[Im Aerum’s POV]
Bus berhenti tepat di depan halte sekolah. Seperti biasa, bus selalu ramai di jam setiap pulang sekolah. Tentunya, tidak ada anak dari sekolahku yang menaiki bus ini. Mereka terlalu nyaman dengan mobil pribadi nan mewah milik ayah mereka itu. Kutunggu beberapa penumpang lainnya untuk masuk ke dalam bus.
Begitu beberapa penumpang sudah masuk ke dalam bus, aku segera menaiki bis dan menggesek kartu yang kupunya. Karena bus terlihat sudah sangat penuh, aku memilih tempat duduk secara acak. Alhasil, aku memilih tempat duduk paling belakang.
Bus berjalan begitu aku mendaratkan pantatku di dalam kursi bus yang hangat. Sepertinya, baru ada penumpang yang menduduki kursi ini dengan waktu yang sangat lama. Perjalanan dari sekolah menuju rumah tidak memakan waktu yang banyak. Dengan bus, hanya memerlukan waktu kurang lebih sepuluh menit.
Sepanjang perjalanan aku memikirkan keputusanku. Meski belum berani untuk menentukan keputu
Akhir-akhir ini aku sibuk banget sampe ga sempet update cerita ini TT. Phew, akhirnya hari ini aku sempet buat update! Menurut kalian ceritanya gimana, nih? Aku takut kalo menurut kalian ceritanya bikin bosen :")
[Kim Young Mi’s POV]Dengan cepat aku langsung menggeleng-gelengkan kepalaku. “Ani, ani. Eomma pasti bercanda, kan?”Tangan Eomma langsung meraih pundakku, berusaha menenagkanku. “S-sayang, tidak ada yang sedang bercanda di sini.”Hatiku sudah muak dengan segala drama yang mereka buat kali ini. Tanganku memegang kepalaku dan tanpa kusadari aku memukul-muku kepalaku. Eomma berusaha menghentikanku, tapi cengkeraman di kepalaku semakin kencang.Rasanya aku ingin menghilang dari dunia ini. Menjauhi semua orang yang mengenalku. Sebaik apapun mereka, toh pada akhirnya mereka selalu menyakitiku. Kakiku perlahan-lahan bergerak, ingin segera beranjak dari tempat itu. Namun, tubuhku terlalu lelah hanya untuk sekedar berdiri dan bangkit. Bahkan air mata yang biasanya membanjiri pipiku pun tak kunjung keluar.Aku menengadahkan kepalaku hanya untuk melihat wajah Eomma ya
[Im Aerum’s POV]Dengan langkah sedikit gontai namun pasti aku berjalan di tengah lorong agensi. Kakiku terasa seperti jeli yang siap dimakan kapan saja. Rasanya aku tidak siap untuk semua ini. Ditambah degupan jantungku yang kian membuncah semakin aku dan Eomma kian mendekati ruangan di ujung lorong ini.Lorong yang bahkan tidak terlalu panjang ini, membuatku seolah-olah telah mengikuti lari maraton. Terdapat beberapa orang tua dan anaknya yang sudah menunggu di depan ruangan itu. Lebih tepatnya menunggu untuk membahas mengenai perjanjian kerjasama itu, sama sepertiku.Seperti biasa Eomma kembali melihat-lihat seisi gedung dan lorong. “Wah, ternyata gedung ini besar sekali.”Aku melihat Eomma dan menyenggol lengannya. Beberapa orang tua dan anak yang sedang duduk itu memperhatikan kami. Mungkin bagi mereka hal seperti ini sudah biasa, namun bagi Eomma melihat gedung sebesar ini sudah
[Kim Young Mi’s POV]Cuaca Busan hari ini cukup dingin dibandingkan dengan biasanya. Pagi ini, aku terbangun dengan suara rintik hujan dari luar jendela. Dengan bermalas-malasan akhirnya aku bangkit beranjak dari tempat tidur yang tidak kutinggalkan selama kurang lebih sepuluh jam. Kusibakkan tirai jendelaku dan melihat pemandangan Busan yang sedang diguyur air hujan.Seperti mengetahui suasana hatiku, awan pun meneteskan air matanya. Jalanan basah dan beberapa Ahjumma yang habis berbelanja pagi langsung cepat-cepat kembali masuk ke dalam rumah mereka sembari menenteng plastik belanjaan mereka. Kuhembuskan napas berat, sepertinya aku harus berangkat sedikit lambat dari biasanya. Sembari menunggu hujan ini reda. Hari ini pun aku masih tidak bersemangat menjalani hari. Setelah semalaman menangis, rasanya energiku terkuras habis. Hingga akhirnya aku jatuh terlelap dan tidak bangun hingga pagi datang. Tapi, mengingat aku sudah
“Kalau Aerum bagaimana? Hobi kamu apa, Sayang?” Anak perempuan yang ditanya itu hanya menunduk malu-malu dan melihat ke anak perempuan di sebelahnya yang sedang memperhatikannya. “A-aerum suka menyanyi,” jawabnya dengan lirih. “Menyanyi?!” sahut anak perempuan di sebelahnya yang bernama Yoo Ra itu. “Ssaem! Yoo Ra juga suka menyanyi!” Anak perempuan itu mengacungkan tangannya tinggi-tinggi. Sang guru pun berjalan mendekati meja mereka berdua dan mencoba mendengarkan cerita dari anak bernama Yoo Ra itu. Yoo Ra adalah anak perempuan yang ceria dan selalu bersemangat setiap kali pergi ke sekolah. Ia sangat suka menceritakan semua cerita yang menyenangkan ke para guru dan temannya. “Apa Yoo Ra bisa menyanyi?” tanya guru itu. “Yoo Ra pandai menyanyi, Ssaem.” “Oh, benarkah? Kalau begitu nyanyikan satu lagu, kita akan menyanyi bersama.”
20 Oktober 2020 “Michelle, bagaimana dengan calon trainee baru itu? Apa mereka sudah menandatangani semua perjanjian itu?” “Belum semua, Eonnie. Masih ada beberapa anak yang belum datang ke agensi.” Perempuan yang duduk di kursi kebangaannya itu menghembuskan napas berat. “Ah, begitu rupanya. Kalau semua sudah menandatangani tolong kamu rekap bukti biodata dan perjanjiannya, ya.” “Baik, Eonnie. Saya akan kerjakan secepatnya.” Perempuan bernama Michelle itu membungkukkan badannya seraya izin undur diri dari hadapan atasannya itu. Saat ini tinggallah seorang diri perempuan itu di dalam ruangan. Ia membuka-buka beberapa berkas yang baru saja diberikan rekan kerjanya tadi. Setelah membaca ulang semua berkas dan memastikan isinya benar, ia pun menutup semua berkas itu. Akhir-akhir ini pekerjaannya sangatlah berat. Ia harus bisa menjalankan kedua tugasnya secara bersamaan. Perempuan yang bernama Young Mi i
[Im Aerum’s POV]Hari esok ternyata datang jauh lebih cepat dari perkiraanku. Ah, ralat, yang kumaksudkan dengan hari esok ialah jadwal latihan pertamaku. Ya, setelah aku menandatangani perjanjian dengan Move Entertainment, keesokan harinya aku harus langsung ikut dalam jadwal latihan. Mereka bilang, meski ada beberapa calon trainee yang belum menandatangani perjanjian, kami tetap harus mengikuti jadwal latihan terlebih dahulu. Nantinya para trainee lainnya akan masuk atau bahkan dapat keluar dengan sendirinya.Yap, kau tidak salah membaca. Mereka dapat masuk dan keluar dengan keinginan mereka sendiri. Namun, tentu saja mereka harus membayar denda yang besar. Begitulah cara dunia hiburan bekerja. Mereka tidak pernah bermain-main dengan kontrak perjanjian.Jadwal latihan kami tepat pukul enam sore. Sesuai instruksi, aku datang tiga puluh menit lebih awal dari jadwal latihan. Eomma dan Appa baru s
[Kim Young Mi’s POV]“Yeoboseyo?” ucapku dengan suara serak.“Ah, kau pasti baru bangun, kan? Cepatlah bangun atau kau akan terlambat!” Begitu mendengar suara Hyenjin di sambungan telepon, aku langsung menjauhkan telepon dari telingaku. Suaranya sama sekali tidak ramah untuk telingaku di pagi hari yang tenang dan damai ini.“Woahm … sebentar lagi aku akan bangun. Lagipula kenapa kau terburu-buru, kita tidak akan terlambat.”“Yah! Apa kau tidak mendengar suara bel? Aku sedari tadi sudah membunyikan bel di rumahmu.”“A-apa? Kau sekarang berada di depan rumahku? Oh astaga ….”Dengan terpaksa aku langsung beranjak dari tempat tidurku dan menuju ke arah pintu. Bagaimana aku bisa tidak mendengar suara bel sama sekali? Aku melirik sekilas di lubang pintu untuk memastikan apa itu benar Hyenjin, jangan sampai ia hanya iseng meng
[Im Aerum’s POV]“Karena hari ini adalah hari pertama kita, bagaimana jika hari ini kita berkeliling ke seluruh penjuru agensi? Kalian pasti bingung ‘kan saat mencari ruangan ini?”“Ne,” jawab kami serempak.“Nah, maka dari itu lebih baik kalian mengenal lingkungan di sekitar agensi ini terlebih dahulu. Ini adalah langkah awal yang baik.”Sembari aku mendengarkan penjelasan dari pembimbing baru kami, aku mendengar suara bisik-bisik yang sedikit mengusikku. Tak jauh dari tempatku dan Hana duduk, ada Kim Naeun dan Hwang Yerim. Beberapa kali mereka tampak berbicara dan menertawakan sesuatu. Nampaknya mereka sudah pernah bertemu beberapa kali sebelum akhirnya terpilih menjadi trainee di agensi ini.Sekilas kudengar Naeun berbicara pada Yerim, “Yah, bagaimana kau bisa salah masuk ruangan?” Setelahnya mereka cekikikan bersama.Yerim pun menyahut