Happy Reading
Author Pov
Suara detik jarum jam, suara nyamuk berterbangan dan tampaknya suara-suara hewan kecil di luar sana juga mulai terdengar oleh indra pendengar manusia.
Alfa mengusap lehernya cangunga, suasana cangung seperti ini benar-benar membuat Alfa kesal.
Dia sudah berusaha mengingat, yah kalian know lah kapasitas muatan otak Alfa itu tidak sama dengan manusia kebanyakkan. Jadi untuk manusia-manusia seperti dia ini pasti sangat kesulitan jika di suruh mengingat seperti ini.
Gadia cantik itu bingung kesalahan dia ada di mana sejak pulang sekolah tadi sampai jam segini, ini apa Aska tidak bisa memberikan pertanyaan yang mudah-mudah saja.
Seingat Alfa tadi dia masih pulang sekolah dengan Aska, belum dengan calon suaminya Chanyeol yang sekarang masih menjalankan wamil di Korea sana. Lalu apa masalahnya? Apakah itu sekarang sudah menjadi kesalahan? Tolong lah otak Alfa benar-benar sudah buntu untuk sekedar mengingat atau berfikir.
"Nikmat tidurnya?"
"Hah?" Alfa langsung mendongkak dan menatap Aska, malah di tanya lagi nikmat atau ga tidurnya? Butak lo mata lo, jelas-jelas tadi si Alfa nyenyak banget. Mana pakek senyum-senyum sendiri lagi, lah ini kembaran sangkuriang malah di tanya nikmat atau tidak, ya jelaslah jawabanya NIKMAT banget anjing.
Mana tadi Alfa sempet mimpi nikah sama Chanyeol lagi, ah mantap jiwa raga itu mah. Ingin rasanya Alfa mengulang mimpi indah itu.
"Hehehe." Alfa hanya bisa cengegesan tidak tau mau menjawab apa. Iyalah secara di hadapanya itu si Aska, salah ngomong di situasi seperti ini bisa-bisa salah satu kepalanya hilang.
Bercanda, Aska tidak akan pernah menghukum Alfa dengan tidakkan kekerasan seperti itu, bahkan Aska tidak pernah sekali pun melayangkan tangannya ke Alfa.
Tapi dari itu semua bukan berarti lelaki tampan itu tidak pernah marah, bahh sering njir. Tapi marah dengan cara yang berbeda.
Paling cuma didiemin selama seminggu, atau yang paling parah lost contec selama sebulan. Tidak cukup sampai di situ sebelum hukuman itu terjadi, Aska juga sempat mengeluarkan kata-kata menusuknya dulu.
Bah berdarah jiwa raga Alfa mah, kalau di tanya dia sering kena marah atau ga. Ya sering lah, tapi kesalahan-kesalahnya selama ini itu hanya kesalahan kecil, paling cuma didiemin seharian doang. Ga sampai berminggu-minggu atau bulan.
"Coba sebutkan kesalahan yang kamu lakukan dari sejak pulang sekolah sampai sekarang," ucap Aska lagi. Pertanyaan yang sama, dan tentu saja dengan kekesalan yang sama karena Alfa tidak bisa menjawabnya.
Alfa Pov
Ini tolongin gue lah anjing, si Aska Astagfirullah ngucap gue. SALAH GUE APA ASU LAH, erosi jiwa raga aku tuu.
Kalau ngelihat wajah tampan Aska mah malah nambah beban hidup gue, kesalahan ga tau tapi di tuntut jawab. DOSA GA SIH KALAU GUE BUNUH ASKA?!?
Ga ga ga ga ga jadi, gue orang baik. Aska pacara gue, susah njir cari modelan Aska. Enak aja hati gue hilang bunuh aja, sini lu ti gue bunuh balik.
Gue mendongkakkan kepala, menatap Aska yang juga sedang menatap ke arah gue. Sedikit membuang nafas lalu kembali melihat ke arah Aska.
"K-kesalahan aku apa ka? Kan aku ga ada buat salah," ucap gue terbata.
Mati anak ayam, siap-siapa aja fa kalau ini jawaban lo buat Aska ga suka. Sana balik ke tanah, kuburin tu diri.
Gue natep Aska takut-takut, cuma buat lihat reaksi dia itu kaya apa setelah ngedengar ucapan gue.
Tapi anjinglah, mau ngumpat ya Allah. Kediaman Aska dan tatapan mautnya itu kek gue berasa lagi nunggu giliran buat di panggil, karena gue bakal segera di hukum mati gue. Detik-detik menegangkan bro.
"K-ka," panggil gue pelan.
Gue ngelihat Aska ngebuang nafasnya pelan, lalu menatap gue yang juga sedang ngelihat ke arah dia.
"Kamu benar-benar ga tau kesalahan kamu apa hmm?"
Pertanyaan anjing ini lagi, pengen banget gue teriak di depan Aska kalau gue. GA TAU ASU, Kesalahan-kesalahan. Jelas-jelas gue anak baik, si tuduh buat kesalahan.
Lagian gue ga ngapa-ngapain yang Allah, dari balik sekolah tadi gue cuma Ti-- tunggu dulu.
Gue ngelirik jam yang berada di atas nakas, 21.50 wib. Bodoh lu Alfa, gue ingin sekali rasanya memaki diri sendiri saat melihat jam.
Lalu menatap ke arah Aska dengan mengusap leher gue cangung, goblok banget anjir gue.
Gue tadi tidur atau simulasi mati sih. Masa dari balik sekolah tadi tidur sekitar jam 3 an sampek sekarang hampir jam 10 baru bangun.
Ga makan, ga mandi, ga ganti baju, ga-- ga ngabarin Aska. Ah goblok sia, boleh ga sih waktu di mundurin sampek gue balik sekolah tadi aja.
"Udah tau kesalahan kamu apa aja?" tanya Aska lagi.
Gue nunduk, ga berani sama sekali buat mengangkat kepala gue dan bersitatap dengan Aska. Oke Alfa tenang aja, kalau Aska ga mau maafin lo keluarin aja jurus pamungkas. Kartu As lo itu, apa lagi kalau bukan nangis.
"Hiks hiks hiks," gue terisak.
Ini gue nangis beneran guys, no tipu-tipu club. Bukannya gue cengeng karena gini doang nangis, Ga tau aja kalien bangsat. Aska kalau dah gini bisa diemin gue setahun, oh no no no tidak akan pernah hal itu saiya biarkan terjadi.
Gue ngeremas baju depan Aska kuat, masih dengan menunduk dan menangis. "A-aska hiks maa hiks fin Alfa hiks ih, kan hiks hiks hiks," gue makin menguatkan tangisan. Dada gue aja sampek sakit.
Silan ah udah berapa lama sih gue ga nangis, baru nangis gini aja dada sama tengorokkan gue udah sakit. Gue emang ga bisa nangis lama-lama, entah penyakit atau sampek kaya gitu.
"Uhuk uhuk uhuk," gue menepuk-nepuk kuat dada gue. Sakit anjing, tapi air mata sialan ga mau berhenti juga.
Gue ngerasa Aska meluk gue kuat, nahan tangan gue buat mukul-mukul dada gue. Anjing ah, dada gue sakit.
"L-lepas ka uhuk uhuk," gue berusaha ngelepas tangan Aska.
"Alfa stop, jangan buat saya takut dengan kamu kaya gini lagi. Saya bilang stop," ucap Aska panik.
"S-sakit, lepasinn." Gue ngeberontak. Masih berusa ngelepasin ngengaman tangan Aska, Dada gue asu lah anjing. Sakit banget, sesak rasanya.
"Sayang plis jangan gini, aku maafin. Aska maafin stop jangan gini, sayang plis." Gue ngerasa Aska meluk gue erat, menggusap-ngusap pelan pungung gue.
Tapi rasanya sakit banget, sampek gue ngerasa badan gue lemas dan jatuh tidak sadarkan diri. Karena semuanya terlihat sangat gelap.
*****
Author Pov
Aska mengoncang-ngoncang tubuh Alfa kuat, nafasnya tifak berartuan saat merasakan kalau Alfa pingsan.
Ketakutan nya datang lagi, apakah penyakit aneh Alfa yang itu datang lagi? Apakah itu belum sembuh, tidak jangan lagi. Aska tidak bisa melihat Alfa begitu lagi, dengan cepat dia membaringan Alfa di kasur. Menyelimuti gadis itu dan segera menelfon dokter, jangan. Tolong jangan buat Alfa kembali menggalami penyakit aneh itu, Aska tidak akan sanggup kalau Alfa menggalami itu lagi.
"Alfa kenapa nak?" Bunda Alfa masuk ke kamar dengan berderai air mata. Melihat anak semata wayangnya terbaik seperti itu membuat dadanya sesak, wanita itu benar-benar tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada putrinya.
"Maafin Aska bun, Aska. Aska buat Alfa nangis, Aska-- gara-gara Aska di--"
Sekali tarikkan Bunda Alfa langsung memeluk Aska erat, lalu menggusap-ngusap pelan punggung lelaki itu yang bergetar.
"Sttt tidak nak, ini bukan salahmu. Jangan menyalahkan diri sendiri, ini semua sudah takdir. Kamu tidak harus menyalahkan dirimu sendiri seperti ini," ucap Bunda Alfa menenangkan. Hati wanita itu memang sakit dan sesak.
Tapi saat melihat pacar anaknya jauh lebih kacau, dia haris menjaadi wanita kuat dulu untuk anak ini, dia pasti sangat ketakutan.
"Alfa baik-baik saja, dia hanya pingsan saja. Sudah jangan menangis begitu," ucap Bunda Alfa lagi. "Dokter akan segera datang, jadi tunggulah Alfa di sini. Bunda akan ke bawah untuk membawakan makan malam." Lanjut wanita itu dan melepaskan pelukkanua dengan Aska.
Menepuk-nepuk pelan bahu lelaki itu, lalu berjalan keluar. Demi tuhan di setiap langkah wanita itu, dia sangat ingin menangis. Padahal Alfa hanya menagis sedikit, kenapa dia bisa pingsan.
Bundanya Alfa takut, sangat takut kalau penyakit yang selama ini sudah di anggapnya hilang ternyata masih ada, dia tidak mau Alfa kenapa-kenapa. Demi Tuhan, bantulah anak semata wayangnya itu.
TBC
Happy ReadingAuthor PovMatahari sudah tinggi naik ke langit, suara kicauan burung dan angin juga bersepoy-sepoy di luar. Tapi tampaknya seorang gadis cantik itu masih menikmati hangatnya selimut di kamarnya.Panggil saja Alfa, dua hari sakit dan membuat pacar dan keluarganya panik kemaren. Dan ini sudah hari ketiga dia sakit, lebih tepatnya pura-pura sakit. Tidak, sebenernya di hari pertama dia benar-benar sakit tapi setelah hari kedua keadaanya sudah agak mendingan, dan hari ketiga ini dia sudah sehat tapi rasa malasnya itu benar-benar mengerikan.Bundanya sudah hampir 5 kali membangunkannya, tapi seolah tidur di pagi hari jauh lebik nikmat di banding bangun dan pergi sekolah.Sudah di manja sejak lahir membuat Alfa tidak terbiasa melakukan semua hal sendirian, bahkan masuk ke dapur saja dia hampir tidak pernah. Palingan hanya nagkring di meja makan dengan menyatap maka
Happy ReadingAuthor Pov"Anjing asu bangsat, dah lah setan lo Fa. Benci gue sama lo sialan," teriak Adit murka.Oke kali ini Alfa benar-benar tidak bisa menahan suara tawanya, dia tertawa keras saat melihat bagaimana rupa Adir selaku teman baiknya.Wajahnya penuh tepung dan kepalanya di lempar 5 butir telur di campur minyak makan. Fix Adit benar-benar mirip adonan kue sekarang. Kalau dia di oven pasti bisa di makan.Hari ini bukan ulang tahun Adit, bukan juga hari besar atau hari penting lelaki itu. Tapi lebih ke hari kesialannya karena menjadi korban kenakalan Alfa untuk yang entah keberapa kalinya dari kurun waktu hampir 2 tahun ini.Adit tidak tau bagaimana bisa dia akrab dan berteman baik dengan spesies seperti Alfa ini, gadis bar-bar yang no have ahlak. Entahlah mungkin Adit sedang sial kala itu sehingga yang ada hanya Alfa."Anjir n
HAPPY READINGAuthor PovAlfa mencak-mencak di kursinya duduk, gara-gara ketahuan memukului Dimas habis-habisan Alfa di hukum Aska untuk menunggu lelaki ktuselesai rapat di ruang osis.Sebenernya Alafa akan baik-baik saja kalau dia di suruh menunggu di ruang pribasi Aska, tapi ini tidak. Dia harus duduk di ramainya anak osis yang tidak menyukainya, entah karena kelakuannya yang nakal atau karena dia adalah pacar Aska.Rata-rata anggota osis sangat mendukung Aska berpacaran dengan Kinan, si sekertaris osis yang baik hati dan juga pintar. Mereka juga sekelas, makin menambah para anggota osis untuk mendukung hubungan serius keduanya."Halah cantikkan juga gue, sok-sokkan mau sondorin diri ke Aska." Sinis Alfa saat melihat Kinan makin merapatkan duduknya ke arah Aska.Alfa sudah 3 kali mendapati Aska mengeser duduknya agar tidak sedeket itu dengan Kinan, tapi
HAPPY READINGAuthor PovKinan menatap kesal dan penuh emosi ke arah Aska dan Alfa yang sedang bergandengan tangan di koridor sekolah. Sialan, padahal dia sudah susah susah memujuk Aska agar rapat untuk anggota penting osis di perpanjang agar dia bisa berduaan dengan Aska. Tapi karena si sialan Alfa, semua usahanya gagal begitu saja.Gadis tidak tau diri itu benar-benar membuatnya kesal, Kinan tidak akan pernah diam jika di perlakukan begini. Dia baru pacar Aska saja sudah sangat bangga, akan Kinan tunjukkan suatu saat nanti kalau Aska juga bisa dia miliki seutuhnya. Karena Aska adalah jodohnya, bagaimana pun itu Kinan harus membuat itu menjadi kenyataan."Awas kau Alfa, aku akan membuatmu menyesal karena berani merebut Aska dariku." Tekat Kinan geram dan meremas foto Alfa yang entah dia dapatkan dari mana, membuat foto yang tadinya cantik dan rapi jadi rusak berantakkan. Akan dia buat Alf
HAPPY READINGAuthor Pov"Aku tidak suka kamu yang seperti ini Fa," ucap Aska lelah.Alfa menunduk, menautkan kedua tangannya, terlalu takut untuk mengangkat wajahnya dan menatap Aska. Kakinya melangkah ke arah Aska, memainkan baju lelaki itu pelan."Maaf," ucapnya menyesal."Selalu begitu, setiap kali kamu melakukan kesalahan kamu selalu meminta maaf, tapi akhirnya nanti kamu kembali melakukannya lagi dan lagi. Berkali-kali seperti itu," ucap Aska lelah.Alfa mengangkat wajahnya, menatap Aska dengan mata berkaca-kaca. Dia ingin menangis rasanya karena Aska tidak mau menatapnya, apakah kesalahannya sebesar itu sampai Aska semarah itu padanya. Tapi kan dia tidak sengaja, dia juga tidak berniat membuat Aska marah seperti ini kok."Maafin Alfa, Alfa ga sengaja. Tadi itu-- maafin ka," ucap Alfa lagi. Benar-benar merasa bersalah, dia tidak ingi
Happy ReadingAuthor PovAlfa menatap Aska tidak habis fikir, walau tangannya masih berkerja untuk mengobati luka di sudut bibir pacarnya itu tapi matanyaasih menatap Aska kesal.Cowok itu melarangnya untuk berkelahi dan membuat keributan dengan caravkekerasan, tapi lihat apa yang cowok itu lakukan sekarang? Menghabisi Gero di dengan sadis.Oke cap apa sekarang yang sudah Aska sandang, cowok sadis berdarah dingin? Atau cowok tidak berhati yang mengerikan? Semua julukkan julukkan seperti itu benar benar tidak Alfa sukai. Dia tidak mau Aska memiliki nama lain yang buruk, dia tidak mau nama baik Aska tercemari hanya gara gara kelakuannya yang terkadang selalu membuat orang geleng geleng kepala."Kenapa?" tanya Aska yang sepertinya menyadari kalau sejak tadi Alfa menatap ke arahnya."Maksut kamu apa kaya gini ha? Kamu--" Alfa benar benar kesulitan untuk mencar
HAPPY READINGAlfa PovSekuat tenaga dan dengan pemaksaan yang ekstra akhirnya Aska mau juga gue ajak ngelihat ibunya Gero yang katanya sihh, gila gue suka banget sama kalimat ini katanya sihh, haha. Iya katanya itu ibunya Gero datang ke sekolah buat cari orang yang membuat anaknya masuk rumah sakit.Ga heran sih, luka Gero parah banget anjir. Aska gila banget bantainya, tulang tulang tu anak berasa kapas di buatnya. Salut gue sama pacar gue sendiri, udah ganteng, tajir melintir, pinter bela diri, otak cerdas, anak tunggal, dah lah surga dunia kalau nikah samm Aska mah. 7 keturunan kalau pun hidupnya setidap hari menghambur hamburkan uang juga ga bakal miskin."SIAPA YANG MEMBUAT ANAK SAYA JADI BEGITU HA? NGAKU KALIAN SEMUA ATAU SAYA AKAN MELAPORKAN INI KE POLISI," teriak Ibunya Gero murka.Gue ngelihat tu emak emak marah marah dengan antusias, lah anjir gue pikir tu emakn
Happy ReadingAuthor Pov"Baiklah aku berjanji," ucap Aska akhirnya. Menatap ke arah Alfa yang saat itu juga sedang melihat ke arahnya."Kamu berjanji?" tanya Alfa memastikan. Cukup kaget karena Aska mengalah dan lebih memilih berjanji, karena biasanya jika hal itu tidak akan pernah terjadi."Iya, aku berjanji. Jadi cepat katakan padaku apa yang sebenernya terjadi!" Perintah Aska mutlak.Alfa menarik nafas pelan, membuangnya lalu menatap Aska serius. Satu demi satu kata mulai gadis itu keluarkan, sebuah cerita di mana Gero yang melecehkan body nya sedikit demi sedikit mulai terungkap. Di mana hal itu membuat suasana di sekitarnya itu semakin mengcengkram karena aura Aska yang terlihat sangat menyeramkan.Alfa yang menyadari kalau Aska mengeratkan geramannya langsung berinsiatif memgang tangan cowok itu, menggengamnya erat lalu kembali bercerita.
HAPPY READING Author Pov "Eh tapi kenapa kamu ada di sini?" tanya Alfa sambil memincingkan matanya. Menatap Aska dengan tatapan mencurigai, ini sudah malam, dan Aska yang di depannya ini bukan setan alias Aska yang asli. Tapi pertanyaannya, kenapa Aska ada di sini? Aska melihat ke arah lain, kemana saja asal tidak bersitatap dengan Alfa. Tatapan memincingkan mata Alfa benar benar membuat Aska ketar ketir, walau bagaimana pun dia membela nantinya, dia akan tetap salah di sini. Bagaimana bisa dia masuk ke kamar gadis perawan saat jam sudah menunjunkkan tengah malam begini. "Kenapa ka? Kenapa kamu bisa ada di sini pada jam segini?" tanya Alfa lagi. Pertanyaan yang masih belum di jawab Aska itu membuat Alfa makin gereget. Kenapa tidak di jawab sih, apa salahnya tinggal menjawab. "Emmm aku---" "Aku---" Alfa mengikuti ap
HAPPY READING. Author pov Alfa menatap Aska dengan tatapan curiga dan waspada, pikiran aneh menjermus masuk ke otaknya. Kenapa ada Aska di kamarnya? Jangam bilang ini hanya khayalan gadis itu saja, lagian tidak mungkin juga kan Aska ada di sini? Ini kamarnya, jam juga sudah menunjukkan pukul 23.25 tidak mungkin Aska ada di sini. Ini malam apa? Sial, Alfa jadi merinding karena beranggapan kalau mahluk di depannya bukan lah Aska. Melainkan jin yang menyamar menjadi cowok itu. Tanpa sadar bulu roma Alfa langsung berdiri, rasa takut dan ketar ketir masuk ke tubuhnya. Dan antara sadar dan tidak, Alfa memundurkan langkahnya ke belakang. Aska mengkerutkan keningnya bingung saat melihat Alfa yang menegang. Apakah gadis itu sekaget itu sampai bereaksi seperti itu? Ok sepertinya memang kaget, tapi apakah Alfa harus sampai mundur begitu? "Kamu kena---" "Jangan
HAPPY READING Author Pov Suara musik yang di stel dengan volume full memenuhi ruangan bernuansa Korean Styal dengan penuhnya Stiker EXO, poster bahkan Album yang memenuhi rak buku. Mulai dari Lantai, dinding, langit langit, kasur, spai atau bahkan bantal sekali pun semuanya dengan menggunakan gaya EXO. Gadis pencinta artis korea itu masih bersenandung kencil sambil memasang poster baru yang dia beli beberapa hari yang lalu. Bahkan sangking banyaknya barang EXO yang gadis itu beli, kamar yang besar itu juga hampir tidak muat. Patung sebesar manusia dengan bertema Chanyeol memenuhi kamar gadis itu. "Gila sih, Chanyeol pakek pelet apa ya sampek gue segila ini sama dia." Gumam Alfa geleng geleng kepala. Dia sudah berfikir berulang ulang kali, tapi jawaban yang dia inginkan tidak kunjung dia dapatkan. Alfa tidak tau kenapa dia bisa secin
Happy Reading Author Pov Alfa terusik dalam tidurnya saat merasakan seseorang yang mengecup diseluruh permukaan wajahnya. Tidurnya terngangu, dengan mata berat dan masih sangat menggantuk. Alfa mengusap-usap wajahnya yang terasa seperti di kecup. "Eghhhh," erang gadis 17 tahun itu. Berusaha membuka matanya yang berat, sepertinya gadis itu masih menggantuk berat. "Bangun sayang, sudah waktunya makan siang." Aska mengelus pipi Alfa pelan. Berusaha membangunkan gadis itu dengan usapan halus du wajahnya. Alfa membuka matanya, menatap ke arah Aska yang saat itu juga sedang menatap ke arahnya. Bibirnya manyun ke depan dengan wajah lesu,ketara sekali kalau gadis itu masih sangat menggantuk. "Ga mau ih, aku masih mau tidur. Ngantukkkk," ucap Alfa pelan. Menatap Aska dengan pupple eyes miliknya, berusaha membuat cowok itu luluh hanya dengan
HAPPY READINGAuthor PovKinan menatap tidak percaya ke arah lapangan, di mana di sana Aska yang sedang mengendong Alfa ala pengantin baru. Emosinya baik ke ubun ubun, bukan ini yang dia inginkan.Harusnya Aska marah dan malu karena Alfa sampai di hukum begitu. Lalu ini kenapa cowok itu malah mengendong Alfa begitu, tidak bisa bukan seperti ini harusnya."Sial, kenapa Aska ga marah sih?" Desis Kinan kesal.Gadis itu kesal bukan main, sialan. Rencananya gagal, respon Aska ternyata tidak seperti yang Kinan bayangkan. Dia kira Aska akan memarahi Alfa dan membiarkan gadis itu mendapatkan hukuman seperti itu, lalu kenapa malah seperti ini? Sialan, ah rencananya gagal.Dengan kesal Kinan menendang tempat sampah yang berada di sampingnya, lalu menghentakkan kakinya kesal dan berjalan kembali untuk menuju ruang osis.*****
HAPPY READINGAlfa povAda yang bilang setelah ada kesulitan itu pasti akan datang kemudahan. Namun kenapa gue nggak ngerasaain hal yang sama seperti hal itu ya sekarang.Gue rasa gue cukup baik dalam segala hal. Mencintai Chanyeol dan setia sama Aska salah satu contohnya. Tapi kenapa Tuhan ngasih gue cobaan seberat ini. Kalau boleh jujur ni gue bener bener udah nggak kuat banget, suer deh ga pakek bohong. Rasanya itu kaki gue mau copot dari tempatnya, serem banget kan gila.Gimana enggak, si Pak Susan, Susanto maksutnya si guru Khiller sekaligus guru yang katanya nih, paling di takuti di ini sekolah dengan tidak berprikemanusiaan ngehukum gue suruh lari lapangan 7 kali putaran. Gila banget kan ya? Gue? Di suruh lari? Emng tega su bapak sama gue.Kalau nih lapangan cuma sebesar lapangan Futsal sih nggak masalah boss. Lah ini lapanganya aja sebesar lapangan pertandingan sep
HAPPY READINGAuthor Pov"Pergi aja, gue ga butuh lo di sini."Aska memejamkan matanya lama, membukanya lagi. Lalu menatap Alfa terluka, dia tau kesalahannya fatal, dia tau dia bersalah, tapi tidak bisakah Alfa sedikit saja memberinya keringanan, dadanya sesak dan sangat sakit saat gadis itu menggunakaa bahasa elo gue padanya."Saya aku salah, aku---""Jangan maju lagi, atau elo bakal nyesel udah datang ke sini." Sinis Alfa saat Aska makin berjalan mendekat.Aska menghentikan langkahnya, lalu menatap Alfa terluka. Dia tidak mundur atau pun maju lagi, hanya berdiri di mana kakinya memijak saat Alfa mengatakan untuk dia berhenti tadi.Saat melihat Aska sudah berhenti, Alfa kembali melihat ke arah lain. Yang tanpa siapa pun sadari, ada seringaian yang berusaha gadis itu tahan mati matian."Pergi lah, kalau elo ke sini cuma ma
Happy ReadingAuthor PovAlfa berjalan sambil menggandeng tangan Aska, melewati koridor yang ramai akan anak anak yang sama dengannya untuk menuju kantin, apa lagi kalau bukan untuk makan.Mereka sampai di kantin lantai dua, meja dan kursi sudah penuh dengan orang yang berebut ingin makan."Ih kita keknya ga kebagian meja deh Ka," Ucap Alfa manyun. Padahal dia sudah sangat lapar, tapi karena tadi datangnya agak lambat kantin jadi sudah terisi penuh."Aska sini!"Kedua anak manusia itu langsung melirik ke samping kantin. Sekelompok anak osis sedang makan berbarengan, dan tepat di samping Kinan ada satu kursi yang belum terisi.Alfa menatap sinis ke arah gadis itu, halah sok akrab. Udah tau Aska pergi dengannya, masih juga di panggil. Padahal dia tau kalau di tempatnya itu kursi cuma satu, dasar Kinan lont modus.Aska berjal
Happy ReadingAuthor Pov"Baiklah aku berjanji," ucap Aska akhirnya. Menatap ke arah Alfa yang saat itu juga sedang melihat ke arahnya."Kamu berjanji?" tanya Alfa memastikan. Cukup kaget karena Aska mengalah dan lebih memilih berjanji, karena biasanya jika hal itu tidak akan pernah terjadi."Iya, aku berjanji. Jadi cepat katakan padaku apa yang sebenernya terjadi!" Perintah Aska mutlak.Alfa menarik nafas pelan, membuangnya lalu menatap Aska serius. Satu demi satu kata mulai gadis itu keluarkan, sebuah cerita di mana Gero yang melecehkan body nya sedikit demi sedikit mulai terungkap. Di mana hal itu membuat suasana di sekitarnya itu semakin mengcengkram karena aura Aska yang terlihat sangat menyeramkan.Alfa yang menyadari kalau Aska mengeratkan geramannya langsung berinsiatif memgang tangan cowok itu, menggengamnya erat lalu kembali bercerita.