. Bahkan sangking banyaknya barang EXO yang gadis itu beli, kamar yang besar itu juga hampir tidak muat. Patung sebesar manusia dengan bertema Chanyeol memenuhi kamar gadis itu. "Gila sih, Chanyeol pakek pelet apa ya sampek gue segila ini sama dia." Gumam Alfa geleng geleng kepala. Dia sudah berfikir berulang ulang kali, tapi jawaban yang dia inginkan tidak kunjung dia dapatkan. Alfa tidak tau kenapa dia bisa secin
Happy Reading Author Pov Alfa terusik dalam tidurnya saat merasakan seseorang yang mengecup diseluruh permukaan wajahnya. Tidurnya terngangu, dengan mata berat dan masih sangat menggantuk. Alfa mengusap-usap wajahnya yang terasa seperti di kecup. "Eghhhh," erang gadis 17 tahun itu. Berusaha membuka matanya yang berat, sepertinya gadis itu masih menggantuk berat. "Bangun sayang, sudah waktunya makan siang." Aska mengelus pipi Alfa pelan. Berusaha membangunkan gadis itu dengan usapan halus du wajahnya. Alfa membuka matanya, menatap ke arah Aska yang saat itu juga sedang menatap ke arahnya. Bibirnya manyun ke depan dengan wajah lesu,ketara sekali kalau gadis itu masih sangat menggantuk. "Ga mau ih, aku masih mau tidur. Ngantukkkk," ucap Alfa pelan. Menatap Aska dengan pupple eyes miliknya, berusaha membuat cowok itu luluh hanya dengan
HAPPY READINGAuthor PovKinan menatap tidak percaya ke arah lapangan, di mana di sana Aska yang sedang mengendong Alfa ala pengantin baru. Emosinya baik ke ubun ubun, bukan ini yang dia inginkan.Harusnya Aska marah dan malu karena Alfa sampai di hukum begitu. Lalu ini kenapa cowok itu malah mengendong Alfa begitu, tidak bisa bukan seperti ini harusnya."Sial, kenapa Aska ga marah sih?" Desis Kinan kesal.Gadis itu kesal bukan main, sialan. Rencananya gagal, respon Aska ternyata tidak seperti yang Kinan bayangkan. Dia kira Aska akan memarahi Alfa dan membiarkan gadis itu mendapatkan hukuman seperti itu, lalu kenapa malah seperti ini? Sialan, ah rencananya gagal.Dengan kesal Kinan menendang tempat sampah yang berada di sampingnya, lalu menghentakkan kakinya kesal dan berjalan kembali untuk menuju ruang osis.*****
HAPPY READINGAlfa povAda yang bilang setelah ada kesulitan itu pasti akan datang kemudahan. Namun kenapa gue nggak ngerasaain hal yang sama seperti hal itu ya sekarang.Gue rasa gue cukup baik dalam segala hal. Mencintai Chanyeol dan setia sama Aska salah satu contohnya. Tapi kenapa Tuhan ngasih gue cobaan seberat ini. Kalau boleh jujur ni gue bener bener udah nggak kuat banget, suer deh ga pakek bohong. Rasanya itu kaki gue mau copot dari tempatnya, serem banget kan gila.Gimana enggak, si Pak Susan, Susanto maksutnya si guru Khiller sekaligus guru yang katanya nih, paling di takuti di ini sekolah dengan tidak berprikemanusiaan ngehukum gue suruh lari lapangan 7 kali putaran. Gila banget kan ya? Gue? Di suruh lari? Emng tega su bapak sama gue.Kalau nih lapangan cuma sebesar lapangan Futsal sih nggak masalah boss. Lah ini lapanganya aja sebesar lapangan pertandingan sep
HAPPY READINGAuthor Pov"Pergi aja, gue ga butuh lo di sini."Aska memejamkan matanya lama, membukanya lagi. Lalu menatap Alfa terluka, dia tau kesalahannya fatal, dia tau dia bersalah, tapi tidak bisakah Alfa sedikit saja memberinya keringanan, dadanya sesak dan sangat sakit saat gadis itu menggunakaa bahasa elo gue padanya."Saya aku salah, aku---""Jangan maju lagi, atau elo bakal nyesel udah datang ke sini." Sinis Alfa saat Aska makin berjalan mendekat.Aska menghentikan langkahnya, lalu menatap Alfa terluka. Dia tidak mundur atau pun maju lagi, hanya berdiri di mana kakinya memijak saat Alfa mengatakan untuk dia berhenti tadi.Saat melihat Aska sudah berhenti, Alfa kembali melihat ke arah lain. Yang tanpa siapa pun sadari, ada seringaian yang berusaha gadis itu tahan mati matian."Pergi lah, kalau elo ke sini cuma ma
Happy ReadingAuthor PovAlfa berjalan sambil menggandeng tangan Aska, melewati koridor yang ramai akan anak anak yang sama dengannya untuk menuju kantin, apa lagi kalau bukan untuk makan.Mereka sampai di kantin lantai dua, meja dan kursi sudah penuh dengan orang yang berebut ingin makan."Ih kita keknya ga kebagian meja deh Ka," Ucap Alfa manyun. Padahal dia sudah sangat lapar, tapi karena tadi datangnya agak lambat kantin jadi sudah terisi penuh."Aska sini!"Kedua anak manusia itu langsung melirik ke samping kantin. Sekelompok anak osis sedang makan berbarengan, dan tepat di samping Kinan ada satu kursi yang belum terisi.Alfa menatap sinis ke arah gadis itu, halah sok akrab. Udah tau Aska pergi dengannya, masih juga di panggil. Padahal dia tau kalau di tempatnya itu kursi cuma satu, dasar Kinan lont modus.Aska berjal
Happy ReadingAuthor Pov"Baiklah aku berjanji," ucap Aska akhirnya. Menatap ke arah Alfa yang saat itu juga sedang melihat ke arahnya."Kamu berjanji?" tanya Alfa memastikan. Cukup kaget karena Aska mengalah dan lebih memilih berjanji, karena biasanya jika hal itu tidak akan pernah terjadi."Iya, aku berjanji. Jadi cepat katakan padaku apa yang sebenernya terjadi!" Perintah Aska mutlak.Alfa menarik nafas pelan, membuangnya lalu menatap Aska serius. Satu demi satu kata mulai gadis itu keluarkan, sebuah cerita di mana Gero yang melecehkan body nya sedikit demi sedikit mulai terungkap. Di mana hal itu membuat suasana di sekitarnya itu semakin mengcengkram karena aura Aska yang terlihat sangat menyeramkan.Alfa yang menyadari kalau Aska mengeratkan geramannya langsung berinsiatif memgang tangan cowok itu, menggengamnya erat lalu kembali bercerita.